Huap lingkung

Revisi sejak 23 Januari 2023 00.30 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up, replaced: {{Yatim → {{orphan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Huap lingkung adalah suatu perumpamaan dari kehidupan suami-istri yang harmonis, selalu penuh kerinduan, saling cinta-mencintai, saling membutuhkan, dan sebagainya.[1] Upacara ini dipimpin oleh juru rias dan disaksikan oleh kedua orang tua pengantin, keluarga dan sering juga oleh kawan-kawan dekat kedua mempelai.[1] hidangan masakan untuk huap lingkung menurut kelazimannya disajikan oleh pengantin wanita, sebagai hidangan pertama dari sang istri untuk suaminya setelah mereka menikah.[1] Ini mengandung makna bahwa sejak itu kedua belah pihak tidak akan mengurusnya lagi, tidak memberi makan sebagaiman sebelumnya.[1] Hal ini dapat juga diartikan sebagai suapan, pemberian dan pengurusan terakhir orang tua terhadap kedua mempelai, yang salanjutnya mereka sendiri yang mengurus keperluan hidupnya.[1]

Perlengkapan Untuk Huap Lingkung

1. Bakakak hayam atawa ayam bakar[1].
2. Nasi ketan kuning[1].
3. Piring makan dua buah[1].
4. Gelas atau cangkir yang telah diisi air masak dua buah[1].
5. Sendok dan garpu dua pasang[1].
6. Kobokan atau tempat cuci tangan dua buah[1].
7. Lap tangan dua helai[1].

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l [Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1990 . UPACARA PERKAWINAN ADAT SUNDA. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan]