Kabupaten Bandung

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
Revisi sejak 23 April 2021 05.29 oleh A2613 (bicara | kontrib)


Kabupaten Bandung (aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮦᮒᮔ᮪ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ, Latin: Kabupatén Bandung) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya berada di Soreang. Tahun 2020, penduduk Kabupaten Bandung berjumlah 3.583.056 jiwa dengan kepadatan 2.026,62 jiwa/km².[2]

Kabupaten Bandung
Daerah tingkat II
Lambang Kabupaten Bandung
Motto: 
Répéh Rapih Kerta Raharja
ᮦᮛᮦᮕᮂ ᮛᮕᮤᮂ ᮊᮨᮁᮒ ᮛᮠᮁᮏ
Peta
Peta
Kabupaten Bandung di Jawa
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Peta
Kabupaten Bandung di Indonesia
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung (Indonesia)
Koordinat: 7°01′19″S 107°31′41″E / 7.0219354°S 107.52807468°E / -7.0219354; 107.52807468
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Ibu kotaSoreang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 31
  • Kelurahan: 10
  • Desa: 270
Pemerintahan
 • BupatiH. Dadang M. Nasser, S.H., M.I.Pol.
 • Wakil BupatiH. Gun Gun Gunawan, S.Si., M.Si.
Luas
 • Total1.768,00 km2 (682,63 sq mi)
Populasi
 • Total3.583.056
 • Kepadatan2.026,62/km2 (5,248,9/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 97,98%
Kristen 1,89%
- Protestan 1,40%
- Katolik 0,49%
Buddha 0,09%
Hindu 0,02%
Lainnya 0,02%[2]
 • BahasaSunda, Indonesia
 • IPMPenurunan 72,39 (2020)
Kenaikan 72,41 (2019)
( Sedang )[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3204 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon022
Kode Kemendagri32.04 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 2.176.386.196.000,00- (2020)
Situs webwww.bandungkab.go.id

Geografi

Batas Wilayah

Utara Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang
Timur Kabupaten Garut
Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur
Barat Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur

Topografi

Kabupaten Bandung terletak di Cekungan Bandung dengan ciri khas dataran tinggi luas di bagian tengah yang dikelilingi pegunungan di sebelah barat, selatan, utara dan timurnya. Sungai Citarum yang berhulu di Gunung Wayang mengalir di kawasan ini sebelum masuk ke waduk Saguling. Sebagian besar Kecamatan padat penduduk di Kabupaten ini seperti Majalaya, Soreang, Banjaran, Rancaekek, Dayeuhkolot, Margahayu, Cileunyi, Baleendah, dan Bojongsoang terletak di dataran ini. Kawasan ini juga selalu dihantui banjir yang melanda setiap musim hujan dikarenakan aliran sungai yang ada di seluruh Cekungan Bandung bermuara ke sungai Citarum ditambah drainase yang buruk, pencemaran sungai yang parah serta dangkalnya sungai. Adapun wilayah yang terletak di Pegunungan yaitu Ciwidey, Pasirjambu dan Pangalengan di selatan serta Cimenyan dan Cilengkrang di bagian utara yang jika dilihat dari peta seolah terpisah dari wilayah utama Kabupaten Bandung karena terpotong Kota Bandung. Gunung yang ada di Kabupaten Bandung antara lain: Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), Gunung Papandayan (2.262 m), dan Gunung Manglayang (1.818 m).

Sejarah

 
Makam para bupati Bandung (tahun 1918)

Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Jabatan bupati kemudian digantikan oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya. Namun Nyili tidak lama memegang jabatan tersebut karena mengikuti Sultan Banten. Jabatan bupati kemudian dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah, seorang Dalem Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681-1704.

Selanjutnya kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R. Ardikusumah diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkat tahun 1704 setelah Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati se-Priangan di Cirebon. R. Ardisuta (1704-1747) terkenal dengan nama Tumenggung Anggadiredja I setelah wafat dia sering disebut Dalem Gordah. sebagai penggantinya diangkat putra tertuanya Demang Hatapradja yang bergelar Anggadiredja II (1707-1747).

Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829) inilah ibu kota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Karapyak (Dayeuhkolot) ke tepi sungai Cikapundung atau alun-alun Kota Bandung sekarang. Pemindahan ibu kota itu atas dasar perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels tanggal 25 Mei 1810, dengan alasan daerah baru tersebut dinilai akan memberikan prospek yang lebih baik terhadap perkembangan wilayah tersebut.

