Thailand

negara di Asia Tenggara
Revisi sejak 2 Maret 2023 04.24 oleh 182.2.70.4 (bicara) (Ada yang ngerusuh minn)

Thailand, secara resmi Kerajaan Thailand yaitu adalah sebuah Negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia. Kerajaan Thailand dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata "Lountte" (Lon) berarti "kenikmatan".

Tidak Ngenttoutt Dengan Lountte, Ya berarti tidak asyik dan Menyenangkan donk guys.

Sejarah

Ada bukti bahwa manusia menduduki Thailand 40.000 tahun yang lalu dengan artefak batu yang berasal dari Bendungan Batu Tham Lod di Mae Hong Son. Mirip dengan daerah lain di Asia Tenggara, Thailand sangat dipengaruhi oleh budaya dan agama India, yang berasal dari Kerajaan Funan sekitar abad pertama Masehi dengan Kerajaan Khmer.[1] Thailand pada hari-hari awal tunduk pada kekuasaan Khmer Empire yang kuat dari akar Hindu, sehingga pengaruhnya di Thailand tetap sampai hari ini.

Pengaruh India pada budaya Thailand sedikit sampai pada kontak langsung dengan pemukim India, tetapi terutama disebabkan oleh dvaravati, Sriwijaya, dan kerajaan Kamboja.[2] EA. Voretzsch percaya bahwa Buddhisme mengalir ke Siam dari India untuk waktu yang lama sejak zaman Kaisar India Ashoka dari Kekaisaran Maurya hingga milenium pertama. Kemudian Thailand dipengaruhi oleh dinasti Pallava di India selatan dan Kekaisaran Gupta di India utara.

Menurut George Cœdès, "orang-orang Thailand pertama kali memasuki sejarah India Jauh pada abad ke-11 dengan apa yang disebut sebagai budak atau tawanan perang Suriah" dalam prasasti Champa, dan "pada abad ke-12, lembah Wat Angkor" adalah "semacam pahlawan "Dijelaskan sebagai Sham. Selain itu, "bangsa Mongol setelah penangkapan Ta-li pada tanggal 7 Januari 1253 dan rekonsiliasi Yunnan tahun 1257, tidak mendukung pembentukan negara Thailand kecil untuk menggantikan kerajaan-kerajaan imperialis." Basin Basin awalnya ditempati oleh suku Mon, menjadi situs Dvaravati pada abad ke-7, diikuti oleh Kekaisaran Khmer pada abad ke-11. Sejarah Yuan menyebutkan seorang duta besar kerajaan Sukhothai pada 1282. Pada 1287, tiga penguasa Thailand, Mangrai, Ngam Muang, dan Ram Khamhaeng membentuk "aliansi persahabatan yang solid".

Setelah jatuhnya Kekaisaran Khmer pada abad ke-13, di mana berbunga berbagai negara dibentuk oleh keluarga Tai, Mon, Khmer, Cham dan Etnis Melayu, seperti yang terlihat melalui beberapa situs arkeologi dan artefak yang tersebar di seluruh medan Siam. Tetapi sebelum abad ke-12, Kerajaan Buddhisme Sukhothai dianggap sebagai negara Thailand atau Siam pertama yang didirikan pada 1238.

Kerajaan Sukhothai

 
Gambar Buddha di Wat Mahathat - Taman Bersejarah Sukhothai.

Kota Sukhothai sebelumnya merupakan bagian dari Kerajaan Khmer sampai dengan tahun 1238, yaitu pada saat dua pemimpin bangsa Thai, Pho Khun Pha Muang dan Pho Khun Bang Klang Hao, menyatakan kedaulatannya dan mendirikan kerajaan untuk bangsa Thai. Pho Khun Bang Klang Hao kemudian menjadi raja pertama Sukhothai, dan menamakan dirinya Pho Khun Si Indrathit (atau Intradit). Kejadian ini secara tradisi dianggap merupakan awal berdirinya negara Thai modern, meskipun terdapat beberapa kerajaan Thai yang tidak begitu terkenal, seperti Lanna, Phayao dan Chiang Saen, yang juga didirikan sekitar waktu yang sama.

 
Prasasti Raja Ramkhamhaeng.

Sukhothai berkembang dengan cara membentuk aliansi dengan kerajaan-kerajaan Thai lainnya, dimana kerajaan-kerajaan tersebut memeluk agama Buddha Theravada sebagai agama negara dengan bantuan dari para biksu dari Sri Lanka. Pemerintahan Intradit dilanjutkan oleh anaknya Pho Khun Ban Muang, yang pada tahun 1278 diikuti oleh saudaranya Pho Khun Ramkhamhaeng. Di bawah pemerintahannya, yang juga disebut dengan nama Raja Ramkhamhaeng Agung, Sukhothai menikmati masa keemasan sebagai puncak kemakmurannya. Ramkhamhaeng dianggap sebagai pencipta alfabet Thai (secara tradisional diperkirakan tahun 1283, dengan bukti kontroversial berupa batu Ramkhamhaeng, yaitu suatu batu berinskirpsi yang dianggap merupakan bukti tulisan Thai tertua).

Pada puncaknya, Sukhothai diperkirakan terbentang meliputi Martaban (sekarang di Myanmar) sampai Luang Prabang (sekarang Laos), serta ke arah selatan di Semenanjung Malaysia sampai sejauh Nakhon Si Thammarat (Tambralinga). Dengan demikian pengaruhnya lebih luas daripada Thailand modern, meskipun tingkat kekuasaan yang diterapkan terhadap wilayah-wilayah tersebut berbeda-beda.

Setelah kematian Ramkhamhaeng, Sukhothai melemah dan berbagai kerajaan bawahannya mulai melepaskan diri. Sementara itu Kerajaan Ayutthaya yang merupakan saingannya semakin meningkat kekuasaannya. Pada akhirnya Raja Thammaracha II dari Sukhothai tahun 1378 terpaksa menyerahkan kekuasaannya, dan Sukhothai menjadi negara bawahan Ayutthaya. Sekitar tahun 1430, Raja Thammaracha IV memindahkan ibu kota Sukhothai ke Phitsanulok, dan setelah kematiannya tahun 1438, status Sukhothai berubah hanya menjadi sekadar provinsi dari Ayutthaya.

Kerajaan Ayutthaya

 
Reruntuhan Wat Chaiwatthanaram di Ayutthaya. Itu dibangun pada abad ke-17 dan dibakar dan dijarah oleh pasukan Burma pada tahun 1767.

Ayodhya, nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama, tokoh dalam Ramayana. Pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I (Uthong) mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai, yaitu 640 km ke arah utara, pada tahun 1376.

Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Penguasa Ayyuthaya bahkan mengizinkan pedagang Portugis, Spanyol, Belanda, dan Prancis untuk mendirikan permukiman di luar tembok kota Ayyuthaya. Raja Narai (1656-1688) bahkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Raja Louis XIV dari Prancis dan tercatat pernah mengirimkan dutanya ke Prancis.

