Paku Alam V

Adipati dari Pakualaman
Revisi sejak 12 Desember 2023 11.54 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Moving from Category:Adipati Paku Alam to 5 using Cat-a-lot)

KPH Suryodilogo (dilahirkan pada 23 Juni 1833 / 1835?? di Yogyakarta) adalah penguasa Kadipaten Pakualaman yang kelima. Ibundanya adalah selir Paku Alam II.

Paku Alam V
Potret Paku Alam V menggunakan seragam KNIL.
Adipati Kadipaten Pakualaman
kelima
Bertakhta1878-1900
Penobatan10 Oktober 1878
PendahuluPaku Alam IV
PenerusPaku Alam VI
KelahiranBendoro Raden Mas Noto Wiloyo
23 Juni 1833
Kadipaten Pakualaman, Keresidenan Yogyakarta, Hindia Belanda
Kematian6 November 1900(1900-11-06) (umur 67)
Kadipaten Pakualaman, Keresidenan Yogyakarta, Hindia Belanda
Pemakaman
Nama takhta
Sampeyan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam ingkang Jumeneng Kaping Gangsal
WangsaMataram
AyahPaku Alam II
IbuBRAy. Resminingdyah
AgamaIslam

Penobatan

Setelah KGPA Surya Sasraningrat (Paku Alam IV) mangkat dengan mendadak timbul suatu riak-riak di keluarga Paku Alam untuk menentukan siapa penggantinya. Pilihan sulit yang dimiliki mereka adalah diambilkan keturunan langsung Surya Sasraningrat, keturunan langsung Paku Alam II atau keturunan langsung Paku Alam III. Akhirnya KPH Suryodilogo, seorang komandan Legium Pakualaman terpilih sebagai pengganti almahrum Paku Alam IV. Pada 10 Oktober 1878 (versi lain mengatakan tanggal 9 Oktober dan 15 Desember pada tahun yang sama), KPH Suryodilogo ditahtakan sebagai kepala Kadipaten Paku Alaman ke 5 dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Prabu Suryodilogo.

Sebagai Adipati Pakualaman

KGPAA Prabu Suryodilogo memegang kewajiban yang sangat berat. Diantaranya adalah melunasi hutang almahrum kepala Kadipaten Pakualaman dan memelihara serta menegakkan ketertiban/keamanan di wilayah Pakualaman. Setelah menujukkan tanda-tanda kemajuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya maka pada 20 Maret 1883 ia diperkenankan memakai gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam V. Paku Alam V tidak banyak memberi apresiasi di bidang kesusastraan karena ia memilih berkecimpung di bidang Ekonomi. Selain prestasi sebuah pukulan berat harus diterima dengan dibubarkannya angkatan perang Pakualaman pada tahun 1892.

Berbeda dengan pendahulunya, Paku Alam V merintis anggota keluarga Paku Alam untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah Belanda antara lain di Sekolah Dokter Jawa. Bahkan mulai 1891 ia mengirim beberapa putra dan cucunya ke Negeri Belanda (Nederland) untuk mengecap pendidikan disana. Dari pemikirannya yang tidak kolot ini muncul beberapa hasil diantaranya ada anggota keluarga Paku Alam yang menjadi anggota Volksraad dan Raad van Indie (walaupun ia tidak dapat melihat langsung hasilnya karena telah mangkat).

Kehidupan Pribadi

Paku Alam V memiliki 17 putra-putri yang dilahirkan baik dari permaisuri maupun selir. Salah seorang putranya, KPAA Kusumoyudo, adalah anggota Raad van Indie. Setelah 22 tahun memerintah, pada 6 November 1900, KGPAA Paku Alam V mangkat dan dimakamkan di Girigondo, Adikarto (sekarang-maret 2007- merupakan bagian selatan Kabupaten Kulon Progo).

Referensi

Soedarisman Poerwokoesoemo, KPH, Mr (1985) KADIPATEN PAKUALAMAN, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pranala luar

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Paku Alam IV
Pangeran Paku Alam di Yogyakarta
1878-1900
Diteruskan oleh:
Paku Alam VI