Padangbai, Manggis, Karangasem

desa di Kabupaten Karangasem, Bali
Revisi sejak 23 September 2015 09.38 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa ))

Padangbai adalah sebuah desa di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, sisi timur Pulau Bali, Indonesia. Kota ini menjadi pelabuhan feri untuk pelayaran ke Pulau Lombok, Nusa Penida, Kepulauan Gili dan pulau-pulau lainnya di Nusa Tenggara Barat.

Padangbai
Negara Indonesia
ProvinsiBali
KabupatenKarangasem
KecamatanManggis
Kode pos
80871
Kode Kemendagri51.07.03.2009 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
Lua error in Modul:Mapframe at line 384: attempt to perform arithmetic on local 'lat_d' (a nil value).Koordinat:
Pantai Pasir Putih
Pantai Pasir Putih
Pantai Pasir Putih
Pantai Pasir Putih
Seni jalanan di Padangbai.

Selain menjadi kota pelabuhan, kota ini juga menawarkan para wisatawan dengan kehidupan kota pantai kecil yang indah dan tenang yang berupa teluk dimana di sebelah timurnya terdapat sebuah tanjung yang dinamakan tanjung sari yang namanya diambil dari nama sebuah tempat suci pura pemujaan mpu bradah yang bernama pura tanjung sari. Selain pantai utama yang berpasir putih, di snini juga terdapat 2 pantai lain yang berpasir putih yaitu pantai padang kurungan di sebelah timur dan pantai bias tugel di sebelah barat. Pantai padang kurungan merupakan pantai yang indah yang terkenal karena keindahan bawah lautnya yang didominasi oleh ikan hias berwarna-warni dan soft coral dan keberadaan laguna biru di tengah pantainya yang indah sehingga pantai ini sering juga disebut pantai blue lagoon. sedangkan pantai bias tugel yang terletak di sebelah barat pantai utama padangbai, terkenal keindahannya karena pair putihnya yang terhampar luas dan lautnya yang biru dan jernih.

Asal nama

 
Padangbai pada masa Hindia Belanda

Nama desa Padangbai sebenarnya diberikan oleh Belanda. Dulunya desa ini bernama desa Padang. Karena terletak di sebuah teluk dangkal berperairan tenang, Belanda, dalam usahanya menjadikan Bali sebagai wilayah jajahannya, membangun tangsi sekaligus pelabuhan di sana. Oleh Belanda, teluk Padang disebut Padang Baai. Baai dalam bahasa Belanda berarti Teluk.

Setelah kemerdekaan Indonesia, nama desa Padang diubah menjadi Teluk Padang. Namun, para wisatawan dan penulis-penulis buku traveling asing, menyebutnya sebagai Padang Bay, yang dalam terjemahannya berarti Teluk Padang.

Selain itu nama Padangbai juga disebut-sebut dalam naskah-naskah kuno antara lain dalam Prasasti Kehen B yang bunyinya "Mpu Kuturan menyusul saudaranya turun ke Bali tahun Çaka 923 (th 1001 M), berperahu daun kapu-kapu dan berbidakkan daun bende, turun di Pantai "Padang". Demikian bunyi Prasasti yang menyebutkan Pemargin Mpu Kuturan ke Bali : “Kunang sira Mpu Kuturan turun wentening Bali, apadawu witning kapu-kapu, abidak rwaning benda, turun maring kakisiking Bali ring Padang, kala diwe udha siwa wara Pahang, titi sukla paksa madu, sirsa caksu, I sakyem gni suku babahan udani dita 923, neher winangunaken Parhyangan Silayukti, ayoga swala Brahmacari”. Pantai Padang yang dimaksud dalam prasasti tersebut adalah Padangbai dikarenakan adanya Pura Silayukti tempat pemujaan Mpu Kuturan di Padangbai.

Secara administratif, nama Teluk Padang masih digunakan sampai pada tahun 1992. Kemudian setelah resmi menajadi desa yang berdiri sendiri, nama ini kemudian diganti menjadi Padangbai.

Politik dan Pemerintahan

Padangbai baru menjadi sebuah Desa yang berdiri sendiri sejak tahun 1992 dimana sebelumnya masih berupa Dusun yang merupakan bagian dari Desa Ulakan dan bernama Dusun Padang atau Dusun Teluk Padang. Desa Dinas Padangbai dibagi atas 4 Dusun atau Banjar Dinas antara lain Dusun Luhur, Dusun Melanting, Dusun Segara dan Dusun Mimba. Selain berupa Desa Dinas, Desa Padangbai juga memiliki sistem pemerintahan tradisional Bali yang disebut Desa Pakraman yang terdiri atas 3 Banjar yaitu Banjar Kaler, Banjar Sidha Karya dan Banjar Karya Nadhi.