Ahmad Amiruddin (politikus)

ahli kimia nuklir Indonesia

Prof. Dr. Ahmad Amiruddin (25 Juli 1932 – 22 Maret 2014)[1][2] adalah seorang ahli kimia nuklir Indonesia yang juga merupakan mantan Rektor Universitas Hasanuddin ke–6 dari tahun 1973 hingga 1982, Gubernur Sulawesi Selatan dua periode 1983–1988 dan 1988–1993 serta Wakil Ketua MPR-RI pada 1992 hingga 1997.

Ahmad Amiruddin
Gubernur Sulawesi Selatan ke-4
Masa jabatan
19 Januari 1983 – 19 Januari 1993
PresidenSoeharto
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Utusan Daerah
Masa jabatan
1 Oktober 1992 – 1 Oktober 1997
PresidenSoeharto
Ketua MPRWahono
Walikotamadya Parepare
Penjabat
Masa jabatan
1983–1983
PresidenSoeharto
GubernurAhmad Amiruddin
Sebelum
Pendahulu
Joesoef Madjid
Pengganti
Andi Samad Thahir
Sebelum
Rektor Universitas Hasanuddin ke-6
Masa jabatan
1973–1982
Sebelum
Pendahulu
Andi Hafid
Pengganti
Hasan Walinono
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1932-07-25)25 Juli 1932
Gilireng, Wajo, Celebes, Hindia Belanda
Meninggal22 Maret 2014(2014-03-22) (umur 81)
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Almamater
PekerjaanDosen
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal dan pendidikan

Ahmad Amiruddin lahir di sebuah kampung bernama Gilereng, Kabupaten Wajo pada 25 Juli 1932. Amiruddin lahir dari pasangan Ahmad Pabittei dan Saodah, seorang pegawai pemerintah dan guru. Tamat SD dan SMA di Sengkang, orang tuanya mengirim Amiruddin melanjutkan SMA di Bandung tahun 1947. Tiga tahun kemudian setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) sekitar tahun 1950. Karena prestasinya, Amiruddin berkesempatan menempuh pendidikan program magister dan doktoral di Universitas Kentucky, Lexington, Kentucky, Amerika Serikat.[1]

Karier

Setelah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat ia diangkat menjadi dosen di ITB. Kemudian secara berturut-turut ia menjadi dekan dan kemudian diangkat menjadi guru besar pada Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan ITB. Amiruddin menerima gelar doktor honoris causa (HC) dari UKM.[1]

Rektor Universitas Hasanuddin

Amiruddin menjadi rektor Universitas Hasanuddin pada 1973. Saat jadi rektor, ia menjadi pelopor utama memindahkan kampus Universitas Hasanuddin Baraya Jalan Sunu ke Tamalanrea. Selain itu, Rumah Sakit Pendidikan Unhas yang dulunya di Rumah Sakit Jiwa Dadi juga ikut dipindahkan menjadi RS Dr. Wahidin, Tamalanrea.[1] Pada periode kedua, Amiruddin melakukan terobosan dengan mengirim 100 mahasiswa pascasarjana ke Jepang dan Eropa untuk program doktoral di bidang kedokteran. 10 tahun memimpin Unhas, Amiruddin akhirnya digantikan oleh Hasan Walinono.[1]

Gubernur Sulawesi Selatan

Jenderal M. Jusuf yang saat itu menjabat Menhankam/Pangab merekomendasikan Amiruddin untuk menjadi Gubernur Sulsel. Ia menghadap langsung pada Presiden Soeharto mengusulkan agar Amiruddin diberi kesempatan memimpin Sulsel.[1] Usulan itu diterima, penunjukan Amiruddin sebagai gubernur menuai pujian. Pasalnya, di rezim Orde Baru, sangat jarang jabatan kepala daerah bisa dijabat oleh orang sipil. Kekuasaan Orde Baru lekat dengan hegemoni militer. Hampir semua kepala daerah saat itu dijabat oleh ABRI.[1]

