Wilayah Tōhoku

wilayah megapolis di Jepang
Revisi sejak 21 Januari 2020 17.03 oleh Kuramochi Akihiko (bicara | kontrib) (Perbaikan besar-besaran Wilayah Tōhoku Part 2)

Wilayah Tōhoku (東北地方, Tōhoku-chihō), wilayah Timur Laut, atau Jepang Timur (東北日本, Tōhoku-nihon) terletak di bagian timur laut pulau Honshu, pulau terbesar di Jepang. Wilayah tradisional ini terdiri dari enam prefektur (ken): Akita, Aomori, Fukushima, Iwate, Miyagi, dan Yamagata.[1]

Wilayah Tōhoku
東北地方
Peta yang menunjukkan wilayah Tohoku di Jepang.
Wilayah Tōhoku di Jepang.
Luas
 • Total66.951,97 km2 (2,585,030 sq mi)
Populasi
 (1 Juni 2019)
 • Total8.682.011
 • Kepadatan340/km2 (900/sq mi)
Zona waktuUTC+09:00 (JST)

Tōhoku mempertahankan reputasinya sebagai daerah terpencil yang indah namun memiliki iklim yang keras. Pada abad ke-20, pariwisata menjadi industri utama di wilayah Tohoku.

Sejarah

 
Teko besi cor seperti ini ada di atas tungku selama musim dingin yang panjang di Tōhoku.

Pada zaman mitologis, daerah ini dikenal sebagai Azuma (吾妻, あづま) hal ini berhubungan dengan daerah Honshū yang dahulu ditempati oleh suku asli Emishi dan Ainu. Daerah tersebut secara historis merupakan daerah Dewa dan wilayah Michinoku,[2] istilah tersebut pertama kali dicatat di Hitachi-no-kuni Fudoki (常陸国風土記) (654). Terdapat beberapa variasi dalam penggunaan modern dari istilah "Michinoku".[3]

Peradaban di Tohoku mulai terbentuk antara abad ketujuh dan kesembilan, jauh setelah peradaban dan budaya Jepang telah menjadi mapan di Jepang tengah dan barat daya. Daerah ini menjadi benteng terakhir dari penduduk asli Emishi di Honshu dan tempat terjadinya banyak pertempuran.

Penyair haiku Matsuo Bashō menulis Oku no Hosomichi (Jalan Sempit ke timur jauh) selama perjalanannya melalui Tōhoku.

Pada 1960-an, industri besi, pembuatan baja, semen, industri kimia, industri pulp dan kertas, dan penyulingan minyak mulai berkembang. Wilayah ini dahulu dikenal sebagai daerah yang kurang berkembang di Jepang.[4]

Gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Richter dan tsunami pada 11 Maret 2011, menimbulkan kerusakan besar di sepanjang pantai timur wilayah ini, menewaskan 15.894 orang[5] dan merupakan bencana alam dengan kerugian paling besar yang pernah terjadi di wilayah ini serta menyebabkan 500.000 orang kehilangan tempat tinggal dan terjadinya bencana nuklir Fukushima Daiichi.

Kekristenan di Tōhoku

 
Lukisan di Istana Quirinal, Roma. Kedutaan dari Tōhoku. Luis Sotelo, berbicara dengan Hasekura Tsunenaga

Masamune, penguasa feodal dari klan Date, memperluas area perdagangannya di wilayah Tohoku. Meskipun awalnya ia dihadapkan dengan serangan oleh klan yang musuhnya, ia berhasil mengatasinya setelah beberapa kekalahan dan akhirnya ia memerintah salah satu wilayah kekuasaan terbesar dari keshogunan Tokugawa. Dia membangun banyak istana dan bekerja pada banyak proyek untuk mempercantik wilayah tersebut. Dia juga diketahui telah mendorong orang asing untuk datang ke tanahnya. Meskipun ia mendanai dan mempromosikan utusan untuk membangun hubungan dengan Paus di Roma, ia kemungkinan besar termotivasi setidaknya oleh keinginan pada teknologi asing, mirip dengan para penguasa lain, seperti Oda Nobunaga. Lebih jauh lagi, begitu Tokugawa Ieyasu melarang agama Kristen, Masamune membalikkan posisinya dan ia tidak suka membiarkan Ieyasu menganiaya orang-orang Kristen di wilayahnya. Selama 270 tahun, Tohoku tetap menjadi tempat pariwisata, perdagangan, dan kemakmuran. Matsushima misalnya, serangkaian pulau kecilnya, dipuji karena keindahan dan ketenangannya oleh penyair haiku yang terkenal, Matsuo Bashō.

Dia menunjukkan simpati kepada misionaris Kristen dan pedagang di Jepang. Selain mengizinkan mereka untuk datang dan berkhotbah di provinsinya, ia juga membebaskan tahanan dan misionaris Luis Sotelo dari tangan Tokugawa Ieyasu. Date Masamune mengizinkan Sotelo dan juga misionaris lainnya untuk mempraktikkan agama mereka di Tōhoku.

Geografi

Tohoku, seperti kebanyakan wilayah di Jepang, memiliki banyak bukit dan pegunungan, dengan Pegunungan Ou yang membentang dari utara ke selatan. Meskipun industri besi, baja, semen, kimia, kertas, dan pengolahan minyak mentah baru dimulai pada tahun 1960-an, Tohoku sudah dikenal sejak lama sebagai 'gudang pertanian' Jepang, karena wilayah ini menyuplai Sendai dan Tokyo-Yokohama dengan beras dan aneka komoditi pertanian lainnya. Tohoku merupakan penghasil 20 persen dari produksi beras nasional. Namun, iklim yang keras hanya mengizinkan petani di wilayah ini untuk memanen sekali dalam setahun.

Adapun tujuan wisata antara lain

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Nussbaum, Louis-Frédéric. (2005). "Tōhoku" in Japan Encyclopedia, p. 970, hlm. 970, pada Google Books
  2. ^ Hanihara, Kazuro. "Emishi, Ezo and Ainu: An Anthropological Perspective," Japan Review, 1990, 1:37 (PDF p. 3).
  3. ^ McCullough, Helen Craig. (1988). The Tale of the Heike, p. 81, hlm. 81, pada Google Books; excerpt, "Furthermore, in the old days, the two famous eastern provinces, Dewa and Michinoku, were a single province made up of sixty-six districts, of which twelve were split off to create Dewa."
  4. ^ Dentsu. (1970). Industrial Japan, Issues 18-26, p. 58; retrieved 2013-4-17.
  5. ^ "National Police Agency of Japan Damage Situation and Police Countermeasures associated with 2011Tohoku district - off the Pacific Ocean Earthquake" (PDF). March 10, 2016.