Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen (bahasa Jawa: ꦑꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kebumen.
Kabupaten Kebumen ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦑꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bhumi Tirta Prajamukti | |
Koordinat: 7°37′46″S 109°34′14″E / 7.6294°S 109.5706°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Kebumen |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Buyar Winarso, SE. Djuwarni, AMd. |
Luas | |
• Total | 1,581,11 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,155,437 (2.008) |
• Kepadatan | 732/km2 (1,900/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0287 |
Kode Kemendagri | 33.05 |
DAU | Rp1.021.871.180.000.- |
Semboyan daerah | Kebumen Beriman (Bersih, Indah, Manfaat, Aman, dan Nyaman) |
Flora resmi | Kelapa Genjah Entog |
Fauna resmi | Walet Putih |
Situs web | http://www.kebumenkab.go.id/ |
Perbatasan
Utara | Kabupaten Banjarnegara |
Timur | Kabupaten Wonosobo dan kabupaten Purworejo |
Selatan | Samudra Hindia |
Barat | Kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap |
Geografi
Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.
Sejarah rakyat
Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram pada zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.
Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.
Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya.Di dalam "Babad Mataram" disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta.[1]
Luas wilayah dan penggunaan
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 158.111,50 ha atau 1.581,11 km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah.
- Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 49.768,00 hektare atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah dan 108,343.50 hektare atau 68.96% sebagai lahan kering.
- Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46,18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (37,82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11,25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana.
- Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 40.985,00 hektare (37,73%), tegalan/kebun seluas 33.777,00 hektare (33,57%) serta hutan negara seluas 22.861,00 hektare (21,08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.
Pembagian administratif
Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 449 desa dan 11 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan dibagi menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen.
Uraian | 2006 | 2007 | 2008 |
---|---|---|---|
Jumlah kecamatan | 26 | 26 | 26 |
Jumlah desa | 449 | 449 | 449 |
Jumlah kelurahan | 11 | 11 | 11 |
Jumlah RW | 1.877 | 1.926 | 1.930 |
Jumlah RT | 6.755 | 6.963 | 7.027 |
Di samping Kebumen, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Gombong, Karanganyar, Kutowinangun, Ayah, dan Sempor, serta Prembun.
Pegawai Negeri Sipil
Pada tahun 2008 di Kabupaten Kebumen tercatat jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Otonom sebanyak 14.321 orang dan PNS Instansi Vertikal sebanyak 1.846 orang sehingga jumlah PNS secara keseluruhan sebanyak 16.167 orang. Dari jumlah tersebut 57,86% adalah PNS laki-laki, dan PNS perempuan sebanyak 42,14%.
Daftar pemimpin Kebumen
No. | Nama | Tahun | Nama Daerah |
---|---|---|---|
1 | Panembahan Bodronolo | 1642-1657 | Panjer |
2 | Hastrosuto | 1657-1677 | Panjer |
3 | Kalapaking I | 1677-1710 | Panjer |
4 | KRT.Kalapaking II | 1710-1751 | Panjer |
5 | KRT.Kalapaking III | 1751-1790 | Panjer |
6 | KRT.Kalapaking IV | 1790-1833 | Panjer |
7 | KRT. Arungbinang IV | 1833-1861 | Panjer |
8 | KRT. Arungbinang V | 1861-1890 | Kebumen |
9 | KRT. Arungbinang VI | 1890-1908 | Kebumen |
10 | KRT. Arungbinang VII | 1908-1934 | Kebumen |
11 | KRT. Arungbinang VIII | 1934-1942 | Kebumen |
12 | R. Prawotosoedibyo S. | 1942-1945 | Kebumen |
13 | KRT. Said Prawirosastro | 1945-1947 | Kebumen |
14 | RM. Soedjono | 1947-1948 | Kebumen |
15 | R.M. Istikno Sosrobusono | 1948-1951 | Kebumen |
16 | R.M. Slamet Projorahardjo | 1951-1956 | Kebumen |
17 | R. Projosudarto | 1956-1961 | Kebumen |
18 | R. Sudarmo Sumohardjo | 1961-1963 | Kebumen |
19 | R.M. Suharjo Notoprojo | 1963-1964 | Kebumen |
20 | DRS. R. Soetarjo Kolopaking | 1964-1966 | Kebumen |
21 | R. Suyitno | 1966-1968 | Kebumen |
22 | Mashud Mertosugondo | 1968-1974 | Kebumen |
23 | R. Soepeno Soerjodiprodjo | 1974-1979 | Kebumen |
24 | DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno | 1979-1984 | Kebumen |
25 | Drs. Iswarto | 1984-1985 | Kebumen |
26 | H. M.C. Tohir | 1985-1990 | Kebumen |
27 | H.M. Amin Soedibyo | 1990-1995 | Kebumen |
28 | H.M. Amin Soedibyo | 1995-2000 | Kebumen |
29 | Dra. Rustriningsih, M.Si. | 2000-2005 | Kebumen |
30 | Dra. Rustriningsih, M.Si. | 2005-2008 | Kebumen |
31 | K.H. Nashiruddin Al Mansyur | 2008-2010 | Kebumen |
32 | H. Buyar Winarso, SE | 2010- | Kebumen |
Legislatif
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilaksanakan untuk memilih anggota legislatif pada bulan April 2004 di Kabupaten Kebumen tercatat 810.350 pemilih dan yang melaksanakan hak pilihnya sebanyak 674.771 pemilih yang tersebar di 2.995 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Perolehan suara sah yang tercatat di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kebumen untuk DPR, DPRD I, DPRD II, dan DPD pada Pemilu bulan April 2004 adalah berturut-turut untuk DPR sebanyak 608.088 suara, DPRD I sebanyak 599.689 suara, DPRD II sebanyak 620.765 suara serta DPD sebanyak 574.159 suara.
Dari lembaga legislatif dapat digambarkan kegiatan sidang yang dilaksanakan selama tahun 2005 oleh Komisi A sebanyak 40 kali, Komisi B sebanyak 23 kali, Komisi C sebanyak 22 kali, Komisi D sebanyak 17 kali, sedangkan rapat/sidang gabungan komisi sebanyak 3 kali. Kegiatan sidang pleno DPRD Kabupaten Kebumen sebanyak 25 kali dan pada sidang-sidang tersebut dihasilkan 29 buah Surat Keputusan DPRD dan 2 buah Peraturan Daerah (Perda). Sedangkan rapat/sidang panitia yang dirinci sebagai berikut: sidang Panitia Musyawarah sebanyak 5 kali, sidang Panitia Anggaran sebanyak 12 kali, sidang Panitia Khusus sebanyak 22 kali, dan sidang pimpinan sebanyak 52 kali.
Penduduk
Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2005 tercatat 1.212.809 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 0,79% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 293.373 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 947 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.867 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 351 jiwa/km². Dahulu terdapat bekas Kota Administratif yaitu Kota Karanganyar tetapi semenjak tahun 1999 kedudukan Kota Administratif diseluruh Indonesia dihapus dan Kota Karanganyar kembali dilebur ke Kabupaten Kebumen. Kota Administratif Karanganyar meliputi beberapa kecamatan: Karanganyar, Gombong & Adimulyo bila digabungkan populasinya saat ini sekitar 208.052 Jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 612.467 jiwa dan perempuan sebanyak 600.342 jiwa sehingga sex-ratio-nya sebesar 102. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94 persen, dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.
Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 30,45% atau 369.329 jiwa dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 92.600 jiwa atau 7,64 persen, sedang penduduk usia 15 – 65 tahun sebanyak 750.880 atau 61,91 persen.
Uraian | 2003 | 2004 | 2005 |
---|---|---|---|
Rumah Tangga | 288.852 | 291.104 | 293.373 |
Penduduk laki-laki | 603.022 | 607.670 | 612.467 |
Penduduk perempuan | 590.956 | 595.645 | 600.342 |
Penduduk usia produktif (15-64 th) | 739.212 | 744.972 | 750.880 |
Penduduk usia tidak produktif (0-14Th & 65Th+) | 454.766 | 458.343 | 461.929 |
Angkatan kerja | 649.632 | 654.634 | 659.809 |
Bukan angkatan kerja | 313.134 | 315.661 | 318.133 |
Daftar kecamatan di Kabupaten Kebumen beserta data lainnya
Nama kecamatan | Jumlah penduduk | Luas wilayah (km2) | Jumlah kelurahan | Jumlah desa |
---|---|---|---|---|
Adimulyo | 46.634 Jiwa | 48,4 km2 | - | 22 |
Alian | 44.723 Jiwa | 67,7 km2 | - | 16 |
Ambal | 48.963 Jiwa | 60,4 km2 | - | 32 |
Ayah | 50.371 Jiwa | 116,4 km2 | - | 18 |
Bonoworo | 19.321 Jiwa | 30,8 km2 | - | 11 |
Buayan | 44.472 Jiwa | 86,4 km2 | - | 20 |
Buluspesantren | 50.072 Jiwa | 48,7 km2 | - | 20 |
Gombong | 66.593 Jiwa | 29,5 km2 | 2 | 12 |
Karanganyar | 92.758 Jiwa | 62,8 km2 | 4 | 12 |
Karanggayam | 42.547 Jiwa | 149,2 km2 | - | 19 |
Karangsambung | 32.441 Jiwa | 75,1 km2 | - | 14 |
Kebumen | 118.956 Jiwa | 52,04 km2 | 5 | 24 |
Klirong | 53.246 Jiwa | 43,2 km2 | - | 23 |
Kutowinangun | 46.562 Jiwa | 38,7 km2 | - | 18 |
Kwarasan | 30.811 Jiwa | 43,8 km2 | - | 22 |
Mirit | 40.609 Jiwa | 54,5 km2 | - | 22 |
Padureso | 13.795 Jiwa | 38,5 km2 | - | 9 |
Pejagoan | 42.991 Jiwa | 44,7 km2 | - | 13 |
Petanahan | 52.018 Jiwa | 44,8 km2 | - | 19 |
Poncowarno | 15.479 Jiwa | 37,4 km2 | - | 11 |
Prembun | 36.289 Jiwa | 32,9 km2 | - | 12 |
Puring | 41.433 Jiwa | 61,9 km2 | - | 23 |
Rowokele | 32.568 Jiwa | 73,7 km2 | - | 11 |
Sadang | 16.422 Jiwa | 64,2 km2 | - | 7 |
Sempor | 53.346 Jiwa | 130,2 km2 | - | 16 |
Sruweng | 54.111 Jiwa | 53,6 km2 | - | 21 |
Pendidikan
Di bidang pendidikan, Kebumen memiliki sarana dari PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA hingga Perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi di Kabupaten Kebumen
- 1. PGSD Kabupaten Kebumen
- Alamat : Jl. Kepodang Panjer Kebumen
- 2. AMIK PGRI Kebumen
- Alamat : Jl. Kaswari No. 26 Kebumen
- Telp. : 0287 386630
- Website : www.amik-kebumen.ac.id
- 3. Politeknik Dharma Patria
- Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani No. 1 Kebumen
- Telp. : 0287 381116
- email : info@politeknik-kebumen.ac.id
- website : www.politeknik-kebumen.ac.id
- 4. STAINU Kebumen
- Alamat : Jl. Tentara Pelajar Nomor 55 B Kebumen
- Telp : (0287) 385902
- email :stainuke@stainukebumen.ac.id
- website: http://stainukebumen.ac.id
- 5. STIE Putra Bangsa
- Alamat : Jl. Ronggowarsito No. 18 Pejagoan Kebumne
- Telp : Telpon (0287) 384011. Fax (0287) 386675
- website : http://stieputrabangsa.ac.id
- 6. STIKES Muhammadiyah Gombong
- Alamat : Jln Yos Sudarso 461 Gombong
- Telp : 0287 472433
- website : http://stikesmuhgombong.ac.id
- 7. UMNU (Universitas Maarif Nahdhatul Ulama)
- Alamat: Jl. Kusuma No. 75
- 8. STT Muhammadiyah Kebumen
- Alamat, Jl. Pahlawan 188 Mertokondo.
