Bubur pedas

salah satu jenis hidangan nasi
Revisi sejak 31 Oktober 2018 23.56 oleh 36.84.3.211 (bicara)


Bubur pedas adalah hidangan bubur tradisional dari Orang Melayu baik di Sambas dan Sarawak.[1] Di Sarawak, biasanya disajikan selama bulan Ramadhan setelah umat Muslim mengakhiri puasa pada waktu berbuka.[3]

Bubur pedas
Bubur pedas disajikan bersama dengan pisang goreng dan secangkir kopi.
Nama lainBubur Pedas Sambas
SajianHidangan
Tempat asalIndonesia, Malaysia
DaerahSambas, Sarawak[1]
Dibuat olehMelayu[1]
Suhu penyajianPanas, dingin
Bahan utamaUntuk bumbu: Bawang putih, jahe, bawang merah, bawang, cabai kering, kunyit, serai, lengkuas dan kelapa parut[2]
Untuk bubur: Wortel, kentang, sayuran hijau, jamur, kacang dadih, rebung, daun kunyit, kacang panjang, udang kering dan daging yang ditambah dengan bumbu[2]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Jenis bubur berasal dari orang Melayu di Sambas di Kalimantan Barat dan kemudian diadaptasi sebagai makanan untuk orang Melayu Sarawak.[1]

Di Kalimantan Barat, bubur pedas biasanya terbuat dari bubur nasi dicampur ikan teri sedikit, kacang, daun bawang, dan rempah-rempah. Juga tak lupa dengan saus dan kecap untuk menambah citarasanya. Biasanya ditambahkan juga perasan jeruk limau. Di Sambas, makanan ini merupakan makanan rakyat. Di Pontianak, biasanya orang menjual bubur pedas dengan gerobak.

Referensi

  1. ^ a b c d Awang Azman Awang Pawi. "Sarawak Malay Material Culture and their Weltanschauung  : Some Preliminary Research Themes and Findings" (PDF). Faculty of Liberal Arts, Prince of Songkla University. Diakses tanggal 25 August 2013. In Sarawak, hot porridge or bubur pedas, that is the traditional food of the Malays is known to have been originated from Sambas and later it was adapted to be the food of the Sarawak Malays. The same can be said of the kek lapis Sarawak or the Sarawak ‘layered cake’. The form in which such food come into being indicated the socio cultural and economic evolvement during the traditional era which is nurtured until today  line feed character di |title= pada posisi 57 (bantuan); line feed character di |quote= pada posisi 78 (bantuan)
  2. ^ a b "Bubur pedas a Ramadan treat". The Borneo Post. 29 July 2013. Diakses tanggal 25 August 2013. 
  3. ^ Vanes Devindran (18 August 2010). "Bubur pedas a must-have for buka puasa". The Star (Malaysia). Diakses tanggal 25 August 2013.