Kerajaan Ayutthaya pada masa pemerintahan Narai
Ayutthaya (Siam), c. 1686 M .. CE ..
Raja Narai dan para Jesuit Prancis mengamati gerhana bulan di Lopburi, 1685.
Perwakilan Narai dari Perancis

Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya pada perempat kedua abad ke-18. Pada masa yang relatif damai tersebut, kesenian, kesusastraan dan pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah melawan bangsa luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti Nguyen (penguasa Vietnam Selatan) pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja.

Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Birma dengan pemimpin Raja Alaungpaya yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun 1765 wilayah Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Birma, yang kemudian bersatu di Ayutthaya. Menghadapi kedua pasukan besar tersebut, satu-satunya perlawanan yang cukup berarti dilakukan oleh sebuah desa bernama Bang Rajan. Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan pada tahun 1767 setelah pengepungan yang berlarut-larut. Berbagai kekayaan seni, perpustakaan-perpustakaan berisi kesusastraan, dan tempat-tempat penyimpanan dokumen sejarah Ayutthaya nyaris musnah; dan kota tersebut ditinggalkan dalam keadaan hancur.

Kerajaan Thonburi

Monumen Taksin yang agung, patung Raja Taksin dan empat prajuritnya yang terpercaya di Chanthaburi
Peta menunjukkan area Kerajaan Thonburi Selama pemerintahan Raja Taksin

Dalam keadaan negara yang tidak menentu, provinsi-provinsi melepaskan diri dan menjadi negara-negara independen di bawah pimpinan penguasa militer, biksu pemberontak, atau sisa-sisa keluarga kerajaan. Bangsa Thai dapat terselamatkan dari penaklukan Birma karena terjadinya serangan Tiongkok terhadap Birma serta adanya perlawanan dari seorang pemimpin militer bangsa Thai bernama Phraya Taksin, yang akhirnya mengembalikan kesatuan negara.

Setelah serbuan Burma yang membumihanguskan ibu kota Ayutthaya, Jenderal Taksin mendirikan kerajaan baru pada tahun 1769 yang beribu kota di Thonburi (sekarang termasuk dalam Bangkok) dan menyatukan kembali bekas kerajaan Ayutthaya. Taksin kemudian dianggap gila dan dieksekusi tahun 1782,[3] dan digantikan oleh Jenderal Chakri, yang menjadi raja pertama dinasti Chakri dengan nama Rama II. Tahun yang sama dia mendirikan ibu kota baru di Bangkok, di seberang sungai Chao Phraya dari ibu kota lama yang didirikan Jenderal Taksin. Pada tahun 1790-an Burma berhasil diusir dari Siam.

Kerajaan Rattanakosin

 
Wat Phra Kaew, arsitektur periode Rattanakosin

Para penerus Rama I harus menghadapi ancaman kolonialisme Eropa setelah kemenangan Britania di Burma tahun 1826. Pada tahun yang sama Siam menandatangani perjanjian dengan Britania Raya, dan tahun 1833 Siam menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.[4] Perjanjian Inggris-Siam 1909 menentukan batas-batas Siam dengan Malaya, sedangkan serangkaian perjanjian dengan Prancis mematok batas timur dengan Laos dan Kamboja.

Raja Chulalongkorn di Rusia pada tahun 1897 dengan Nicholas II Dari Rusia, Istana Al Exander.
"Bendera gajah putih" Bendera Thailand dari tahun 1855 hingga 1916.

Di usia Chulalongkorn, Pada kekuasaannya terjadi modernisasi Siam dan reformasi sosial. Karena Siam terancam akan ekspansi Barat, Chulalongkorn, melalui kebijakannya, berhasil menyelamatkan Siam dari kolonisasi. Semua reformasinya dilakukan untuk keselamatan Siam di tengah kolonialisme Barat.

Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa,[5] (namun pernah diduduki oleh tentara Jepang sebagai Teritori Imperial. Oleh karena mendapat pengaruh dan tekanan bangsa Barat yang mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 maka diberikan banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania di Thailand.

Monarki konstitusional

Kudeta tahun 1932 mengubah Siam menjadi Thailand modern yang berupa monarki konstitusional.[6] Perubahan nama dari Siam menjadi Thailand sendiri baru diumumkan Perdana Menteri Plaek Pibulsonggram (Phibun) pada tahun 1939. Pemerintahan Perdana Menteri Phibun ini ditandai dengan bangkitnya nasionalisme Thai.[7]

Setelah Perancis ditaklukkan oleh Nazi Jerman pada bulan Juni 1940, banyak orang Thailand melihat kesempatan emas untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Perancis pada zaman Raja Rama V. Kampanye publisitas pemimpin nasionalis berlangsung di Bangkok pada 8 Oktober 1940. Pemerintah Thailand sampai pada kesimpulan bahwa IndoTiongkok Prancis tidak dapat mempertahankan diri, sehingga harus menyerahkan wilayah yang diambil dari Thailand. Proposal ini sangat ditentang oleh Perancis yang kemudian mengerahkan pasukan ke perbatasan Thailand di Aranyaprathet. Perdana Menteri Thailand saat itu Plaek Phibunsongkhram menganggapnya sebagai tindakan perang. Meskipun tentara dan angkatan udara lebih sedikit dari Perancis, Thailand memenangkan sebagian besar pertempuran. Tetapi Jepang khawatir bahwa kemajuan Thailand akan menghalangi mereka karena Jepang diizinkan menduduki IndoTiongkok Prancis Utara. Karena itu Jepang ikut campur dalam konflik. Gencatan senjata ditandatangani pada 9 Mei 1941 dengan penyerahan beberapa wilayah Pribumi Prancis ke Thailand.

Pada bulan Januari 1941, Thailand menginvasi Indochina Prancis, dan memulai perang Thai-Prancis. Thailand berhasil merebut Laos, sedangkan Prancis memenangkan pertempuran laut Koh-Chang. Perang tersebut berakhir lewat mediasi Jepang. Prancis dipaksa Jepang untuk melepaskan wilayah sengketa kepada Thailand.

Dalam perang dunia II Thailand memberi hak kepada Jepang untuk menggerakkan pasukannya dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang pada saat itu dikuasai Inggris. Pada bulan Desember 1941 Thailand dan Jepang menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan Jepang untuk membantu Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan Prancis (Shan, Malaya, Singapura, sebagian Yunnan, Laos dan Kamboja). Sebagai imbalannya, Thailand akan membantu Jepang menghadapi Sekutu.[8]

Setelah kekalahan Jepang, Thailand diperlakukan sebagai negara yang kalah oleh Britania dan Prancis. Namun dukungan Amerika Serikat terhadap Thailand membatasi kerugian yang diderita Thailand. Thailand harus mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari kedua negara Eropa tersebut, tetapi Thailand sendiri tidak diduduki.[9] Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika Serikat menghadapi ancaman komunisme dari negara-negara tetangganya.

Pada tahun 1967, bersama-sama dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina, Thailand mendirikan ASEAN dan aktif sebagai anggota di dalamnya.

