Coca-Cola Europacific Partners Indonesia
Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (sebelumnya bernama Coca-Cola Amatil Indonesia hingga 2021) adalah perusahaan minuman ringan di Indonesia yang berafiliasi dengan The Coca-Cola Company. Perusahaan ini memasarkan minuman berkarbonasi dengan merek Coca-Cola, Fanta dan Sprite, minuman sari buah dengan merek Minute Maid, minuman susu dengan merek Nutriboost, minuman teh dengan merek Frestea, dan air mineral dengan merek Ades, serta memiliki dua anak perusahaan, yaitu Coca-Cola Bottling Indonesia di bidang produksi, dan Coca-Cola Distribution Indonesia untuk distribusi.
Perusahaan Swasta | |
Industri | Minuman Ringan |
Didirikan | 1971 |
Kantor pusat | , |
Wilayah operasi | Indonesia |
Produk | Minuman berkarbonasi: Coca-Cola, Fanta, Sprite, A&W, Schweppes Minuman sari buah: Minute Maid Minuman susu: Nutriboost Minuman teh: Frestea Air mineral: Ades |
Induk | Coca-Cola Europacific Partners |
Divisi | Coca-Cola Bottling Indonesia Coca-Cola Distribution Indonesia |
Situs web | www.cocacola.co.id www.cocacolaep.com |
Sejarah
Masa Kolonial Hindia Belanda hingga Perang Dunia II
Coca-Cola pertama kali hadir di Hindia Belanda pada tahun 1927, masih diimpor utuh dalam kemasan botol oleh seorang insinyur Belanda bernama Bernie Konings.[1] Kemudian pada tahun 1932 mulai diproduksi massal oleh De Water Nederlands-Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) di Pasar Baru, Batavia, yang dimiliki seorang Belanda.[2] Selama Perang Dunia II, ketika Hindia Belanda diduduki Jepang, pabrik ini ditutup dan produksi Coca-Cola otomatis lumpuh total.[3]
Masa Kemerdekaan Indonesia
Sesudah kemerdekaan Indonesia, didirikan perusahaan pembotol baru Coca-Cola di Indonesia dengan nama NV The Indonesia Bottlers Ltd. (IBL) oleh Bernie Konings, M. Tabrani, Aminoedin Pohan, T.S.G. Mulia serta Gouw Hoan Giok dan istri pada 7 Maret 1953.[1] Mulai beroperasi di tahun 1956, pabrik tersebut memproduksi 1.000-1.500 krat Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.[3] Adapun saham Konings dilepas di tahun 1957 sehingga kepemilikannya 100% dipegang WNI. Meskipun demikian, kondisi ekonomi-politik era Orde Lama membuat kinerja perusahaan ini tersendat-sendat,[1] terutama ketika pemerintah saat itu menggalakkan sikap anti-Barat di masyarakat yang membuat produksinya terhenti di tahun 1964-1965.[4] Belakangan IBL dimiliki oleh T.H. Ticoalu, Tatang Nana dan Harry Handojo.[3]
Pada 12 April 1971 NV Indonesia Bottlers membentuk perusahaan patungan dengan tiga perusahaan Jepang, Mitsui Co. Ltd., Mikuni Coca-Cola Bottling Co. dan Mitsui Toatsu Chemicals Inc. (40%-60%) dengan nama PT Djaya Beverages Bottling Company,[1] sebagai perusahaan pembotolan modern Coca-Cola pertama di Indonesia.[5] Di tahun itu juga, merek Sprite mulai dipasarkan yang disusul merek Fanta di tahun 1973. Secara berturut-turut, kemudian sejumlah perusahaan memperoleh lisensi produksi Coca-Cola di beberapa daerah, meliputi:
Nama perusahaan[6] | Tahun pemberian lisensi | Lokasi pabrik | Kapasitas produksi (per liter, 1997)[7] | Kepemilikan[8][7] | Catatan |
---|---|---|---|---|---|
PT Djaya Beverages Bottling Company | 1971 | Jakarta | 230.000.000 | NV Indonesia Bottlers (51%), Coca-Cola Holdings (Asia) Ltd. (29%), Mikuni Coca-Cola Bottling Co. (20%)[9] | Mulanya saham mayoritas dipegang tiga perusahaan Jepang, namun mulai 28 April 1987 Mitsui dan Mitsui Toatsu melepas sahamnya ke Indonesia Bottlers, yang disertai masuknya saham Coca-Cola Holdings, Hong Kong. Mikuni Coca-Cola merupakan salah satu perusahaan pembotol Coca-Cola di Jepang.[1] |
PT Brasseries de l'Indonésie PT Multi Bintang Indonesia PT Pan Java Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1973 | Medan | 14.000.000 | Brasseries et glacières internationales dan PT Pabrik Es Siantar[5] Heineken Partogius Hutabarat |
