Kereta api Argo Lawu

layanan kereta api di Indonesia
Revisi sejak 6 Juni 2015 04.21 oleh Cal1407 (bicara | kontrib) (←Suntingan Faiz Andhika (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Fged10)

Kereta api Argo Lawu (Hanacaraka: ꧋ꦱꦼꦥꦸꦂ​ꦲꦂꦒ​ꦭꦮꦸ꧉, Sepur Harga Lawu), adalah kereta api kelas eksekutif argo yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VI Yogyakarta di Pulau Jawa dengan jurusan Jakarta Gambir (GMR) - Solo Balapan (SLO) dan sebaliknya.

Kereta api Argo Lawu
Berkas:Plat nama KA Argo Lawu.PNG
CC206 13 23 menarik kereta api Argo Lawu akan masuk stasiun Tugu.
Ikhtisar
JenisEksekutif Argo
SistemKereta api ekspres
StatusBeroperasi
LokasiDaop 6 Jogja
TerminusSolo Balapan
Jakarta Gambir
Stasiun7
Layanan1
Operasi
Dibuka13 Juli 1995
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi VI Yogyakarta
DepoSolo Balapan (SLO), Untuk Rangkaian Kereta
Yogyakarta (YK), Untuk Lokomotif Permanen
RangkaianCC206
Data teknis
Panjang lintas571 km
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi55 s.d. 100 km/jam
Titik tertinggi330 m (Kranggan, Banyumas)
Jumlah rute7-8
Peta rute
Kereta api Argo Lawu/route

Sejarah kereta

Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 penumpang. Perjalanan Solo-Jakarta (571 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Klaten, Yogyakarta, Karanganyar, Purwokerto, Cirebon, dan Jatinegara (arah Jakarta).

Pada ujicoba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama JS-750 yang berarti melayani perjalanan Jakarta - Solo dengan waktu tempuh 7 setengah jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50. Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi brand Argo dengan nama KA Argo Lawu, dan dengan diluncurkannya KA Argo Lawu maka kereta ini juga mendapat rangkaian baru dari PT Inka dengan kode BP/M1/K1-968xx (no. baru: P/M1/K1 0 96 xx). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung. Ini dikarenakan kereta ini merupakan modifikasi dari kereta ekonomi buatan tahun 50-an, namun setelah diretrofit di PT Inka, menjadi kereta yang benar-benar baru, dan dapat dianggap buatan tahun 1996.

Kata Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak disebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km.

Perjalanan kereta api dari Stasiun Solo Balapan ke Gambir pada siang hari memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Banyumas, Kali Serayu dan Kali Progo. Sementara perjalanan dari Jakarta-Solo dilakukan pada malam hari. Artinya, perjalanan Argo Lawu berkebalikan dengan Argo Dwipangga. Rangkaian KA Argo Lawu terdiri dari Lokomotif (CC206), 7-8 kereta kelas eksekutif argo, 1 Kereta Makan bermotif batik (M1), dan 1 kereta Bagasi (B), serta gerbong Pembangkit Listrik (P).

Rangkaian

Dengan diluncurkannya KA Argo Lawu pada 21 September 1996, maka kereta ini juga mendapat rangkaian baru dari PT Inka dengan kode BP/M1/K1-968xx (no. baru: P/M1/K1 0 96 xx). Rangkaian KA buatan 1996 ini memiliki ciri khas, yaitu menggunakan AC bentuk trapesium, dan letak kaca yang lebih rendah, berbeda dari rangkaian buatan tahun 1995 yang AC-nya berbentuk kotak dan buatan tahun 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung. Rangkaian ini digunakan sekitar tahun 1996 sampai 2000-an awal, sampai kereta ini mendapat surplus kereta kelas Anggrek K9. Rangkaian buatan 1996 pun dihibahkan ke Taksaka maupun Argo Dwipangga.

Sebelumnya, sekitar awal tahun 2000-an KA Argo Lawu pernah menggunakan gerbong Anggrek K9 setelah adanya surplus rangkaian pada tahun 2000-an awal. Rangkaian ini menggunakan warna ungu, berbeda dengan saat digunakan oleh KA Argo Bromo Anggrek/Muria. Sayangnya, KA ini sering anjlok di jalur selatan yang notabene tidak lurus, maka KA Argo Lawu kembali menggunakan KA eksekutif biasa pada akhirnya. Akhirnya, sejak Oktober 2008, KA Argo Lawu menggunakan rangkaian kereta baru buatan PT Inka, untuk menggantikan rangkaian generasi pertama buatan 1996 yang dialihkan ke Taksaka ataupun Argo Dwipangga dan rangkaian Argo Bromo Anggrek yang sering anjlok saat dipakai oleh Argo Lawu.

Saat ini seringkali kereta ini saling bertukar kereta dengan Argo Dwipangga karena kebijakan rotasi dari dipo, sehingga seringkali kereta milik Argo Lawu "nyangkut" di kereta Argo Dwipangga, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga seringkali dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Dwipangga juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena merupakan modifikasi dari kereta bagasi.

Jadwal perjalanan KA Argo Lawu

Stasiun Kedatangan Keberangkatan
KA 7 Argo Lawu (Solo Balapan-Yogyakarta-Gambir)
Solobalapan - 08.00
Klaten 08.25 08.28
Yogyakarta 08.52 08.57
Kutoarjo 09.49 09.53
Purwokerto 11.23 11.30
Cirebon 13.37 13.34
Jatinegara 16.09 16.11
Gambir 16.22 -
KA 8 (Gambir-Yogyakarta-Solo Balapan)
Gambir - 20.15
Cirebon 22.56 23.08
Purwokerto 01.05 01.15
Kutoarjo 02.50 02.54
Yogyakarta 03.45 03.52
Klaten 04.16 04.19
Solo Balapan 04.45 -

Galeri

Foto-foto KA Argo Lawu saat melewati Jembatan Sakalimolas/Sakalibel, Bumiayu, Brebes.

Referensi


Pranala luar