Kloroform

senyawa kimia
Revisi sejak 26 Juni 2015 08.27 oleh 2001:e68:5413:a8b1:8530:852b:fc98:1ae (bicara) (Penambahan konten dan senarai kegunaannya.)


Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3).[1] Kloroform dikenal kerana sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang kerana

Kloroform
Nama
Nama IUPAC
Chloroform
Nama IUPAC (sistematis)
Trichloromethane
Nama lain
Formyl trichloride, Methane trichloride, Methyl trichloride, Methenyl trichloride, TCM, Freon 20, R-20, UN 1888
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
KEGG
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1/CHCl3/c2-1(3)4/h1H
  • C(Cl)(Cl)Cl
Sifat
CHCl3
Massa molar 119.38 g/mol
Penampilan Colorless liquid
Densitas 1.48 g/cm3
Titik lebur -63.5 °C
Titik didih 61.2 °C
0.8 g/100 ml at 20 °C
Struktur
Tetrahedral
Bahaya
Bahaya utama Harmful (Xn), Irritant (Xi), Carc. Cat. 2B
Frasa-R R22, R38, R40, R48/20/22
Frasa-S S2, S36/37
Titik nyala Non-flammable
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH):
PEL (yang diperbolehkan)
50 ppm (240 mg/m3) (OSHA)
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
Referensi
telah terbukti dapat merusak liver dan ginjal.[2]  Kloroform  kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium.[1] Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap, dan berbau khas.[1]

Produksi

Kloroform dapat disintesis dengan cara mencampuran etil alkohol atau etanol dengan kalsium hipoklorit. Kalsium hipoklorit merupakan donor unsur klor.[1] Selain kalsium hipoklorit, penyumbang unsur klor yang dapat dipakai adalah pemutih pakaian.[1] Pemutih pakaian memiliki senyawa aktif yaitu asam hipoklorit.[3] Etil alkohol dipanaskan dan dicampurkan dengan kalsium hipoklorit.[1] Untuk mendapatkan kloroform dari reaksi pencampuran ini, terdapat tiga reaksi yang terjadi:

CH3-CH2OH (etil alkohol) + Cl2 ---> CH3-CHO (asetaldehida) + HCl (asam klorida)
CH3-CH2OH (asetaldehida) + 3Cl2 ---> CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + 3HCl (asam klorida)
2CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) ---> 2CH3Cl (kloroform) + (HCOOH)2Ca (kalsium format)

Selain menggunakan etil alkohol, aseton dapat digunakan untuk menggantikan etil alkohol.[1] Reaksi yang terjadi adalah:

  • Reaksi klorinasi [1]
CH3COCH3 (aseton) + 3Cl2 ---> CCl3COCH3 (trikloroaseton) + 3HCl (asam klorida)
  • Reaksi hidrolisis [1]
CCl3COCH3 (trikloroaseton) + Ca(OH)2 ---> 2CH3Cl (kloroform) + (CH3COO)2Ca (kalsium asetat)
  • Selain ketiga hal diatas, terdapat pula reaksi klorinasi metana yang membutuhkan suhu 400°C.[1] Reaksi tersebut terjadi sebagai berikut:
CH4 (metana) + Cl2 ---> CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + CCl4
Untuk proses ini, kloroform dapat dipisahkan menggunakan distilasi bertingkat, dan proses ini paling banyak diaplikasikan dalam industri.[1]

Aplikasi

  • Kloroform dapat digunakan untuk mengekstraksi komponen yang tidak larut dalam air seperti lipid dalam proses isolasi DNA.[4] Proses isolasi DNA melibatkan larutan yang berisi campuran fenol, kloroform, dan isoamilalkohol.[4] Campuran ini akan membuat suspensi DNA pada lapisan atas dan pengotor-pengotor akan mengendap pada bagian bawah tabung.[4] Cairan yang berada pada bagian atas tabung akan diproses lebih lanjut untuk analisis DNA, dan bagian pengotor dibuang.[4]
  • Kloroform dapat digunakan untuk campuran untuk menentukan konsentrasi detergen anionik seperti ''sodium dodesil sulfat''.[5] Metode yang dilakukan dinamakan Methylene Blue Active Substance.[5] Lapisan bagian kloroform diambil lalu diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm.[5]
  • Kloroform juga dapat digunakan untuk mengkuantifikasi secara kasar kandungan lipid dalam suatu sampel.[6] Untuk memisahkan lipid dari pengotor-pengotor lainnya, sering ditambahkan pelarut organik lainnya seperti metanol untuk menarik kandungan protein. Lapisan kloroform diambil lalu diuapkan hingga tersisa lipidnya. [6]
  • Kloroform digunakan untuk mengekstraksi kafein dalam minuman.[7] Untuk mendapatkan kafein tersebut, dalam pemisahannya perlu ditambahkan diklorometana untuk menarik senyawa pengotor.[7] Lapisan kloroform diambil, lalu diuji menggunakan spektrofotometer ultraviolet.[7]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris)Bahl A, Bahl BS. 2011. A Textbook of Organic Chemistry (for B.Sc Students). New Delhi: S. Chand & Company.
  2. ^ (Inggris)Stellman JM. 1998. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety: Guides, Indexes, Directory. Geneva: International Labour Office.
  3. ^ (Inggris)Madigan M, Martinko J, Stahl D, Clark D. 2011. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-13. New York: Pearson.
  4. ^ a b c d (Indonesia)Suwanto A, Soka S, Candra Krishna Purnawan. 2008. Teknik Percobaan dalam Genetika Molekuler. Jakarta: Penerbit Atma Jaya.
  5. ^ a b c (Inggris)Shahbazi R, Kermanshahi RK, Gharavi S, Nejad ZM, Borzooee F. 2013. Screening of SDS-degrading bacteria from car wash wastewater and study of the alkylsulfatase enzyme activity. IJM 5(2):153-158.
  6. ^ a b (Inggris)Amenta JS. 1970. A rapid extraction and quantification of total lipids and lipid fractions in blood and feces. Clin Chem 14(4): 399-346
  7. ^ a b c (Inggris)Bibby Scientific. The quantitative determination of caffeine in beverages and soft drinks using UV wavelength spectroscopy. http://www.jenway.com/adminimages/A09_010A_Determination_of_Caffeine_in_Beverages_using_UV_Wavelength_Spectroscopy(1).pdf