Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Revisi sejak 15 Agustus 2020 10.59 oleh Surya tama85 (bicara | kontrib) (Kedeputian Teknologi: Hapus ruang lingkup. Edit menjadi Kedeputian Teknologi. Edit deskripsi di artikel)

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, juga disingkat BPPT, adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian Indonesia yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BPPT
Gambaran umum
Didirikan1978
Bidang tugasPengkajian dan penerapan teknologi
Di bawah koordinasi
Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia
Kepala[1]
Hammam Riza
Sekretaris Utama
Dadan Moh. Nurjaman
Kantor pusat
Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin No.8, Jakarta Pusat
Situs web
www.bppt.go.id
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saat ini, BPPT dipimpin oleh Kepala BPPT yang dijabat oleh Hammam Riza sejak 30 Januari 2019 dan menjadi salah satu pengarah dalam menyusun Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045

Sejarah

Awal mula

Melalui surat keputusan Nomor 76/M/1974 tanggal 5 Januari 1974, B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah (langsung di bawah presiden) di bidang teknologi pesawat dan teknologi tinggi. Untuk mewadahi Habibie dan 20-an anggota timnya, pemerintah membentuk Divisi Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina.[2]

Pada 23 Agustus 1978, B.J. Habibie dilantik menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi / Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada Kabinet Pembangunan III Melalui Keputusan Presiden Nomor 25/1978.

BPPT kala itu dibentuk sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), sekarang Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK) yang bertanggungjawab kepada Presiden.[1]

Banyak hal dilakukan Habibie sebagai Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala BPPT yang sebagian besar dianggap “mendahului zamannya” yaitu mengimplementasikan visinya membawa Indonesia menuju negara industri berteknologi tinggi melalui lompatan dalam strategi pembangunan yakni melompat dari agraris langsung menuju negara industri maju.

TRANSFORMASI TEKNOLOGI NASIONAL

Konsep Habibie “Berawal dari akhir berakhir di awal” adalah cara yang efisien, realistik dan sistematik di dalam alih teknologi industri untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa-bangsa lain.

Pada tahun 1989, Indonesia menggaungkan gelombang transformasi teknologi nasional, dengan membangun industri strategis nasional seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT IPTN, PT Boma Bisma Indra, Barata, PT INKA, PT Krakatau Steel, Perum Dahana, PT INTI, dan PT LEN Industri.

Perancangan dan pengkajian industri-industri strategis hampir seluruhnya digodog oleh BPPT. Terutama adalah aset sumberdaya manusianya yang menjadi pionir di setiap industri strategis.

Salah satu momentum keberhasilan transformasi teknologi adalah rancang bangun Pesawat N-250, yang dikenal dengan sebutan Gatotkoco, berhasil terbang perdana pada 10 Agustus 1995.

Momentum penguasaan teknologi yang dilakukan oleh engineer Indonesia tersebut, hingga kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional atau HAKTEKNAS.

Teknologi sebagai Landasan Ilmiah Pembangunan

Saat ini BPPT Fokus pada hasil Iptek yang harus menjadi landasan ilmiah dalam pembangunan. Hal tersebut tertuang dalam UU No.11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS IPTEK). BPPT berfokus kepada program yang berdampak langsung serta dapat dimanfaatkan masyarakat, hingga industri nasional.


Banyak produk inovasi hasil kaji terap engineer BPPT, sudah dalam tahap hilirisasi oleh industri dalam negeri seperti Drone MALE Elang Hitam sebagai pengawas perbatasan untuk kedaulatan nasional, pilot project garam industri terintegrasi kapasitas 40.000 Ton/Tahun di Pabrik PT Garam, Manyar, Jawa Timur untuk substitusi impor, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk kebakaran hutan dan lahan, bencana banjir dan kekeringan, PLTSa Merah Putih untuk masalah sampah, dan Fast Charging Station kendaraan berbasis listrik

Pembina jabatan fungsional perekayasa

Sebagai instansi pembina jabatan fungsional perekayasa nasional, BPPT mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme perekayasa dan mengantarkan mereka agar berperan dan berkontribusi lebih besar dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk pembangunan Indonesia.[butuh rujukan]

Dari data tahun 2019, jumlah pemangku jabatan fungsional perekayasa di seluruh Indonesia berjumlah 2.439 orang dan jumlah fungsional teknisi litkayasa 2.511 orang yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga serta lembaga litbang di daerah. Sedangkan proyeksi kebutuhan perekayasa kedepan yang dibutuhkan 7.500 dan teknisi litkayasa 3.516 orang.[3]

Peran

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang disahkan tanggal 13 Agustus 2019,[4] BPPT selaku penyelenggara iptek memiliki tujuh peran dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia.[5] Tujuh peran BPPT yang dimiliki oleh BPPT mencakup perekayasaan, kliring teknologi, audit teknologi, alih teknologi, intermediasi, difusi, dan komersialisasi.[5]


1. PEREKAYASAAN

Kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain atau rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk dan/atau proses produksi yang lebih baik dan/atau efisien dengan mempertimbangkan keterpacuan sudut pandang dari/atau konteks teknis, fungsional, bisnis, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan estetika.


2. KLIRING TEKNOLOGI

Proses penyaringan kelayakan atas suatu teknologi melalui kegiatan pengkajian untuk menilai atau mengetahui dampak dari penerapannya pada suatu kondisi tertentu.


3. AUDIT TEKNOLOGI

Proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap aset teknologi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian teknologi dengan kriteria dan/atau standar yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan.


4. ALIH TEKNOLOGI

Pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan atau orang, baik yang berada dalam lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri atau sebaliknya.


5. INTERMEDIASI TEKNOLOGI

Merupakan upaya untuk menjembatani proses terjadinya Invensi dan Inovasi antara penghasil dan calon pengguna teknologi.


6. DIFUSI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan efektivitas adopsi ilmu pengetahuan dan teknologi.


7. KOMERSIALISASI TEKNOLOGI

Sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengembangan inkubasi teknologi, kemitraan industri, dan/atau pengembangan kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kesiapan dan keunggulan daerah.

Ekosistem inovasi

Berdasarkan pula pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 pasal 23-34,[4] BPPT diamanatkan untuk memberikan atau menghasilkan produk inovasi.

