Kabupaten Subang

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
Subang beralih ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Subang (kota). Untuk kegunaan lain, lihat Subang (disambiguasi).


Kabupaten Subang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Subang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara, Kabupaten Bandung di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di barat.

Kabupaten Subang
Daerah tingkat II
Lambang Kabupaten Subang
Motto: 
Karya Utama Satya Nagara
Peta
Kabupaten Subang di Jawa
Kabupaten Subang
Kabupaten Subang
Peta
Kabupaten Subang di Indonesia
Kabupaten Subang
Kabupaten Subang
Kabupaten Subang (Indonesia)
Koordinat: 6°34′11″S 107°45′46″E / 6.56985°S 107.7628313°E / -6.56985; 107.7628313
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Dasar hukumUndang-undang No. 4 Tahun 1968
Hari jadi5 April 1948[1]
Ibu kotaSubang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 30
  • Kelurahan: 245/8
Pemerintahan
 • BupatiH.Ojang Sohandi, S.STP.(Plt)
Luas
 • Total2.051,76 km2 (79,219 sq mi)
Populasi
 ((2003))
 • Total1.407.000
 • Kepadatan686/km2 (1,780/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3213 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0260
Kode Kemendagri32.13 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 746.157.315.000,-
Situs webwww.subang.go.id

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007, Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 30 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 245 desa dan 8 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Subang.

Kabupaten ini dilintasi jalur pantura, namun ibukota Kabupaten Subang tidak terletak di jalur ini. Jalur pantura di Kabupaten Subang merupakan salah satu yang paling sibuk di Pulau Jawa. Kota kecamatan yang berada di jalur ini diantaranya Ciasem dan Pamanukan. Selain dilintasi jalur Pantura, Kabupaten Subang dilintasi pula jalur jalan Alternatif Sadang Cikamurang, yang mlintas di tengah wilayah Kabupaten Subang dan menghubungkan Sadang Kabupaten Purwakarta dengan Tomo Kabupaten Sumedang, jalur ini sangat ramai terutama pada musim libur seperti lebaran. Kabupaten Subang yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bandung disebelah selatan memiliki akses langsung yang sekaligus menghubungkan jalur pantura dengan kota Bandung. Jalur ini cukup nyaman dilalui dengan panorama alam yang amat indah berupa hamparan kebun teh yang udaranya sejuk dan melintasai kawasan pariwisata Air panas Ciater dan Gunung Tangkuban Parahu

Penduduk Subang pada umumnya adalah Suku Sunda, yang menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Namun demikian sebagian kawasan di pesisir penduduknya menggunakan Bahasa Jawa Dialek Cirebon (Dermayon).

Geografi

Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan, wilayah tengah dan wilayah utara. Bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah Kabupaten Subang berupa dataran, sedangkan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke Laut Jawa. Sebagian besar wilayah Pada bagian selatan kabupaten Subang berupa Perkebunan, baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat, hutan dan lokasi Pariwisata. Pada bagian tengah wilayah kabupaten Subang berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan pabrik-pabrik dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta instalasi militer. Kemudian pada bagian utara wilayah Kabupaten Subang berupa sawah berpengairan teknis dan tambak serta pantai.

Transportasi

Kabupaten Subang dilewati jalur utama pada wilayah Utaranya dan dimanfaatkan juga sebagai jalur alternatif untuk ke Bandung, Cirebon atau Tasikmalaya. Lintas Subang - Bandung melalui Kalijati semakin diminati para pengemudi karena jalannya yang halus dan bebas hambatan apalagi setelah dibukanya Gerbang Tol Keluar di daerah Sadang. Persimpangan Jalancagak merupakan persimpangan strategis karena dari persimpangan tersebut dapat menjangkau Bandung - Sumedang - Sadang melalui Wanayasa dan Kota Subang sendiri. Bila dilihat dari pola jaringan jalan yang ada, aksesibilitas jaringan jalan di kabupaten subang bersifat sentris, dimana pergerakan antar wilayah yang berseberangan akan melewati ibukota Kabupaten Subang yang berada pada pusat wilayah kabupaten subang secara keseluruhan. Hal ini sebenarnya merupakan potensi positif bagi kota subang sebagai pusat dari CBD kabupaten subang dalam upaya pengembangan daerah, namun disisi lain akumulasi dampak negatif muncul ketika tingkat pengelolan jaringan jalan sebagai aksesibilitas pergerakan relatif rendah juga faktor kondisi prasarana jalan dibeberapa segmen ruas jalan di kota yang masih dalam kondisi rusak secara strukural. masih kurang nya apresiasi masyarakat sekitar terhadap tingkat kinerja aksesibilitas yang dimiliki akan berdampak negatif terhadap pengembangan daerah secara keseluruhan, hal ini terlihat pada tingkat kepedulian masyarakat terhadap kondisi jaringan jalan bilamana jalan tersebut dalam keadaan butuh perbaikan masih relatif rendah, ditambah lagi dengan upaya penanganan pemerintah daerah yang dinilai sangat lamban terhadap kondisi serupa. Tema "Rakyat Subang Gotong Royong Subang Maju" diharapkan akan menjadi pemicu semangat Pemerintah Daerah sebagai pengelola sekaligus warga subang secara keseluruhan dalam merealisasikan cita-cita luhur Kabupaten Subang khususnya dalam upaya pengelolaan di atas. Secara kuantitas maupun kualitas, kondisi angkutan umum di kota subang belum mampu mengakomodir mobilitas masyarakat subang, hal ini disebabkan keterbatasan trayek/rute dari angkutan kota yang belum menjangkau kawasan padat penduduk secara keseluruhan yang mendorong masyarakat lebih memilih untuk menggunakan sarana transportasi pribadi dibandingkan angkutan umum. Efek negatif dari kondisi tersebut sudah terlihat, dimana pada beberapa ruas khususnya jalan pemukiman intensitas kemacetan menjadi lebih tinggi. hal ini perlu perhatian lebih serius guna mengantisipasi situasi yang lebih parah lagi di kemudian hari. Dengan belajar dari daerah lain yang jauh lebih maju, konsekuensi dari kondisi ini akan mahal harganya jika tidak ditangani sejak dini.

