Elang Hitam

Pesawat nirawak bersenjata Indonesia
Revisi sejak 6 November 2020 11.35 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Mengganti kategori Pesawat tanpa awak dengan Pesawat nirawak)

Elang Hitam (PUNA MALE) atau Black Eagle (UAV) adalah Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV/drone) tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) buatan PT Dirgantara Indonesia hasil kerja sama dari konsorsium enam lembaga dan dan PT Dirgantara Indonesia (DI). Drone ini pertama ditampilkan pada Desember 2019 di hanggar PTDI, Bandung. Jawa Barat. Drone tersebut merupakan hasil kolaborasi pembentukan konsorsium antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Pertahanan, TNI AU, ITB, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Persero.[1]

Elang Hitam
Elang Hitam di-roll out di hangar PT DI
Jenis UAV tempur (UCAV)
Negara asal Indonesia
Pembuat PT Dirgantara Indonesia
Pengguna utama Tentara Nasional Indonesia

PUNA MALE ini mampu terbang selama 24 jam dan mencapai ketinggian 30.000 kaki, drone ini dilengkapi kamera dan radar. Pesawat ini untuk pengawasan perbatasan yang difungsikan untuk pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia.[2] Pesawat nirawak ini ditargetkan beroperasi tahun 2024 setelah mendapatkan sejumlah uji sertifikasi.[3]

Menurut data PT DI dan BPPT, inisiasi pengembangan PUNA MALE telah dimulai oleh Balitbang Kemhan sejak 2015 dengan melibatkan TNI, Ditjen Pothan Kemhan, BPPT, ITB, dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Dalam pengembangan tersebut, disepakati rancangan kebutuhan dan tujuan (DR&O) yang akan dioperasikan oleh TNI khususnya TNI AU.

Pada 2019, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masuk sebagai anggota konsorsium tersebut. Kemudian dimulai tahap manufacturing drone yang diawali oleh proses design structure, perhitungan finite element method, pembuatan gambar 3D, dan detail drawing 2D yang dikerjakan oleh engineer BPPT dan disupervisi oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero).[4]

Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan tooling, molding, cetakan dan selanjutnya fabrikasi dengan proses pre-preg dengan autoclave.

Pada 2019 juga dilakukan pengadaan Flight Control System (FCS) yang diproduksi di Spanyol yang diproyeksikan akan diintegrasikan pada prototype pertama PUNA MALE yang telah di manufaktur oleh PT Dirgantara Indonesia pada awal 2020.

Hadirnya drone Black Eagle yang memiliki arti Elang Hitam ini, merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mengimplementasikan teknologi di sektor pertahanan. Drone ini memungkinkan dilaksanakannya operasi pengawasan yang lebih efisien, baik di darat, laut, maupun udara guna menjaga kedaulatan NKRI. Dengan menggunakan drone, risiko kehilangan jiwa dalam operasi keamanan dapat diminimalkan karena pesawat dioperasikan tanpa adanya pilot.[5]

Referensi

  1. ^ "BPPT Pamer Drone Pertahanan Buatan Indonesia". CNN Indonesia. 2019-12-30. Diakses tanggal 2020-03-26. 
  2. ^ Siregar, Efrem (2019-12-30). "Ngeri! RI Punya Drone 'Mata-Mata' Bernama Elang Hitam". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-03-26. 
  3. ^ Redaksi (2019-12-30). "Top! Indonesia Kini Punya Black Eagle, Ini Drone-drone Top Dunia". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2020-03-26. 
  4. ^ Liputan6.com (2019-12-31). "Mengintip 3 Kecanggihan Drone Elang Hitam Buatan Anak Bangsa". Liputan6. Diakses tanggal 2020-03-26. 
  5. ^ "Indonesia Kembangkan Drone Black Eagle untuk Cegah Terorisme Hingga Karhutla". Deutsche Welle. 2019-12-31. Diakses tanggal 2020-03-26.