Ia menjabat selama dua periode dari tahun 1983 hingga 1993, sebagai gubernur ia pertama kali yang mengenalkan Sulsel dengan konsep ekonomi kawasan. Program tri konsep wilayah komoditas, perubahan pola pikir, dan petik olah jual, dan menjadikan Sulsel sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia. Serta menjadikan Sulsel sebagai lumbung pangan nasional.[3][4]

Pemindahan Kantor Gubernur Sulsel (kini Kantor Walikota Makassar) dari Jl. Jenderal Ahmad Yani dipindahkan ke Eks. Perkuburan Tionghoa Jl. Urip Sumoharjo serta restorasi Benteng Somba Opu juga dilaksanakan ketika masa pemerintahannya.[5]

Riwayat pendidikan

  1. Sekolah Dasar (3 tahun), Doping, Wajo (1938–1941)
  2. Sekolah Sambungan, Paria, Wajo (1941–1944)
  3. Sekolah Menengah Umum, Makassar (1946–1950)
  4. Sekolah Menengah Atas, Bandung (1950–1952)
  5. Bagian Kimia, Fakultas Ilmu Pasti dan Alam, Universitas Indonesia Bandung (1952-24/8/1958) (Drs)
  6. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Kentucky, Lexington, Ky (1958-11/8/1961) (Ph.D.)

Riwayat pekerjaan

  1. Tugas belajar ke Amerika Serikat (1958)
  2. Sekretaris Bagian Kimia, ITB (1961)
  3. Ketua Bagian Kimia (1962)
  4. Dekan Fakultas Kimia Biologi (1966)
  5. Pembantu Dirjen BATAN (1965)
  6. Direktur Pusat Penelitian BATAN (1966–1970)
  7. Ketua Bagian Kimia, Univ. Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur (1970–1973)
  8. Rektor Universitas Hasanuddin (1973)
  9. Kopertis IX (1976–1982)
  10. Deputi Ketua BPPT (1982–1983)
  11. Pejabat Walikotamadya Parepare (1983–1983)
  12. Gubernur Sulawesi Selatan (1983–1993)
  13. Penasehat Menristek/Ketua BPPT/Kepala BPIS dalam perencanaan pembangunan bagian timur Indonesia (1993)
  14. Wakil Ketua MPR-RI (1993–1997)

Tanda jasa dan penghargaan

  1. Doctor Sains Hon. (Univ. Kebangsaan Malaysia)
  2. Manggala Karya Kencana (BKKBN)
  3. Medali Perjuangan Angkatan 45
  4. Bintang Legiun Veteran
  5. Piagam Penghargaan (KADIN)
  6. Piagam Penghargaan (UMI Ujung Pandang)

Lencana

  1.   Satyalancana Wira Karya
  2.   Satyalancana Pembangunan (Koperasi)
  3.   Bintang Mahaputra Utama
  4.   Bintang Mahaputra Adipradana
  5. Satyalancana Pembangunan (Pertanian)
  6. Satyalancana Wira Karya (BKKBN)
  7. Lencana Melati (Pramuka)

Rujukan

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Syaiful Sulun
Raden Sukardi
Raden Soeprapto
Soerjadi
Djaelani Naro
Wakil Ketua MPR/DPR RI
1992–1997
Bersama dengan: Ismail Hassan Metareum
Soerjadi
Soetedjo
J.A. Katili
Diteruskan oleh:
Syarwan Hamid
Abdul Gafur
Ismail Hassan Metareum
Fatimah Achmad
Poedjono Pranyoto
Didahului oleh:
Andi Oddang
Gubernur Sulawesi Selatan
1983–1993
Diteruskan oleh:
Zainal Basri Palaguna
Didahului oleh:
Joesoef Madjid
Walikotamadya Parepare
Penjabat

1983–1983
Diteruskan oleh:
Andi Samad Thahir
Jabatan akademik
Didahului oleh:
Andi Hafid
Rektor Universitas Hasanuddin
1973–1982
Diteruskan oleh:
Andi Hasan Walinono