Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)
Warung Kopi - diskusi bahasa kirim topik baru | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian ini digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia di Wikipedia berpedoman kepada ejaan yang disempurnakan. Lihat juga: | |||||||||||||
Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan . Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
| |||||||||||||
|
Diskusi:
|
Warung Kopi - {{{1}}} kirim topik baru | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||||||
Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan . Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
| |||||||||||||
|
Diskusi:
|
Terjemahan gelar bangsawan Inggris/Eropa
Karena sewaktu dibicarakan di sini belum tuntas, maaf saya angkat lagi topik ini mengingat terjemahan topik sejarah banyak gelar bangsawan Inggris/Eropa (yg belum dibahas terjemahannya). Sebagai saran pembuka dari saya, ialah sbb.:
- Penguasa : Emperor -> Kaisar, Maharaja; sedangkan King -> Raja
- Anak raja : Prince, Furst -> Pangeran; sedangkan Crown Prince, Prince Apparent -> Putra mahkota
- Bangsawan tertinggi : Grand Duke, Archduke -> Adipati Agung
- Bangsawan tinggi/sedang : Duke, Count, Viscount, Earl, Marquis, Herzog, Hertog, Vojvoda, Graf, Markgraf, Landgraf -> Adipati
- Bangsawan rendah : Baron, Baronet, Friherr, Jonker -> Wedana? atau Temenggung/Tumanggung? (kuno/kuna sekali rasanya). :P
Memang pemakaian gelar2 tsb di nusantara berbeda-beda, toh ini baru usulan. Bagaimana, ada komentar? Salam, Naval Scene 21:33, 19 Juni 2008 (UTC)
- Duke lebih tinggi dari Count. Contohnya Kaisar Rowawi Suci membawahi beberapa raja-raja, yang membawahi beberapa adipati, yang membawahi beberapa count.
- Trus setiap gelar juga memiliki wilayahnya masing-masing
- Emperor, Tsar (Kaisar) -> Empire (Kekaisaran)
- King (Raja) -> Kingdom (Kerajaan)
- Prince (Pangeran) -> Princedom/Principality (Kepangeranan)
- Duke (Adipati) -> Dukedom (Kadipaten?)
- Count (ini belum ada terjemahan yang cocok di Indonesia. Bagaimana kalau disebut Kanti) -> Count (Kekantian?)
- Selain gelar-gelar di atas, Grand Duke, Viscount, Earl, Marquis, Baron, dll, setahu saya tidak berkuasa atas wilayah tertentu, paling-paling cuma mengatasi beberapa bangsawan yang bergelar lebih rendah.
- Lalu jenis kelamin juga berpengaruh, terkadang bentuk feminimnya menandakan istri dari sang bangsawan, namun kadang juga pemegang gelar tersebut:
- Emperor, Tsar -> Empress (Kaisar Wanita? atau Permaisuri? atau Ibu Suri?), Empress Dowager
- King -> Queen (Ratu), Queen Consort (Selir?)
- Prince -> Princess (Putri)
- Grand Duke, Archduke, Duke -> Duchess (Adipati Wanita? atau Istri Adipati?)
- Count -> Countess (Kanti Wanita?)
- Baron -> Baroness (disebut Baron/Baron Wanita rasanya tidak masalah/tidak terasa asing)
- Marquis -> Marquess (Markuis?)
