Gamelan

ansambel tradisional indonesia
Revisi sejak 21 Oktober 2018 03.13 oleh Farhanpmrt (bicara | kontrib) (Mengubah pranala pada bagian alat musik Gender. Sebelum disunting, gender menuju ke gender dalam arti jenis kelamin, bukan Gender sebagai alat musik.)

Gamelan (Carakan: ꦒꦩꦼꦭ꧀ꦭꦤ꧀) adalah himpunan alat musik yang biasanya menonjolkan demung, saron, peking, gambang, kendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumen/alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa Gamel yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk himpunan alat musik. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Pemain Gamelan

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, dan degung (khusus daerah Jawa Barat), dan madenda (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.

Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.

Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Gamelan umumnya dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang atau pada acara-acara resmi seperti upacara keraton, pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat di pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, dan juga masyarakat di Bali.

Sejarah

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli Indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga terbentuk seperti sekarang ini, pada zaman Kerajaan Majapahit. Gambaran tentang himpunan alat musik gamelan pertama ditemukan pada relief dinding candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah yang telah berdiri sejak abad ke-8. Relief tersebut menampilkan sejumlah alat musik termasuk suling, lonceng, kendang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik dawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan. Pada masa Hindu-Buddha, gamelan diperkenalkan kepada masyarakat Jawa dan berkembang di Kerajaan Majapahit.

Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[butuh rujukan]

Kemudian alat-alat musik pengiring ikut diciptakan juga, untuk menyampaikan pesan yang sifatnya khusus. Hingga kemudian terbentuklah gamelan dalam wujud seperangkat komplit.

Gamelan berkembang pesat pada zaman Majapahit. Bahkan menyebar ke berbagai daerah seperti Bali dan Sunda.

Alat-alat musik

Gamelan terdiri dari himpunan alat musik berikut::

Ciri dan peran masing-masing dari perangkat gamelan

Kendang

Kendang berfungsi untuk mengatur tempo dalam permainan gamelan dan perannya paling utama.

 
Bonang yang dipegang seorang "Pemain" (Kiri)

Bonang & Bonang Panerus

Bonang Barung adalah salah satu instrumen pemimpin, perannya lebih penting daripada Bonang Panerus. Bonang Panerus dimainkan 2X lebih cepat dari Bonang Barung.

Demung

  • Sebagai balungan / kerangka dari suatu gendhing yang dimainkan
  • Juga merupakan instrument melodi dasar
  • Pemainnya harus punya insting kuat
  • Termasuk dalam keluarga Balungan
  • Demung memiliki suara yang lebih besar dari saron

Saron

  • 1 set gamelan ada 4 saron
  • Termasuk dalam keluarga Balungan
  • Menghasilkan nada 1 oktaf lebih tinggi dari demung
  • Teknik khusus: tangan kanan menabuh nada selanjutnya, tangan kiri menyentuh nada sebelumnya tepat saat tangan kanan menabuh agar tidak ada dua suara dengung

Peking

  • Lebih penting daripada engkuk meski engkuk dimainkan 2X lebih cepat daripada Balungan
  • Termasuk dalam keluarga Balungan

Kenong dan Kethuk

  • Semacam Gong, tetapi ukurannya lebih kecil daripada gong dan lebih besar daripada bonang
  • Dimainkan dengan tongkat berlapis
  • Kethuk dimainkan secara terus menerus dengan tempo tetap

Slenthem

  • Semacam Demung, tetapi lebih tipis dan mempunyai satu oktaf dibawah Demung
  • •Dimainkan dengan tongkat bundar berbalut kain
  • Slenthem akan bersuara dengung saat dimainkan, biasanya notasi Slenthem hanya 2 kali tabuh pada 1 gatra

Gambang

  • Terdiri atas 18 bilah kayu yang diletakkan pada sebuah resonator berbentuk perahu
  • Dimainkan dengan dua alat pemukul
  • Memiliki tangga nada yang mencakup nada mayor dan minor

Rebab

  • Termasuk alat musik gesek yang terbuat dari bahan logam
  • Berfungsi mengiringi sinden dalam bernyanyi

Siter

  • Umumnya siter berukuran 30 cm dengan jumlah senar 11 / 13
  • Menghasilkan bunyi yang khas
  • Memiliki senar yang disetel untuk nada slendro dan pelog

Galeri

Pranala luar