Bandar Udara Internasional Hang Nadim

bandar udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional Hang Nadim (bahasa Inggris: Hang Nadim International Airport) (IATA: BTHICAO: WIDD), adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di kelurahan Batu Besar, kecamatan Nongsa, kota Batam, provinsi Kepulauan Riau. Bandar udara ini mendapatkan nama dari Laksamana Hang Nadim yang termahsyur dari Kesultanan Malaka. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landas pacu terpanjang di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara setelah Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat menampung 18-pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777.

Bandar Udara Internasional Hang Nadim

Hang Nadim International Airport
Informasi
JenisPublik
PemilikPT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
Pengelola [1]
MelayaniPulau Batam
LokasiBatam, Kepulauan Riau, Indonesia
Maskapai penghubung
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl38 mdpl
Koordinat01°07′15″N 104°07′07″E / 1.12083°N 104.11861°E / 1.12083; 104.11861
Situs webhangnadim.bpbatam.go.id
Peta
BTH/WIDD di Sumatra
BTH/WIDD
BTH/WIDD
Lokasi bandara di Kepulauan Riau , Indonesia
BTH/WIDD di Indonesia
BTH/WIDD
BTH/WIDD
BTH/WIDD (Indonesia)
BTH/WIDD di Asia Tenggara
BTH/WIDD
BTH/WIDD
BTH/WIDD (Asia Tenggara)
BTH/WIDD di Asia
BTH/WIDD
BTH/WIDD
BTH/WIDD (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
04/22 4,028 13,218 Aspal
Statistik (2018)
Penumpang6,500,000(Kenaikan)
Kargo (ton)26,109 (Penurunan 24.3%)
Pergerakan pesawat62,896 (Kenaikan 16.5%)
Aula Keberangkatan & Check-in bandara Hang Nadim

Penyebrangan feri telah menjadi metode transportasi utama untuk bepergian ke pulau-pulau seberang, termasuk Singapura. Namun, lama kelamaan, penyeberangan menggunakan feri mulai tidak efektif, sehingga dibangunlah Bandara Hang Nadim. Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif Bandar Udara Internasional Changi Singapura yang diletak dari Singapura karena bandara ini memiliki landas pacu yang cukup panjang untuk menampung pesawat-pesawat jenis Airbus A380, Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777. Namun, bandara ini juga mendapatkan persaingan yang cukup ketat dari bandara-bandara lain di Wilayah Pertumbuhan Segitiga Sijori seperti: Bandar Udara Internasional Senai yang diletak dari Johor Bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi yang diletak dari Singapura.

Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah salah satu badan usaha milik Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Berjarak sekitar 22 kilometer dari pusat Kota Batam, Kepulauan Riau, Bandara Hang Nadim berada di jalur perdagangan segitiga emas antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan Batam dengan seluruh dunia, Bandara Hang Nadim beroperasi di area seluas 1.762 ha dengan luas terminal mencapai 30.000 m2. Dengan landasan pacu sepanjang 4.025 m dan lebar 45 m, menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai bandara dengan landasan terpanjang di Indonesia dan nomor dua di Asia Tenggara.

Setiap harinya, Bandara Hang Nadim melayani rata-rata enam penerbangan. Kapasitas penumpang Bandara Hang Nadim ± 5 juta/tahun, dengan kapasitas saat jam puncak operasional mencapai ± 1.400 penumpang/hari.[2]

Sejarah

Bandar Udara (1 Januari 1984 - 31 Desember 1984)

Bandar Udara Hang Nadim mulai beroperasi pada tanggal hari Minggu, 1 Januari 1984 ditandai untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 4.025-meter.

Bandar Udara Nasional (1 Januari 1985 - 31 Desember 1989)

Setahun kemudian dibuka secara resmi pada tanggal hari Selasa, 1 Januari 1985 dengan melayani penerbangan domestik yang melayani rute penerbangan langsung seperti Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandar Udara Internasional Juanda (Surabaya), Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (Bandung), Bandar Udara Internasional Polonia (Medan), Pekanbaru, Bandar Udara Tabing (Padang) dan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).

Bandar Udara Internasional (1 Januari 1990 - 31 Desember 1994)

Lima tahun kemudian penerbangan internasional dibuka secara resmi pada tanggal 1 Januari 1990 dengan melayani penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan langsung ke Bandar Udara Internasional Senai, Johor Bahru, Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi di Singapura.

Dibuka Umum (1 Januari 1995-sekarang)

Lima tahun kemudian upacara peresmian untuk umum dibuka oleh Soeharto selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 1 Januari 1995. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan batu prasasti sebagai tanda resmi dibukanya layanan penerbangan internasional dengan mengganti nama bandara menjadi "Bandar Udara Internasional Hang Nadim".

Maskapai Penerbangan dan Tujuan

Pesawat Penumpang

MaskapaiTujuan
Batik Air Jakarta–Soekarno–Hatta
Batik Air Malaysia Kuala Lumpur–Subang
Citilink Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Silangit, Surabaya
Garuda Indonesia Jakarta–Soekarno–Hatta
Jeju Air Charter: Seoul–Incheon
Lion Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Surabaya
NAM Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Natuna
Saudia Haji: Jeddah
Super Air Jet Bandung (berakhir 28 Oktober 2023), Jakarta–Soekarno–Hatta, Majalengka (dimulai 29 Oktober 2023), Semarang, Yogyakarta–Internasional
Susi Air Dabo, Pasir Pengaraian
Wings Air Bengkulu, Jambi, Letung, Natuna, Pekanbaru

Pesawat Kargo

MaskapaiTujuan
Asialink Cargo Express Pekanbaru, Singapura
Republic Express Cargo Jakarta–Soekarno–Hatta, Pekanbaru

Referensi

  1. ^ https://ekonomi.bisnis.com/read/20211221/98/1480107/bp-batam-dan-bup-konsorsium-angkasa-pura-i-iiac-wika-tandatangani-perjanjian-kerja-sama-pengelolaan-bandara-batam
  2. ^ "Profil Bandara - About Us". Hang Nadim International Airport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-24. Diakses tanggal 24 Desember 2021. 

Pranala luar