Shi Lang

Revisi sejak 26 Maret 2010 03.49 oleh Rintojiang (bicara | kontrib) (rapikan dikit)

Shi Lang (Hanzi: 施琅, 1621-1696) adalah laksamana Dinasti Ming yang kemudian membelot pada Dinasti Qing. Shi Lang adalah komandan kepala dari armada angkatan laut Qing yang menaklukkan keluarga Zheng dan menyatukan kembali Taiwan yang telah bertahun-tahun sebelumnya menjadi basis perlawanan terhadap pemerintah Qing.

Berkas:Shilang.jpg
Shi Lang

Biografi singkat

Shi lahir dari keluarga terkemuka di Jinjiang, provinsi Fujian, leluhurnya berasal dari Kabupaten Gushi, Henan. Sejak usia muda ia telah mendalami strategi militer. Shi sangat cakap dalam seni berperang di laut, ia mengetahui cara-cara mengambil keuntungan dari pergerakan angin dan gelombang laut. Setelah mengikuti beberapa operasi militer di tingkat lokal.

Pembelotan ke Dinasti Qing

Shi Lang yang mengabdi kepada Zheng Zilong, mengikuti Zheng menyerah kepada Dinasti Qing pada tahun 1646. Namun, tak lama kemudian ia kembali mengabdi kepada Koxinga melawan Dinasti Qing.

Ia menjadi jenderal kepercayaan Koxinga karena jasanya merebut Xiamen, melancarkan serangan bertubi-tubi ke Fujian menyebabkan Beijing meradang.

Namun pada suatu waktu, ia terlibat perselisihan dengan bawahan Koxinga lainnya yang bernama Zeng De yang berakhir dengan terbunuhnya Zeng De oleh Shi Lang. Koxinga marah besar dan menjatuhkan hukuman kepada Shi Lang dengan membunuh seluruh keluarganya. Shi Lang berhasil melarikan diri dan memutuskan untuk membelot ke Dinasti Qing.

Serangan ke Taiwan

Shi Lang setelah membelot ke Dinasti Qing, ditunjuk sebagai wakil komandan pasukan maritim Qing yang dikonsentrasikan untuk menaklukkan Taiwan.

Tahun 1681, menyusul Pemberontakan Tiga Raja Muda (三藩之乱), Kaisar Kangxi mencari pemimpin yang mampu untuk memimpin operasi amfibi melawan Taiwan. Atas rekomendasi Li Guangdi, Kangxi memilih Shi untuk tugas ini. Ia mendesak pada kaisar agar diberi kekuasaan independen dan menolak berbagi kekuasaan dengan Yao Jisheng, gubernur jenderal Fujian. 8 Juli 1683, setelah persiapan besar-besaran yang meliputi pelatihan pasukan dan pembangunan kapal-kapal perang, ia memimpin pasukannya yang berkekuatan 300 kapal perang dan 20.000 orang bertolak dari Tongshan, Fujian. Pada Tanggal 16-17 Juli, pasukannya berhasil mengalahkan komandan pasukan Zheng, Liu Guoxuan dalam pertempuran yang menentukan di dekat Pescadores. Tanggal 5 September, Shi menerima tawaran untuk menyerah dari Zheng Keshuang (cucu Zheng Chenggong). Pada 3 Oktober, ia mendarat di Taiwan untuk menerima secara resmi kapitulasi keluarga Zheng.

Setelah penaklukkan, Taiwan dibagi atas tiga kabupaten dan dimasukkan sebagai salah satu perfektur provinsi Fujian. Shi menerima gelar sebagai Jenderal Penjaga Perdamaian Laut (靖海将军) dan pangkat turun-temurun sebagai marquis. Atas permintaannya secara pribadi, ia dianugerahi hak untuk mengenakan bulu merak di topi dinasnya. Shi terus menempati posnya di Fujian. Tahun 1688, Kaisar Kangxi pernah mengundangnya menghadiri pertemuan di Beijing, ia diperlakukan dengan hormat dan diberi tempat duduk istimewa. Setelah itu, Shi kembali ke Fujian dan memegang jabatannya hingga meninggal tahun 1696.

Setelah kematiannya, ia secara anumerta dianugerahi gelar Xiangzhuang (襄壮), sebuah gelar untuk guru junior putra mahkota. Tahun 1732, namanya dimasukkan dalam Kuil Para Negarawan Terkemuka. Salah satu putranya kelak menjadi laksamana terkenal seperti dirinya sementara yang lain menjadi pejabat. Keluarganya juga memperoleh tanah pekuburan keluarga di Jinjiang.

Pemerintah komunis Republik Rakyat Cina menganggap Shi sebagai pahlawan unifikasi Tiongkok dalam kaitannya dengan isu RRT-Taiwan. Di Jinjiang, kampung halaman Shi, didirikan sebuah patung untuk menghormatinya. Sementara di Taiwan, Shi dipandang negatif oleh pemerintah nasionalis/ Kuomintang yang lebih bersimpati pada Dinasti Ming dan keluarga Zheng.