Dewayani
Dalam Mahabharata, Dewayani merupakan putera Mahaguru Sukra dengan Jayanti, puteri Dewa Indra. Suaminya adalah Maharaja Yayati dari Dinasti Soma, keturunan Pururawa, yang kelak menurunkan leluhur Pandawa dan Korawa.
Persahabatan dengan Sang Kaca
Ayah Dewayani (Mahaguru Sukra) memiliki ajian yang dapat membuat makhluk dapat hidup kembali, bahkan meski sudah menjadi abu sekalipun. Dewa Parameswara pun menyuruh Sang Kaca mengabdi kepada Mahaguru Sukra agar dapat mewarisi ilmunya. Sangat setia Sang Kaca, hidup berdampingan dengan Dewayani dan Guru Sukra. Hal tersebut membuat iri para Detya, murid-murid Guru Sukra. Meskipun berkali-kali Sang Kaca dibunuh oleh para Detya, namun dapat dihidupkan kembali atas ajian sakti Guru Sukra.
Suatu ketika Sang Kaca berhasil mewarisi ilmu tersebut dan hendak pulang ke kahyangan, namun ia dicegah oleh Dewayani yang mau agar ia dijadikan istri. Sang Kaca yang sungkan untuk menikahi anak gurunya sendiri, menolak. Dewayani pun marah lalu mengutuk Sang Kaca supaya kelak ilmunya tidak sempurna. Tetapi Sang Kaca merupakan seorang murid yang jujur dan setia, kutukan yang diberikan Dewayani kepadanya tidak mempan karena berdasarkan nafsu. Sang Kaca pun balas mengutuk Dewayani, agar kelak ia dimadu oleh budak sendiri.
Pertemuan pertama dengan Sang Maharaja
Pada suatu ketika, Dewayani dan Sarmishta mandi di sungai diiringi 1000 pelayannya. Tiba-tiba angin bertiup mengacak-acak pakaian mereka. Sehabis mandi, Sarmishta mengambil pakaian Dewayani. Dewayani pun marah, namun sarmishta juga tak mau mengalah sehingga ia mendorong Dewayani ke dalam sumur.
Sementara itu, Maharaja Yayati, seorang keturunan Pururawa dari Dinasti Soma, sedang berburu. Karena lelah, ia berhenti di suatu tempat dan mencari air di sebuah sumur. Ketika ia menengok ke dalam sumur, didapatinya seorang wanita yang elok parasnya, bernama Dewayani. Maharaja Yayati yang merasa iba, mengulurkan tangannya agar sang wanita dapat diselamatkan. Setelah berhasil keluar dari sumur, wanita tersebut bercerita bahwa ia didorong oleh Sarmishta, pelayannya, karena memperebutkan pakaian setelah selesai mandi. Setelah mendengarkan penjelasan Dewayani, Sang Raja pergi meninggalkan tempat tersebut. Kelak Sang Raja akan kembali kepada Dewayani untuk menjadikannya permaisuri.
Memperbudak Sarmishta
Mahaguru Sukra sangat kesal atas prilaku para Detya dan Danawa yang selalu iri, begitu pula kesal terhadap Sarmishta, puteri Warsaparwa, yang mendorong Dewayani ke dalam sumur. Ketika Mahaguru hendak berhenti mengajar para Detya dan Danawa, Warsaparwa (pemimpin para Detya) memohon ma'af kepada gurunya, dan berusaha memenuhi keinginannya agar ia tidak ditinggalkan oleh gurunya. Guru Sukra memberikan kebebasan kepada putrinya, Dewayani, untuk meminta sesuatu kepada Warsaparwa, sebab ia merupakan puteri kesayangannya. Dewayani meminta agar Sarmishta beserta 1000 pelayannya diberikan kepadanya sebagai budak. Warsaparwa pun memenuhinya dan kemudian Sarmishta menjadi budak Dewayani.
Menjadi permaisuri Maharaja Yayati
- Artikel utama: Yayati
Atas jasanya karena telah menolong Dewayani, Mahaguru Sukra memberikan puteri kesayangannya tersebut. Raja Yayati pun menerimanya dengan senang. Mahaguru Sukra juga mengajukan syarat bahwa Sang Raja tidak boleh menikahi Sarmishta, yakni pelayan Dewayani. Sang Raja pun menyanggupinya.
Dari hasil perkawinannya, Maharaja Yayati dan Dewayani dikaruniai dua orang putera, yang sulung diberi nama Yadu dan yang bungsu diberi nama Tuwasu. Amat bahagia Sang Raja menyambut buah hatinya tersebut. Atas rayuan Sarmishta, Maharaja melupakan janjinya dahulu dan berselingkuh. Dari hasil perkawinannya, Sang Raja memiliki putera lagi, jumlahnya tiga orang. Yang sulung diberi nama Druhyu, yang tengah diberi nama Anu, yang bungsu diberi nama Puru. Ketiga-tiganya berparas mirip dengan Sang Raja.
Ketika Dewayani jalan-jalan di taman, ia melihat ada tiga orang anak yang wajahnya mirip dengan suaminya, Raja Yayati. Dewayani pun menanyakan ayah mereka. Ternyata mereka adalah putera Raja Yayati. Dewayani yang merasa sakit hati, lari mengadu kepada ayahnya, Mahaguru Sukra. Ia mengatakan bahwa Maharaja sudah mengingkari janjinya. Mahaguru Sukra kemudian mengutuk Raja Yayati agar menjadi tua lebih cepat, tua sebelum usia yang wajar. Mendengar kutukan tersebut, Sang Raja memohon agar mertuanya menarik kembali kutukannya. Menurut Guru Sukra, hal itu tak dapat dilakukan, namun salah satu puteranya dapat mewakilinya untuk menerima kutukan tersebut. Kemudian dipanggilah kelima puteranya.
Putera pertamanya, Sang Yadu, menolak, maka ayahnya marah dan tak mewarisi tahta kerajaan kepada Sang Yadu. Berturut-turut: Tuwasu, Druhyu, Anu, semuanya menolak. Mereka juga tidak berhak mewarisi kerajaan ayahnya. Hanya Sang Puru yang bersedia menanggung kutukan yang ditimpa kepada ayahnya. Kemudian Raja Yayati menikamati masa mudanya kembali dengan Dewayani dan menurunkan seorang puteri diberi nama Madhawi.
Silsilah
Sukra | Jayanti | Nahusa | Wresaparwa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dewayani | Yayati | Sarmista | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Yadu | Turwasu | Madawi | Druhyu | Anu | Puru | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bangsa Yadawa | Suku Yawana | 4 putra | Dinasti Waiboja | Bangsa Mleccha | Wangsa Paurawa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Referensi
- Adiparwa, seri pertama dari Astadasaparwa kitab Mahābhārata
Pranala luar
- (Inggris) Siapakah Dewayani?