Warkop

grup lawak Indonesia
Revisi sejak 27 September 2017 15.45 oleh Rizkisu (bicara | kontrib) (penambahan episode jadi kasir)

Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.

Berkas:Warkop dki.jpg
Warkop DKI: (kiri ke kanan) Indro, Kasino, Dono.

Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).sekarang yang tertinggal sendiri adalah Indro karena yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu adalah Dono dan Kasino.

Sejarah

 
Karikatur Warkop DKI

Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari senior di radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, mahasiswa senior UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.

Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.

Warkop pertama kali muncul di pesta perpisahan (sekarang prom nite) SMA IX Jakarta yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa pada tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tetapi ternyata hasilnya kembali lumayan.

Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP, yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat Rp 250.000.

Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan plesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.

Personil

Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

Era film

Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia. Pada film-film pertama mereka yang diproduksi oleh Bola Dunia Film, personel Warkop memerankan tokoh Slamet (diperankan oleh Dono), Sanwani (Kasino), dan Paijo (Indro) contohnya dalam Mana Tahan. Namun, dalam film-film selanjutnya, mereka memerankan nama asli mereka (Dono, Kasino, Indro).

Era televisi

Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia pada tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal pada tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.

Proses kreatif

Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.

Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.

Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personel Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar di sinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

Obrolan Santai di Warung Kopi

Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors adalah acara radio yang disiarkan di radio Prambors. Acara ini diisi oleh Warkop Prambors, yaitu Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro).

Diskografi (kaset)

  • Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu)
  • Kaset 02 Warung Tenda (masih ada Nanu)
  • Kaset 03 Mana Tahan
  • Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
  • Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
  • Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
  • Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
  • Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, Dono dan Kasino sebagai warga)
  • Kaset 09 Makin Tipis Makin Asyik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)

Warkop Prambors

Warkop Prambors adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini berisi empat orang, yaitu Dono Warkop, Kasino Warkop, Indro Warkop, dan Nanu Warkop.

Warkop DKI

Warkop DKI adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini merupakan kelanjutan dari grup lawak Warkop Prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri.

Filmografi

 
Beberapa Poster Film Warkop DKI

Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.

Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.[1]

  1. Mana Tahaaan... (1979) bersama Nanu Mulyono, Elvy SukaesihRahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi.
  2. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia MalikZainal Abidin dan M. Pandji Anom.
  3. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman BorismanIta Mustafa dan Itje Trisnawati.
  4. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva ArnazDebby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman.
  5. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Dorman Borisman dan Abdul Hamid Arief.
  6. IQ Jongkok (1981) bersama Enny HaryonoMarissa Haque, dan Bokir.
  7. Setan Kredit (1982) bersama Minati AtmanegaraNasir dan Alicia Djohar.
  8. Chips (1982) bersama Sherly MalintonTetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom.
  9. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam BellinaMat Solar dan Pietrajaya Burnama.
  10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva ArnazLydia Kandou dan Us Us.
  11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva ArnazLydia Kandou dan Us Us.
  12. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
  13. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira WibowoLia Warokka dan Aminah Cendrakasih.
  14. Gantian Dong (1985) bersama Ira WibowoLia WarokkaLeily Sagita dan Advent Bangun.
  15. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Lia Warokka, dan Kaharuddin Syah.
  16. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu AzhariNia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara.
  17. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah.
  18. Depan Bisa Belakang Bisa (1986) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik.
  19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul.
  20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo.
  21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen.
  22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Suyadi dan Sherly Malinton.
  23. Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah, Tarsan, dan Diding Boneng
  24. Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz.
  25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin, Sally Marcellina, dan Diding Boneng
  26. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella, Hengky Solaiman, dan Diding Boneng
  27. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton.
  28. Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Fritz G. Schadt, Gitty Srinita, dan Diding Boneng
  29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Sally Marcellina, dan Diding Boneng
  30. Salah Masuk (1992) bersama Fortunella, Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim.
  31. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati.
  32. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari.
  33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik.
  34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile, Taffana Dewi, dan Diding Boneng

Sinetron

Setelah sukses di layar lebar, Warkop DKI pun mulai menyapa masyarakat lewat sinetron. Warkop DKI mempunyai sinetron komedi di televisi garapan Soraya Intercine Films yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.

