Laksa
Laksa adalah suatu hidangan mi berasal dari Nusantara diperkirakan makanan ini diperkenalkan pertama kali oleh orang Persia, laksa biasanya disajikan berkuah dan biasanya berisi lauk (di Indonesia umumnya berlauk daging ayam, udang, telur ayam, dan lain sebagainya). Perkataan laksa berasal dari Bahasa Melayu Kuno laksha yang berarti banyak atau "sepuluh ribu" yang tercatat dalam Prasasti Kedukan Bukit di Palembang (Sumatra Selatan). Di Palembang Laksa disebut dengan Lakso meskipun Laksa khas Palembang sangat berbeda dari Laksa pada umumnya yaitu terletak pada kuahnya yang khas.
Laksa | |
---|---|
Nama lain |
|
Sajian | Makanan utama |
Tempat asal | Persia[1] |
Daerah | Asia |
Dibuat oleh | Orang Persia (asal-usul); kini juga dibuat oleh orang di seluruh dunia termasuk Orang Indonesia |
Suhu penyajian | Hangat; panas |
Bahan utama | mi khas laksa, kuah (bervariasi) |
Sunting kotak info • L • B | |
Sejarah
Laksa ialah salah satu hidangan paling popular asal Asia Tenggara, dengan pelbagai jenis bahan yang digunakan dan proses penyediaan yang berbeza mengikut wilayah masing-masing. Oleh itu, laksa mempunyai pelbagai jenis di seluruh wilayah ini, sukar untuk menentukan asal usul hidangan ini dengan tepat. Namun begitu, beberapa resipi laksa telah dibangunkan di sepanjang saluran perdagangan Asia Tenggara—di pelabuhan yang terletak di Pulau Pinang, Medan, Melaka, Singapura, Palembang dan Batavia (kini Jakarta); merupakan persinggahan utama di sepanjang laluan rempah-rempah yang bersejarah. Hubungan perdagangan yang intensif antara bandar pelabuhan ini membolehkan pertukaran idea berlaku, termasuk perkongsian resipi.[2]
Terdapat pelbagai teori tentang asal usul laksa. Salah satunya ialah perkataan "laksa" berasal daripada perkataan Parsi purba untuk "mi".[3] Menurut Denys Lombard dalam buku Le carrefour Javanais. Essai d'histoire globale II, yang diterbitkan pada tahun 2005, salah satu catatan terawal perkataan laksa untuk menggambarkan mi telah ditemui dalam prasasti Biluluk Jawa bertarikh 1391 pada era Majapahit, yang menyebut perkataan "hanglaksa". "Hanglaksa" dalam bahasa Kawi bermaksud, "pembuat bihun".[4] Perkataan laksa juga mungkin berasal dari bahasa Sanskrit laksha yang bererti banyak atau "sepuluh ribu" (seperti mana dalam dokumen lama seperti Batu Bersurat Kedukan Bukit[5]), merujuk kepada banyaknya kandungan dan rempah yang digunakan. Istilah laksa atau lakhshah juga dipercayai berasal daripada bahasa Parsi atau bahasa Sanskrit yang merujuk kepada sejenis bihun.
Satu lagi teori tentang asal-usul hidangan ini bermula pada ekspedisi tentera laut Cina Dinasti Ming pada abad ke-15 yang diketuai oleh Zheng He, yang di mana armadanya mengemudi Maritim Asia Tenggara.[3] Walau pun begitu, orang Cina seberang laut telahpun menetap lebuh awal di pelbagai bahagian di Maritim Asia Tenggara, berbanding ekspedisi Zheng He. Disebabkan hal itu, bilangan pendatang dan pedagang Cina meningkat dengan ketara. Lelaki Cina berkahwin campur dengan penduduk tempatan, dan bersama-sama mereka membentuk masyarakat bercampur yang dipanggil Cina Peranakan atau Cina Selat dan Baba dan Nyonya.[3] Di Malaysia, varian laksa terawal dipercayai telah diperkenalkan oleh orang Cina Peranakan di Melaka.[6]
Varian
Ada berbagai jenis Laksa yang dikembangkan di seluruh dunia. Namun demikian, semua varian tersebut hakikatnya memiliki esensi yang sama, yakni berupa hidangan mi (ataupun pasta) yang biasanya disajikan berkuah yang divariasi dengan berbagai ragam isian.