Sejarah kontemporer

Pada tanggal 26 Desember 2004, pesisir barat Kerajaan Thai diterjang tsunami setinggi 10 meter setelah terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang di Kerajaan Thai, dan setengahnya merupakan wisatawan.

Pada awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Kerajaan Thai Selatan yang mempunyai populasi dengan mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh rezim Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi ini. Namun dalam pemilihan kepala pemerintahan, Thaksin Shinawatra kembali memerintah negara ini untuk empat tahun berikutnya.

Geografi

Wilayah

 
Satelit peta komposit Thailand.

Kerajaan Thai merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis yang berbeda. Di sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya berada di Doi Inthanon (2.576 m). Thailand utara adalah daerah pegunungan. Pegunungan Paralel yang membentang dari Daen Lao Range (ทิวเขาแดนลาว), di wilayah selatan dari Bukit Shan, di utara/selatan arah, Dawna Range (ทิวเขาดอยมอนกุจู) membentuk perbatasan barat dari Thailand antara Mae Hong Son dan Sungai Salween,[10] yang Thanon Thong Chai Range (เทือกเขาถนนธงชัย), Khun Tan Range (ดอยขุนตาน), Phi Pan Nam Range (ทิวเขาผีปันน้ำ), serta bagian barat Luang Prabang Range (ทิวเขาหลวงพระบาง).[11] Sebelah timur laut terdiri dari Hamparan Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah negara didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu.

Kerajaan Thai berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara, dengan Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut Timur di barat dan dengan Laos dan Kamboja di timur. Koordinat geografisnya adalah 5°-21° LU dan 97°-106° BT

Iklim

Puncak gunung di Thailand utara, Chiang Mai.
Heo Narok Fall, Taman Nasional Khao Yai.
Pulau-pulau di Thailand selatan, Krabi.
Hutan di Thailand utara, Chiang Mai.

Thailand iklim yang dipengaruhi oleh angin monsoon yang memiliki karakter musiman (barat daya dan monsun timur laut).[12]:2 muson barat daya, yang dimulai dari bulan Mei sampai oktober ini ditandai dengan pergerakan yang hangat, udara lembap dari Samudra Hindia ke Thailand, menyebabkan banyak curah hujan di sebagian besar negara.[12]:2 muson timur laut, mulai dari oktober sampai februari membawa udara dingin dan kering dari Tiongkok atas sebagian besar dari Thailand.[12]:2 Di Thailand selatan, monsun timur laut membawa cuaca yang sejuk dan curah hujan yang melimpah di pantai timur dari wilayah itu.[12]:2 Sebagian besar dari Thailand, "tropis basah dan kering atau iklim sabana" jenis (Köppen's iklim sabana Tropis).[13] Bagian selatan dan ujung timur timur memiliki iklim muson tropis.

Thailand memiliki tiga musim.[12]:2 Yang pertama adalah hujan atau musim monsun barat daya (pertengahan Mei sampai pertengahan oktober) yang menang atas sebagian besar negara.[12]:2 musim Ini ditandai dengan hujan melimpah dengan bulan agustus dan September yang terbasah periode tahun.[12]:2 hal Ini dapat kadang-kadang menyebabkan banjir.[12]:4 selain curah hujan yang disebabkan oleh angin musim barat daya, Intertropical Convergence Zone (ITCZ) dan tropis siklon juga berkontribusi untuk menghasilkan hujan deras selama musim hujan.[12]:2 meskipun Demikian, mantra kering umumnya terjadi selama 1 sampai 2 minggu dari bulan juni sampai awal juli.[12]:4 Ini adalah karena pergerakan naik dari Intertropical Convergence Zone Tiongkok selatan.[12]:4, musim Dingin atau musim timur laut dimulai dari pertengahan november sampai pertengahan februari.[12]:2 Sebagian besar dari Thailand mengalami cuaca kering selama musim ini dengan suhu ringan.[12]:2:4 pengecualian adalah bagian selatan Thailand, di mana ia menerima curah hujan melimpah, terutama selama oktober hingga November.[12]:2 musim Panas atau pra–musim hujan berlangsung dari pertengahan februari sampai pertengahan Mei dan ditandai oleh cuaca yang lebih hangat.[12]:3

Karena lokasinya yang di tengah alam dan lintang, utara, timur laut, tengah, dan bagian timur dari Thailand mengalami periode panjang dari cuaca hangat.[12]:3 Selama waktu terpanas tahun (Maret sampai Mei), suhu biasanya mencapai hingga 40 °C (104 °F) atau lebih dengan pengecualian dari daerah pesisir di mana angin laut yang moderat sore hari suhu.[12]:3 sebaliknya, wabah udara dingin dari Tiongkok dapat membawa suhu dingin; dalam beberapa kasus (terutama di utara dan timur laut) di dekat atau di bawah 0 °C (32 °F).[12]:3 Thailand Selatan ini ditandai dengan cuaca yang sejuk sepanjang tahun dengan kurang diurnal dan musiman variasi suhu karena maritim pengaruh.[12]:3

Sebagian besar negara menerima rata curah hujan tahunan 1.200 hingga 1.600 mm (47 hingga 63 in).[12]:4 Namun, daerah-daerah tertentu di sisi angin bertiup dari pegunungan seperti provinsi Ranong di pantai barat Thailand bagian selatan dan bagian timur dari Provinsi Trat menerima lebih dari 4.500 mm (180 in) curah hujan per tahun.[12]:4 daerah terkering di sisi bawah angin di tengah lembah dan paling utara di bagian selatan Thailand, di mana rata-rata curah hujan kurang dari 1.200 mm (47 in).[12]:4 Sebagian besar dari Thailand (utara, timur laut, tengah dan timur) ditandai dengan cuaca kering selama monsun timur laut dan curah hujan yang melimpah selama muson barat daya.[12]:4 Di bagian selatan Thailand, curah hujan melimpah terjadi di timur laut dan angin musim barat daya musim dengan puncak pada bulan September untuk pantai barat dan puncaknya pada November–januari di pantai timur.[12]:4

Margasatwa

Kawanan gajah liar di Taman Nasional Kui Buri, Provinsi Prachuap Khiri Khan.
Kepiting kecil di pantai pasir di Phuket.

