Gilda (perhimpunan)

serikat pengrajin atau saudagar
Revisi sejak 7 Februari 2019 15.52 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis))

Gilda adalah serikat atau perhimpunan pengrajin atau saudagar yang dibentuk guna memantau kegiatan usaha atau perniagaan mereka di daerah tertentu. Gilda-gilda tertua dibentuk sebagai konferia atau paguyuban usahawan. Gilda-gilda ini diatur mirip dengan perhimpunan profesi, serikat pekerja, kartel, dan perkumpulan rahasia. Keberadaannya acap kali bergantung pada anugerah surat paten dari seorang kepala monarki atau kepala pemerintahan lainnya untuk menguasai serta mengendalikan kegiatan usaha demi kepentingan para wirausahawan yang menjadi anggotanya, dan untuk mempertahankan kepemilikan sarana kerja dan pasokan bahan baku. Tinggalan sejarah dari gilda-gilda tradisional yang masih kekal sampai sekarang adalah balai gilda, yakni balai pertemuan para anggota gilda. Jika didapati berlaku curang di muka umum, seorang anggota Gilda akan dikenai denda atau dikeluarkan dari keanggotaan gilda.

Balai Gilda Windsor, salah satu tinggalan sejarah gilda, mula-mula dibangun sebagai balai pertemuan anggota liga, namun digunakan pula sebagai gedung pengadilan dan balai kota.

Salah satu perkembangan penting yang dihasilkan oleh kegiatan berserikat ala gilda ini adalah pendirian universitas di kota Bologna (berdiri pada tahun 1088), kota Oxford (berdiri selambat-lambatnya sejak tahun 1096), dan kota Paris (berdiri ca. tahun 1150); universitas-universitas ini mula-mula didirikan sebagai gilda pelajar (seperti Universitas Bologna) atau gilda pengajar (seperti Universitas Paris).[1]

Sejarah gilda

Serikat-serikat kuno serupa gilda

Pada zaman Kekaisaran Romawi, sudah ada serikat-serikat semacam gilda yang disebut collegium, collegia, atau corpus. Serikat-serikat ini adalah perhimpunan-perhimpunan usahawan dari satu bidang usaha tertentu dengan keanggotaan yang bersifat sukarela. Salah satu contohnya adalah corpus naviculariorum, yakni perhimpunan pengusaha angkutan laut jarak jauh yang berpusat di bandar Ostia, pelabuhan Roma. Gilda-gilda Romawi ini akhirnya bubar seiring runtuhnya Kekaisaran Romawi.[2]

Para tukang dan pengrajin di kota-kota Abad Pertengahan cenderung berserikat menurut bidang usaha masing-masing. Paguyuban-paguyuban pengrajin wastra, tukang batu, tukang kayu, pandai ukir, maupun pengrajin gelas menyimpan baik-baik rahasia teknologi masing-masing yang diwariskan secara tradisional, yakni "seni" atau "kiat-kiat" dalam bidang usaha mereka. Lazimnya pendiri gilda adalah para guru kriya (empu) yang membuka usaha sendiri dan mempekerjakan orang-orang yang berguru padanya.[3]

 
Rambu gilda dari besi tempa tradisional milik sebuah bengkel tukang kaca di Jerman. Rambu-rambu semacam ini dapat ditemukan di banyak kota tua Eropa, tempat para anggota gilda menandai bengkel-bengkel dan toko-toko mereka. Kini banyak rambu gilda kuno yang diperbaiki bahkan dibuat yang baru, teristimewa di kawasan-kawasan kota tua.
 
Lambang kebesaran gilda-gilda yang membuka usaha di sebuah kota dalam wilayah Republik Ceko, memuat lambang-lambang berbagai bidang usaha dan kriya khas Abad Pertengahan Eropa.

Gilda Abad Pertengahan

Selain dua kategori utama dari gilda, yakni gilda saudagar dan gilda pengrajin,[4] ada pula gilda kerukunan dan gilda keagamaan.[5] Gilda-gilda terbentuk pada permulaan kurun waktu Puncak Abad Pertengahan manakala para pengrajin mulai bersatu demi melindungi kepentingan bersama. Di Jerman, gilda-gilda pengrajin disebutkan dalam piagam pembentukan Kotapraja Augsburg yang bertarikh 1156.[6]