- Perlu dibuatkan pedomannya khusus untuk Wikipedia Indonesia. – (-_-)V bennylin (404 • sumbangan) 23:58, 19 Juni 2008 (UTC)
Nama gelar bangsawan, dalam bahasa Inggris, Tionghoa, Indonesia, dan bahasa lainnya (sebagai sumber perbandingan), variasinya, dan wilayah kekuasaannya
Jabatan dalam bahasa barat (i.e. Inggris) | Jabatan dalam bahasa timur (i.e. Tionghoa) | Jabatan dalam bahasa Indonesia | Bentuk feminim dalam barat | Bentuk feminim dalam timur | Bentuk feminim dalam bahasa Indonesia | Wilayah kekuasaan dalam bahasa barat | Wilayah kekuasaan dalam bahasa timur | Wilayah kekuasaan dalam bahasa Indonesia |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Emperor | Huángdì (皇帝) | Kaisar | Empress, Empress Dowager | Nǚhuáng (女皇) | Kaisar Wanita, Permaisuri, Ibu Suri | Empire | Dìgǔo (帝国) | Kekaisaran |
King, Rajah/Maharaja | Wáng (王) | Raja, Maharaja | Queen, Queen Consort, Queen Mother | Nǚwáng (女王), Wánghòu (王后) | Ratu, Permaisuri, Ibu Suri | Kingdom | Wánggǔo (王国) | Kerajaan |
dst |
Lihat pula: en:Category:Noble titles, dan en:Category:Noble titles by nation. – (-_-)V bennylin (404 • sumbangan) 01:19, 20 Juni 2008 (UTC)
Coba kumpulkan gelar kebangsawanan di nusantara, terus dibandingkan dengan timpalannya di Eropa. Nanti baru dipilih gelar Eropa mana yang ekivalen dengan gelar Nusantara. --Gombang 10:28, 23 Juni 2008 (UTC)
- Bung Gombang, sebagian gelar kebangsawanan nusantara ada di sini. Salam, Naval Scene 14:23, 25 Juni 2008 (UTC)
- Kalau mau gelar-gelar di Indonesia yang lengkap susah soalnya tiap daerah gelarnya dan susunannya berbeda. Itupun kurang berguna karena lekat hubungannya dengan kebudayaan setempat. Masak Baron dari Eropa mau diterjemahkan jadi Raden? Yang perlu dicari adalah padanan gelar/jabatan di Indonesia yang netral (tidak terikat ke satu budaya) misalnya lurah, adipati, bupati, dll. – (-_-)V bennylin (404 • sumbangan) 15:30, 25 Juni 2008 (UTC)
- Benny, contoh-contoh gelar yang Anda ajukan berasal dari Jawa, tapi kemudian diadopsi di daerah lain (seperti adipati, dan juga pangeran dan raden) atau dipakai oleh pemerintah RI (lurah, bupati). Ini bisa saja kita lakukan lagi. Dalam hal feodal seperti ini orang Jawa sudah lebih developed, dibandingkan, misalnya, Melayu ;-) Ada yang punya daftar gelar feodal Jawa/Mataram?
- Oh ya, harus diingat juga bahwa penguasa feodal seperti Baron, Count, Duke dst sebenarnya bisa dilihat sebagai raja-raja kecil. Mungkin harus dibedakan dengan bangsawan yang tidak menguasai wilayah. Jadi baron tidak bisa dipadankan dengan raden (raden setahu saya bukan penguasa feodal, CMIIW), tapi dengan sir. --Gombang 11:37, 26 Juni 2008 (UTC)
Saya juga sebetulnya concern dg ini, misalnya dg penggunaan "kabupaten" untuk "kreis" di Jerman. Kan aneh, krn yg memimpin kreis bukan bupati. Karena setting budayanya beda, lebih baik tidak diterjemahkan, tapi memang jadi masalah baru: bahasa apa yg dipakai (prince, duke dlm bhs Inggris adalah gelar yg sama dg fuerst, herzog dalam bhs Jerman). Gelar baron, count, dll pada perkembangan lanjut ternyata diberikan juga pada orang2 kaya yg bukan dari kalangan bangsawan. Jadi memang sebaiknya jangan diterjemahkan. Usul saya, jika yg dibicarakan seseorang dari wilayah berbahasa Jerman, dipakai istilah bhs Jerman, jika dari Inggris, pakai bhs Inggris. Bgmn? malah tambah repot? Kembangraps 08:55, 1 Juli 2008 (UTC)
- Solusinya sebenarnya adalah transliterasi (misalnya Count->Kanti, County->Kekantian, dll), tapi untuk mentransliterasikan suatu istilah baru, rasanya harus punya gelar kebahasaan dulu (kecuali Wikipedia mau mengambil inisiatif). Seandainya benar-benar tertarik, mungkin ProyekWiki Gelar Kebangsawanan bisa dibuat. – (-_-)V bennylin (404 • sumbangan) 19:07, 1 Juli 2008 (UTC)
Mohon maaf, sebelumnya. Kata 'feminim' saya pikir tidak tepat. Barangkali yang dimaksud adalah 'feminin'. Semoga bermanfaat. Terima kasih dari Reindra.