- Kabupaten Kebumen. Kode Pos 54311.
Media massa
Kebumen memiliki media massa yang relatif lengkap, baik media cetak maupun elektronik. Saat ini di wilayah Kebumen telah terbit surat kabar harian "Kebumen Ekspres", yang merupakan bagian dari Jawa Pos Group. Di samping itu juga terdapat "Radar Kebumen".
Untuk media elektronik, terdapat beberapa stasiun radio komersial dan satu radio publik milik pemkab Kebumen, serta sebuah stasiun televisi lokal.
Radio yang bersiaran dari Kota Kebumen, antara lain:
- Radio InFM
- Bimasakti FM
- Mas FM
- Radio DVK
- Ardana FM
Radio yang bersiaran dari Kota Karanganyar, meliputi:
- Radio Ardana FM
- Ratih FM
- Mandala FM
- Kedu Comunity FM
- Radio Rodja AM.
Radio yang bersiaran dari Kota Gombong, meliputi:
- SKB Pop FM
- RPFM.
Satu stasiun televisi lokal milik Pemkab, berada di channel 47 UHF, yaitu
- Ratih TV.
Transportasi
Kebumen berada di jalur lintas selatan Pulau Jawa. Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api. Stasiun Kebumen dan Karanganyar adalah stasiun besar yang ada di Kebumen, di samping itu terdapat stasiun kecil lainnya seperti Prembun, Soka, Kutowinangun, dan Gombong. Di antara kereta api yang melintasi Kebumen adalah Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta Pasar Senen-Yogyakarta), Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng), Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Kutojaya (Kutoarjo-Jakarta)- Sawunggalih (Jakarta-Kutoarjo).
Untuk menuju Bandara Adisutjipto, Maguwoharjo, Yogyakarta, dapat ditempuh dengan menggunakan Bus Damri tujuan Bandara, yang berpangkalan di jalan Pemuda Kebumen. Selain itu, bisa juga digunakan jasa Kereta api KRD Maguwo Ekspres (Purwokerto-Kebumen-Maguwo), langsung turun di stasiun Maguwo yang berada di lingkungan bandara.
Pariwisata
Goa Jatijajar
Goa Jatijajar di bentuk alam selama ribuan tahun dan menjadi tempat berpetualang indah di perut bumi, terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen. Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.
Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, Gua Jatijajar menyimpan legenda. Kata yang punya cerita, Gua Jatjajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat dilihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
Masuk ke dalam gua ini, seperti merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Ruangan di dalam gua diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.
Perjalanan dapat dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian "ekor dari dinosaurus" tersebut. Di dalam ruang ini, dapat dilihat sumber mata air yang disebut "Sendang". Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu "Sendang Mawar", "Kantil", "Jombor" dan "Puserbumi". Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.
Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Fantastis bukan? Dan itulah kenyataannya. Bukan itu saja, bahkan tanpa Anda sadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Gua Jatijajar.[2]
Obyek wisata Goa Jatijajar dilengkapi taman yang asri yang dilengkapi dengan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera, karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Di gerbang mulut Goa Jatijajar, terdapat lobang di antara stalagnit, sehingga bila cahaya matahari masuk terlihat sangat indah.
Di area Goa Jatijajar ini juga terdapat beberapa goa lainnya, seperti Goa Intan dan Goa Dempok serta tersedia taman dan Pulau Kera. Untuk menuju ke obyek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Goa Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun.
Stalagtit yang terdapat di dalam Goa Dempok terbentuk secara alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga kini masih terjaga keasliannya. Goa Intan berada satu lokasi dengan obyek wisata Goa Jatijajar. Goa ini memiliki keunikan tersendiri dengan langit goa yang relatif tidak terlalu tinggi[3]
Goa Petruk
Terletak 7 km selatan Goa Jatijajar. Nama "Petruk" diturunkan dari nama pengikut setia Pandawa dalam cerita pewayangan "Mahabharata". Goa ini sangat mempesona. Tetesan air kapur terdengar bagaikan kebisingan yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia, seperti halnya stalaktit seperti anjing duduk ini. Stalaktit ini sangat memukau pengunjung karena menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan. Gorden raksasa akan mengingatkan betapa Maha Kuasanya Tuhan YME dan segala ciptaannya di bumi dan di langit.