Sistem gilda dan dagang kulakan menyebar ke Inggris dari daratan Eropa setelah negeri kepulauan itu ditaklukkan oleh bangsa Norman. Kala itu, perhimpunan-perhimpunan saudagar yang ditempatkan di tiap-tiap kota diberi hak istimewa untuk berniaga di kota kediamannya. Seringkali perhimpunan-perhimpunan saudagar ini menjadi dewan pemerintahan kota. Sebagai contoh, Balai Gilda London dijadikan gedung Sidang Majelis Rakyat pemerintah Kotapraja London (Korporasi Kota London), yakni pemerintah daerah tertua di dunia yang dipilih oleh rakyat secara berkesinambungan.[7] Menurut aturan yang masih berlaku sampai sekarang, para pejabat pemerintah Kotapraja London ini harus dipilih dari kalangan warga London yang merdeka.[8] Anugerah Kemerdekaan Kota dari pemerintah Kotapraja London, yang berlaku semenjak Abad Pertengahan sampai 1835, adalah pemberian hak untuk membuka usaha, dan hanya dianugerahkan kepada anggota-anggota suatu gilda atau kongsi berseragam.[9]

Komunitas-komunitas setara yang disebut "gilda" (karena menyimpan emas sebagai dana cadangan bersama) dikecam oleh rohaniwan Katolik karena "jampi-jampi" mereka—yakni sumpah mengikat yang diikrarkan para anggotanya untuk saling bantu dalam kemalangan, untuk bersatu membunuh musuh-musuh tertentu, dan untuk saling dukung dalam menghadapi musuh bebuyutan atau dalam menjalankan usaha. Sumpah ini diikrarkan dalam perjamuan mabuk-mabukan yang digelar setiap tanggal 26 Desember oleh kaum penyembah berhala untuk merayakan hari Jul—Uskup Negeri Franka Barat yang bernama Hincmar sia-sia berusaha mengkristenkan gilda-gilda di negeri itu pada 858.[10]

Pada Awal Abad Pertengahan, sebagian besar organisasi kriya Romawi, yang mula-mula dibentuk sebagai paguyuban-paguyuban keagamaan, telah menghilang, kecuali para pemahat batu dan mungkin pula pengrajin gelas yang sebagian besar adalah tukang-tukang dan pandai-pandai dengan keahlian yang terbatas di daerah masing-masing. Gregorius dari Tours meriwayatkan sebuah kisah ajaib tentang seorang undagi bangunan yang tiba-tiba kehilangan daya seni dan kepiawaiannya, namun pulih seperti sediakala setelah bermimpi berjumpa dengan Bunda Maria. Menurut Michel Rouche,[11] kisah ajaib ini adalah kiasan dari pentingnya keterampilan pakar (bahasa Belanda: gezel, tukang ahli, di atas tukang magang tetapi masih di bawah guru kriya) yang didapatkan melalui praktik kerja.

Di Prancis, gilda disebut corps de métier (badan kejuruan). Menurut Viktor Ivanovich Rutenburg, "di dalam gilda itu sendiri hanya ada sedikit sekali pembedaan bidang keahlian dari tenaga kerja, yang cenderung bekerja dari gilda ke gilda. Inilah sebabnya, berdasarkan keterangan dari Le Livre des Métiers (kitab bidang-bidang kejuruan) yang disusun oleh Étienne Boileau, pada pertengahan abad ke-13 ada tidak kurang dari 100 gilda di Paris, dan pada abad ke-14 telah bertambah menjadi 350 gilda."[12] Ada berbagai macam gilda pandai logam: para tukang ladam, pengrajin pisau, tukang kunci, penempa rantai, pembuat paku, seringkali membentuk serikat usaha sendiri-sendiri; para pembuat senjata terbagi menjadi tukang ketopong, tukang perisai, tukang zirah, pemoles zirah, dll.[13] Di kota-kota negeri Katala, teristimewa di Barcelona, gilda atau gremi merupakan salah satu unsur asasi dalam masyarakat: sebuah gilda tukang sepatu tercatat pada 1208.[14]

Di Inggris, khususnya di Korporasi Kota London, ada lebih dari 110 gilda[15] yang sintas sampai sekarang; gilda-gilda ini disebut kongsi berseragam (bahasa Inggris: livery company),[16] yang tertua di antaranya sudah berdiri lebih dari seribu tahun lamanya. Kelompok-kelompok lain, semisal Kongsi Terhormat Para Penasihat Pajak (bahasa Inggris: Worshipful Company of Tax Advisers), dibentuk jauh lebih kemudian. Menjadi anggota dari sebuah kongsi berseragam merupakan prasyarat bagi orang-orang yang hendak menduduki suatu jabatan dalam pemerintahan Kotapraja London, seperti jabatan Lord Mayor (walikota) dan jabatan Remembrancer (ketua pamong praja).