Wikipedia (kita) tidak boleh mentransliterasikan istilah baru, bennylin. Bila kita mentranslitersikan istilah baru sendiri, itu berarti kita melakukan original research. --BlackKnight(kirim pesan) 02:37, 19 Juli 2008 (UTC)
- Kalau kita tidak melakukan original research dan malah mengikuti kebiasaan di media lain, kebanyakan buku/majalah/koran yang saya baca ditulis dalam bahasa Inggris, misalnya Duke of Wellington, Duke of York, dsb. Arkwatem 10:23, 21 Juli 2008 (UTC)
Ya memang lebih baik begitu daripada menerjemahkan sendiri. Toh penggunaan istilah asing tidak dilarang di Wikipedia (hanya perlu dicetak miring saja). --BlackKnight(kirim pesan) 00:54, 22 Juli 2008 (UTC)
Orang penting di Indonesia masih beribet dengan "Kami" dan "Kita"
Saya baru saja bergabung. Tidak tahu apakah sudah dibahas atau belum? Saya menulis artikel ini karena sudah lama sekali telinga saya 'gatal' setiap kali nonton acara televisi. Penggunaan kata 'kami' dan 'kita' sering salah digunakan. Yang membuat saya gatel, kok ya bisa para artis2 dan pesohor kita yang keren2, cantik2 dan cakep2 itu tidak bisa membedakan kata 'kami'dan 'kita'.
Kata 'kami' itu berarti saya dan orang ke-tiga, orang yang diajak berbicara tidak termasuk. Kata 'kita' itu berarti saya dan kamu, alias orang yang diajak berbicara ikut masuk.Kan jadi aneh,
Untuk membedakan hal tersebut saja orang2 di pertelevisian kita masih bingung. Tidak cocok dengan gaya penampilan mereka yang keren, tapi tidak bisa membedakan dua kata tersebut. Terpaksa saya bicara pedas begini, karena saya khawatir dengan cara orang indonesia berbahasa indonesia. Media pertelevisian adalah cara ampuh untuk menyampaikan sesuatu, bahkan merubah gaya hidup seseorang. – komentar tanpa tanda tangan oleh 125.163.74.215 (b • k).
- Saya juga sering mendengar hal-hal seperti ini di televisi-televisi kita (betul kan?) Masa kita dan kami disamakan. Padahal perbedaan antara 'kita' dan 'kami' itu adalah yang membuat bangsa ini merdeka, khususnya, selain kejadian-kejadian yang lain juga.Irfan Nurhadi (bicara) 04:43, 1 Agustus 2008 (UTC)
- Atau apakah ini karena pengglobalan dunia? Atau 'mereka' itu bagian dari sebuah sistim seperti lebah? Bukan kan... Jadi ini harus diubah. 'Kami' dan 'kita'...Irfan Nurhadi (bicara) 04:43, 1 Agustus 2008 (UTC)
Rujukan Pedoman-Pedoman Bahasa Indonesia
Saya usul proyek baru untuk Wikisumber.
1. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
2. Glosarium Bidang Ilmu
3. Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing
4. Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia
Semua pedoman itu bisa diperoleh di Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Ardianto Bahtiar 16:48, 1 Juli 2008 (UTC)
- Boleh disalin ke wikisumber 'kan, dokumen-dokumen itu? Setahu saya itu adalah dokumen publik. Kembangraps 16:39, 9 Juli 2008 (UTC) (cuma mampir, ngga login)
Dapat dihiraukan atau dapat tidak dihiraukan?
Menurut KBBI [1]: hi·rau, meng·hi·rau·kan v memedulikan; mengacuhkan; mengindahkan; memperhatikan: ia tidak ~ nasihat orang tuanya
Anehnya, banyak orang yang menerjemahkan negligible atau can be ignored sebagai dapat dihiraukan. Termasuk pula artikel-artikel wikipedia ini, terutama artikel-artikel negara tentang %air. Padahal jika dipikirkan dengan baik-baik dapat dihiraukan kan artinya dapat diperhatikan. Negligible seharusnya dapat tidak dihiraukan alias dapat diabaikan, bukannya dapat dihiraukan