Boneka-boneka mungil terdapat di dalam Goa Petruk di antara aliran air dalam gua yang sejuk. Stalaktit ini sangat mirip dengan payudara yang tidak terdapat di tempat lain. Tangan anda dapat menyentuhnya karena dinding goa yang tidak terlalu tinggi.
Pantai Ayah
Pantai ini berada di Ayah. Terletak 9 km dari Goa Jatijajar. Pantai ini berada di dekat muara Sungai Bodo. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Pantai Ayah juga digunakan sebagai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) sehingga wisawatan bisa membeli ikan dan menikmati sajian seafood di kawasan ini. Di sini anda dapat menyaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan karena pantai ini mengarah ke arah barat.
Pantai Karangbolong
Pantai Karangbolong terletak di Desa Karangbolong. Nuansa pantai yang dipagari perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang yang bolong (berlubang) dengan sarang burung waletnya.
Pantai Suwuk
Terletak di Tambakmulyo, Kecamatan Puring. Untuk menuju ke lokasi pantai, banyak jalur alternatif yang dapat digunakan. pantai ini terletak 22 km sebelah selatan Gombong dan dapat ditempuh sekitar 45 menit, terletak sekitar 35 Km sebelah barat daya Kota Karanganyar dapat ditempuh lebih dari 1 Jam, dan terletak 50 Km dari Kota Kebumen maka dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk menuju Pantai Suwuk. Bagi anda yang berasal dari arah timur yang kebetulan sedang melintasi jalan selatan-selatan atau jalan Daendels dari arah Yogyakarta dapat langsung lurus menuju Pantai Suwuk. Pantai ini memiliki fasilitas yang lengkap serta wahana lain yang mendukung seperti Kebun Binatang dan Mini Water Boom.
Pantai Petanahan
Terletak di Desa Karanggadung atau 17 Km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat. Selain itu juga terdapat hutan cemara udang yang rindang hasil kerjasama penghinjauan pantai antara Pemkab Kebumen dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pantai Petanahan juga merupakan pantai yang menjadi tempat bertelur penyu hijau.[4]
Arung Jeram Pedegolan
Arung Jeram ini menggunakan setengah dari panjang Sungai Padegolan yang merupakan sungai limpahan air di bawah Bendungan Wadaslintang. Jika anda petualang sejati, cobalah arungi tantangan ini dan raih kemenangan alami. Pemandangan sepanjang sungai terbilang indah dengan dipenuhi pepohonan. Karena air berasal dari Waduk, membuat air sungai ini sangat jernih. Bahkan dasar sungai bisa terlihat. Titik start petualangan Arung Jeram Padegolan berada di PLTA Wadaslintang di desa Sendangdalem dan akan berakhir di Bendung Pejengkolan yang masuk ke kawasan Jembangan Wisata Alam (JWA) di Desa Jembangan
Pantai Pasir
Pantai Pasir terletak di Desa Pasir atau 24 Km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 Km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyai Roro Kidul.
Pantai Menganti
Pantai Menganti terletak di Desa Karangduwur. Pantai ini memiliki karang terjal dengan bukit yang menjulang tinggi dibibir pantai serta pasir putih yang menawan. Pantai ini juga sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehingga kegiatan nelayan menjadi hal lumrah di pantai ini. Keindahannya memukau siapapun yang berkunjung ke Pantai Menganti. Perpaduan ombak, pasir putih, nelayan, bukit dan tebing hijau akan menghadirkan keindahan tersendiri. Di sebelah timur dari Pantai Menganti terdapat Pantai Karangbata yang sempit dan dihiasi batuan vulkanik purba yang berserakan.
Kedua pantai ini merupakan obyek wisata bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan sedikit risiko. Lokasinya 7 Km dari Pantai Ayah. Untuk menuju lokasi ini wisatawan harus berjalan kaki sejauh 3 Km dari lokasi parkir kendaraan terdekat. Bentangan datar dekat Pantai Tanjungbata begitu indahnya. Panorama alam pantai yang menawan. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata raksasa. Bila anda pernah datang ke Pantai Kuta Bali, maka anda akan merasakan kekaguman yang sama saat melihat Pantai Pasir Putih Menganti ini. Ombak yang tidak terlalu keras membuat obyek wisata ini sangat menarik sebagai lokasi santai sambil bermain di pantai pasir putih yang lembut. Investasi di Pantai ini merupakan tantangan bagi investor yang berminat mengembangkannya.
Pemandian Air Panas Krakal
Pemandian Air Panas Krakal memiliki mata air yang tidak pernah kering walau musin kemarau panjang sekalipun.
Pantai Pecaron
Pantai ini berada di Desa Srati. Keindahan pantai ini terletak pada bukit hijau tinggi menjulang di bibir pantai. Pantai ini dihiasi pasir putih dan pohon kelapa yang rapat disepanjang pantai hingga atas bukit. Ditempat ini juga disediakan Camping Groud yang memadai. Pantai pecaron masih sangat alami sehingga belum banyak terjamah wisatawan umum.
Waduk Serbaguna Sempor
Waduk Serbaguna Sempor memiliki pemandangan alam indah, dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, tempat parkir, cottage serta panggung terbuka.
Waduk Wadas Lintang
Waduk Wadaslintang mempunyai luas sembilan kali Waduk Sempor. Letaknya 34 Km arah timur laut Kota Kebumen.
Benteng Van Der Wijck
Terletak di Kota Gombong Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijck, nama yang terpampang pada pintu sebelah kanan, kemungkinan nama komandan pada saat itu. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum 21 Km dari Kebumen, atau 100 Km dari Candi Borobudur. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787 - 1876), seorang jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya diabadikan menjadi Benteng Generaal Cochius. Selanjutnya benteng pertahanan ini digunakan untuk sekolah militer.