 
Raden Aria Adipati Wiranatakusumah IV (masa jabatan 1846-1874) dan pengikutnya (sekitar tahun 1870)

Setelah kepala pemerintahan dipegang oleh Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874), ibu kota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan dia dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar master plan Kabupaten Bandung, yang disebut Negorij Bandoeng. Tahun 1850 dia mendirikan pendopo Kabupaten Bandung dan Masjid Agung. Kemudian dia memprakarsai pembangunan Sekolah Raja (Pendidikan Guru) dan mendirikan sekolah untuk para menak (Opleiding School Voor Indische Ambtenaaren). Atas jasa-jasanya dalam membangun Kabupaten Bandung di segala bidang dia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Bintang Jasa, sehingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Dalem Bintang.

Pada masa pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, rel kereta api mulai dibangun, tepatnya tanggal 17 Mei 1884. Dengan masuknya rel kereta api ini ibu kota Bandung kian ramai. Penghuninya bukan hanya pribumi, bangsa Eropa, dan Cina pun mulai menetap di ibu kota, dampaknya perekonomian Kota Bandung semakin maju. Setelah wafat penggantinya diangkat R.A.A. Martanegara, bupati ini pun terkenal sebagai perencana kota yang cemerlang. Martanegara juga dianggap mampu menggerakkan rakyatnya untuk berpartisipasi aktif dalam menata wilayah kumuh menjadi permukiman yang nyaman. Pada masa pemerintahan R.A.A. Martanegara (1893-1918) atau tepatnya pada tanggal 21 Februari 1906, Kota Bandung sebagai ibu kota Kabupaten Bandung berubah statusnya menjadi Gementee (Kotamadya).

 
R. A. A. Wiranatakoesoema V (Dalem Haji, masa jabatan 1912-1931 dan 1935-1945) sebagai wakil Volksraad di Congres van Prijaji-Bond (Kongres Perhimpunan Priyayi) di Surakarta tahun 1929

Periode selanjutnya Bupati Bandung dijabat oleh Aria Wiranatakoesoema V (Dalem Haji) yang menjabat selama 2 periode, pertama tahun 1920-1931 sebagai bupati yang ke-12 dan berikutnya tahun 1935-1945 sebagai bupati yang ke-14. Pada periode tahun 1931-1935 R.T. Sumadipradja menjabat sebagai Bupati ke-13. Selanjutnya bupati ke-15 adalah R.T.E. Suriaputra (1945-1947) dan penggantinya adalah R.T.M. Wiranatakusumah VI alias Aom Male (1948-1956), kemudian diganti oleh R. Apandi Wiriadipura sebagai bupati ke-17 yang dijabatnya hanya 1 tahun (1956-1957).

Bupati berikutnya adalah Letkol. R. Memet Ardiwilaga (1960-1967). Kemudian pada masa transisi (Orde Lama ke Orde Baru) dilanjutkan oleh Kolonel Masturi. Pada masa Pimpinan Kolonel R.H. Lily Sumantri tercatat peristiwa penting yaitu rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung yang semula berada di Kotamadya Bandung ke Wilayah Hukum Kabupaten Bandung, yaitu daerah Baleendah. Peletakan batu pertamanya pada tanggal 20 April 1974, yaitu pada saat Hari Jadi Kabupaten Bandung yang ke-333. Rencana pemindahan ibu kota tersebut berlanjut hingga jabatan bupati dipegang oleh Kolonel R. Sani Lupias Abdurachman (1980-1985).

Atas pertimbangan secara fisik geografis, daerah Baleendah tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten karena sering dilanda banjir, maka ketika jabatan bupati dipegang oleh Kolonel H.D. Cherman Affendi (1985-1990), ibu kota Kabupaten Bandung pindah ke lokasi baru yaitu Soreang. Di tepi Jalan Raya Soreang, tepatnya di Desa Pamekaran inilah dibangun Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan menampilkan arsitektur khas gaya Priangan. Pembangunan perkantoran yang belum rampung seluruhnya dilanjutkan oleh bupati berikutnya yaitu Kolonel H.U. Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak tahun 1990 hingga 1992.

Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh DPRD Kabupaten Bandung menjadi Bupati Bandung dengan didampingi oleh Drs. H. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang betul-betul difungsikan menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2003 semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan Obar Sobarna, yang pertama dibangun adalah Stadion Olahraga, yakni Stadion Si Jalak Harupat. Stadion ini merupakan stadion bertaraf internasional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan aspirasi masyarakat yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, Kota Administratif Cimahi berubah status menjadi kota otonom.