Gajah adalah simbol Thailand. Meskipun ada 100.000 gajah jantan di Thailand pada tahun 1850, jumlahnya telah turun menjadi 2.000. Pemburu telah mengejar gajah untuk gading dan kulit, dan sekarang lebih untuk daging.[14] Gajah sering ditangkap karena tujuan wisata atau binatang, tetapi penggunaannya telah menurun sejak pemerintah melarang penebangan pada tahun 1989. Sekarang lebih banyak gajah yang ditangkap daripada yang liar, dan para aktivis mengklaim bahwa gajah yang ditangkap sering disalahgunakan.[15]

Perburuan spesies yang dilindungi tetap menjadi masalah utama. Pemburu telah mengurangi populasi harimau dan bintang bergaris, dan kucing besar lainnya. Sebagian besar hewan (termasuk harimau, beruang, buaya, dan ulat) dibesarkan atau diburu untuk diambil daging dan obat-obatan. Meskipun barang-barang itu ilegal, pasar Chatuchak yang terkenal di Bangkok masih terkenal karena menjual produk spesies yang terancam punah.[16]

Praktek pemeliharaan hewan liar mengancam spesies tertentu. Hewan sering ditangkap dan dijual, dan ini sering mengharuskan induknya untuk dibunuh. Setelah dilepaskan ke habitat alami setelah penahanan yang lama, sebagian besar hewan peliharaan gagal berkembang biak. Di antara yang terkena dampak termasuk beruang hitam Asia, beruang madu, beruang tangan putih dan lilin lebah.

Lihat juga: Pulau-pulau Thailand.

Politik

 
Balai Takhta Ananta Samakhom, gedung parlemen lama Kerajaan Thai, di Bangkok.
 
Sappaya-Sapasathan, Gedung parlemen saat ini

Politik nasional Thailand sekarang berada di bawah konstitusi dengan Raja sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan. Peradilan harus bertindak secara independen dari cabang legislatif dan eksekutif, tetapi peradilan diduga didasarkan pada kepentingan politik dari ketentuan undang-undang yang ada.[17]

Raja Thailand mempunyai sedikit kekuasaan langsung di bawah konstitusi sekaligus merupakan pelindung Buddhisme Kerajaan Thai dan lambang jati diri dan persatuan bangsa. Raja yang memerintah saat ini sangat dihormati oleh rakyatnya dan dianggap sebagai pemimpin dari segi moral, hal yang telah dimanfaatkan pada beberapa kesempatan untuk menyelesaikan krisis politik. kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri, yangsuatu dilantik oleh raja dari anggota-anggota parlemen dan biasanya adalah pemimpin partai mayoritas.

Sejak reformasi politik raja pada tahun 1932, Thailand telah memiliki 19 konstitusi dan piagam.[18][19] Selama periode ini, bentuk pemerintahan berganti-ganti antara kediktatoran militer dan demokrasi terpilih, tetapi semua pemerintah mengakui pewaris takhta kerajaan.[20]

Sebelum 1932, pemerintah Siam tidak memiliki badan legislatif karena semua kekuasaan hukum berada di tangan raja. Ini telah menjadi kasus sejak berdirinya Kerajaan Sukhothai pada abad ke-12, ketika raja dianggap sebagai "Dharmaraja" atau "raja yang memerintah menurut Dharma", (hukum agama Buddha). Namun, pada 24 Juni 1932, sekelompok warga sipil dan personel militer bernama Khana Ratsadon (atau Partai Rakyat) melakukan kudeta tak berdarah yang mengakhiri 150 tahun kekuasaan absolut dari Dinasti Chakri. Sebagai gantinya, kelompok itu memperjuangkan monarki konstitusional dengan konstitusi rakyat.

"Rancangan Konstitusi" 1932 yang ditandatangani oleh Raja Prajadhipok (Rama VII) membentuk badan legislatif pertama Thailand, sebuah Majelis Rakyat yang beranggotakan 70 orang. Pertemuan diadakan untuk pertama kalinya pada 28 Juni 1932 di Aanta Samakhom Assembly Hall. Khana Ratsadon menilai bahwa orang-orang tidak siap untuk pemilihan umum, tetapi kemudian mengubah pendirian mereka. Ketika konstitusi "permanen" mulai berlaku pada Desember 1932, pemilihan dijadwalkan 15 November 1933. Konstitusi baru mengubah komposisi majelis menjadi 78 terpilih dan 78 terpilih (oleh Khana Ratsadon), total 156 anggota. Sejak Mei 2014, Thailand telah diperintah oleh pemerintah militer yang disebut Dewan Keamanan dan Perdamaian Nasional, yang menghapuskan konstitusi 2007, mengumumkan keadaan darurat dan jam malam nasional, melarang pertemuan politik, menangkap dan menahan para politikus dan aktivis anti-kudeta, kencangkan sensor internet dan kontrol media massa.

 
Krematorium Raja Rama IX di malam hari.

Raja Thailand saat ini adalah Raja Vajiralongkorn (atau Rama X) yang naik takhta pada 1 Desember 2016 setelah kematian ayahnya Bhumibol Adulyadej (Rama IX) pada 13 Oktober 2016. Ini diabadikan dalam konstitusi bahwa kedaulatan negara terletak pada rakyat tetapi raja akan menjalankan kekuasaannya melalui rakyat ketiga tetapi raja akan menjalankan kekuasaannya melalui ketiga. -Tiga cabang pemerintah Thailand. Raja sebagai kepala negara diberikan kekuasaan dan tugas tertentu dalam pemerintahan terlepas dari konstitusi. Menurut konstitusi, raja adalah kepala pasukan. Dia diminta untuk memeluk agama Buddha dan mempertahankan semua agama di negara ini. Raja juga mempertahankan sejumlah kekuatan tradisional seperti pengangkatan ahli waris, pengampunan, dan persetujuan kerajaan. Raja dibantu oleh Dewan Hadiah Thailand.

Pembagian administratif

Kerajaan Thai dibagi kepada 76 provinsi (changwat), yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok provinsi. Nama tiap provinsi berasal dari nama ibu kota provinsinya.

Provinsi-provinsi tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 795 distrik (Amphoe), 81 sub-distrik (King Amphoe) dan 50 distrik Bangkok (khet) (jumlah hingga tahun 2000), dan dibagi-bagi lagi menjadi 7.236 komunitas (Tambon), 55.746 desa (Muban), 123 kotamadya (Tesaban), dan 729 distrik sanitasi (Sukhaphiban) (jumlah hingga tahun 1984).

Tentara

 
Tentara Kerajaan Thailand menembakkan howitzer M198 saat latihan

Tentara Kerajaan Thailand (กองทัพ ไทย) adalah tentara Pemerintah Thailand yang terdiri dari Tentara Kerajaan Thailand (กองทัพ บก ไทย), Angkatan Laut Kerajaan Thailand (กองทัพ เรือ ไทย), dan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (กองทัพ อากาศ ไทย), serta berbagai kekuatan semi-militer.

Royal Thai Army memiliki 306.000 anggota aktif dan 245.000 cadangan. Kepala Tentara Kerajaan Thailand (จอมทัพ ไทย, Chom Thap Thai) dipegang oleh Raja,[21] tetapi hanya atas nama. Tentara ini dikelola oleh Kementerian Pertahanan Thailand yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan (anggota kabinet Thailand) dan diketuai oleh Markas Besar Angkatan Darat Kerajaan Thailand yang dipimpin oleh Kepala Angkatan Pertahanan Thailand.[22] Pada 2011, pengeluaran militer Thailand diperkirakan sekitar US $ 5,1 miliar.