- Data teknis benteng:
- Luas benteng atas 3606,625m².
- Benteng bawah 3606,625 m².
- Tinggi benteng 9,67 m, ditambang cerobong 3,33 m.
- terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 m.
Kolam Renang "Gading Splash Water/GSW"
- Terletak di dalam area ibukota Kebumen hanya 300 m, arah barat daya dari alun-alun Kebumen. Ini adalah kolam renang yang di disain sangat artistik, ada pencampuran bangunan budaya barat dan timur, sangat cocok untuk tempat hiburan dan pembelajaran keluarga, karena didalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung, dari area bermain anak, cafe, mini market, tempat fitnes yang modern, sampai area erobic. Ini benar-benar rest area yang akan juga bikin kita fress, sehat dan menghibur.
Wisata Air Jembangan
- Terletak 10 kilometer utara Kutowinangun, masuk wilayah kecamatan Poncowarno. Terletak di sekitar Bendungan Pejengkolan, yang merupakan bagian dari sistem irigasi waduk wadaslintang. Sudah dilengkapi sarana dermaga dan perahu wisata, warung makan, sepeda air dan segera dilengkapi dengan waterboom.
Wisata Religi
Selain terkenal dengan wisata alamnya kebumen juga terkenal dengan wisata religinya. Hal ini dikarenakan di kebumen terdapat banyak makam para syeikh diantaranya adalah:
Makam Syeikh Anom Sida Karsa
Makam Syekh Anom Sida Karsa Terletak di desa Grogol Beningsari di kecamatan Petanahan, Kebumen, yang berjarak sekitar 15 km dari kota Kebumen atau sekitar 6 km dari Pantai Petanahan. Makam ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah terutama pada malam Jumat, bulan Saban, dan bulan Muharram. Syekh Anom Sida Karsa yang diketahui adalah seorang waliyullah. Ditelusuri dari silsilahnya ternyata beliau masih keturunan ke-5 dari Raden Fatah. "Dullah Sidiq" adalah nama aslinya. Beliau hidup pada zaman Hamengku Buwono IV. Konon beliau memang keturunan darah biru, namun karena kecintaannya pada Sang Kholiq beliau lebih memilih untuk menyebarkan Agama Islam daripada mementingkan pangkat.[5] Sebelum singgah di desa ini, Syekh Anom pernah babad alas di daerah Demak. Selain itu beliau juga pernah singgah di Sumpyuh tepatnya di Desa Ngadiasa, tempat lain yang pernah disinggahinya yaitu Banyumas, Setelah dari Banyumas beliau kembali lagi ke Demak dengan tujuan untuk perang melawan Belanda. Kemudian beliau melanjutkan dakwahnya hingga sampai desa ini dan disinilah beliau tinggal sampai wafat.[5]
Syekh Anom berguru pada Syekh Abdul Awal bersama tiga teman seperjuangannya yaitu Syekh Abdul Fatah yang saat ini makamnya terdapat di daerah Sentul, Syekh Syahrowardi yang makamnya terdapat di Desa Tanjungsari, dan salah seorang murid dari desa setempat yang bertugas untuk khutbah yang makamnya terdapat di Kuburan Panggel.
Dari sejarah Syekh Anom yang paling menarik yaitu Pada saat Syekh Abdul Awal akan menunaikan Ibadah Haji ke tanah Suci, dengan sengaja Syekh Abdul Awal tidak mengikutsertakan murid-muridnya karena Beliau hanya berniat mengajak istrinya, oleh karena itu Beliau memberi tugas kepada masing-masing muridnya. Tugas yang diberikan kepada Syekh Anom adalah diperintahkannya Beliau untuk menunggu sepuluh beton (isi nangka) yang sedang dibenem (ditimbun dengan bara api) sampai matang untuk dibagikan kepada teman-temannya. Anehnya setelah betonnya matang hanya terdapat Sembilan buah, Hal ini menjadikan Syekh Anom ragu untuk membagikan kepada ketiga temannya. Untuk menanyakan kebimbangannya Beliau berniat menyusul Sang Guru ke Tanah Suci. Disinilah terdapat karomah yang luar biasa pasalnya Syekh Anom hanya mengendarai bekong (tempat beras) untuk sampai ke Mekah, hal yang sama juga dialami oleh Gurunya yang hanya mengendarai mancung untuk mencapai tempat tujuan. Sesampainya di Mekah Syekh Anom bertemu dengan Sang Guru dengan membawa Sembilan beton yang masih hangat, lalu Beliau menanyakan mengapa beton yang ada hanya Sembilan buah padahal sebelumnya Syekh Abdul Awal mengatakan bahwa beton yang dibenem ada sepuluh buah. Pertanyaan itu diabaikan begitu saja oleh Syekh Abdul Awal, karena Syekh Anom sudah terlanjur ada di Tanah Suci maka Syekh Abdul Awal mengajaknya untuk menunaikan ibadah Haji bersama. Cerita itulah yang menjadi dasar terciptanya sebuah nama SYEKH ANOM SIDA KARSA yang mempunyai arti, kata “SIDA” berarti JADI dan “ KARSA” berarti kesampaian.[10] Dalam sumber di lokasi menyebutkan, nama Syeh Anom Sidakarsa tersebut diketahui dari seorang yang selama dua tahun berturut-turut melakukan riyadloh di makam tersebut pada tahun 1935. Orang itu yakni almarhum Simbah Chamid dari Kajoran Magelang. Menurut cerita Simbah Chamid kepada murid-muridnya yang kemudian diyakini hingga sekarang, Syeh Sidakarsa adalah cucu dari Sultan Bintoro/Raden Fatah di Demak. Syeh Sidakarsa yang sering juga disebut Syeh Anom datang ke Kebumen untuk berguru atau nyantri kepada Syeh Abdul Awwal. Keberadaan Syeh Abdul Awwal sendiri bisa dilacak dari makam kiai tersebut yang terletak di Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan atau sekitar 1,5 km sebelah utara makam Syeh Anom. Begitu dekat dan cintanya Syeh Anom dengan gurunya itu, dia merasa susah sepeninggal gurunya itu ke tanah suci. Karena sangat dekatnya, rindu tidak dapat tertahankan. Syeh Anom pun kemudian bermunajah kepada Allah SWT agar dapat menyusul gurunya. Di tengah munajahnya itu, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh. Setelah diperiksa ternyata sebuah blongkeng (mancung) pohon kelapa. Bagi Syeh Anom, kondisi itu seperti petunjuk dari Allah, maka dengan izin Allah, Syeh Anom dapat menyusul gurunya dengan naik blongkeng itu.
