Pekerja lepas

Revisi sejak 23 Januari 2019 10.38 oleh Veracious (bicara | kontrib) (OOT)

Pekerja lepas atau pekerja lepas (Bahasa Inggris: freelance), adalah seseorang yang bekerja sendiri dan tidak berkomitmen kepada majikan jangka panjang tertentu.

Etimologi

Istilah "tenaga lepas" atau "pekerja lepas" adalah kata nomina untuk seseorang yang melakukan suatu pekerjaan.

Pekerjaan yang mereka jalani sendiri disebut "pekerjaan lepas".

Dalam bentuk bahasa Inggrisnya, "freelance", istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Sir Walter Scott (1771-1832) dari Britania Raya dalam novelnya "Ivanhoe" untuk menggambarkan seorang "tentara bayaran abad pertengahan" atau metafora untuk sebuah "tombak yang bebas" ("free-lance") (menunjukkan bahwa tombak tidak disumpah untuk melayani majikan apapun, bukan bahwa tombak (tersedia gratis).

Jenis pekerjaan

Bidang yang umum di mana seseorang dapat menjadi tenaga lepas meliputi: jurnalisme, penerbitan buku, penerbitan jurnal, dan bentuk-bentuk menulis, redaktur, redaktur-cetak, pengoreksi-cetak, pengindeksan, penyalin tulisan, programer komputer dan desain grafis, konsultan dan penerjemah

Praktik tenaga lepas sangat bervariasi. Beberapa memerlukan klien mereka untuk menandatangani kontrak tertulis, sementara yang lain dapat melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian lisan, yang mungkin dilaksanakan melalui sifat pekerjaan tersebut. Beberapa pekerja lepas dapat memberikan perkiraan tertulis dari hasil kerja mereka dan meminta pembayaran di muka dari klien mereka.

Pembayaran untuk pekerjaan lepas juga bervariasi. Pekerja lepas mungkin mengenakan biaya pada klien mereka dalam hitungan per hari, per jam, per halaman, atau pada basis per-proyek. Daripada tarif tetap atau biaya, beberapa pekerja lepas telah mengadopsi metode "harga berbasis nilai" berdasarkan persepsi nilai dari yang mereka hasilkan untuk klien. Dengan perubahan sendiri, pengaturan pembayaran dapat dimuka, persentase dimuka, atau setelah penyelesaian pekerjaan / kontrak. Untuk proyek yang lebih kompleks, kontrak dapat menetapkan jadwal pembayaran berdasarkan tonggak atau hasil proyek.

Dalam profesi paling melibatkan penciptaan kekayaan intelektual, "tenaga lepas" dan istilah turunannya sering disediakan untuk pekerja yang membuat karya atas inisiatif mereka sendiri, kemudian mencari seseorang untuk menerbitkannya. Mereka biasanya menjaga hak cipta atas karya mereka dan menjual hak untuk penerbit dalam kontrak waktu-terbatas. Sebaliknya, pekerja yang dipekerjakan untuk membuat tulisan / karya sesuai dengan spesifikasi khusus dari penerbit atau pelanggan lain disebut sebagai "kontraktor independen" dan istilah lain yang serupa. Mereka tidak memiliki hak cipta terhadap karya-karya tersebut, yang ditulis sebagai karya yang dibuat karena sewa. Contoh legalitas hal ini adalah di Amerika Serikat, dimana hak cipta karya yang dibuat oleh pekerja lepas sewaan diatur dalam salah satu kategori kekayaan intelektual yang didefinisikan dalam undang-undang hak cipta AS - Bab 101, Copyright Act 1976 (17 USC § 101).

Freelancing di Indonesia

Profesi freelancing (pekerja lepas) di Indonesia sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sejak dulu telah banyak orang Indonesia melakukan pekerjaan paruh waktu mulai dari sektor informal seperti menjadi tukang parkir atau kuli bangunan lepas sampai ke sektor formal seperti menjadi penterjemah tersumpah, konsultan, ghost writer dan lain-lain.