Mulanya hak produksi Coca-Cola dipegang oleh perusahaan patungan bernama PT Brasseries de l'Indonésie. Di tahun 1981 perusahaan tersebut melakukan merger dan akuisisi dengan pabrik bir PT Multi Bintang Indonesia (MBI). Karena ingin berfokus ke pabriknya di Jakarta, PT MBI menjual pabrik Coca-Cola di Medan kepada PT Pan Java Bottling Co.[10] Lalu perusahaan tersebut dimerger ke dalam PT Coca-Cola Pan Java Bottling Co.[7] |
PT Tirtalina Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1976 | Surabaya | 9.100.000 | PT Teknik Umum (Edi Kowara Adiwinata) | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
PT Pan Java Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1976 | Semarang | 45.882.440 | Partogius Hutabarat | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik Partogius Hutabarat. |
PT Tirta Permatasari Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1981 | Ujung Pandang | 6.694.000 | ||
PT Tirta Mukti Indah Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1983 | Bandung | 23.754.000 | PT Teknik Umum | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
PT Tribina Jaya Nusantara Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1985 | Padang | 2.946.000 | Partogius Hutabarat | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik Partogius Hutabarat. |
PT Banyu Agung Sejahtera Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1985 | Denpasar | 2.842.000 | PT Teknik Umum | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
PT Swarna Dwipa Mekar Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1985 | Bandar Lampung | 7.200.000 | Partogius Hutabarat | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik Partogius Hutabarat. |
PT Bangun Wenang Beverages Company | 1985 | Manado | 6.235.000 | Keluarga Thenoch[3] | |
PT Eka Ticma Manunggal Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1991[11] | Banjarmasin | 7.500.000 | PT Teknik Umum[12] | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
Adapun The Coca-Cola Company, Amerika Serikat sendiri juga mendirikan cabangnya di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama PT Coca-Cola Indonesia[13] yang sampai saat ini masih berdiri. Perusahaan ini tidak memproduksi Coca-Cola secara langsung, melainkan mensupervisi produksi Coca-Cola di pabrik-pabriknya dan menyuplai bahan baku Coca-Cola.[1] Di tahun 1977, pabrik Coca-Cola di Indonesia bertambah dengan pendirian pabrik Commercial Support Supply (CPS) di tahun 1977 untuk memenuhi pasokan bahan dasar minuman untuk pabrik pembotolan di Indonesia. Selain Indonesia, CPS juga mengekspor produknya ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Australia, Selandia Baru, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.[3]
Akuisisi oleh Coca-Cola Amatil
Pada tahun 1991, Coca-Cola Amatil (CCA, perusahaan pembotol Coca-Cola yang berbasis di Sydney, Australia) mulai mengakuisisi pabrik pembotolan Coca-Cola di Indonesia. Dimulai dari perusahaan-perusahaan pembotol di bawah Partogius Hutabarat (Pan System) dan Edi Kowara (Teknik Umum) yang dikonsolidasikan menjadi dua perusahaan, yaitu PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company dan PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company. Dalam masing-masing perusahaan ini CCA memiliki 49% saham dan sisanya pemilik lama.[8][7] Pada 6 Oktober 1993, menyusul 90% saham PT Djaya Beverages Bottling Company yang diakuisisi CCA,[14] dan dua tahun kemudian, CCA sudah memiliki 100% saham PT Djaya Beverages dan 90% saham di PT Coca-Cola Pan Java serta PT Coca-Cola Tirtalina.[15] Hal ini membuat CCA menguasai 10 dari 11 pabrik Coca-Cola di Indonesia, kecuali PT Bangun Wenang.[3]