Dalam proses menghasilkan produk inovasi dibutuhkan pendampingan mulai dari tahap ide hingga komersialisasi, untuk menghindari berakhirnya teknologi tersebut di lembah kematian teknologi , yaitu sebuah kondisi dimana sebuah produk inovasi tidak diserap oleh pasar ataupun industri, untuk diproduksi secara massal .[6]

Pendampingan ini bisa dijembatani melalui kolaborasi dan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan dengan membentuk sebuah ekosistem inovasi, yang melibatkan pemerintah (kementerian/lembaga), perguruan tinggi, industri, komunitas atau asosiasi, dan pemilik modal. Salah satu implementasi dari ekosistem inovasi terwujud pada era pandemi COVID-19 di Indonesia, dengan menghasilkan alat kesehatan penanganan virus corona buatan dalam negeri.[7]

Produk inovasi

Eksistensi dalam bidang pengkajian dan penerapan teknologi dibuktikan dengan produk-produk inovasi yang dimanfaatkan mendukung program strategis nasional. Produk inovasi BPPT sangat memerhatikan aspek tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), diantaranya:

  • Drone medium altitude long endurance Elang Hitam.[8]

Pertama kalinya Indonesia akan memiliki Drone yang dibuat oleh industri dalam negeri. Drone / Pesawat Udara nir Awak (PUNA) jenis ‘Medium Altitude Long Endurance’ (MALE) Kombatan BPPT, sudah di Roll Out di PT. DI Jawa Barat, tahun 2019.

Rancang bangun PUNA Elang Hitam ditujukan untuk menjaga kedaulatan nasional, seiring peningkatan ancaman di daerah perbatasan, terorisme, penyelundupan, pembajakan, hingga pencurian Sumber Daya Alam (SDA), illegal logging dan illegal fishing.

  • Pembangkit listrik tenaga sampah.[9]

PLTSa Merah putih ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari, dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt hour. PLTSa ini diharapkan bisa menjadi percontohan untuk solusi atas masalah sampah di kota-kota besar di Indonesia.

BPPT telah menerapkan Tsunami Early Warning System atau Sistem Peringatan Dini Tsunami yang terorganisir, handal dan modern yang bernama Buoy Merah Putih. Buoy Merah Putih merupakan momentum bagi Indonesia untuk membangun kehandalan early warning system secara nasional.

BPPT menargetkan tiga fase pembangunan Buoy dan Cable Based Tsunameter, sebagai upaya untuk memberikan data peringatan dini tsunami yang tangguh.


Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Fast Charging dilakukan BPPT dalam menyongsong era Kendaraan Berbasis Listrik (KBL).

BPPT pun menginisiasi percepatan terwujudnya Ekosistem Kendaraan Berbasis Listrik di Indonesia dengan Membangun SPKLU di pelataran parkir BPPT, serta di halaman PT LEN Industri Jawa Barat, sehingga kendaraan listrik bisa melakukan perjalanan dari Jakarta Ke Bandung.


Bahan Bakar B30 adalah campuran biodiesel berbasis kelapa sawit sebanyak 30% dalam minyak solar. B30 digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan ketahan dan kemandirian energi, meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, mengurangi konsumsi dan impor BBM, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

  • Pabrik garam terintegrasi.[13]

Berupaya meningkatkan produktivitas garam, sebagai subsitusi impor, BPPT bersama PT. Garam melakukan upaya peningkatan daya saing industri garam dengan melakukan komisioning, pilot project garam industri terintegrasi kapasitas 40.000 ton/tahun di pabrik PT. Garam, Jawa Timur.


Purula, singkatan dari Peptida Unggul Rumput Laut. Merupakan inovasi pendamping makanan untuk mencegah lahirnya bayi stunting.

Purula berbentuk abon tabur, terbuat dari hidrolisat kedelai dan rumput laut, diperkaya dengan zat besi dan vitamin, serta diformulasikan dalam bentuk makanan untuk meningkatkan asupan zat besi dalam rangka mencegah anemia dan mencegah kekurangan zat besi. Purula tidak hanya dapat mencegah stunting, namun juga terbukti dapat meningkatkan asupan zat besi untuk menangani anemia gizi besi.


Menghadapi era revolusi industri 4.0, pemerintah secara masif melakukan transformasi digital.

BPPT pun dipercaya untuk mengawal penyusunan Kebijakan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (AI), sebagai dasar bagi pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan AI di berbagai bidang, antara lain industri manufaktur, digital, kesehatan, pangan, energi, pemerintahan, perbankan, keamanan & pertahanan.

Sebelumnya, BPPT juga terlebih dulu sudah melakukan penguasaan teknologi, dengan membangun pusat inovasi kecerdasan artifisial.


Dalam mendukung penanganan wabah Covid19 yang terjadi di Indonesia, BPPT melakukan pengembangan teknologi guna menghasilkan produk inovasi alat kesehatan.

Melalui sinergi kelembagaan bernama Task Force Riset & Inovasi Teknologi penanganan COVID-19 (TFRIC-19), BPPT mewujudkan ekosistem inovasi yang menghadirkan berbagai produk alat kesehatan buatan dalam negeri untuk mengatasi wabah virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Inovasi alat kesehatan yang digunakan untuk penanggulangan COVID19, diantaranya Rapid Diagnostic Test kit, Mobile Lab BSL-2, Emergency Ventilator, PCR Test Kit, dan Sistem Deteksi Dini Covid 19 berbasis Kecerdasan Artifisial.

Kedeputian Teknologi

Guna mendukung kinerja Kepala BPPT, terdapat lima kedeputian teknis yang fokus pada bidangnya masing-masing, yaitu deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Teknologi Informasi, Energi, dan Material, Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, serta Pengkajian Kebijakan Teknologi.

Kedeputian teknis itu lebih lanjut melaksanakan tujuh peran BPPT, yang telah menghasilkan banyak produk inovasi, serta melakukan layanan teknologi.



