Templat:Majapahit infobox

Revisi sejak 9 Mei 2018 21.54 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang)
Kemaharajaan Majapahit

ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦩꦗꦥꦲꦶꦠ꧀ (Jawa)
满者伯夷 (Mandarin)
विल्व तिक्त (Sanskerta)
मजापहित साम्राज्य (Hindi)
1293–1527
Bendera Kerajaan Majapahit
Bendera
Surya Majapahit Kerajaan Majapahit
Surya Majapahit
SemboyanMitreka Satata
(Jawa Kuna: "Persahabatan yang kekal dengan dasar persamaan derajat")
Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama; keakuratan wilayah kekuasaan Majapahit menurut penggambaran orang Jawa masih diperdebatkan.[1]
Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama; keakuratan wilayah kekuasaan Majapahit menurut penggambaran orang Jawa masih diperdebatkan.[1]
StatusKerajaan
Ibu kotaMojokerto (masa Raden Wijaya), Trowulan (masa Jayanegara), Kediri (masa Girindrawardhana)
Bahasa yang umum digunakanJawa Kuna (utama), Kawi (alternatif), Sanskerta
Agama
Siwa-Buddha (Hindu dan Buddha), Kejawen, Animisme
PemerintahanMonarki
Maharaja 
• 1293-1309
Kertarajasa Jayawardhana
• 1309-1328
Jayanagara
• 1328-1350
Tribhuwana Wijayatunggadewi
• 13250-1389
Rajasanagara
• 1389-1429
Wikramawardhana
• 1429-1447
Dyah Ayu Kencana Wungu
• 1447-1451
Brawijaya I
• 1451-1453
Brawijaya II
• 1453-1466
Brawijaya III
• 1466-1468
Brawijaya IV
• 1468-1478
Brawijaya V
Mahapatih 
• 1336–1364
Gajah Mada
Sejarah 
• Penobatan Raden Wijaya
10 November 1293 1293
• Invasi Demak
1527
Mata uangKoin emas dan perak, kepeng (koin perunggu yang diimpor dari Tiongkok)
Sekarang bagian dari Indonesia
 Malaysia
 Singapura
 Brunei Darussalam
 Thailand
 Timor Leste
 Filipina
Sumber frasa Mitreka Satata berasal dari Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular pada zaman keemasan kerajaan Majapahit. Semboyan Mitreka Satata dipakai oleh Mahapatih Gajah Mada. Sebagai landasan dalam menjalankan politik luar negeri Majapahit yang bersifat kekerabatan, hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini


Referensi

  1. ^ D.G.E. Hall (1956). "Problems of Indonesian Historiography". Pacific Affairs. 38 (3/4): 353—359.