Dulu profesi freelancer di Indonesia dipandang sebelah mata karena dianggap kurang bergengsi dan tidak menyediakan jaminan sosial yang mencukupi seperti asuransi atau adanya pensiun. Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi terutama internet dan media sosial, profesi freelancer secara perlahan mulai mendapatkan pengakuan dan semakin banyak orang Indonesia yang mulai melakukan alih profesi menjadi seorang freelancer.

Menurut data dari ILO[1], jumlah angkatan kerja di Indonesia ada sekitar 128,3 juta sedangkan penduduk yang bekerja ada sekitar 120,8 juta. Hal ini berarti bahwa ada sekitar 7,5 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori angkatan kerja yang berstatus pengangguran.

ILO juga menunjukkan pertumbuhan angkatan kerja di Indonesia rata-rata 1.4 persen per tahun sedangkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah usaha baru di Indonesia hanyalah sebesar 0.9 persen per tahun. Hal ini berarti jumlah kesempatan kerja yang baru di Indonesia masih jauh lebih rendah dari pertumbuhan angkatan kerjanya sehingga jumlah pengangguran pun akan tetap tinggi.

Persaingan kerja yang ketat memaksa sebagian besar angkatan kerja yang menganggur ini untuk mengambil pekerjaan lepas dan di saat bersamaan, sebagian angkatan kerja yang sudah bekerja pun sering menggunakan waktu luangnya untuk mencari pekerjaan lepas dalam rangka menambah pendapatan mereka.

Data freelancer Indonesia

Sampai saat ini belum ada data mengenai jumlah pekerja lepas di Indonesia yang berasal dari sumber resmi pemerintah. Akan tetapi, menurut data portal pekerja lepas terbesar di dunia Freelancer.com, ada terdapat kurang lebih 550,000 freelancer asal Indonesia yang terdaftar sebagai anggota di situsnya per Oktober 2015. Secara total Freelancer.com memiliki 16 juta lebih anggota yang terdaftar sebagai freelancer. Walaupun porsi freelancer asal Indonesia masih terhitung kecil, akan tetapi pertumbuhannya yang paling cepat mengingat pada 2012, jumlah anggota yang berasal dari Indonesia hanya sekitar 60,000 pengguna[2].

Freelancer.com memperkirakan bahwa jumlah anggota yang berasal dari Indonesia akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Menurut perkiraan Freelancer.com, akan ada peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia ke 123 juta orang pada tahun 2018 dari 98 juta orang pada tahun 2015[3].

Situs web tenaga lepas

Situs web penyedia tenaga lepas yang menghubungkan antara pencari jasa atau proyek dengan para penyedia jasa atau tenaga lepas mulai bermunculan di Indonesia sejak 2014.[4] Dari data situs penyedia web tenaga lepas Elance-oDesk asal Amerika, rasio rating loloh balik pekerja dari Indonesia memiliki rata-rata 4.5 dari skala 5.[4] Mayoritas pendapatan dari pencari jasa dari situs tenaga lepas untuk desain grafis, 99design, berasal dari Indonesia.[4] Situs web Indonesia yang menyediakan jasa tenaga lepas adalah Freelancer.com, Projects.co.id, Sribulancer, Gobann dan Serba50ribu.[5]

Keuntungan menjadi freelancer

Seorang freelancer memang tidak memiliki jaminan yang pasti mengenai gaji bulanan, asuransi kerja ataupun pensiun karena sifat pekerjaannya yang tidak mengikat. Akan tetapi, seorang freelancer pun bisa mendapatkan beberapa keuntungan yang tidak bisa didapat seorang pekerja tetap. Di antaranya adalah:

- Fleksibilitas waktu: seorang freelancer bisa menentukan sendiri jam kerjanya selama dia masih bisa memenuhi tenggat waktu pekerjaan yang diberikan klien.