Tanggal 5 Desember 2005, Obar Sobarna menjabat Bupati Bandung untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai Wakil Bupati, melalui proses pemilihan langsung. Pada masa pemerintahan yang kedua ini, berdasarkan dinamika masyarakat dan didukung oleh hasil penelitian dan pengkajian dari 5 perguruan tinggi, secara yuridis terbentuklah Kabupaten Bandung Barat bersamaan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat. Ibu kota Kabupaten Bandung Barat terletak di Kecamatan Ngamprah). Bupati Bandung Barat masa jabatan 2008-2013 adalah Abubakar.[5]

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
1 Tumenggung Wiraangunangun
(Ki Astamanggala)
1632 1681 1 [ket. 1]
2 Tumenggung

Ardikusumah

1681 1704 2 [ket. 2]
3 Tumenggung

Anggadireja I

1704 1747 3
4 Tumenggung

Anggadireja II

1747 1763 4
5 R.

Anggadireja III
(R. Wiranatakusumah I)

1769 1794 5
6 R.A

Wiranatakusumah II

1794 1829 6 [ket. 3]
7 R.

Wiranatakusumah III

1829 1846 7
8   R.

Wiranatakusumah IV

1846 1874 8
9   R.A

Kusumahdilaga

1874 1893 9
10   R.A.A

Martanegara

1893 1918 10
11   R.H.A.A

Wiranatakusumah V

1920 1931 11
12   R.T

Hasan Sumadipraja

1931 1935 12
(11)   R.H.A.A

Wiranatakusumah V

1935 1945 13
13   R.T.E

Suriaputra

1945 1947 14
14   R.T.M

Wiranatakusumah VI

1947 1956 15
15   R.

Apandi Wiradiputra

1956 1957 16
16 R.

Godjali Gandawidura

1957 1960 17
17   R.

Memed Ardiwilagaa
B.A.

1960 1967 18
18   Masturi 1967 1969 19
19   R.H

Lily Sumantri

1969 1975 20
20   Sani Lupias Abdurachman 1980 1985 21
21   Cherman Effendi 1985 1990 22
22   H.U.

Hatta Djatipermanaa
S.Ip

1990 1995 23
1995 2000 24
23   H.
Obar Sobarna
S.Ip
2000 2005 25 [6] Elyadi Agraraharja
2005 2010 26 Yadi Srimulyadi
24   Dr. H. Dadang Moh Naser, S.H., M.I.Pol 12 Desember 2010 12 Desember 2015 27 [7] Deden Rukman Rumaji
  Perry Suparman
(Penjabat)
15 Desember 2015 17 Februari 2016 [8]
(24)   Dr. H. Dadang Moh Naser, S.H., M.I.Pol. 17 Februari 2016 17 Februari 2021 28 [9] Gun Gun Gunawan
Ir. H.
A. Tisna Umaran
M.P.
(pelaksana harian)
17 Februari 2021 9 April 2021
  Dr. H.
Dedi Taufik Kurohman
M.Si.
(Penjabat)
9 April 2021 26 April 2021 [10]
25   H.
Dadang Supriatna
S.I.P., M.Si.
26 April 2021 Petahana 29 [11] Sahrul Gunawan
Dikky Achmad Sidik
S.T, M.T.
(Penjabat Sementara)
24 September 2024 23 November 2024 [ket. 4]
Catatan
  1. ^ Masa pemerintahan Kerajaan Mataram
  2. ^ Bupati pertama masa pemerintahan Kompeni-VOC
  3. ^ Ibu kota dipindah dari Karapyak ke Kota Bandung
  4. ^ Menjadi Penjabat sementara (Pjs.) karena Bupati dan Wakil Bupati cuti untuk kampanye Pilbup hingga 23 November 2024[12]

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bandung dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[13] 2019–2024[14] 2024–2029
PKB 5   6   12
Gerindra 7   7   6
PDI-P 9   7   4
Golkar 12   11   9
NasDem 2   5   6
PKS 6   10   7
Hanura 1   0   0
PAN 2   4   4
Demokrat 5   5   7
PPP 1   0   0
Jumlah Anggota 50   55   55
Jumlah Partai 10   8   8