Penduduk

Kabupaten Subang berpenduduk 1.397.352 orang, yang terdiri atas 693.565 orang laki-laki dan 703.787 orang perempuan. Bila dilihat dari struktur umur, penduduk kabupaten Subang terdiri atas 27,41 anak-anak yang berumur antara 0 sampai dengan 14 tahun, 8,02 % usia remaja yang berumur 15 sampai dengan 19 tahun 33,83 % usia muda yakni penduduk yang berumur 20 sampai dengan 39 tahun dan 30,74 % penduduk berusia tua dan atau Lansia. Mayoritas penduduk Kabupaten Subang terdiri atas Suku Sunda, yang sebagian besar beragama Islam.

Perekonomian

 
Pabrik di Subang (tahun 1910-an)

Karena sebagian besar penduduknya masih berpenghasilan utama sebagai petani dan buruh perkebunan, maka perekonomian Subang masih banyak ditunjang dari sektor pertanian. Subang wilayah Selatan banyak terdapat area perkebunan, seperti karet pada bagian Barat Laut dan Kebun Teh yang sangat luas. Subang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil buah nanas yang umumnya kita kenal dengan nama Nanas Madu. Nanas Madu dapat kita temui di sepanjang Jalancagak yang merupakan persimpangan antara Wanayasa - Bandung - Sumedang dan Kota Subang sendiri. Dodol nanas, keripik singkong dan selai yang merupakan hasil home industry yang dapat dijadikan makanan oleh-oleh.

Melalui program binaan dibawah naungan Yayasan Kandaga, para petani sedang membudidayakan jamur tiram dan perikanan di desa Cipunagara. Sedangkan di desa Cibogo, selain membudidayakan jamur tiram dan tanaman hias serta tanaman nilam, Yayasan Kandaga juga menggalakkan ternak kelinci dan penyulingan minyak nilam serta bioetanol. Dan saat ini sedang diupayakan untuk membudidaya ternak kelinci, budidaya ternak lele bagi masyarakat yang memiliki sosial ekonomi kurang beruntung yang terlibat di dalam Program Kesetaraan (Program Paket B) dan Keaksaraan (PBH=Pemberantasan Buta Huruf) dalam rangka menggali dan mengembangkan sumber daya lokal baik SDM maupun SDA yang ada serta untuk melestarikan budaya bangsa dan mengembangkan wisata budaya wisata agro sebagai aset bangsa khususnya di daerah tutugan G. Canggah yang berada diketinggian 1600 mdpl dengan dikelilingi panorama yang sangat mengagumkan. Sebagai akselerasi dan penggerak program di atas, Yayasan Kandaga membuat suatu pusta pelatihan dan Pemberdayaan masyarakat yang disebut PLPM Haur Kuning (Pusat Latihan dan Pemberdayaan Masyarakat "Hayu Urang Kumpul Ningkatkeun Elmu"). Hingga saat ini sudah seringkali dikunjungi dari negara Amerika Serikat, Korea Selatan/Korea Utara dan Jerman, termasuk dari tim akademisi perguruan tinggi lokal serta para praktisi dari seluruh Indonesia dari Pendidikan Luar Sekolah (Pendidikan Non-Formal)