Teknologi pengembangan sumber daya alam

Kedeputian Teknologi Pengembangan dan Sumber daya Alam (TPSA) BPPT memiliki potensi untuk memetakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Mulai dari sumber manusia yang handal, sampai pada kemampuan peralatan penunjang yang dipakai. Diantara produk dan layanannya adalah :

1. Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) BPPT telah men-deploy BUOY Merah Putih di Anak Krakatau tahun 2019 dan di beberapa wilayah perairan Indonesia sebagai alat deteksi dini bencana tsunami. Pada keadaan normal, buoy akan mengirim data tiap 1 jam sekali sedangkan saat terjadi gejala tsunami, buoy akan mengirim data tiap 15 detik, real-time. Buoy dipasang 100-200 kilometer dari pantai, hitungan awamnya jika kecepatan gelombang tsunami anatara 500-700 kilometer perjam, maka minimal waktu masyarakat untuk melakukan evakuasi selama 10-15 menit ke shelter terdekat Selain buoy, BPPT juga memasang teknologi pendeteksi tsunami berbasis kabel optik bawah laut atau CBT hybrid. CBT ini dilengkapi sensor-sensor tsunami baik itu pressure gate maupun akselerometer untuk mengukur perbedaan tekanan air sebagai tanda gempa dan tsunami yang muncul di lautan.

2. PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Bantargebang dengan Nama PLTSa Merah Putih, sudah beroperasi sejak 2019, merupakan fasilitas pembangkit listrik tenaga sampah pertama di Indonesia, teknologi Waste to Energy mendukung penanganan sampah di Kabupaten/Kota. Dengan menggunakan teknologi termal pengolahan sampah, mampu memusnahkan sampah dalam waktu yang cepat dan signifikan. Teknologi tersebut dapat memusnahkan sampah hingga kapasitas 50-100 ton per hari . PLTSa buatan anak bangsa ini bisa menghasilkan energy listrik mencapai 700 Kilowatt. 3. Teknologi Pengolahan Emas Non Merkuri Inovasi pengolahan emas non merkuri, mengurangi dan penghapusan merkuri, untuk pertambangan rakyat. Dengan desain dan teknologi BPPT, maka emas yang diolah hasilnya dapat lebih optimal. Serta tidak berbahaya, baik bagi tubuh, maupun lingkungan. Inovasi ini dilaksanakan sebagai wujud implementasi dari ratifikasi konvensi Minamata, yang juga turut ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia. Pilot plant pengolahan emas non merkuri ini sudah dibangun di Lebak, Banten dan Kulonprogo, DIY. 4. Teknologi Pengolahan Arsinum BPPT / Arsinum Mobile Teknologi Arsinum untuk mengolah air dari berbagai sumber dan siap diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu, yang dilengkapi dengan sistem sterilisasi ultraviolet. Terdapat 2 macam yaitu Arsinum Fix unit pengolahan air yang dipasang dalam bangunan permanen, memiliki kapasitas mencapai 5.000 liter dan Arsinum Mobile dengan performa 10 jam per hari, dirancang menggunakan mobil dobel gardan yang dapat melintas di daerah terkena bencana, dengan kapasitas mencapai 4.000 liter dan mampu memenuhi kebutuhan air minum 2.000 orang perhari, setiap satu unit Arsinum Mobile dapat didistribusikan kepada 20 hingga 80 Kepala Keluarga dengan total air mencapai 65.000 liter sepanjang operasi bencana. Pengoperasiannya menggunakan genset atau panel surya yang disimpan dalam baterai sebagai energy listrik, memerlukan maksimal 2.000 watt saat beroperasi. 5. Metode Kerangka Sampling Area (KSA) Data Produksi Padi Nasional Metode KSA mulai sejak Januari 2018 memperbaiki data produksi padi, digunakan untuk mengukur luasan panen padi mulai dari persiapan lahan, fase vegetatif awal hingga panen, sehingga data produksi padi dapat diperoleh secara akurat hasilnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkoreksi data pangan yakni luas baku sawah yang berkurang dari 7,75 juta hektar tahun 2013 menjadi 7,1 juta hektar pada 2018. KSA memberikan data produktivitas pertanian yang sangat akurat dengan pengambilan data sesuai dengan titik koordinat langsung, KSA bukan metode remote sensing, tetapi data-data yang diperoleh dari citra satelit, data dari pemetaan radar kemudian dilakukan ground check ke lapangan sehingga kita mengetahui data koordinat yang ada di lokasi tersebut dan langsung difoto kemudian dimasukan ke dalam sistem Android yang mengunci kordinat lahan sawah, sehingga lebih akurat lagi. 6. Teknologi Modifikasi Cuaca TMC digunakan untuk memodifikasi cuaca seperti mengisi waduk, membasahi lahan gambut, memadamkan karhutla, atau mengurangi curah hujan penyebab banjir, dilakukan dengan proses penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan yang bersifat higroskopik atau bisa menyerap air. Hujan turun 10 menit atau lebih setelah penyemaian awan yang dimodifikasi dengan penggunaan natrium klorida (NaCl) ditebarkan ke bibit awan melalui pesawat Casa 212-200 dan CN-295. TMC siap atasi Karhutla berkelanjutan untuk mematikan titik api kebakaran hutan dan lahan sumber bencana kabut asap, juga untuk menjaga kelembaban tanah gambut agar tidak sampai menjadi kering di Provinsi Riau. Serta melakukan Pengisian Waduk kali pertama dilakukan di wilayah Batam yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau cukup panjang Waduk Duriankang, Sei Ladi dan Muka Kuning. 7. Kapal KR Baruna dan Survey Teknologi Kelautan

BPPT terus mendorong kehandalan peralatan survei kelautan dan kemaritiman armada Kapal Riset (KR) Baruna Jaya. Menudkung di berbagai sektor, seperti survei jalur kabel, jalur pipa, geohazard (penempatan buoy tsunami, kegempaan) dan geoteknik (pembangunan jembatan, infrastruktur di laut). KR Baruna Jaya turut ambil bagian dalam pencarian Kotak Hitam pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP, pesawat Air Asia QZ 8501, serta pesawat Adam Air DHI 574 di perairan Indonesia, dengan dibekali empat alat canggih Multi Beam Echo Sounder, Side Scan Sonar, Magnetometer, Remote Operated Vehicle (ROV) mendeteksi kedalaman laut hingga 2.500 meter. Baruna Jaya juga mendukung eksplorasi minyak dan gas (Migas) nasional, melalui kemampuan data geofisika dan geologi dengan multichannel 2D BPPT. KR Baruna Jaya telah berlayar sebarkan Alat Deteksi Tsunami Buoy, Ina-CBT dari Bali hingga Selat Sunda, Buoy Generasi 4, Ocean Bootom Uni (OBU), alat pendeteksi bawah laut, Mooring Line hingga singker, serta melakukan pemasangan teknologi baru kombinasi kabel optik dan tanpa kabel (Hybrid Cable Based Tsunameter/CBT) untuk mendeteksi tsunami di segmen Megathrust Mentawai-Siberut, Sabtu, 25 Juli 2020. Baruna Jaya turut membantu kegiatan survei kelautan dalam program Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, bertujuan mengestimasi berapa banyak ikan yang ada di laut serta ragam jenisnya, juga membantu dalam operasi SAR karamnya Kapal Feri Bahuga Jaya.