Kecamatan

Kabupaten Bandung terdiri dari 31 kecamatan, 10 kelurahan, dan 270 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 3.522.724 jiwa dengan luas wilayah 1.767,96 km² dan sebaran penduduk 1.992 jiwa/km².[15][16]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[17] Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.04.16 Arjasari 11 40379 Desa
32.04.32 Baleendah 5 3 40375 Desa
Kelurahan
32.04.13 Banjaran 11 40377 Desa
32.04.08 Bojongsoang 6 40354 Desa
32.04.44 Cangkuang 7 40361 Desa
32.04.25 Cicalengka 12 40395 Desa
32.04.27 Cikancung 9 40396 Desa
32.04.07 Cilengkrang 6 40392 Desa
32.04.05 Cileunyi 6 40393 Desa
32.04.17 Cimaung 10 40374 Desa
32.04.06 Cimenyan 2 7 40399 Desa
Kelurahan
32.04.29 Ciparay 14 40381 Desa
32.04.39 Ciwidey 7 40362 Desa
32.04.12 Dayeuhkolot 1 5 40353 Desa
Kelurahan
32.04.36 Ibun 12 40384 Desa
32.04.11 Katapang 7 40355 Desa
32.04.31 Kertasari 8 40386 Desa
32.04.46 Kutawaringin 11 40356 Desa
32.04.33 Majalaya 11 40382 Desa
32.04.10 Margaasih 6 40351 Desa
32.04.09 Margahayu 1 4 40352 Desa
Kelurahan
32.04.26 Nagreg 8 40397 Desa
32.04.30 Pacet 13 40385 Desa
32.04.14 Pameungpeuk 6 40376 Desa
32.04.15 Pangalengan 13 40378 Desa
32.04.35 Paseh 12 40383 Desa
32.04.38 Pasirjambu 10 40364 Desa
32.04.40 Rancabali 5 40363 Desa
32.04.28 Rancaekek 1 13 40394 Desa
Kelurahan
32.04.34 Solokanjeruk 7 40387 Desa
32.04.37 Soreang 10 40311-40319 Desa
TOTAL 10 270

Rencama Pemekaran Daerah

Kabupaten Bandung Timur

Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi:

  1. Cilengkrang
  2. Cimenyan
  3. Cileunyi
  4. Rancaekek
  5. Nagreg
  6. Solokan Jeruk
  7. Majalaya
  8. Ibun
  9. Paseh
  10. Pacet
  11. Kertasari
  12. Ciparay
  13. Cicalengka
  14. Cikancung
  15. Bojongsoang

Pariwisata

Potensi Wisata

Olahraga

Klub Olahraga

Klub olahraga yang berbasis di Kabupaten Bandung di antaranya adalah Persikab, yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak bola Indonesia Kabupaten Bandung, yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia pada musim 2009/2010. Untuk pertandingan kandang, Persikab menggunakan Stadion Si Jalak Harupat.

Referensi

  1. ^ http://www.bandungkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=6 Geografi Kabupaten Bandung di Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  3. ^ "Kabupaten Bandung Dalam Angka 2020". www.bandungkab.bps.go.id. Diakses tanggal 9 Juni 2020. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  5. ^ "Abubakar Dilantik Jadi Bupati Bandung Barat". Suara Karya Online. Diakses tanggal 2011-03-24. 
  6. ^ Rusdhie, Yukie (17 September 2015). "Siapa Nama Wakil Bupati Bandung?". Soreang Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-04. Diakses tanggal 3 Februari 2019. 
  7. ^ "Dadang M. Naser Terpilih Jadi Bupati Bandung". Tempo.co. 8 November 2010. Diakses tanggal 3 Februari 2019. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ "Gubernur Lantik Perry Suparman Sebagai Plt. Bupati Bandung". Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 15 Desember 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-22. Diakses tanggal 3 Februari 2019. 
  9. ^ "Dadang M Naser Pimpin Lagi Kabupaten Bandung". Pojok Satu Jabar. 18 Februari 2016. Diakses tanggal 3 Februari 2019. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ Maulana, Yudha (9 April 2021). "Ridwan Kamil Lantik Dedi Taufik Jadi Pj Bupati Bandung". detikcom. Diakses tanggal 26 April 2021. 
  11. ^ Saeno (26 April 2021). Pamungkas, Wisnu Wage, ed. "Sah! Dadang Supriatna - Syahrul Gunawan Pimpin Kabupaten Bandung". Bisnis.com. Diakses tanggal 26 April 2021. 
  12. ^ Anindyadevi Aurellia (24 September 2024). "5 Pjs Bupati di Jawa Barat Resmi Dilantik, Ini Daftarnya". Detik.com. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  13. ^ [1] Diarsipkan 2019-01-27 di Wayback Machine. Soreang Online - Pelantikan 50 Anggota DPRD Kabupaten Bandung Berlangsung Sederhana
  14. ^ KPU Tetapkan Parpol Terpilih 55 Kursi DPRD Kabupaten Bandung Inilah Koran
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  16. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  17. ^ Kode Pos Kabupaten Bandung

Pranala luar