Di Indonesia
Di Indonesia sendiri, ada berbagai macam laksa yang dikembangkan mengikuti cita rasa selera lokal dan tradisi kuliner masyarakat setempat. Di antara varian laksa khas Indonesia yang populer ialah:
Laksa Banjar
Laksa Banjar memiliki tampilan yang berbeda dari laksa pada umumnya, mi laksa di Laksa Banjar biasanya tak terurai, tetapi dijalin menjadi satu sehingga membentuk satu kesatuan seperti gulungan. Untuk kuahnya, Laksa Banjar biasanya menggunakan campuran ikan haruan yang telah melalui proses penghalusan terlebih dahulu.[7] Warna kuah Laksa Banjar biasanya cenderung berwarna oranye pasi karena juga mengandung sedikit campuran Sambal Habang (jenis sambal merah khas Banjarmasin).[7]
Laksa Bogor
Kekhasan Laksa Bogor terdapat pada penggunaan Oncom yang biasanya dipanggang terlebih dahulu. Terkadang juga dapat disantap dengan Ketupat maupun Perkedel sebagai pelengkap hidangan.[8] Kuah pada Laksa Bogor biasanya menggunakan campuran berbagai bumbu khas yang dicampur dengan santan[8] dan berwarna kuning kehijauan.[8]
Laksa Betawi
Berdasarkan sejarahnya, Laksa Betawi sebenarnya merupakan pengembangan dari Laksa Cibinong yang awalnya dikembangkan di daerah Kecamatan Cibinong di Kabupaten Bogor. Namun, variasi Laksa Betawi menjadi lebih populer daripada pendahulunya disebabkan mendapat eksposur yang lebih besar. Pada tahun 1988, Laksa Betawi pernah dinobatkan sebagai salah satu hidangan pemenang dalam Betawi Food Festival (terj. har. "Festival Makanan Betawi") pada perayaan HUT ke-26 Hotel Indonesia di Jakarta.[9]
Laksa Cibinong
Lakso
Laksa Jepara
Laksa Medan
Laksa Tangerang
Di seluruh dunia
Di Uzbekistan
Di Uzbekistan, Laksa secara umum dieja sebagai Lagʻmon. Ada beberapa varian Lagʻmon yang digemari masyarakat Uzbek, di antaranya yang paling favorit adalah Lagʻmon berlauk potongan daging domba dan berkuah pedas.
Referensi
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaITSU
- ^ Urvija Banerji (8 January 2016). "How Intermarriage Created One of the World's Most Delicious Foods". Atlas Obscura.
- ^ a b c @NatGeoUK (9 February 2019). "Deconstructing laksa, the fusion dish of Malaysia and Singapore". Deconstructing laksa, the fusion dish of Malaysia and Singapore | National Geographic. Diakses tanggal 18 June 2019.
- ^ Melati Mewangi (2021-12-01). "Sluuurps.. Nikmatnya Mi Nusantara". Tutur Visual - Kompas.id. Diakses tanggal 2021-12-06.
- ^ Shaharir Mohamad Zain; Zahrin Affandi Mohd. (2018). "Reka Cipta Sistem Bilangan Perpuluhan Malayonesia Dalam Bahasa Melayu Mendahului Sistem Bilangan Perpuluhan Dalam Bahasa Inggeris". Melayu. Universiti Kebangsaan Malaysia.
- ^ Lara Dunston (24 October 2012). "Laksa: Discovering Malaysia's signature dish". Asian Correspondent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-02. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ a b "Sedapnya Kuah Laksa Khas Banjar Bercampur Daging Ikan Gabus" [Delicious Banjar Laksa Sauce Mixed with Cork Fish]. Banjarmasin TribunNews. TribunNews Network.
- ^ a b c Batarfie, Balqies (2016). 34 Resep Langka Masakan Bogor Tempo Doeloe [34 Rare Recipes for Classical Bogor Cuisine]. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9786020322513.
- ^ Indonesia Magazine (dalam bahasa Inggris and Bahasa Indonesia). 26. Michigan: Yayasan Harapan Kita. 1995.