Menurut konstitusi, melayani di militer adalah tugas semua warga negara Thailand.[23] Namun, hanya laki-laki berusia 21 tahun atau lebih yang belum pernah mengikuti pelatihan Cadangan Siswa Sipil yang diberi pilihan untuk menjadi sukarelawan untuk dinas militer atau "penyebaran acak". Calon diharuskan untuk menjalani masa enam hingga dua tahun penuh sesuai dengan tingkat pendidikan mereka, sejauh mana mereka menjalani pelatihan tabungan, dan apakah mereka mengundurkan diri sebelum tanggal kelulusan (biasanya 1 April setiap tahun).

Hari Tentara dirayakan pada tanggal 18 Januari bersamaan dengan kemenangan Raja Naresuan atas Kerajaan Ayutthaya atas Raja Taungoo muda pada tahun 1593.

Ekonomi

 
Bangkok, ibu kota, juga merupakan kota terbesar dan pusat ekonomi dan keuangan negara

Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun 1985 hingga 1995 - rata-rata 9% per tahun - tekanan spekulatif yang meningkat terhadap mata uang Kerajaan Thai, Baht, pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan dan memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada nilai 25 Baht untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian meluas ke krisis finansial Asia.

Kerajaan Thai memasuki babak pemulihan pada tahun 1999; ekonominya menguat 4,2% dan tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang kuat - yang meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang melunak pada tahun 2001, tetapi kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan yang kuat di Tiongkok dan beberapa program stimulan dalam negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun 2004 dan 2005.

Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Kerajaan Thai, dan industri ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas Kerajaan Thai. Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1 juta).

Pertanian

 
Thailand adalah pengekspor beras terbesar kedua di dunia.

Thailand saat ini merupakan negara pengekspor terbesar produk pertanian dunia. Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB, dan dari sekitar 60 % dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian. Komoditas pertanian yang dihasilkan adalah beras dengan kualitas super, tapioka, karet, biji-bijian, gula, ikan dan produk perikanan lainnya. Thailand adalah produsen sekaligus eksportir terbesar dunia untuk beras, gula, karet, bunga potong, bibit tanaman, minyak kelapa sawit, tapioka, buah-buahan dan lain-lain produk pertanian, termasuk makanan jadi. Hal ini terwujud berkat tingginya perhatian dan usaha yang diberikan oleh pemerintah Thailand dalam meningkatkan pendapatan petani, dan tentunya, hal ini juga didukung oleh model atau sistem pertanian yang baik sehingga dihasilkan kualitas pangan yang sangat baik. Itu sebabnya, negara mengelola sektor ini secara sangat serius, bahkan didukung riset dan rekayasa teknologi yang melibatkan para ahli dan pakar dunia. Melalui hasil riset dan rekayasa teknologi ini Pemerintah Thailand mengambil kebijakan untuk mengembangkan satu produk pada satu wilayah yang dikenal dengan kebijakan satu desa satu komoditas (one village one commodity) dengan memperhatikan aspek keterkaitannya dengan sektor-sektor lain (backward and forward linkages), skala ekonomi dan hubungannya dengan outlet (pelabuhan). Hal ini mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok bisnis, sehingga masing-masing wilayah memiliki kekhasan sendiri sesuai dengan potensi wilayahnya.

Pemerintah Thailand juga memproteksi produk pertanian dengan memberikan insentif dan subsidi kepada petani. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong dan tak produktif untuk ditanami dengan tanaman yang berprospek ekspor. Sistem contract farming yang dipakai di Thailand berbeda dari yang biasa kita kenal di Indonesia. Perusahaan melakukan kontrak dengan petani tanpa mengharuskan petani menyerahkan jaminan. Di Indonesia, umumnya tanah petani menjadi agunan, sehingga kalau petani gagal, tanah mereka akan disita. Kegagalan petani akan ditanggung oleh negara. Statuta utama dalam kontrak tersebut adalah perusahaan menjamin harga minimal dari produk yang dimintanya untuk ditaman oleh petani. Jika harga pasar diatas harga kontrak, petani bebas untuk menjualnya ke pihak lain. Selain itu di Thailand juga menggunakan model pertanian Hidroponik untuk meminimalisir penggunaan tanah. Karena, di sana kualitas dan kuantitas tanah kurang memadai.

Pariwisata

 
Wat Arun, Bangkok; Thailand juga merupakan salah satu tujuan wisata internasional paling penting.

Pariwisata memberikan kontribusi hingga 6% dari total ekonomi Thailand. Thailand merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di Asia Tenggara pada 2013 menurut Organisasi Pariwisata Dunia. Otoritas Pariwisata Thailand menggunakan slogan Amazing Thailand untuk mempromosikan Thailand secara internasional. Thailand memiliki daya tarik wisata beragam seperti menyelam, pantai tropis, kehidupan malam, kuil Buddha, museum, situs arkeologis hingga beberapa situs warisan dunia. Wisata belanja di Bangkok menawarkan beragam merek lokal maupun internasional serta mudah dijangkau dengan beragam transportasi. Pasar Chatuchak di Bangkok menjual beragam peralatan rumah tangga hingga binatang eksotis.

Demografi

Thailand memiliki populasi 69.950.850[24] pada sensus tahun 2021. Sebagian besar orang Thailand tinggal di daerah pedesaan, berkonsentrasi pada area penanaman padi di sekitar pusat.

Etnisitas

 
Gadis-gadis suku Hill di Timur Laut Thailand.

Mayoritas warga negara Thailand adalah orang Thailand, terhitung 95.9% pada tahun 2010. Sisanya 4.1% adalah orang Burma (2.0%), lainnya 1.3%, dan 0.9% tidak terbatas.

Menurut Laporan Nasional Thailand 2011 kepada Komite PBB yang bertanggung jawab atas Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, dari Kementerian Hak dan Kebebasan Kementerian Kehakiman Thailand, ada 62 kelompok etnis yang diakui secara resmi di Thailand. 20 juta Thailand Tengah (dan sekitar 650,000 Thailand) merupakan sekitar 34.1 persen dari populasi negara itu dari 60,544,937 orang[25] pada saat penyelesaian data Peta Etnolinguistik Thailand (1997) oleh Universitas Mahidol.[26]

 
Wanita Thailand mengenakan sabai, Jim Thompson House

Laporan Negara Thailand 2011 berkontribusi pada statistik orang-orang kelas menengah-atas dan kelompok etnis di Timur Laut, jelas menyatakan ketergantungan mereka pada Peta Etnolinguistik Thailand data oleh Universitas Mahidol. Dengan demikian, meskipun lebih dari 3.288 juta orang di Timur Tengah saja tidak dapat dikategorikan, populasi dan kelompok etnis lain sekitar tahun 1997 dikenal di seluruh Thailand dan merupakan populasi minimum. Kelompok etnis minoritas terbesar di Thailand adalah sebagai berikut:

  1. 15.080.000 Lao (24,9 persen), terdiri dari: Thai Lao (14 juta), Thailand Loei (400-500,000), Lao Lom (350,000), Lao Wiang / Klang (200,000), Lao Khrang (90,000), Lao Ngaew (30,000) , dan Lao Ti (10,000);
  2. 6,000,000 Muang Utara / Khon Thailand (9.9 persen)
  3. 4,500,000 Pak Tai / Thailand Selatan (7.5 persen)
  4. 400,000 Khmer Leu / Khmer Utara (2.3 persen)
  5. 900,000 Melayu (1.5 persen)
  6. 500,000 Ngaw (0.8 persen)
  7. 470,000 Phu Thai (0.8 persen)
  8. 400,000 Kuy / Kuay / Suay (0.7 persen)
  9. 350,000 Karen (0.6 persen).