Syekh Anom Sida Karsa memilih tinggal di daerah ini karena mengetahui banyak orang yang masih membutuhkan pencerahan, diantaranya adalah daerah Ambal yang dihuni banyak berandal. Beliau menetap di tempat ini sampai wafatnya. Semasa hidupnya, Syekh Anon Sida Karsa terkenal memiliki kelebihan. Kabar itu akhirnya sampai ke telinga para berandal di Ambal. Mereka pun datang menyatroni rumah Syekh Anom, berjumlah 200-an orang. Sampai di lokasi mereka melihat ada keanehan, yaitu meskipun rumah Syekh Anom miring ke Utara namun justru yang di sebelah Selatan yang disangga kayu. Para berandal itu pun menganggap pemilik rumah sudah tak waras lagi.
Ketika Syekh Anom Sida Karsa mempersilahkan para begal masuk ke dalam rumah, lagi-lagi mereka menganggap tuan rumah tak waras. Bagaimana mungkin rumah sekecil itu sanggup menampung gerombolan yang berjumlah demikian banyak. Namun ketika akhirnya masuk, ternyata dalaman rumah itu luas sekali. Seluruh gerombolan hanya memenuhi satu pojok rumah saja. Barulah para berandal itu sadar bahwa Syekh Anom bukan orang sembarangan.
Berandal itu dijamu makan oleh Syekh Anom, satu hal yang selalu dilakukannya pada setiap tamu yang datang ke rumahnya. Makanan selalu ada, berapa pun tamu yang datang setiap harinya. Para berandal dipesan agar tidak membuang tulang ayam ke lantai. Namun seorang berandal sengaja membuang tulang ayam ke lantai, dan tiba-tiba tulang itu berubah menjadi ayam lagi! Akhirnya para berandal itu pun takluk kepada Syekh Anom.[5]
Makam Syeikh Abdul Awal
Makam Syeikh Abdul Awal terletak di desa Kebon Sari kecamatan Kebumen, tidak terlalu jauh dari makam muridnya Syeikh Anom Sida Karsa. Syeikh ini dulu bernama "Mangkurat Mas", dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri Padmi. Anak Ki Ageng Pemanahan ada 2 yaitu "Mangkurat Mas" dan "Mangkurat Kuning". Cerita berawal saat Ki Ageng berpesan kepada anaknya, lewat adiknya Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Ki Ageng Pemanahan memberi wangsit jika suatu saat Ki Ageng mangkat, maka kekuasaan keraton Yogyakarta diserahkan kepada anak sulungnya, Mangkurat Mas. Namun begitu ayahnya meninggal, Ki Ageng Giring malah tidak peduli dengan amanah untuk menyerahkan titipan kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui patih Martapala-Martapura, sehingga terjadi geger dan menjadikan Mangkurat Mas pergi dari keraton dengan prinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang bertaruh dan mungkin sampai di akhir ajal, hanya akan bertaruh dan memperebutkan kekuasaan saja. Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng Giring, sedangkan Mangkurat Mas pergi dari kerajaan, menuju ke arah barat dan sampai di seputar desa yang sekarang ini disebut Kebonsari. Pada satu saat datanglah Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya V-Raja Majapahit terakhir ke tanah jawa. Kedatangan R. Patah menjadikan tanah jawa geger karena dia bermisi menundukkan negara Pandawa tengah. Pada saat itu Mangkurat Mas yang juga dikenal sebagai Syech Abd. Awal sudah bermukim di Kebonsari, meski namanya belum Kebonsari. Lama-kelamaan, Di Kebonsari, Mangkurat Mas membawa ilmu para wali ibarat hanya sebulir padi/semenir, dipecah menjadi empat madzhab. Sembari bermukim disini, Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu-ilmu para wali.