Teknologi agroindustri dan bioteknologi

Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) mempunyai misi untuk melaksanakan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di Bidang Pangan dan Pertanian, Obat dan Kesehatan, memiliki 4 (empat) unit kerja; Pusat Teknologi Produksi Pertanian, Pusat Teknologi Agroindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Farmasi dan Medika serta 2 (dua) satuan kerja yaitu Balai Besar Teknologi Pati dan Balai Bioteknologi. Rencana strategis Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah termanfaatkannya teknologi untuk industri dan masyarakat yang terus menerus dihasilkan dan ditingkatkan, sustainable development di bidang agroindustri dan bioteknologi. Beberapa Produk dan inovasi yang dihasilkan ;

1. Bahan Baku Obat (BBO) BPPT BPPT bersama industri dalam negeri dan universitas mengembangkan teknologi Bahan Baku Obat yaitu, amoksisilin, parasetamol, insulin, adjuvant vaksin dan herbal. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan import Antibiotik Amoksisilin sebanyak 1.200 ton per tahun. Ketersediaan bahan baku obat perlu mendapat perhatian serius dikarenakan bahan baku obat masih import dan masuk kedalam flagship periode 2020-2024 guna menekan pengurangan import bahan baku obat. Karenanya usaha pengembangan bahan baku obat untuk menangani penyakit-penyakit tersebut penting untuk dilakukan. Inovasi di bidang kesehatan memerlukan keahlian multidisiplin, pengembangan ini dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan industri (ABG) juga merupakan kunci keberhasilan diseminasi hasil inovasi ke masyarakat luas. 2. PURULA Pencegah Stunting Purula, singkatan dari Peptida Unggul Rumput Laut. Produk abon tabur pendamping makanan untuk mencegah lahirnya bayi stunting. Abon tabur yang terbuat dari hidrolisat kedelai dan rumput laut, diperkaya dengan zat besi dan vitamin, serta diformulasikan dalam bentuk makanan untuk meningkatkan asupan zat besi dalam rangka mencegah anemia dan mencegah kekurangan zat besi. Purula tidak hanya bisa mencegah stunting, namun juga terbukti dapat meningkatkan asupan zat besi untuk menangani anemia gizi besi. 3. Kit Diagnostik Demam Berdarah Dengue (Kit Rapid Test Dengue) Kit diagnostik dengue BPPT deteksi dini penyakit demam berdarah dengue menggunakan anti-NS1 monoklonal antibodi yang dikembangkan berdasarkan strain virus lokal Indonesia. Komponen utama kit diagnostik dengue berupa antibodi monoklonal anti-NS1 yang telah terbukti dalam skala laboratorium dapat mengenali virus dengue strain lokal Indonesia. BPPT bekerjasama dengan instansi swasta untuk alih teknologi industri bahan baku Kit Rapid Test Dengue, hal ini menjadi bagian dalam hilirisasi dan komersialisasi teknologi industri Kit Rapid Test Dengue, agar para penderita DBD bisa mendapatkan penangan lebih cepat dan menurunkan angka kematian.

4. Teknologi EX VITRO, Benih Unggul Berkualitas Ex Vitro sebuah teknologi memperbanyak benih tanaman secara vegetative. Dengan teknik ini, para petani dapat memperbanyak benih yang unggul dengan cara sederhana, cepat dan murah. BPPT telah melakukan diseminasi teknologi Ex Vitro di berbagai daerah untuk tanaman yang sesuai dengan keunggulan atau ciri khas daerah tersebut. Misalkan, tanaman lada di Bangka, tanaman kentang di Batu, tanaman Satoimo di Bantaeng, tanaman Jahe merah di Pemalang serta tanaman Kakao di Aceh, juga tanaman Jati di Bojonegoro. 5. BISKUNEO Solusi Pangan Saat Darurat Pangan Ketika bencana melanda tanpa diduga, banyak masyarakat yang harus mengisolasikan diri dari lokasi bencana ke tempat pengungsian umum dengan bahan pangan yang terkadang sulit didapatkan. BPPT membuat inovasi pangan dan sudah dirasakan langsung oleh masyarakat terdampak bencana. Bisku Neo merupakan biskuit rasa vanilla, memiliki kandungan 480 Kkal/100g dalam satu bungkusnya atau 25% kebutuhan konsumsi dan setara dengan sebungkus nasi. Terdapat unsur protein yang menjaga sistem kekebalan tubuh, dengan bahan baku lokal bergizi seperti tepung ubi kayu, ubi jalar, tempe, dan gula, mengandung nutrisi lengkap dan energy tinggi. 6. Ikan Nila SALINA Nila SALINA merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional. Ikan Nila tersebut dikembangkan untuk mengantisipasi dampak dari terjadinya pemanasan global yang menyebabkan naiknya permukaan air laut ke wilayah pertambakan, sehingga berakibat pada tingginya salinitas di lahan tambak. Ikan nila Salina merupakan jenis ikan nila yang dapat tumbuh baik pada lingkungan perairan bersalinitas tinggi antara 20 - 25 ppt. Budidaya ikan nila ini tak lama, cukup selama empat-lima bulan dan mampu hidup di tambak dan di laut. Kelebihan lainnya, selain merupakan wujud untuk penuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat, memiliki gizi yang tinggi, mulai protein sebesar 78,76 persen yang sangat bagus untuk nutrisi otak, lemak 6,19 persen, serat kasar 4,2 persen, kandungan abu 10,84 persen, dan kandungan asam lemak omega 3,6,9 dan EPA / DHA.