Sinetron ini sempat laris ditonton masyarakat. Namun, di tengah episode, Kasino mulai jarang terlihat, di beberapa episode tampak Kasino memakai rambut palsu paska operasi batok kepalanya. Hal ini disebabkan karena Kasino jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan syuting hingga akhirnya meninggal.

Sejak tanggal 5 Juni 2016 sinetron ini ditayangkan kembali dengan versi terbarunya di ANTV.

Beberapa Episode Sinetron Warkop DKI :

Obat Mujarab

Saat sarapan pagi Indro kedatangan seorang perempuan yang menawarkan obat yang dianggap mujarab, awalnya Indro menolak, akan tetapi setelah ada penjelasan perempuan itu bahwa Indro akan diangkat menjadi sales manager obat itu dan desakan dari Karina Istrinya maka Indro menerima tawaran untuk memasarkan obat tersebut. Indro datang ke rumah Kasino untuk menawarkan obat itu, Roweina langsung menolak tetapi tiba-tiba Kasino langsung meminum salah satu obat itu, badan Kasino langsung beraksi dan memukul kepala Indro sampai Indro terjatuh. Kasino merasa tubuhnya jauh lebih kuat dari semula. DI kantor Indro membuka praktek pengobatan. Banyak rekan kerja yang datang dan langsung diberi minuman obat mujarab. Ternyata saat Kasino bangun tidur ia kaget melihat dirinya berubah berambut panjang dan berjenggot lebat. Saat Kasino keluar kamarnya dan Roweina melihatnya langsung kabur ke luar rumah menganggap Kasino sebagai Perampok yang ingin merampok rumahnya. Roweina pun meminta bantuan Dono di rumahnya Indro dan Karina. Dengan membawa raket tenis Dono datang ke rumah Kasino dan langsung memukuli Kasino. Kasino kesakitan akibat dipukul Dono dan mengaku bahwa dirinya adalah Kasino. rekan-rekan kerja Indro mengeluh sekujuh tubuhnya gatal-gatal dan mereka berencana mendatangi Indro di rumahnya. Sesampai di rumah Indro mereka mendapati Indro yang berubah menjadi kemayu mirip perempuan akibat meminum salah satu obat mujarab tersebut.

Curiga

Adegan diawali pembicaraan ringan antara Karina dan Roweina yang membicarakan WIL (Wanita Idaman Lain) yang mungkin saja menjangkiti kedua suami mereka. Karina berujar akan mensunat Indro bila ia memiliki WIL. Di kantor Indro juga membicarakan PIL ( Pria Idaman Lain) yang saat itu marak dan mungkin saja telah menyebar ke Istri mereka. Dono mengatakan bahwa ia tidak laku karena ia ingin menikahi Sharon Stone lantas Indro dan Kasino tertawa mendengar ucapan Dono, Kasino menimpali bahwa Dono akan menikah bukan dengan Sharon Stone tetapi dengan Atun. Tidak lama itu munculah office boy yang mengatakan ada wanita cantik yang datang ke kantor mereka. Ternyata wanita cantik itu adalah Juliet , teman semasa SMA Indro. Indro pun memperkenalkan Juliet pada Kasino dan Dono. Keduanya berebutan bersalaman kepada Juliet. Juliet mengajak Indro untuk makan di restoran pada saat istirahat makan siang. Sementara di rumah Roweina asyik berjoget mendengarkan musik dangdut sambil membersihkan rumahnya , tidak lama seseorang mengetok pintu. Ada pria muda yang bertamu di rumah Roweina dan mengatakan apa masih kenal dengan dirinya. Roweina baru ingat bahwa tamu pria tersebut adalah teman semasa SMAnya dan mereka makan di restoran yang sama dengan Indro. Indro menduga bahwa Roweina telah main serong dengan pria idaman lain. Begitu juga Roweina mengira Indro telah memiliki wanita idaman lain. Mereka berdua akhirnya meninggalkan restoran itu. Kejadian di restoran cepat saji tersebut diceritakan oleh Roweina ke Karina istri Indro. Karina marah mendengar cerita Roweina. Pada malam harinya Indro ingin makan malam, lalu ia membuka tutup saji dan melihat bukannya makanan tetapi sebuah gunting. Karina lantas keluar dari kamar sambil membawa tongkat Bisbol. Indro juga menceritakan kepada Kasino bahwa Roweina telah selingkuh. Pada malam yang sama Roweina mengatakan kepada Kasino mengapa mukanya cemberut terus, tetapi tidak dindahkan oleh Kasino sambil masuk kamar dengan menutup pintu secara keras. Keesokan harinya Juliet menelepon ke rumah Indro, kebetulan yang menerima adalah Karina. Juliet mengatakan akan datang ke Rumah Indro dan Karina berpura-pura menjadi pembantu rumah tangga. Pada saat Juliet tiba di rumah Indro ia mengatakan dimanakah istri Indro. Karina lantas marah dan mengaku bahwa ia adalah istri sah Indro. Roweina langsung keluar kamar dan membenarkan bahwa Karina adalah istri sah Indro. Juliet pun disiram segelas air dan ia keluar rumah. Di luar rumah teman SMA Roweina melihat-lihat sekeliling rumah Kasino dan menimbulkan kecurigaan Kasino yang baru tiba dari kantor dengan menumpang bajaj. Indro mengatakan bahwa pria tersebut adalah pria yang ia lihat saat di restoran cepat saji tempo hari. Tanpa ada kata-kata Kasino akhirnya menghajar pria itu tanpa ampun. Saat Juliet keluar rumah ia bertemu Indro dan ia kaget bahwa suaminya telah dipukuli oleh Kasino. Juliet menjelaskan bahwa ia suami dari Andre teman Roweina semasa SMA dan ia menjelaskan juga bahwa ia teman SMA Indro yang akan mengadakan acara reunian.