Kedatangan R. Patah ke tanah jawa diikuti dengan proses penyerangan perilaku ibadah umat-umat Islam yang merujuk pada ajaran wali, digeser dengan ilmu agama suci dari tanah Saudi-ajaran Rasul Muhammad saw. Awalnya di tanah jawa yang diamalkan ilmu Kuntadewa. Di Kebumen, Mangkurat Mas alias Syech Abdul Awwal punya banyak murid, diantaranya di Guyangan, Syech Sidakarsa dan Syech Abdul Rosyid. Sebagai seorang pembawa ajaran Islam Jawa/sinkretik/ilmu kebatinan/ilmu ratu tanah jawa, Syech seorang diri mengajarkan ilmunya di daerah ini. Ada tokoh lain yang dikenal yaitu Syech Abdul Muhyi, namun beliau membawa risalah Islam murni dari tanah Arab. Abdul Muhyi anak dari panembahan Sultan Imam Mahdi dari tanah Madinah. Begitu lama merasa cukup lama bermukim di Kebumen, Syech ingat akan sebuah pesan yang tertulis di kitabnya untuk pergi ke tanah suci-naik haji. Pada saat Syech naik haji, beliau menggunakan “mancung” dari pohon kelapa. Keajaiban itu bisa diwujudkan karena ilmu kebijaksanaan yang dimiliki oleh Sang Syech. Saat mengembara ke Kebumen, Syech Abdul Awwal sudah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan putri keraton Solo/Surakarta yang bernama Jonggrang, belum sempat bekerja mengamalkan ilmunya namun sudah didahului dengan geger perebutan kekuasaan di Yogyakarta dan pendudukan Belanda di tanah jawa. Seumur hidup, Syech Abdul Awwal hanya mempunyai satu istri yaitu Nyai Jonggrang. Dalam ceritera, R. Patah yang membawa risalah rasul Muhammad adalah putra dari pernikahan putri Cempa-Cina dengan Raja Brawijaya-raja Majapahit yang terakhir. Versi dongeng, diberi nama Patah dari makna banyu patang wulan bali ngulon meng Cina. Dulu, ratu Sriwijaya alias sang ayah putri Cempa menciptakan Putri Cempa yang berwujud jin raksasa, dicipta menjadi putri cantik seperti putri di daerah tanah Jawa. Saat sudah menjadi cantik, ia berkeliling di seluruh tanah jawa membawakan seni lagu dan tari-tarian untuk dipertunjukkan. Ratu Brawijaya melalui Patih Gajah Mada, jatuh cinta pada putri Cempa dari Palembang dan ingin mempersunting menjadi istri sebagai istri ke-41. Setelah menikah dengan Raja Brawijaya, Putri Cempa hamil dan mengidam. Yang diinginkan Putri Cempa saat mengidam adalah rujak babi. Sebagai suami, Sang Prabu menuruti permintaan istrinya dengan memerintahkan kawulanya berburu babi dan memasaknya. Setelah makan, ternyata Putri Cempa yang cantik tiba-tiba berubah ke wujud semula, seorang raksasa. Dengan perubahan wujud itu, Sang Putri menjadi malu dan segera terbang kembali ke tanah asal, Banyu patang wulan alias R. Patah dibawa serta. Sat kembali ke negerinya, Putri Cempa dipersunting oleh Arya Damar-Raja Palembang. Disana, lahirlah R. Patah. Sebagai ayah, Prabu Brawijaya berpesan agar Arya Damar tidak menghilangkan identitas R.Patah yang merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Di kemudian hari R. Patah pergi menuntut ilmu ke Mesir sehingga ia menjadi seorang alim dan kelak menjadi penyebar ajaran Islam-Rasul di tanah jawa, bahkan menyerang ayah kandungnya sendiri yang berkuasa di Majapahit yang nota benenya pemegang tradisi dan kepercayaan Hindu. R. Patah adalah anak kandung dari putri Cempa, hasil dari pernikahan keduanya dengan Prabu Brawijaya. Sedangkan sebelumnya Putri Cempa sudah pernah menikah dan berputrakan Raden Husen. Awal sebelum R. Patah mengetahui keberadaan ayah kandungnya, ia bertanya kepada ibunya. Setelah ibunya menceritakan sebenarnya darah siapa yang mengalir pada diri R. Patah, maka segera R. Patah ingin menyusul ayah kandungnya di Majapahit. Sebelum ia tiba di Majapahit, ia singgah dulu di Demak Bintoro dan diterima oleh Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel, R. Patah dinikahkan dengan cucunya-putri Mloko, dan dijadikan Bupati Demak Bintoro. Setelah cukup lama menetap di Bintoro, R. Patah ingin melanjutkan ke Majapahit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Sunan Giri. Saat R. Patah menyatakan maksudnya, Sunan Giri melarang dia melanjutkan niatnya dengan alasan ilmu para wali yang sudah mengakar di tanah jawa, tidak boleh diganggu gugat, dirubah atau dicampuri oleh ajaran Islam yang berasal dari tanah Arab. Namun dalam kenyataannya, R. Patah yang kemudian bertemu dengan saudara tirinya R. Husen, menegakkan agama rasul di tanah jawa. Pada saat itulah para wali pemegang ajaran sinkretik mundur agar tidak terjadi pertentangan di kalangan umat. Secara garis besarnya, agama Rasul dipandang sebagai ajaran yang mengutamakan syariat sedangkan para wali dianggap sebagai pembawa ajaran tarekat. Sedangkan idealnya seorang umat adalah mengamalkan ilmu Rasul dan meneladani perilaku wali, namun sekarang tidak demikian. Di Kebumen, tempat mukim Syech Abdul Awwal adalah di pedukuhan Kedungamba, desanya Grogol Beningsari. Namun begitu direbut oleh Belanda daerah ini termasuk desa Kebonsari. Kedungamba diambil dari makna, kedung artine jero lan amba, melambangkan begitu dalam dan luasnya ilmu wali yang dibawa oleh Syech Abdul Awwal. Saat tiba di Kedungamba, Syech Abdul Awwal membawa rasa sedih karena terusir dari istananya. Saat tiba disini sudah ada sekitar 50 orang penduduk yang menghuni Kedungamba, namun hingga kini sulit ditelusuri siapakah mereka dan berasal dari mana.