7. Integrasi Sapi Sawit

BPPT berhasil menerapkan inovasi pakan sapi berbahan limbah sawit untuk dikonsumsi sapi potong, mengubah limbah sawit menjadi pakan ternak yang mengandung nutrisi tinggi. Perlu diketahui, hingga 2018, 40% dari total konsumsi domestik daging sapi di Indonesia masih mengandalkan impor. Indonesia sekarang memiliki 14,03 juta hektar perkebunan sawit dengan 4,4 juta areal yang berpotensi untuk diintegrasikan dengan ternak sapi, namun saat ini baru 132.000 hektar yang sudah diintegrasikan dengan 66.000 ekor sapi dan masih terus dioptimalkan. Lahan tersebut sangat potensial mendukung perkembangan populasi sapi nasional melalui program integrasi lahan sawit dengan peternakan sapi. Inovasi pakan limbah sawit sudah dilakukan oleh Pemerintahan Riau dan mampu meningkatkan bobot sapi potong. Integrasi pembiakan sapi di lahan sawit diharapkan dapat meningkatkan produksi daging sapi lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor. 8. Cassava Castle Ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan diversifikasi pangan, salah satunya melalui pangan lokal ubi kayu atau singkong. Untuk mendekatkan inovasi teknologi itu, BPPT meluncurkan pojok inovasi bernama Cassava Castle di Bandar Lampung. Berbagai produk pangan sehat di Cassava Castle ini menggunakan bahan baku produk-produk hasil kajian BPPT, seperti aneka beras sehat, tepung cassava instan, dan berbagai tepung pati termodifikasi. 9. BioPeat BioPeat merupakan pupuk hayati yang mampu menyuburkan lahan gambut, sehingga lahan tersebut masih bisa tetap dimanfaatkan tanpa perlu dibakar. Biopeat produk unggulan hasil rekayasa teknologi yang dikembangkan BPPT memanfaatkan lahan gambut untuk kebutuhan pertanian dan perkebunan, dan sudah dilakukan di Pulau Sambu, Riau. Aplikasi pupuk hayati BioPeat pada tanah gambut terbukti mampu meningkatkan pH tanah. Dengan meningkatnya pH tanah gambut, maka peluang mikroba penyubur tanah lainnya yang dapat bertahan hidup di lingkungan tanah gambut juga ikut meningkat, sehingga tanah gambut menjadi lebih subur.


Teknologi informasi, energi, dan material

Melalui deputi Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT melakukan pengembangan teknologi antara lain di bidang teknologi informasi dan komunikasi, navigasi dan bidang elektronika, engineering design industri, pelayanan publik pemerintahan, dan penerapan energi yang efisien. Produk inovasi yang telah dihasilkan antara lain:


1. Artificial Intelligence (AI) Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 BPPT mengembangkan transformasi digital, terutama Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence - AI). Dalam menghadapi pandemi COVID-19 BPPT meluncurkan sistem citra medik berbasis AI melalui Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19). Antara lain adalah untuk mengolah data X-Ray dan CT-Scan yang dapat menjadi alat bantu dan pemandu penegakan diagnosis pada pasien-pasien suspek COVID-19. Selanjutnya, AI akan dikembangkan oleh BPPT di 5 bidang prioritas yaitu kesehatan, reformasi birokrasi, edukasi & riset, ketahanan pangan, dan smart city.

2. Bahan Bakar B30 Bahan Bakar B30 adalah campuran biodiesel berbasis kelapa sawit sebanyak 30% dalam minyak solar. B30 digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan ketahan dan kemandirian energi, meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, mengurangi konsumsi dan impor BBM, serta mengurangi emisi GRK.

3. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) BPPT mengembangkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) untuk pemerintahan yang terpadu dan menyeluruh sehingga tercapai birokrasi dan pelayanan publik yang berkinerja tinggi. Untuk mengembangkan sistem ini digunakan jaringan Government Private Network (GPN) yang menggunakan IP khusus.Semua data dari berbagai instansi pemerintah masuk ke dalam satu jaringan cloud terintegrasi.

4. i-Otentik BPPT melalui iOTENTIK adalah penyelenggara sertifikat digital yang berfungsi sebagai pihak ketiga terpercaya yang berwenang menerbitkan, melakukan validasi dan mengelola sertifikat digital yang diperuntukkan bagi sistem elektronik di lingkungan pemerintah. i-Otentik berfungsi untuk memastikan keutuhan dokumen, memastikan otentitas sebuah dokumen, dan memastikan dokumen tersebut dikirim oleh orang yang benar. Selain itu, iOTENTIK juga melakukan tanda tangan dokumen elektronik secara online. Tanda tangan elektronik beserta timestamp dapat dilekatkan pada dokumen maupun transaksi elektronik yang didukung oleh keotentikan data pribadi yang telah diregistrasi dan diverifikasi.

5. Pemungutan Suara Online (e-Pemilu) Untuk menjamin berlangsungnya pemungutan dan perhitungan suara menggunakan yang transparan, jujur dan akuntabel serta dapat diaudit di tiap tahapannya, BPPT mengembangkan sistem pemungutan suara secara online (e-Pemilu). Secara prinsip, e-Pemilu memiliki tahapan yang sama seperti pemilu pada umumnya. Yang membedakan adalah hasil perhitungan dilakukan secara cepat dan langsung terkirim ke pusat data KPU. Tidak ada campur tangan manusia dalam proses rekapitulasi sehingga meminimalisir adanya kecurangan. Saat ini e-Pemilu telah digunakan di 18 Kabupaten di Indonesia.

6. KTP Elektronik (e-KTP) e-KTP merupakan salah satu inovasi pengembangan BPPT yang dilakukan bersama Departemen Dalam Negeri (Depdagri), Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Sandi Negara (LSN), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM). BPPT dalam hal ini berperan dalam memberikan rekomendasi spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, dan blangko kartu tanda penduduk berbasis NIK yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip agar dapat menjadi bahan penyusunan Peraturan Mendagri yang mengatur aspek infrastruktur teknologi e-KTP. Selanjutnya, BPPT akan mengembangkan e-ID, yakni identitas elektronik multiguna sebagai pengembangan lebih lanjut dari e-KTP. e-ID adalah suatu metode pembuktian identitas seseorang secara elektronik. Identitas palsu juga diharapkan dapat dicegah karena e-ID terkoneksi dengan jaringan internet.

7. Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B) Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B) adalah sebuah sistem pemantauan penerbangan nir radar. Sistem ADS-B ini juga memungkinkan komunikasi data antar pesawat udara. ADS-B digunakan untuk mencegah tabrakan antar pesawat serta peningkatan dan optimalisasi ruang udara di bandara BPPT melalui Pusat Teknologi Elektronika telah mengkaji dan mengembangkan sistem ADS-B sejak tahun 2007. Kelebihan inovasi ini dapat dipasang di berbagai medan lokasi, termasuk dimanfaatkan di sejumlah bandar udara. Antara lain Bandara Ahmad Yani Semarang dan Husein Sastranegara Bandung. ADS-B juga digunakan di lokasi terpencil karena kebutuhan energi listriknya kecil sehingga dapat menggunakan listrik tenaga surya.

8. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Melihat sumber energi panas bumi Indonesia yang besar, BPPT mengembangkan dan memanfaatkan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik. Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE)-BPPT mengembangkan PLTP skala kecil menggunakan komponen dalam dalam negeri secara maksimal, termasuk industri komponen oleh UKM. Dengan adanya inovasi ini, bahan bakar minyak (BBM) yang biasa dipakai dalam pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) pun akan mampu dihemat. PLTP berskala kecil 3 megawatt saat ini dioperasikan di Kamojang, Kabupaten Bandung.

9. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Pome (PLT Biogas Pome) PLT Biogas Pome adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan limbah cair pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mild Efluent - POME). PLT ini memiliki kapasitas 700kW dan beroperasi dengan sangat baik. PLT Biogas Pome ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu pengurangan pencemaran lingkungan akibat limbah cair pabrik kelapa sawit, pengurangan emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global, dan pemanfaatan biogas sebagai sumber energi terbarukan. PLT Biogas Pome ini dapat menghemat efisiensi bahan bakar sampai dengan 12M. Saat PLT Biogas POME dibangun di area Pabrik Kelapa Sawit PTPN V di Riau.

10. Implan Tulang Traumatik SS-316L Sesuai dengan arahan presiden untuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), BPPT mengembangkan Implan Tulang Traumatik buatan dalam negeri. Inovasi ini dibuat dengan menggunakan stainless steel atau titanium material SS 316L dan dapat menjalankan fungsi pengganti implan tulang klinis yang impor. Implan tulang ini dapat menggantikan produk yang biasa diimpor, sehingga dijual dengan biaya yang dapat lebih terjangkau oleh masyarakat.

11. Sistem Informasi Manajemen peRencanaan pengAnggaran dan peLaporan (SIMRAL) Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, membentuk aplikasi SIMRAL. Aplikasi ini dikembangkan dengan berbasis web dan Free Open Source Software (FOSS). Dalam SIMRAL terdapat input data dari hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten/kota. Hasil akhirnya dalam bentuk RKPD (rencana kerja pemerintah daerah). Sebagai aplikasi inti (core application), aplikasi ini melibatkan seluruh unit kerja yang ada dan sifatnya wajib digunakan, memungkinkan interoperabilitas dengan banyak aplikasi lain, memungkinkan konsolidasi data nasional, serta meningkatkan transparansi pembangunan. Sampai saat ini aplikasi SIMRAL telah diterapkan di beberapa pemerintah daerah sebagai Mitra BPPT, diantaranya Kab. Banyuwangi, Pemkot Pekalongan, Pemkot Tangsel, Pemkab Situbondo, Pemkot Probolinggo dan Pemda Sulawesi Utara.

12. Automatic Identification System Automatic Identification System (AIS) adalah perangkat yang mengirimkan pesan ke segala arah sehingga kapal lain di sekitar kapal tersebut yang sudah dilengkapi dengan perangkat AIS Transceiver dapat mengetahui secara terus menerus situasi lalu lintas di sekelilingnya. Terdapat dua kelas AIS, A dan B. AIS Class B untuk kapal berbobot kurang dari 300 GT, terutama diperuntukkan untuk kapal-kapal nelayan. Produk AIS Kelas B inovasi BPPT, memililiki fitur keunggulan bagi nelayan, yaitu dapat menunjukkan dan memandu ke lokasi posisi ikan.



Teknologi industri rancang bangun dan rekayasa

Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa terdiri dari 6 unit kerja yaitu Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan (PTIPK), Pusat Teknologi Industri Permesinan (PTIP), Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi, Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim (PTRIM), Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3), dan Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS). Produk inovasi yang telah dihasilkan antara lain: 1. Drone PUNA MALE Kebutuhan akan pengawasan di udara terus bertambah seiring dengan meningkatnya ancaman di berbagai wilayah. Oleh sebab itu BPPT turut serta dalam pengembangan pesawat udara nir awak (PUNA) tipe medium altitude long endurance (MALE) atau biasa disebut, PUNA MALE. Drone ini mampu terbang tanpa henti hingga 30 jam dengan ketinggian hingga 23.000 kaki. Rancangan PUNA MALE mengikuti Design, Requirement, and Objectives (DRO) yang disepakati untuk dipergunakan oleh TNI Angkatan Udara. Kemampuan PUNA MALE tersebut ditargetkan bisa menyampai drone CH-4 produksi Cina.

2. BPPT LOCK Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang sangat panjang, Indonesia dihadapkan dengan masalah lingkungan pantai, antara lain adalah wilayah pesisir/pantai yang terkikis oleh gelombang laut, sehingga apabila dibiarkan maka lambat laun luasan wilayah darat/pantai semakin berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut BPPT mengembangkan BPPT LOCK. Yaitu produk inovasi yang merupakan satu bentuk unit lapis lindung beton untuk perlindungan pantai. BPPT LOCK merupakan pelindung pantai dengan proses produksi sederhana dan murah serta didukung dengan pemasangan di lapangan yang mudah. 3. Desain Pabrik Gula Merah Putih Demi mencapai target kemandirian industri gula Nasional, BPPT membuat desain pabrik gula buatan anak bangsa, Pabrik Gula Merah Putih. Desain pabrik Gula ini dapat menjadi desain standar untuk pembangunan pabrik gula modern di Indonesia yang tinggi nilai TKDN. Dari hasil perekayasaan yang telah dilaksanakan BPPT, diharapkan potensi TKDN pabrik gula dapat ditingkatkan sampai dengan 63.93% melalui penerapan standarisasi desain yang berbasis kemampuan industri nasional. 4. Terowongan Angin (Wind Tunnel) Terowongan angin atau wind tunnel adalah sebuah alat yang digunakan dalam penelitian aerodinamika penelitian untuk mempelajari efek dari udara yang bergerak melewati benda padat. Sebuah terowongan angin terdiri atas bagian tubular dengan objek yang diuji dipasang di tengah. BPPT melalui BBTA3 memiliki beberapa fasilitas wind tunnel, di antaranya Indonesian Low Speed Tunnel. Terowongan angin ini mempunyai 4 buah seksi uji (External balance, Sting support, Industrial dan Empty box), yg digunakan untuk simulasi take-off dan landing. Beberapa pesawat telah diuji di terowongan ini, termasuk pesawat R80, dan Pesawat dari Asia dan Eropa. 5. Uji Kekuatan Struktur Salah satu uji kekuatan struktur yang dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT adalah LRT Jabodebek. BBTA3 BPPT melakukan rekomendasi desain terkait kebisingan dan vibrasi untuk kenyamanan selama perjalanan LRT. Dengan demikian, penumpang dapat berkomunikasi dengan nyaman selama perjalanan di dalam LRT dan penduduk sekitar daerah yang dilewati LRT tidak terganggu kebisingan BBTA3 BPPT juga menyoroti Aspek “Reliability, Availability, Maintainability and Safety” (RAMS). BPPT fokus terhadap perihal Review, Validasi dan Verifikasi Desain dalam setiap langkah proses pengembangan teknis dan sistem kerja di dalam kereta api.