- Fleksibilitas tempat: seorang freelancer bisa bebas menentukan tempat kerjanya sendiri. Dia bisa bekerja dari rumah, di sebuah kafe atau di pinggir pantai selama dia bisa mendapatkan sambungan internet untuk mengirimkan hasil pekerjaannya kepada klien. Oleh sebab ini juga banyak freelancer yang tidak perlu merasakan terjebak di kemacetan layaknya para pekerja tetap di kantor.

- Potensi pendapatan yang jauh lebih besar: seorang freelancer tidak terikat pada satu klien saja dan bisa mengambil job (pekerjaan) dari banyak klien sekaligus. Seringkali seorang freelancer berpengalaman bisa mendapatkan fee sebesar gaji bulanan seorang pekerja kantoran dari satu klien saja. Maka kalau dia bisa mengambil dua atau tiga klien sekaligus, otomatis pendapatannya bisa berkali-kali lipat daripada kalau dia bekerja di kantor. Maka dari itu saat ini sedang banyak-banyaknya para pencari kerja daring sehingga mereka bisa bekerja lebih baik dan tentunya bisa mendapatkan pendapatan lebih besar daripada pekerja biasa.

- Potensi mengembangkan jaringan: seorang freelancer bisa punya kesempatan lebih besar untuk mengembangkan jaringannya dengan berbagai orang dari berbagai profesi. Keuntungan terbesar dari memiliki jaringan besar adalah memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan proyek atau mencari rekan kerja yang bisa diajak bergabung untuk memulai sebuah usaha atau proyek ke depannya. Hal seperti ini yang biasanya sulit didapat oleh orang yang hanya bekerja di kantor sepanjang hari.

Tantangan menjadi freelancer

Selain keuntungan-keuntungan di atas, untuk hidup dari freelancing pun memiliki banyak tantangan, di antaranya:

- Pendapatan awal yang rendah: di awal memulai karier sebagai seorang freelancer, biasanya pendapatan yang akan didapatkan dari klien akan rendah dikarenakan belum adanya portfolio. Oleh karena itu, sering di awal seorang freelancer mengambil proyek sebanyak-banyaknya untuk menambah portfolio. Seiring berkembangnya portfolio dan pengalaman, maka pendapatan seorang freelancer pun akan bertambah besar dan bisa mengalahkan gaji pekerja tetap hanya dari satu proyek saja.

- Butuh kedisiplinan: seorang freelancer tidak memiliki bos oleh karenanya dia harus bisa mendisiplinkan dan memotivasi diri sendiri agar bisa menyelesaikan pekerjaan untuk klien tepat waktu. Aset terbesar seorang freelancer adalah reputasinya dan tidak ada orang yang mau menyewa seorang freelancer yang terkenal tidak disiplin dan sering terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan.

- Harus mampu mengelola keuangan dengan baik: karena pendapatan yang tidak tetap setiap bulannya, seorang freelancer harus mampu mengelola keuangan pribadinya dengan baik. Dalam satu bulan bisa saja seorang freelancer mendapatkan proyek yang mendatangkan pendapatan hingga puluhan juta akan tetapi, di bulan berikutnya bisa saja tidak ada proyek sama sekali.

Tips seputar freelancing

Ada banyak tips seputar freelancing tetapi ada beberapa yang begitu penting sehingga sampai semua freelancer yang sukses memakai prinsip-prinsip kerja sebagai berikut:

- Bekerja sesuai passion: menurut situs Nextren, sebaiknya jika tertarik memulai karier sebagai freelancer, mulailah dengan sesuatu yang menjadi passion atau keahlian yang bisa dijual[6]. Seorang freelancer juga disarankan untuk mengambil berbagai kursus untuk mengasah keahliannya.

