Kereta api
Bagian dari seri |
Perkeretaapian |
---|
|
Prasarana |
|
Bakal pelanting dan angkutan |
|
Sistem khusus |
|
Lain-lain |
Menurut UUD 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Berbeda dengan Perkeretaapian yang memilik arti satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran. Kata 'train' berasal dari Bahasa Prancis Kuno trahiner, dari bahasa Latin trahere 'tarik, menarik'.[1]
Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu. Kereta api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri (atau kadang-kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah kereta mobil). Kereta pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi bertenaga atau ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir semuanya didukung oleh lokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal) lokomotif diesel dan lokomotif listrik, sementara pada waktu yang sama beberapa kendaraan unit yang digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi jauh lebih umum dalam pelayanan penumpang.
Sejarah
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Prancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
Jenis kereta api
Dari segi teknologi jalur
Kereta api rel konvensional (dua batang besi)
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang biasa kita jumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang baja yang diletakkan di bantalan kayu jati yang keras.
Kereta api rel gigi
Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel gigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi [2], dan hanya ada di pulau Pulau Sumatra & Jawa.
Kereta api monorel
Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
Kereta maglev
Kereta maglev (Magnetic Levitation) tidak lagi menggunakan batang besi dan roda.
Dari segi propulsi (tenaga penggerak)
- Kereta api uap menggunakan lokomotif uap
- Kereta api diesel menggunakan lokomotif diesel atau unit kereta api bermotor diesel (diesel-mekanik atau diesel-elektrik atau diesel-hidraulis)
- Kereta api listrik menggunakan lokomotif listrik atau unit kereta api bermotor listrik
Dari segi di atas/di bawah permukaan tanah
Kereta api permukaan (surface)
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang.
Kereta api layang (elevated/viaduct)
Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama. Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur (Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah Abang), juga akan dilayangkan belum dapat direalisasikan, sehingga hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini.
Kereta api bawah tanah
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah. Disebut pula Subway, Underground, Metro dan MRT. Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Biasanya digunakan pada kota-kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul, Moskwa, dan Jakarta. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal, karena untuk menembus 20 meter di bawah permukaan perlu biaya 7 kali lipat daripada kereta permukaan. Di Jepang pembangunan lintas subway telah dimulai sejak tahun 1905. Di Jakarta sendiri pembangunan kereta bawah tanah MRT Jakarta baru dimulai pada tahun 2013 dan mulai beroperasi 2019-Apr-01.
Dari segi penggunaan
Galeri
-
kereta api sedang melewati daerah kumuh di Jakarta; sehingga, harus melewati dengan sangat pelan dan hati-hati
-
GE U18C in Indonesia, #CC201-05
-
lokomotif GE U20C "Full-Width Cabin" in Indonesia, #CC203-22
-
GE C20EMP full computer control locomotive in Indonesia, #CC204-06
-
kereta api di Stasiun Gambir
-
lokomotif "fireless" (tanpa nyala api), jenis lokomotif istimewa yang menggunakan tenaga kompresi uap
-
kereta api di Salta, Argentina
-
KRDE Baraya Geulis Stasiun Padalarang
-
KRDI Banyubiru/ Joglosemar dan railbus di Stasiun Solo Balapan
Lihat pula
Referensi
- ^ "Train (noun)". (definition – Compact OED). Oxford University Press. Diakses tanggal 2008-03-18.
- ^ Jehan, David (2003). Rack Railways of Australia (edisi ke-2nd.). Illawarra Light Railway Museum Society. ISBN 0-9750452-0-2.
Pranala luar
Media tentang Kereta api di Wikimedia Commons