6. Uji Mesin dan Propulsi Kendaraan Untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa khususnya dalam bidang otomotif, BPPT memiliki Balai Teknologi Termodinamika, Motor, dan Propulsi (BT2MP),. BT2MP merupakan fasilitas pendukung proses transformasi teknologi otomotif nasional memiliki tiga kompetensi inti antara lain termodinamika, motor bakar dan propulsi, dan dalam bidang teknologi BTMP memiliki fasilitas peralatan uji kendaraan bermotor dan komponen-komponennya seperti engine, transmisi, radiator serta pengujian bahan bakar pelumas otomotif. BT2MP melakukan uji mesin dan propulsi berbagai kendaraan. Salah satu produk yang diuji di BT2MP BPPT adalah Mobil ESEMKA. Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang sangat panjang, Indonesia dihadapkan dengan masalah lingkungan pantai, antara lain adalah wilayah pesisir/pantai yang terkikis oleh gelombang laut, sehingga apabila dibiarkan maka lambat laun luasan wilayah darat/pantai semakin berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut BPPT mengembangkan BPPT LOCK. Yaitu produk inovasi yang merupakan satu bentuk unit lapis lindung beton untuk perlindungan pantai. BPPT LOCK merupakan pelindung pantai dengan proses produksi sederhana dan murah serta didukung dengan pemasangan di lapangan yang mudah. 3. Desain Pabrik Gula Merah Putih Demi mencapai target kemandirian industri gula Nasional, BPPT membuat desain pabrik gula buatan anak bangsa, Pabrik Gula Merah Putih. Desain pabrik Gula ini dapat menjadi desain standar untuk pembangunan pabrik gula modern di Indonesia yang tinggi nilai TKDN. Dari hasil perekayasaan yang telah dilaksanakan BPPT, diharapkan potensi TKDN pabrik gula dapat ditingkatkan sampai dengan 63.93% melalui penerapan standarisasi desain yang berbasis kemampuan industri nasional. 4. Terowongan Angin (Wind Tunnel) Terowongan angin atau wind tunnel adalah sebuah alat yang digunakan dalam penelitian aerodinamika penelitian untuk mempelajari efek dari udara yang bergerak melewati benda padat. Sebuah terowongan angin terdiri atas bagian tubular dengan objek yang diuji dipasang di tengah. BPPT melalui BBTA3 memiliki beberapa fasilitas wind tunnel, di antaranya Indonesian Low Speed Tunnel. Terowongan angin ini mempunyai 4 buah seksi uji (External balance, Sting support, Industrial dan Empty box), yg digunakan untuk simulasi take-off dan landing. Beberapa pesawat telah diuji di terowongan ini, termasuk pesawat R80, dan Pesawat dari Asia dan Eropa.

5. Uji Kekuatan Struktur Salah satu uji kekuatan struktur yang dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT adalah LRT Jabodebek. BBTA3 BPPT melakukan rekomendasi desain terkait kebisingan dan vibrasi untuk kenyamanan selama perjalanan LRT. Dengan demikian, penumpang dapat berkomunikasi dengan nyaman selama perjalanan di dalam LRT dan penduduk sekitar daerah yang dilewati LRT tidak terganggu kebisingan BBTA3 BPPT juga menyoroti Aspek “Reliability, Availability, Maintainability and Safety” (RAMS). BPPT fokus terhadap perihal Review, Validasi dan Verifikasi Desain dalam setiap langkah proses pengembangan teknis dan sistem kerja di dalam kereta api.


Pengkajian kebijakan teknologi

Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) memfokuskan arah kebijakan dan prioritas program dan kegiatannya di dalam penguatan sistem inovasi untuk mendukung pembangunan yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu perwujudan sistem inovasi di suatu wilayah, adalah pembangunan kawasan Techno Park, yang juga menjadi program nasional 100 kawasan Techno Park.

  • Cimahi Techno Park

Techno park di Kota Cimahi ini merupakan sebuah wadah bagi para ekonomi kreatif dan perusahaan pemula berbasis teknologi untuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan. Jenis ekonomi kreatif yang dikembangkan difokuskan pada pengembangan industri pangan serta industri telematika dan animasi.

BPPT melakukan pendampingan Cimahi Technopark mulai dari penyusunan sistem inovasi daerah sampai dengan dukungan sarana prasarana sampai dengan start up tersebut menjadi perusahaan yang mandiri.


  • Pelalawan Techno Park

BPPT mendorong ekosistem inovasi yang berkelanjutan dengan melakukan pendampingan terhadap kabupaten Pelalawan dalam membangun Kawasan Techno Park Pelalawan yang difokuskan pada inovasi dan produk turunan sawi. Dengan luas mencapai 3.754 hektare yang terbagi atas 7 zona antara lain pendidikan, riset, pemukiman, industri, pemukiman, konservasi, komersial, dan zona publik.

BPPT menaruh perhatian besar dalam pengembangan biomassa, karena sawit dan juga sumber biomassa lainnya sebagai sumber energi terbarukan. Biomassa sawit saat ini dikembangkan sebagai bahan bakar biodiesel B30 yang kedepannya ditingkatkan sampai menjadi B100.