Tiongkok Thai, yang merupakan Tiongkok haus darah, merupakan 14% dari populasi negara itu, sementara setengah Tiongkok Thailand membentuk 40%.[27] Bahasa Melayu Thailand mewakili 3% dari populasi dan tempat tinggal terdiri dari Sen, Khmer dan berbagai ras, "kepala".

Meningkatnya jumlah imigran dari negara tetangga Myanmar, Laos, dan Kamboja, serta sejauh Nepal dan India, telah menjadikan jumlah bukan penduduk menjadi 3,5 juta sejak 2009, naik dari sekitar 1,3 juta pada 2000.[28]

Agama

Agama di Thailand (2018)[29]
Religion Percent
Buddha
  
93,46%
Islam
  
5,37%
Kristen
  
1,13%
Hindu
  
0,018%
Tanpa Agama/Lainnya
  
0,002%

Agama Menurut Wilayah atau Regional di Thailand (2018)[29] dari 67,726,416 jiwa, dengan spesifik sebagai berikut:

 
patung Budha, Provinsi Nan

Populasi Kerajaan Thai didominasi etnis Thai dan etnis Lao, yang berjumlah 3/4 dari seluruh penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang secara sejarah memegang peranan yang besar dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis Melayu di selatan, Mon, Khmer dan berbagai suku orang bukit.

Sekitar 93.5% penduduk Kerajaan Thai adalah pemeluk agama Buddha aliran Theravada, tetapi ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen dan Hindu. Bahasa Thai merupakan bahasa nasional Kerajaan Thai, yang ditulis menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga bahasa daerah lainnya. Bahasa Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.

Budaya

Budaya dan tradisi Thailand telah menerima banyak pengaruh dari luar, terutama dari India, Lao, Burma, Kamboja dan Tiongkok.

Thailand adalah rumah bagi banyak etnis minoritas, beberapa di antaranya menyeberangi perbatasan ke Myanmar, Laos, Kamboja dan Malaysia dan menanggung beban pengaruh budaya lokal, nasional, dan global. Orang-orang keturunan Tiongkok penting dalam masyarakat Thailand, terutama di sekitar Bangkok. Keberhasilan mereka dalam berintegrasi dengan komunitas Thailand memungkinkan mereka untuk memegang posisi ekonomi dan politik. Bisnis Thailand Thailand berkembang pesat di "jaringan bambu", jaringan bisnis Tiongkok di luar negeri yang beroperasi di pasar Asia Tenggara yang berbagi ikatan keluarga dan budaya.[30]

Thailand dikenal dengan buatan tangan dalam bentuk pemujaan (genggam) yang disebut wai, sering dilakukan oleh orang muda atau bawahan ketika bertemu dengan orang tua atau atasan, sering disertai dengan pengucapan "sawatdi khrap" oleh pria atau "sawatdi kha" oleh wanita. Orang yang lebih tua atau lebih tinggi juga bisa merespons dalam ibadat. Peringkat mendominasi usia dalam menentukan siapa yang memuja pertama, terutama dalam urusan formal. Misalnya, pengunjung ke kantor pemerintah beribadah terlebih dahulu meskipun mereka sudah lebih tua. Anak-anak yang ingin bersekolah diajarkan untuk menyembah orang tua mereka sebagai tanda penghormatan.

 
Upacara guru (Wai Kru)

Seperti banyak budaya Asia lainnya, Thailand sangat menekankan untuk menghormati leluhur kita. Orang-orang Thailand sangat ramah dan murah hati, tetapi mereka juga memiliki hierarki sosial yang kuat. Orang tua memiliki kekuatan untuk membuat keputusan keluarga atau melakukan upacara. Kakak laki-laki harus merawat adik-adiknya.

Ucapan penyambutan yang umum di Kerajaan Thai adalah isyarat bernama wai, yang gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya menyentuh kepala seseorang dan menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masing-masing merupakan bagian tubuh yang paling atas dan bawah.

Di Thailand itu tabu untuk memasukkan menyentuh kepala seseorang atau menunjuk kaki, karena itu adalah yang paling suci sementara kaki lebih rendah.

Arsitektur

 
Wat Phra Kaew, Bangkok

Arsitektur adalah media utama dari warisan budaya negara dan mencerminkan tantangan hidup di iklim Thailand yang terkadang ekstrim serta, secara historis, pentingnya arsitektur bagi rasa komunitas dan keyakinan agama masyarakat Thailand. Dipengaruhi oleh tradisi arsitektur banyak tetangga Thailand, Thailand juga mengembangkan variasi regional yang signifikan dalam bangunan vernakular dan keagamaannya.

Kerajaan Ayutthaya, yang berlangsung dari sekitar 1350 hingga 1767, adalah salah satu periode paling produktif dan kreatif dalam arsitektur Thailand. Identitas arsitektur pada periode Ayutthaya dirancang untuk menampilkan kekuatan dan kekayaan sehingga memiliki ukuran dan penampilan yang hebat. Kuil-kuil di Ayutthaya jarang membangun atap yang membentang dari masterhead. Fitur dominan gaya ini adalah sinar matahari menyinari bangunan. Selama bagian terakhir dari periode Ayutthaya, arsitektur dianggap sebagai pencapaian puncak yang menanggapi persyaratan orang dan mengekspresikan keanggunan Thainess.[31]

Wat

 
Wat thai "Krueng Lamyong"

Kuil Budha di Thailand dikenal sebagai "wat", yang berarti sebuah kandang. Sebuah kuil memiliki tembok penutup yang memisahkannya dari dunia sekuler. Arsitektur Wat telah melihat banyak perubahan di Thailand dalam perjalanan sejarah. Meskipun ada banyak perbedaan dalam tata letak dan gaya, semuanya menganut prinsip yang sama.[32]

 
mondop, Wat Ratchanatdaram.
  • Mondop (Thai: มณฑป): biasanya sebuah bangunan persegi terbuka dengan empat lengkungan dan atap piramidal, digunakan untuk menyembah teks atau benda keagamaan.
  • Bot (Thai: โบสถ์): ruang doa paling suci, juga disebut "aula penahbisan" karena di sinilah para bhikkhu mengambil sumpah mereka.
  • Chedi (Thai: เจดีย์): Juga dikenal sebagai stupa. Biasanya bangunan berbentuk kerucut atau lonceng, Mereka sering berisi peninggalan Buddha. Guci berisi abu orang yang dikremasi disimpan di sini dan berfungsi sebagai peringatan bagi leluhur tersebut.
  • Wihan (Thai: วิหาร): ruang pertemuan dan sholat.
  • Kuti (Thai: กุฏิ): tempat tinggal para bhikkhu terpisah dari bangunan suci.
  • Ho trai (Thai: หอไตร): perpustakaan tempat teks Buddha disimpan.
     
    sala, Humburg.
  • Sala (Thai: ศาลา): artinya aula, kamar besar atau gudang. Paviliun untuk relaksasi dan berbagai kegiatan lainnya. Di Kamboja, sala juga berfungsi sebagai pusat pendidikan Buddha di sebuah wat, tetapi tidak setiap wat memiliki satu wat. Itu dapat ditemukan di luar wat yang layak.