Satu cerita lagi, pada suatu saat Ratu Yogyakarta yang merupakan permaisuri Ki Ageng Giring gering (sakit), Mangkurat Mas lah yang berhasil menyembuhkannya. Sesuai dengan janji yang diucapkan Ki Ageng Giring bahwa siapapun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan dituruti segala permintaannya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya, Mangkurat Mas muda meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari ditempati, Kedungamba. Sebelumnya Ki Ageng Giring telah menawarkan tanah antara sebelah timur sungai Praga sampai Sitandu, namun Mangkurat Mas menolak. Karena merupakan tanah hadiah dari sultan maka Kedungamba disebut sebagai tanah Keputihan yang tiap tahunnya tidak terkena pajak ke Mataram, namun hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng-pengareng berupa padi, palawija, dll saja tiap tahun pada musim panen sado ke Mataram berpakaian jarit wiru dan blangkon. Saat menyerahkan bulu bekti, yang ikut sowan 7 orang sebagai perlambang martabat desa yaitu Lurah, Congkog, Carik, Kebayan, Kaum, Polisi dan Kamituwa. Oleh Mataram yang diberi kewenangan menjadi Lurah Kedungamba adalah Mangkurat Mas atau Syech Abdul Awwal. Begitu Belanda menyerang, barulah Kedungamba dikenai pajak. Zaman dulu, orang-orang tidak dikenai pajak.
Deretan makam yang ada di kanan-kiri Syech Abdul Awwal. Sebelah barat Syech adalah makam putranya Abdul Rauf yang konon ceritanya ia selalu ingin mengungguli ayahnya, misal jika ia menimba air, bukannya menggunakan wadah yang rapat malah menggunakan keranjang yang berlubang, angina yang berhembus juga berusaha ia kekang dengan diikat memakai selendang, dan berbagai perbuatan Abdul Rauf yang mengesankan ia ingin mengungguli kesaktian ayahnya.
Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang Kebumen
Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking Kebumen
Makam Tumenggung Kalapaking Kalijirek Kebumen
Tokoh terkenal
- Kasino Hadiwibowo, pelawak senior personil grup lawak Warkop
- Sutoyo Siswomiharjo, salah seorang Pahlawan Revolusi Indonesia
- Jend.(Purn) HM Sarbini, tokoh perjuangan Indonesia, mantan menteri Pertahanan di era Presiden Soekarno.
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, begawan ekonomi Indonesia
Makanan khas
- Nasi penggel
- Lanthing
- Sate ambal
- Kethek
- Lenthis
- Thepleng pejet
- Jipang kacang
- Sale pisang
- Soto kasaran
- soto petanahan
Soto petanahan sungguh berbeda dengan soto daerah lain,rasanya yang khas membuat soto petanahan sangat digemari masyarakat pada umumnya,soto petanahan berisi ketupat,toge hijau,suwiran ayam kampung dan kuah yang gurih,namun soto ini belum setenar soto bandung maupun soto daerah lainnya,jika anda mampir ke kebumen cobalah menyempatkan diri mencoba kuliner yang satu ini. Pedagang soto petanahan banyak dijumpai di desa petanahannya sendiri dan daerah disekitar desa petanahan,adapun penjual yang sudah sangat kondang yaitu soto petanahan pak kored. Letaknya diselatan Pasar petanahan
Makanan khas yang satu ini sekarang sudah sangat jarang dijumpai,bahkan makanan ini hanya tenar dikecamatan petanahan. Kalau dilihat dar, namanya mungkin kelihatan biasa saja, namun begitu anda mencobanya anda akan merasa ketagihan,soto ini terbuat dari tahu,engkol,toge dan tahu kebumen yang khas disiram kuah sambel kacang. rasanya segar,cocok dinikamati saat siang harim apabila anda berkunjung ke kebumen anda wajib mencoba makanan yang satu ini. makanan ini tidaklah disajikan direstoran mewah namun di pedagang kaki lima yang orang petanahan menyebutnya bango (semacam rumah berjualan terbuat dari bambu dan sederhana)
Makanan ini terbuat dari beras ketan ditaburi gula pasir halus,namun makanan ini mulai sulit dicari
Makanan khas ini terdapat didaerah kecamatan petanahan, rasanya manis dan khas,namun sudah mulai jarang,
Nomor telepon penting
- Presscenter: 0287385501
- Polres: 0287382110
- Kodim 0709: 0287381103
- Satlantas: 0287385514
- PMI Cabang: 0287381818
- UTD PMI: 0287381040
- Pemadam Kebakaran: 0287382113
- RSUD: 0287381101
- PLN: 0287382220
- PDAM: 0287381489
- Stasiun KA: 0287381215
- Dishubkominfo: 0287 381794, 383349
- Satpol PP: 0287 381885
Referensi
- ^ Catatan dari Babad Mataram: Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena beliau termasuk putra Pakubuwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata-mata penghubung antara pihak Keraton Surakarta dengan Pangeran Mangkubumi, setiap kali ia sebagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian saat tiap kali Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai "perang Kendang". Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.
- ^ Ekspedisi Mapala Kebumen
- ^ Kebumen Societies
- ^ Sejarah Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan
- ^ a b c Makam Syekh Anom Sida Karsa Kebumen
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintahan kabupaten Kebumen
- (Indonesia) Kebumen Societies