- Miliki pengalaman kerja terlebih dahulu sebelum memulai freelancing: Maina Sumapradja, seorang freelancer di bidang public relation, menyarankan agar fresh graduate jangan langsung mencoba full time bekerja sebagai seorang freelancer. Maina menyarankan sebaiknya mulailah dengan mencari pekerjaan tetap terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman dan membangun portfolio[7]. Dengan bekerja tetap terlebih dahulu, seorang freelancer juga bisa mulai membangun jaringan profesional sebagai modal awal. Kebanyakan proyek pertama yang didapat seorang freelancer adalah dari kenalan dan klien juga lebih cenderung percaya kepada seorang freelancer yang memiliki pengalaman kerja dan portfolio.

- Rajin-rajinlah mencari proyek dan melakukan bidding: masih dari situs Nextren, orang yang ingin berkarier sebagai freelancer juga harus selalu rajin dalam mencari proyek dan melakukan bidding agar mendapatkan job reguler.

- Bergabung dengan situs marketplace khusus pekerja lepas: agar mudah mencari proyek dan melakukan bidding, seorang freelancer sebaiknya mulai bergabung dengan situs-situs marketplace khusus freelancing seperti Freelancer.com. Untuk bergabung di situs-situs ini tidak dikenakan biaya sama sekali dan yang dibutuhkan hanyalah verifikasi dan validasi informasi freelancer. Setelah verifikasi dan validasi selesai, freelancer bisa mulai mencari proyek dan melakukan bidding.

- Pasang fee yang menarik tetapi jangan murahan: ketua Indonesian Freelancers Association Daniel G. Praditya menyarankan agar freelancer punya kemampuan menetapkan fee yang bersaing tetapi di saat bersamaan juga tidak terlihat murahan ketika melakukan bidding[8]. Cara untuk mendapatkan fee yang menarik di mata klien tetapi juga tidak murahan adalah dengan mengedukasi calon klien secara lengkap mengenai apa saja yang akan didapatkan dan keunggulan-keunggulan layanan kita jika seandainya dia mau bekerja sama.

- Buat situs pribadi: Marischka Prudence mengatakan bahwa blog pribadinya sangat membantu dia untuk eksis dan membangun branding sebagai freelance travel blogger di dunia maya.

- Buat akun media sosial yang profesional: sudah menjadi rahasia umum bahwa headhunter dari perusahaan-perusahaan sering menelusuri akun-akun media sosial calon pekerja atau freelancer yang mau direkrut untuk melihat apakah mereka cukup profesional untuk bisa dipercaya. Oleh karena itu, seorang freelancer yang ingin mendapatkan kesempatan besar direkrut sebaiknya mulai membuat akun media sosial yang terlihat profesional. Salah satu media sosial yang wajib dimiliki seorang freelancer adalah Linkedin karena situs ini merupakan jaringan sosial yang menghubungkan para profesional dari seluruh dunia. Linkedin, di sisi lain, juga menyediakan banyak fasilitas untuk freelancer mencari proyek dan bidding ke klien layaknya situs marketplace khusus freelancing.

- Punya kartu nama: Marischka juga menekankan personal branding di ranah offline juga tidak kalah penting. Dia mengatakan bahwa salah satu hal paling pertama yang dia lakukan ketika memulai karier sebagai freelancer adalah membuat kartu nama dan menyebarkan sebanyak-banyaknya untuk membangun personal branding. Menurut Pru, kartu nama sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan dari calon klien.

- Pastikan bahwa klien akan membayar setelah job selesai: salah satu risiko melakukan kerja freelance adalah klien yang kabur setelah job selesai. Oleh karena itu, seorang freelancer harus bisa memastikan kliennya jujur dan berani melakukan perjanjian kontrak hitam di atas putih sebelum pekerjaan dimulai. Risiko klien yang kabur bisa diminimalisir jika seorang freelancer bergabung di marketplace online khusus freelancer karena situs-situs seperti ini akan bertindak sebagai semacam mediator antara freelancer dengan klien untuk memastikan kedua belah pihak melakukan kewajiban dan mendapatkan haknya.

Referensi