Rumah tradisional

Mereka dibangun di atas panggung untuk melindunginya dari banjir. Atap jerami sering diganti dengan atap seng.

Lantai pertama diakses oleh tangga eksternal, dikurangi menjadi tangga sederhana di daerah pedesaan. Kami biasanya melepas sepatu kami di dasar tangga. Tangga mengarah ke semacam beranda tertutup dengan lantai kayu. Beranda ini berfungsi sebagai ruang makan. Dari beranda, ada akses ke ruangan besar, terkadang satu-satunya di rumah. Di belakang, balkon panggung lain menghadap ke bangunan kecil yang terisolasi yang berfungsi sebagai dapur.[33]

Musik dan tarian

 
Tarian khon.

Selain dari tarian rakyat dan daerah (Menora (tarian) Thailand selatan dan Ramwong, misalnya), dua bentuk utama dari drama tari klasik Thailand adalah Khon dan Lakhon nai. Pada awalnya, keduanya secara eksklusif merupakan hiburan istana dan tidak lama kemudian gaya teater dansa yang populer, likay, berkembang sebagai pengalihan bagi rakyat biasa yang tidak memiliki akses ke pertunjukan kerajaan.[34]

 
Topeng khon.

Bentuk tarian rakyat termasuk bentuk teater tari seperti likay, banyak tarian daerah (ram), tarian ritual ram muay, dan penghormatan kepada guru, wai khru. Baik ram muay dan wai khru berlangsung sebelum semua pertandingan tradisional muay Thai. Wai juga merupakan upacara tahunan yang dilakukan oleh kelompok tari klasik Thailand untuk menghormati leluhur artistik mereka.

Musik klasik Thailand identik dengan ansambel dan repertoar bergaya yang muncul dalam bentuk mereka sekarang di pusat-pusat kerajaan Thailand Tengah sekitar 800 tahun yang lalu.  Sementara tiga ansambel klasik utama, Piphat, Khrueang sai dan Mahori berbeda secara signifikan, mereka semua memiliki instrumentasi dasar dan pendekatan teoritis. Masing-masing menggunakan simbal tangan ching kecil dan tongkat kayu krap untuk menandai referensi ketukan utama. Musik klasik Thailand memiliki pengaruh yang luas pada tradisi musik di negara tetangga.

Masakan

Masakan Thailand mencakup lima rasa dasar, yaitu manis, pedas, asam, pahit, dan asin. Di antara bahan utama masakan Thailand termasuk bawang putih, cabai, jus jeruk nipis, serai, ketumbar, lengkuas, tebu, dan saus ikan (nam pla). Makanan pokok Thailand adalah nasi, terutama dari beras jasmin (hom mali) yang ditemukan di hampir setiap makanan. Orang-orang Thailand di dalam negeri mengonsumsi lebih dari 100 kg beras dalam setahun. Lebih dari 5.000 varietas padi dari Thailand dikelola dalam dana genom padi oleh International Rice Research Institute (IRRI) yang berbasis di Filipina. Pelindung resmi IRRI Raja Thailand.[35]

Hiburan

Film Thailand diekspor dan dipamerkan di Asia Tenggara.[36] Sinema Thailand telah mengembangkan identitas uniknya sendiri dan sekarang diakui secara internasional karena didorong oleh budaya mereka.[37] Film seperti Ong Bak (2003) dan Tom-Yum-Goong (2005), dibintangi oleh Tony Jaa, menampilkan aspek-aspek khas seni bela diri Thailand "Muay Thai".

Thailand horor selalu memiliki pengikut yang signifikan, mengambil kisah unik dari luar kubur. Baru-baru ini, film horor seperti Shutter (2004), adalah salah satu film horor Thailand paling terkenal dan diakui di seluruh dunia.[38] Contoh lain termasuk Alone (2007), Body (2007), Coming Soon (2008), 4bia (2008), Ladda Land (2011), dan The Promise (2017).

Film thriller pencurian Heist Thailand, Bad Genius (2017), adalah salah satu film Thailand yang paling sukses secara internasional, film ini memecahkan rekor penghasilan Thailand di beberapa negara Asia,[39] Bad Genius menang dalam 12 kategori di Suphannahong National Film Awards ke-27 , dan juga memenangkan Penghargaan Juri di Festival Film Asia New York ke-16 dengan koleksi lebih dari $ 42 juta di seluruh dunia.[40]

Komedi romantis Thailand yang telah populer di Asia Tenggara seperti Hello Stranger (2010), First Love (A Little Thing Called Love) (2010), ATM Errak Error (2012), Pee Mak (2013), and I Fine..Thank You, Love You (2014).

Drama televisi Thailand seperti Hormones: The Series (2013), Girl From Nowhere (2018), and 2gether: The Series (2020).

Industri hiburan (film dan televisi) diperkirakan secara langsung menyumbang $ 2,1 miliar dalam produk domestik bruto (PDB) untuk ekonomi Thailand pada tahun 2011. Mereka juga secara langsung mendukung 86.600 pekerjaan.[41] Di antara beberapa artis Dance-pop yang telah membuat sukses internasional dapat disebutkan "Lisa" Lalisa Manoban[42] dan Tata Young.

 
Mae Nak Phra Khanong

Inti Folklor Thailand berasal dari agama etnis. Untuk waktu yang lama, kepercayaan rakyat diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya secara lisan. Banyak arwah ditemukan dalam cerita rakyat Thailand: Mae Nak (แม่นาก), Krasue (กระสือ), Preta (เปรต),[43] Nang Thani (นางตานี).[44] Kisah-kisah rakyat dan legenda Thailand digunakan oleh para penatua untuk mendidik generasi muda. Banyak dari kisah itu mengandung pelajaran moral dan etika yang menanamkan rasa hormat kepada orang tua, orang tua, dan bos. Kisah-kisah tentang dunia roh mengajarkan anak-anak untuk berhati-hati, tinggal di rumah di malam hari, dan menghormati kebiasaan dan ritual setempat. Banyak folklor Thailand didasarkan pada teks-teks Buddha. Folklor diciptakan melalui film seperti Peemak (kisah Mae Nak), Inhuman Kiss (kisah Krasue), dan Karma (kisah Preta).[45]

Media

Masyarakat Thailand dipengaruhi oleh media dari segala bentuk dan bahasa. Selain bahasa Thailand, bahasa Inggris dan Tiongkok juga digunakan di surat kabar dan majalah. Sebagian besar majalah pop Thailand menggunakan judul bahasa Inggris untuk alasan glamor. Banyak bisnis besar di Bangkok beroperasi dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya.

