Sambirampak Kidul, Kotaanyar, Probolinggo

desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur
Revisi sejak 9 Maret 2019 15.50 oleh Decy.rd (bicara | kontrib) (Seni dan budaya: Perbaikan huruf kapital dan kata)


Sambirampak Kidul adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. desa ini juga dikenal dengan nama Batugajah karena terdapat batu yang berbentuk gajah berukuran besar. Desa ini terdiri dari empat dusun, delapan Rukun Warga dan 20 Rukun Tetangga. Sebagian besar penduduknya adalah petani, buruh tani, pedagang, dan kuli bangunan.

Sambirampak Kidul
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenProbolinggo
KecamatanKotaanyar
Kode Kemendagri35.13.11.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk2500 Jiwa
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°46′50.63″S 113°32′47.83″E / 7.7807306°S 113.5466194°E / -7.7807306; 113.5466194

Etimologi

Nama Sambiramapak Kidul Berasal dari tiga unsur penggabungan kata diantaranya:

  • Sambi adalah nama pohon Kesambi yang tumbuh di daerah tersebut. konon pohon itu merupakan pohon raksasa.
  • rampak adalah kata dalam bahasa madura yang artinya rindang
  • Kidul adalah kata yang menunjukkan arah dalam bahasa jawa yang artinya selatan.

Pada mulanya Masyarakat setempat lebih mengenal daerah itu dengan nama Desa Batugajah Namun nama tersebut lebih mengkhususkan kepada daerah tertentu saja yaitu daerah bagian paling selatan yang terdapat batu berukuran besar berbentuk Gajah karna dirasa Nama Sambirampak lah yang begitu dikenal luas akhir nama sambirampak resmi menjadi nama desa tersebut.

Geografi

Desa Sambirampak Kidul terletak ±15 kilometer selatan dari kecamatan Kotaanyar dengan ketinggian 103 meter di atas permukaan laut. Curah hujan di desa ini adalah 350 mm/tahun. Luas desa ini adalah 203,44 ha dengan perincian tanah sawah memiliki luas 119,344 ha, tanah kering yang digunakan untuk ladang/tegal memiliki luas 52,422 ha, tanah kering untuk pemukiman seluas 22 ha, dan sisanya adalah tanah yang digunakan untuk fasilitas umum. Desa ini dilewati Sungai Batugajah dengan panjang 2,5 kilometer dan lebar 200 meter. Selain itu juga dilintasi jalan kecamatan yang menghubungkan kecamatan Kotaanyar dan kecamatan Pakuniran.

Batas-batas desa

Batas-batas desa Sambirampak adalah sebagai berikut:

Utara Desa Sambirampak Lor
Timur Desa Jungkong, dan Sungai Batugajah
Selatan Desa Gondosuli
Barat Desa Bucor Temor

Penduduk

Penduduk desa ini rata-rata bekerja di bidang pertanian. Namun juga ada yang bekerja di bidang industri. Agama yang dipeluk 100% penduduk desa Sambirampak Kidul adalah agama Islam.

Pendidikan

Lembaga pendidikan negeri di desa ini adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sambirampak Kidul. Selain Sekolah Negeri, di desa Sambirampak Kidul juga terdapat Lembaga pendidikan swasta berbasis keagamaan yaitu, MI Nurus Salam.

Ekonomi

Di desa ini terdapat satu buah pasar yaitu Pasar Ahadtan yang buka setiap hari minggu pagi, merupakan pasar tradisional terbesar kedua setelah pasar Kotaanyar. Perekonomian di desa ini ditunjang oleh pertanian, peternakan dan industri kecil.

Industri

Beberapa industri kecil yang terdapat di desa ini antara lain,

Seni dan budaya

Berkas:Kyai Mursydi.jpg
Kyai Mursydi - Tokoh Penyebar Agama islam Sambirampak Kidul

Seni budaya masyarakat desa Sambirampak Kidul tidak jauh berbeda dengan masyarakat Jawa, khususnya wilayah tapal kuda pada umumnya. Tidak terlepas dari tokoh terkenal penyebar agama Islam tempo dulu yaitu Kyai Mursydi, di desa ini sering diadakan kegiatan keaagamaan seperti jamaah istighosah dan sholawatan.

Masyarakat desa Sambirampak Kidul merupakan masyarakat yang cukup agamis. Setiap Dusun terdapat acara pengajian yasinan, sholawatan satu kali dalam seminggu, baik bapak-bapak maupun ibu-ibu. Di desa ini terdapat 3 masjid termasuk Masjid Al Karomah yang dipercaya sebagai masjid tertua di kecamatan Kotaanyar.

Makanan Khas

Makanan khas dari desa ini yang tidak ada di daerah lain adalah "Onde Onde Tasripen". makanan ini adalah sejenis kue jajanan pasar yang populer di Sambirampak Kidul.[butuh rujukan] Onde-onde dapat ditemukan di pasar tradisional maupun dijual di pedagang kaki lima. Onde-onde juga populer khususnya di daerah Sambirampak kidul bagian utara teapatnya di sekitar komplek Masjid Al Karomah.

Onde-onde terbuat dari tepung terigu ataupun tepung ketan yang digoreng atau direbus dan permukaannya ditaburi/dibalur dengan biji wijen. Terdapat bermacam-macam variasi, yang paling dikenal adalah onde-onde yang terbuat dari tepung ketan dan di dalamnya diisi pasta kacang hijau.