Tiket Gratis

Kasino dipanggil bosnya untuk masuk ruangannya. Si Bos menawarkan tiket konser musik rock kepada Kasino. Perusahaan Kasino menjadi sponsor musik rock tersebut yang pada awalnya tiket tersebut untuk si bos berhubung si bos tidak menyukai musik rock dan lebih menyukai musik dangdut akhirnya tiket tersebut diberikan kepada Kasino. Kasino pulang dan disambut oleh Roweina istrinya. Kasino meminta Roweina untuk ikut serta menonton konser musik rock tetapi Roweina tidak setuju untuk ikut dalam konser tersebut , ia beralasan untuk mengantarkan mamanya ke tantenya. Maka terjadilah perang mulut antara Kasino dengan Roweina tiba-tiba Dono, Indro dan Karina datang untuk melerai mereka berdua. Dono mengajukan diri untuk menggantikan Kasino datang ke konser musik rock tersebut untuk datang bersama pacanya begitu juga dengan Indro dan Karina tetapi ditolak oleh Kasino. Roweina pergi ke rumah ibunya karena kesal dengan perbuatan Kasino. Ibunya Roweina memintanya untuk melupakan Kasino dan mencari penggantinya. Dono dan Indro mendatangi Kasino dengan maksud hati untuk menenangkan hati Kasino yang gundah gulana ditinggal pergi oleh Roweina. Tiba-tiba datang anak kecil yang membawa rantang dan Kasino membuka rantang yang pertama. Kasino menemukan selembar kertas berisi selamat menikmati. Setelah dibuka rantang kedua ternyata berisi puluhan kodok. Kodok itu dilempar mengenai kepala Indro. Indro pun melempar kodok itu tepat mengenai Dono dan kodok tersebut masuk ke celana Dono. Kasino meminta kepada Indro dan Dono untuk membantunya agar Roweina kembali pulang. Indro meminta Kasino untuk meminta maaf kepada Roweina tetapi cara itu oleh Kasino ditolaknya karena apabila ia meminta maaf kepada Roweina langsung maka ibunya Roweina akan memarahinya. Dono mempunyai ide untuk merekam suara Kasino yang berisi permintaan maafnya kepada istrinya. Rekaman selesai dan kaset sementara disimpan oleh Dono. Keesokan harinya kurir datang dengan maksud mengambil kaset rekaman tersebut yang akan dikirimkan kepada Roweina. Indro dengan santainya memberikan kaset kepada kurir tersebut. Roweina dan ibunya kaget mendengar suara rekaman tersebut yang berisi makian dan ancaman pembenuhan oleh Kasino. Dono terkejut karena kaset yang dikirimkan oleh kurir adalah kaset sandiwara radio Istri pemarah mertua egois. Roweina kembali pulang sebentar dan melemparkan kotak penuh yang berisi kodok kepada kasino. Dono pada akhirnya mengirimkan kaset rekaman kasino yang asli. Roweina dan ibunya kembali mendengarkan kaset rekaman Kasino tapi kali ini berisi permintaan maaf Kasino yang bernada sedih. Hati Roweina luluh dan meminta kepada ibunya untuk berpamintan pulang kembali ke rumahnya. Roweina disambut hangat oleh Kasino dan ia mengatakan akan ikut menonton konser musik rock di balai sidang senayan. Saat Kasino dan Roweina hendak pergi melihat konser musik rock tersebut , mereka diberhentikan oleh Dono, Indro , dan Karina. Kasino mengatakan bahwa ia hanya mempunyai dua tiket saja. Dono memberikan sebuah koran sore dan dibaca oleh Kasino bahwa konser musik rock dibatalkan dan panitianya kabur. Kasino langsung menyobek kedua tiket itu.