  • Inkubator Teknologi

BPPT bertugas mengkomersialisasikan teknologi melalui program inkubasi untuk menciptakan perusahaan pemula berbasis teknologi atau biasa disebut startup. Layanan yang diberikan antara lain fasilitasi dan konsultasi manajemen bisnis seperti aspek legal, pemasaran, pengembangan jariungan bisnis, akses pembiayaan, pengembangan SDM sehingga perusahaan dapat mandiri untuk bersaing di pasar bisnis. BIT juga menjembatani inovasi antara innovator dengan calon pengguna teknologi, contoh startup binaan inkubator teknologi BPPT antara lain Lubinar Indonesia yang bergerak didang kosmetik, Magneo di bidang Kesehatan, sampai dengan Mhomecare yang bergerak di bidang layanan kesehatan.

  • Audit Teknologi LRT Jabodebek

Terbitnya Keppres No. 103 Tahun 2001 yang memberikan kewenangan BPPT melakukan audit teknologi di Indonesia untuk memperoleh dan mengevaluasi aset teknologi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara teknologi dengan kriteria standar yang ditetapkan, serta penyampaian hasil audit tersebut kepada pengguna ataupun masyarakat.

Pelaksanaan audit teknologi BPPT dilakukan pada Light rail transit (LRT) Jabodebek yang merupakan salah satu proyek strategis nasional. BPPT berpartisipasi dalam mendukung kesiapan pembangunan LRT, sampai dengan pengujian saat LRT dijalankan.

Selain itu di tahun 2019 audit teknologi juga dilakukan saat kejadian mati listrik atau blackout di Jabodetabek, Banten, hingga Jawa Barat hingga lebih dari 6 Jam, BPPT diminta untuk melakukan audit teknologi, Hal yang menjadi poin penting dalam audit ini adalah bagaimana obyek vital nasional dibekali kontingensi plan yang sustainable dan simultan.

Layanan teknologi

BPPT melaksanakan pelayanan teknologi kepada seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, daerah, kementerian/lembaga, industri, dan masyarakat. Beberapa layanan teknologi yang diberikan adalah:

Pimpinan

Kerjasama Internasional

  1. VoiceTra-NICT
  2. U-STAR

Penghargaan

BPPT memberikan apresiasi kepada para pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi, melalui beberapa penghargaan sesuai dengan kategorinya, yaitu:

BPPT Innovator Award

BPPT Innovator Award adalah penghargaan tertinggi secara berkelanjutan kepada insan dan instansi/lembaga/perguruan tinggi/perusahaan yang mampu berprestasi melalui upaya inovasi dalam karya nyata teknologi.[19][20]

Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award

Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) adalah penghargaan tertinggi secara berkelanjutan kepada pelaku teknologi yang telah berprestasi melalui upaya inovasi dalam karya nyata teknologi.[21]

Perekayasa Utama Kehormatan

Perekayasa Utama Kehormatan (PUK) merupakan gelar yang diberikan BPPT kepada pelaku teknologi atas jasa-jasanya yang besar dalam dunia teknologi/kerekayasaan (engineering) di Indonesia. Gelar PUK ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada peraih gelar tersebut.[22][23]

Catatan kaki

  1. ^ Pusat Manajemen Informasi & Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat BPPT. "Struktur Organisasi BPPT". Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Diakses tanggal 15 Maret 2019. 
  2. ^ Supriyanto, Agus; Pratama, Surya (2018). Gelombang Transformasi Teknologi Nasional. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. hlm. 60,61,69,70,71. ISBN 9786026773265. 
  3. ^ "Perluas Pemahaman, BPPT Gelar Sosialisasi Pedoman dan Aplikasi Inpassing Jabatan Fungsional". BPPT. Diakses tanggal 2020-07-30. 
  4. ^ a b "Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2019 - Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi". JDIH BPK RI. 
  5. ^ a b "Kepala BPPT: UU Sisnas Arahkan Kebijakan Berbasis IPTEK". Republika Online. 2019-07-24. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  6. ^ "Menristek Singgung Lembah Kematian Produk Riset-Inovasi RI". CNN. Diakses tanggal 2020-07-30. 
  7. ^ "BPPT Wujudkan Lima Produk Alkes Buatan Lokal untuk Penanganan COVID-19 - Berita Terkini | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19". covid19.go.id. Diakses tanggal 2020-07-30. 
  8. ^ "Spesifikasi Drone Pertahanan 'Elang Hitam' Buatan Anak Bangsa". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  9. ^ Mawardi, Isal. "PLTSa Bantargebang Resmi Beroperasi Mulai Hari Ini". detiknews. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  10. ^ "8 Buoy-Kabel Optik Tsunami Baru Dilepas di Indonesia Timur". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  11. ^ "BPPT resmikan stasiun "fast charging" ke-3 untuk kendaraan listrik". Antara. 2019-12-23. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  12. ^ "Uji Jalan Mulus dan 28 Titik Serah Ditetapkan, B30 Siap Untuk Diimplementasikan - Kementerian ESDM Republik Indonesia". ebtke.esdm.go.id. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  13. ^ "PT Garam Gandeng BPPT Garap Pilot Project Garam Industri". Republika Online. 2019-12-20. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  14. ^ "BPPT Pamer Inovasi Pangan Pencegah Stunting di Hakteknas 2019". Media Indonesia. 2019-08-27. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  15. ^ "Produk alat kesehatan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Untuk Penanganan COVID-19". tfric-19.id. 2020. Diakses tanggal 23 Juli 2020. 
  16. ^ Pusat Manajemen Informasi & Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat BPPT. "Sejarah BPPT". Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Diakses tanggal 15 Maret 2019. 
  17. ^ Hingga tahun 2006 jabatan Kepala BPPT dijabat rangkap oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek). Said Jenie adalah Kepala BPPT pertama yang bukan menjabat Menristek.
  18. ^ http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=1139
  19. ^ Prima, Erwin (2019-12-09). "BPPT Innovator Award 2019 Digelar, Ini Pemenangnya". Tempo. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  20. ^ "BPPT Innovation Award". BPPT. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  21. ^ "Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award". BPPT. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  22. ^ "Perekayasa Utama Kehormatan". BPPT. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  23. ^ "JK: Menteri PUPR Layak Raih Gelar Perekayasa Utama Kehormatan". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2020-07-23. 

Pranala luar