Olahraga

Ram Muay, ritual sebelum perang.
Pertandingan Muay Thai di Bangkok.
Buakaw, praktisi muay thai internasional terkenal

Ajang olahraga bergengsi di Asia tenggara Southeast Asian Games 2007 diadakan di Nakhon Ratchasima, Kerajaan Thai dari 6 Desember sampai 15 Desember 2007. Ini merupakan keenam kalinya, Kerajaan Thai menjadi tuan rumah Southeast Asian Games. Dan pada Southeast Asian Games 2009 Kerajaan Thai memimpin klasemen di posisi pertama.[46]

Muay Thai, sejenis seni bela diri kickboxing ala Kerajaan Thai, adalah olahraga nasional di Kerajaan Thai dan merupakan seni beladiri setempat. Popularitasnya memuncak 9di seluruh dunia pada tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di negara-negara lain di Asia Tenggara.

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Thailand | Geography, Economy, History, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-21. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  2. ^ Thakur, Upendra (1986). Some Aspects of Asian History and Culture (dalam bahasa Inggris). Abhinav Publications. ISBN 978-81-7017-207-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  3. ^ THE BANGKOK PERIOD, 1767-1932 Diarsipkan 2021-04-09 di Wayback Machine. Thailand: A Country Study
  4. ^ The Chakkri Dynasty Diarsipkan 2021-05-15 di Wayback Machine. Thailand. A Country Study
  5. ^ "King, country and the coup". The Indian Express. Mumbai. 22 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-14. Diakses tanggal 3 November 2011. 
  6. ^ 1932 Coup Diarsipkan 2021-05-15 di Wayback Machine. Thailand: A Country Study
  7. ^ Phibun and the Nationalist Regime Diarsipkan 2021-04-18 di Wayback Machine. Thailand: A Country Study
  8. ^ World War II Diarsipkan 2020-03-26 di Wayback Machine. Thailand: A Country Study
  9. ^ Pridi and the Civilian Regime, 1944-47 Diarsipkan 2021-05-15 di Wayback Machine. Thailand: A Country Study
  10. ^ Northern Thailand Archived January 28, 2012, at the Wayback Machine.
  11. ^ ดร.กระมล ทองธรรมชาติ และคณะ, สังคมศึกษา ศาสนาและวัฒนธรรม ม.1, สำนักพิมพ์ อักษรเจริญทัศน์ อจท. จำกัด, 2548, หน้า 24-25
  12. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x "The Climate of Thailand" Diarsipkan 2016-08-01 di Wayback Machine. (PDF).
  13. ^ Dr. Susan L. Woodward (1997–2014).
  14. ^ "Poaching for meat poses new extinction risk to Thai elephants | Environment | The Guardian". web.archive.org. 2018-02-05. Archived from the original on 2018-02-05. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  15. ^ "Activists Denounce Thailand's Elephant "Crushing" Ritual". web.archive.org. 2007-02-18. Archived from the original on 2007-02-18. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  16. ^ "(2/18/97) Endangered Animals on Restaurant Menus". web.archive.org. 2007-05-16. Archived from the original on 2007-05-16. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  17. ^ "Thailand's juristocracy". web.archive.org. 2015-09-05. Archived from the original on 2015-09-05. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  18. ^ "Bangkok Post article". www.bangkokpost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  19. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2008-02-26. Archived from the original on 2008-02-26. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  20. ^ "CTV.ca | A list of previous coups in Thailand". web.archive.org. 2007-10-16. Archived from the original on 2007-10-16. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  21. ^ Constitution of the Kingdom of Thailand. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-09. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  22. ^ "Ministry of Defense". web.archive.org. 2010-04-09. Archived from the original on 2010-04-09. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  23. ^ Constitution of the Kingdom of Thailand. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-09. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  24. ^ "Thailand Population 1950-2021". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-07. Diakses tanggal 2021-09-12. 
  25. ^ "Population, total - Thailand | Data". data.worldbank.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-31. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  26. ^ "Global Services Location Index - A.T. Kearney". web.archive.org. 2013-12-03. Archived from the original on 2013-12-03. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  27. ^ "CIA World Factbook". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-11-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-26. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  28. ^ "Burmese migrant children missing out on education". The New Humanitarian (dalam bahasa Inggris). 2009-06-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-27. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  29. ^ a b "Population by religion, region and area, 2018". NSO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-24. Diakses tanggal 9 March 2021. 
  30. ^ "The Bamboo Network: How Expatriate Chinese Entrepreneurs are Creating a New ... - Murray L. Weidenbaum, Samuel Hughes - Google Books". web.archive.org. 2015-09-05. Archived from the original on 2016-01-01. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  31. ^ ""โครงการจักทำองค์ความรู้ด้านการสำรวจสถาปัตยกรรมเพื่อการอนุรักษ์โบราณสถาน"" (PDF). web.archive.org. 2019-12-13. Archived from the original on 2019-12-13. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  32. ^ ""วัด"" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-17. 
  33. ^ Limited, Bangkok Post Public Company. "Virtues of the traditional Thai house". https://www.bangkokpost.com. Diakses tanggal 2020-08-05.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  34. ^ "Thai Traditional Dances - Dance costume Thailand". www.thai2siam.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-03. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  35. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2005-06-30. Archived from the original on 2005-06-30. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  36. ^ Limited, Bangkok Post Public Company. "Expanding the Asean screen". https://www.bangkokpost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 2020-08-05.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  37. ^ "Thai films get in on the action". The Hollywood Reporter (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-11. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  38. ^ ""Shutter" a bland horror remake". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2008-03-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-12. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  39. ^ "'Thai wave' in showbiz poised for big splash in China". Nikkei Asian Review (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-03. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  40. ^ "Singapore - From Singapore to Malaysia: Markets Leading the Expansion of Southeast Asian Cinema". The Hollywood Reporter (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-11. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  41. ^ "Entertainment Indrustries in Thailand" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-06-03. 
  42. ^ Okwodu, Janelle. "7 Rising Style Stars to Watch in 2020". Vogue (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-03. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  43. ^ Dobscha, Susan (2015-12-22). Death in a Consumer Culture (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-317-53619-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  44. ^ Hulme, Kyle. "10 Popular Thai Myths and Legends". Culture Trip. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-17. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  45. ^ Vathanaprida, Supaporn; MacDonald, Margaret Read (1994). Thai Tales: Folktales of Thailand (dalam bahasa Inggris). Libraries Unlimited. ISBN 978-1-56308-096-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 2020-08-05. 
  46. ^ "Sea Games 2009". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-19. Diakses tanggal 2009-12-13.