Pada 1 Januari 2000 semua perusahaan pemegang lisensi produksi CCA di Indonesia dikonsolidasikan menjadi PT Coca Cola Amatil Indonesia Bottling, yang kemudian di tanggal 1 Juli 2002 berganti nama menjadi PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI).[10] Selain perusahaan ini, ada juga PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) sebagai perusahaan distributor,[16] yang sebenarnya juga merupakan hasil konsolidasi dengan sejumlah distributor seperti PT Coca-Cola Banyu Argo,[17] PT Coca-Cola Kendali Sodo[18] dan PT Enam Sekawan. Pada tahun 2016, pemegang lisensi produsen Coca-Cola terakhir di Indonesia yang ada di luar CCA, PT Bangun Wenang dicabut oleh Coca-Cola di AS.[19]
Selain dalam kemasan botol, sejak tahun 1986 Coca-Cola dipasarkan dalam kemasan kaleng dengan produk Diet Coke dan sejak tahun 1996 dalam kemasan botol plastik PET oleh Coca-Cola Amatil Indonesia. Pada tahun 2002, Frestea mulai diperkenalkan dan CCAI juga mengakuisisi merek air minum dalam kemasan, Ades. Merek Minute Maid dan Coke Zero mulai dipasarkan pada tahun 2008, Ades dijual dalam kemasan botol plastik ramah lingkungan pada tahun 2011, minuman isotonik Aquarius mulai dipasarkan tahun 2013 dan terakhir, merek Nutriboost dipasarkan tahun 2013.[3] Merek lain yang dipasarkan Coca-Cola di Indonesia adalah A&W Root Beer (root beer) dan Schweppes (air soda).[20] Coca-Cola juga pernah mengedarkan minuman Hi-C (teh botol), Krest (minuman ringan), Bonaqa (air minum)[7] dan Powerade (minuman isotonik).[1]
Pada tanggal 10 Mei 2021, Coca-Cola Amatil Indonesia berganti nama menjadi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia seiring dengan penggabungan Coca-Cola Amatil dengan Coca-Cola European Partners[21] menjadi Coca-Cola Europacific Partners.
Daftar produk
Minuman berkarbonasi
- Coca-Cola Rasa Original
- Coca-Cola Light Bebas Gula
- Coca-Cola Zero Sugar
- Fanta Air Soda
- Fanta Rasa Jeruk
- Fanta Rasa Stroberi
- Sprite
- Sprite Waterlymon
- A&W Rasa Sarsaparila
- Schweppes Air Soda
- Schweppes Ginger Ale
- Schweppes Tonic Water
Minuman sari buah
- Minute Maid Pulpy Orange
Minuman susu
- Nutriboost Rasa Jeruk
- Nutriboost Rasa Stroberi
Minuman teh
- Frestea Original (Jasmine)
- Frestea Apel
- Frestea Leci
- Frestea Markisa
- Frestea Teh Hijau Madu
- Frestea Milk Tea Brown Sugar
- Frestea Nusantara
Air mineral
Isotonik
Layanan Pelanggan Coca-Cola Indonesia
Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia juga menyediakan layanan pelanggan untuk informasi lebih lanjut, saran dan keluhan mengenai produk CCAI. Pelanggan dapat menghubungi nomor 0800 100 2653 (bebas pulsa) atau SMS ke nomor 0812 112 2653 atau dapat mengunjungi situs resmi CCEP Indonesia.
Referensi
- ^ a b c d e f g BAB IV
- ^ Merek Dagang Bertahan Lama. Bagaimana Mereka Bisa Bertahan?
- ^ a b c d e f g "80 years Coca Cola Amatil Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-01. Diakses tanggal 2016-01-16.
- ^ Merek Dagang Bertahan Lama. Bagaimana Mereka Bisa Bertahan?
- ^ a b Indonesia: A Survey of U.S. Business Opportunities, Volume 57
- ^ Parlementaria, Volume 20-21
- ^ a b c d e Informasi, Masalah 215-220
- ^ a b 36 kasus pemasaran asli Indonesia: bermain dengan persepsi
- ^ Japanese Overseas Investment
- ^ a b GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
- ^ [https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/26959/01522198%20Arief%20Runadi.pdf?sequence=1 ANALISIS REVERSE LOGISTICS PADA PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, KALIMANTAN]
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 3,Masalah 1-12
- ^ Junk Food Politics: How Beverage and Fast Food Industries Are Reshaping ...
- ^ Mergent International Manual, Volume 1
- ^ Branding Promotion with Social Network
- ^ "Coca-Cola : Lebih dari 80 Tahun Mengabdi Pada Indonesia". Coca-Cola Amatil Indonesia. Indonesia. April 1, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-01. Diakses tanggal 2016-01-16.
- ^ Sejarah Berdirinya PT Coca Cola Distribution Indonesia
- ^ BAB II
- ^ Kontrak Diputus, Bangun Wenang Gugat Coca Cola Indonesia
- ^ Kategori Minuman
- ^ Coca-Cola Europacific Partners - Nama Baru Perusahaan Hasil Akuisisi Coca-Cola Amatil dan Coca-Cola European Partners