Vokal depan

jenis vokal yang didasarkan pada keterbelakangan lidah

Vokal depan adalah jenis vokal yang diucapkan dengan letak lidah lebih depan, namun letaknya tak menganggu keluar masuknya udara sehingga tak menciptakan bunyi konsonan. Vokal depan juga disebut sebagai vokal cerah karena ia menghasilkan bunyi yang terdengar lebih jernih maupun "cerah" daripada vokal belakang.

Vokal hampir depan adalah vokal yang pada dasarnya merupakan jenisnya vokal depan; meski tiada bahasa yang diketahui membedakan vokal depan dan hampir-depan berdasarkan pada letak lidah saja.

Vokal depan yang dibulatkan biasanya diucapkan dengan posisi lidah agak ke tengah (madya). Inilah salah satu alasan mengapa ia ditulis sebelah kanan vokal depan takbulat di tabel vokal API.

Daftar sebagian

Disebut daftar sebagian karena daftar di bawah ini tidak mendaftarkan semua jenis vokal depan, karena ia hanya mendaftarkan yang lumayan sering dijumpai dalam kunci pengucapan/API.

Yang mempunyai simbol tersendiri

Vokal depan yang mempunyai simbol tersendiri pada tabel Alfabet Fonetik Internasional adalah:

Yang tak mempunyai simbol tersendiri

Sedangkan yang (lumayan) sering dijumpai dalam dalam kunci pengucapan/API, tapi tak mempunyai simbol tersendiri adalah:

Seperti yang ada di atas, pengucapan suatu vokal depan dapat ditunjukkan melalui penambahan tanda baca di atas huruf (diakritik), misalnya , atau ɪ̟ dapat digunakan untuk vokal takbulat hampir tertutup depan.

Artikulasi

 
Vokal depan adalah salah satu dari tiga ruang artikulasi vokal. Bentuk dasaran atau prototipenya vokal depan adalah [i]. Sedangkan vokal yang di bawahnya adalah vokal depan yang diucapkan dengan mulut atau rahang terbuka (semakin bawah daftarnya, maka semakin terbuka pengucapan vokalnya yang diindikasikan dalam diagram tersebut).

Dalam artikulasi, vokal depan, yaitu vokal yang diucapkan dengan lidah lebih depan dari letak tetapnya, berbeda jelas dengan vokal menaik dan vokal menarik. Dalam pengartian ini, vokal yang didepankan adalah jenis vokal yang pengategoriannya lebih luas daripada yang didaftarkan pada tabel IPA, termasuk ʏ], ʉ], dan (terkadang) vokal tengah depan. Terbukanya maupun tertutupnya suatu vokal tidak ditentukan melalui letak lidah, melainkan keterbukaan mulut atau rahang saat mengucapkannya. Vokal menaik dan menarik yang fonemik (yaitu pembedaannya penting dengan vokal lain) bisa saja didepankan pengucapannya karena adanya pengaruh konsonan tertentu, misalnya konsonan lelangit dan di beberapa bahasa yaitu konsonan hulu kerongkongan.

Misalnya, /a/ bisa saja didepankan pengucapannya menjadi [æ] setelah konsonan /j/ maupun /ħ/.[1]

Pengaruhnya pada konsonan sebelumnya

Dalam sejarah banyak bahasa, misalnya bahasa Prancis dan Jepang, vokal depan mereka telah mengubah pengucapan beberapa konsonan mereka menjadi konsonan lelangit atau lebih dekat dengannya. Perubahannya bisa saja bersifat alofonik (tidak begitu penting) ataupun fonemik (yaitu pembedaan atau kejelasan pengucapannya dengan konsonan yang mirip sangatlah penting dan dapat mengubah arti suatu kata jika salah diucapkan).

Pelelangitan ini tampak pada beberapa bahasa Eropa dari sistem penulisan mereka, misalnya pengucapan c dan g pada hampir semua bahasa Roman, pengucapan k dan g pada bahasa Norwegia, Swedia, Faroe dan Islandia, dan pengucapan κ, γ dan χ pada bahasa Yunani Modern.

Lihat pula

Rujukan