Pendidikan

Kabupaten Subang sebagian besar penduduknya yang telah beruasia di atas 40 tahun hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar, sehingga untuk menggerakan perekonomian rakyat perlu ditunjang dengan keterampilan. Untuk meningkatkan pembangunan saat ini lebih ditekankan pada generasi dibawah 40 tahun. 10 % warga Subang berada diluar subang untuk sekolah dan bekerja. Kondisi ini memberikan kontribusi negatif terhadap kota Subang sendiri, disebabkan masyarakat subang yang masih dalam kategori usia produkif lebih memilih sekolah dan bekerja ke luar kawasan subang.pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan hakikatnya sudah dirintis oleh pihak Pemerintah Daerah, namun kendala fasilitas penunjang demi kelancaran aktivitas pendidikan dipandang masih belum memadai. perlunya keterlibatan dari semua pihak, agar pendidikan di kota Subang bisa terselenggara dengan baik, yang tentunya akan berpengaruh terhadap kondisi kabupaten Subang secara keseluruhan


Pariwisata

 
Rumah tuan tanah di Subang (tahun 1900-1920)
 
Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Subang-Bandung, Jawa Barat

Di antara rimbunnya perkebunan Teh, diwilayah Selatan, Kabupaten Subang memiliki sumber mata air panas yang terus mengalir di daerah Ciater. Sari Ater merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal karena ke-khasan-nya dan ramai pada saat liburan terutama pada saat liburan Hari Raya Lebaran. Sari Ater selain menyediakan kolam pemandian air panas juga memiliki penginapan - penginapan yang dikenal dengan Saung Kabayan sehingga sangat cocok bagi sebuah keluarga yang ingin berlibur. Kemudian juga terdapat klinik kebugaran (Spa) air panas yang letaknya berdekatan dengan obyek wisata Sari Ater. Selain itu Kabupaten Subang memiliki tujuan wisata alam air terjun yang memiliki pemandangan yang cukup indah dimana hingga saat ini belum dikelola secara serius yaitu Curug Cijalu] yang terletak di daerah Sagalaherang dan Curug Cileat yang berada di Kecamatan Cisalak.sebelumnya juga ada Gunung berapi Tangkuban Perahu (su: Tangkuban Parahu) yang memiliki keindahan kawahnya dan udaranya yang sejuk. di bagian subang tengah sampai ke barat ada pantai pondok bali yang setiap tahunnya di gelar festival ruatan laut, di daerah ciasem juga ada pantai kalapa-kalapa tapi tidak begitu ramai pengunjung karena pengetahuan masyarakat yang kurang. dan di daerah blanakan ada tempat penangkaran buaya, di sana kita bisa melihat buaya dari yang masih bayi sampai ke buaya yg tertua.

Objek Wisata

Berikut beberapa Objek Wisata terkenal di Kabupaten Subang :

Wilayah Subang Selatan

Wilayah Subang Tengah

Wisata Sejarah dan Keagamaan

Gedung ini terletak di Jl. Ade Irma Suryani, Subang. Gedung ini dibangun ketika Masa Penjajahan Belanda. Gedung ini digunakan untuk Berdansa dan berpesta ketika jaman itu. Namun sekarang gedung tersebut digunakan untuk public space dan aktivitas masyarakat Kota Subang. Di Gedung ini juga terdapat Museum Sejarah Kabupaten Subang, salah satunya patung Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hofland.[2]


  • Masjid Agung Kota Subang
  • Gedung Gede / Big House


  • Rumah bersejarah Perjanjian Kalijati

Gedung ini terletak di Landasan Udara Suryadharma, Kecamatan Kalijati. Rumah ini digunakan untuk Penyerahan Kekuasaan Hindia Belanda ke Jepang, 1942.

Wilayah Subang Utara

  • Penangkaran Buaya Blanakan
  • Pantai Patimban
  • Pantai Pondok Bali, dll.

Kesenian

Subang memiliki beberapa Kesenian yang tidak dimiliki oleh kabupaten/kota lain. Kesenian-kesenian tersebut berkembang di masyarakat Subang sejak Masa Penjajahan dulu.

Berikut Kesenian dan Kebudayaan asli Kabupaten Subang :

  • Gotong Singa / Sisingaan
  • Gembyung
  • Mapag Dewi Sri
  • Nadran
  • Ruwatan Bumi
  • Toleat [3]

Olahraga

Subang memiliki klub sepak bola,yang bernama Persikas Subang, yang bermain di Divisi Tiga. Klub ini bermain di Stadion Persikas, Subang. Stadion Persikas juga sering dipakai sebagai training center beberapa tim lainnya di Jawa Barat, seperti Persib Bandung, Persikab Kabupaten Bandung, dan Bandung FC dalam masa pemusatan latihan sebelum memulai kompetisi.

Gambar-gambar

Lihat Pula


Referensi

  1. ^ "Sejarah Kabupaten Subang". 
  2. ^ "Wisma Karya-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat". 2011-12-27. Diakses tanggal 2012-01-05. 
  3. ^ "Seni & Budaya Kab. Subang". Diakses tanggal 2012-01-05. 

Pranala Luar