Jadi Kasir

Kali ini Kasino mendapat tugas baru paruh waktu sebagai kepala kasir di restoran milik Om Jek yang tugasnya menghitung uang dan menaruhnya ke dalam brankas pada saat restoran itu tutup. Kabar tersebut sampai pada Dono dan Indro dan membuat mereka terkejut. Kasino jumawa dan mengatakan mereka berdua tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Pada malam harinya Kasino mulai menghitung uang dari laba restoran Om Jek dan Om Jek tiba , ia memerintahkan Kasino setelah menghitung uang untuk memasukannya ke dalam brankas lalu menutupnya kembali sehingga brankas mengunci secara otomatis dan ia mengingatkannya supaya uang tersebut jangan dibawa pulang. Tiba-tiba Dono dan Indro datang menemui Kasino dengan maksud mengajaknya pulang bersama-sama. Kasino menganggap mereka berdua untuk mengambil uang tersebut. Kasino lupa menutup pintu brankas dan ia tidak bisa membuka brankas sedangkan uang tersebut belum dimasukan ke dalam brankas. Indro menganjurkan Kasino untuk membawa pulang uang tersebut dan pagi harinya ia membawa kembali uang tersebut di kantor restoran. Kasino memasukan uang tersebut ke dalam kantong kertas coklat.

Di dalam rumah Kasino menaruh ke dalam buffet televisi. Kasino sedang bingung, ia takut kalau uang tersebut diambil Roweina yang dipikir sebagai uang Kasino. Uang tersebut oleh Dono ditaruh ke dalam laci dapur dengan dibungkus kertas coklat. Ketiganya pun berangkat ke kantor. Karina melihat laci yang berisikan kertas-kertas coklat yang aslinya adalah uang restoran Kasino. Saat membuka laci kasino terkejut melihat tidak ada uang tersebut ke dalam laci. Kasino beranggapan bahwa Dono telah membohonginya dan membagi uang tersebut dengan Indro. Om Jek datang ke kantor restoran dan membuka brankas ternyata tidak ada alias kosong. Satpam mengatakan bahwa Kasino patut diduga yang mengambil uang tersebut karena Kasino kedatangan dua tamu dan membawa kantong kertas berwarna coklat. Kasino memarahi Dono karena ialah yang menyimpan uang tersebut. Kasino akhirnya ditangkap polisi dan dipenjarakan. Di dalam penjara Kasino bersama dengan napi-napi yang bertingkah aneh, Kasino disuruh memijat salah satu napi di dalam sel penjara. Pada saat memijat ,Kasino tanpa sengaja menginjak kepala salah satu napi yang dipijatnya. Karuan saja Kasino dipukul oleh napi tersebut. Keduanya pun dilerai oleh polisi yang piket. Kasino dibebaskan dari penjara karena uang tersebut telah ditemukan dan Kasino ditawari untuk menjadi kasir kembali. Ia menolak menjadi kasir kembali dan meminta maaf kepada Indro dan Dono karena telah menuduhnya mencuri uang tersebut.

Warkop Millenium

Warkop Millenium adalah grup lawak legendaris Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Warkop DKI.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Informasi dari CV. Kalimantan Jaya Film (distributor film wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengedarkan film-film Warkop DKI masa itu) dan PT Sakalo sebagai pemutar awal film-film Warkop DKI di jaringan bioskop yang dikelola di wilayah Kalimantan Timur.

Pranala luar


Diskografi

Filmografi

Sinetron