 
De Staalmeesters (para petugas pemeriksa contoh barang dalam gilda saudagar kain) karya Rembrandt, 1662.

Sistem gilda mencapai tahap kedewasaannya di Jerman sekitar tahun 1300 dan bertahan di kota-kota Jerman sampai memasuki abad ke-19, dengan sejumlah hak istimewa bagi beberapa profesi tertentu yang masih kekal hingga hari ini. Pada abad ke-15, ada 100 gilda di Hamburg, 80 gilda di Koln, dan 70 gilda di Lübeck.[17] Gilda-gilda yang terbentuk paling akhir di Eropa Barat adalah gremios (tunggal: gremio, gilda) di Spanyol, misalnya di Valencia pada 1332, atau di Toledo pada 1426.

Tidak semua kota dikendalikan perekonomiannya oleh gilda-gilda; ada pula sejumlah kota yang "bebas" gilda. Di kota-kota yang dikendalikannya, gilda-gilda membentuk ketenagakerjaan, produksi, dan perniagaan. Gilda-gilda memegang kendali besar atas modal instruksional, dan konsep-konsep modern mengenai proses penyempurnaan kemahiran yang berlangsung seumur hidup, mulai dari seorang karyawan magang menjadi seorang pengrajin, selanjutnya menjadi seorang pakar, dan akhirnya menjadi seorang guru dan mahaguru kriya kenamaan. Untuk menjadi guru kriya, seorang pakar harus melakukan perjalanan kerja selama tiga tahun yang disebut tahun-tahun kelana (bahasa Jerman: Wanderjahre). Praktik semacam ini masih hidup di Jerman dan Prancis.

Manakala produksi menjadi lebih terspesialisasi, gilda-gilda pun mengalami pembagian jurusan dan pemekaran, memunculkan pertengkaran seputar yurisdiksi yang menghasilkan dokumen-dokumen tertulis yang digunakan para sejarawan ekonomi menelusuri perkembangan mereka: gilda pengolah logam di Nuremberg dipecah menjadi lusinan bidang usaha mandiri sewaktu lonjakan ekonomi abad ke-13, dan ada 101 bidang usaha di kota Paris pada 1260.[18] Di Gent, sebagaimana di Firenze, industri tekstil wol dikembangkan menjadi sekumpulan gilda yang terspesialisasi. Kemunculan gilda-gilda Eropa berkaitan erat dengan kemunculan ekonomi uang (penggunaan uang fiat sebagai alat tukar) dan urbanisasi. Sebelum itu, mustahil orang dapat menjalankan organisasi yang digerakkan dengan uang, karena penggunaan uang komoditas masih merupakan cara lumrah dalam menjalankan usaha.

 
Balai Gilda, London, pusat pemerintahan kota, gambar cukilan kayu, ca. 1805

Gilda merupakan pusat organisasi kriya Eropa sampai dengan abad ke-16. Di Prancis, kembali maraknya gilda-gilda pada paruh kedua abad ke-17 merupakan wujud nyata dari kehendak monarki untuk memaksakan kesatuan, mengendalikan produksi, dan meraup manfaat dari struktur yang transparan dalam bentuk pengenaan pajak yang lebih efisien.

Gilda-gilda dikenali sebagai organisasi-organisasi yang dibenarkan menikmati keistimewaan-keistimewaan (surat-surat paten) tertentu, yang lazimnya diterbitkan oleh raja atau negara dan dipantau oleh ketua-ketua dunia usaha kota setempat (semacam kamar dagang). Surat-surat semacam ini adalah cikal bakal dari sistem paten dan merek dagang pada Zaman Modern. Gilda-gilda juga menyisihkan dana-dana khusus untuk menyantuni anggotanya yang mengalami gangguan kesehatan atau sudah uzur, untuk menyantuni para janda dan anak-anak yang ditinggal mati oleh anggotanya, untuk ongkos pemakaman, dan untuk tunjangan 'berkelana' bagi yang perlu melakukan perjalanan jauh untuk mencari pekerjaan. Ketika sistem gilda Kotapraja London merosot pada abad ke-17, kongsi-kongsi berseragam bertransformasi menjadi perkumpulan-perkumpulan persaudaraan yang saling bantu dengan cara-cara yang serupa.

Akibat dari industrialisasi dan modernisasi dunia usaha dan industri, serta bangkitnya negara-negara bangsa berkekuatan besar yang dapat secara langsung melindungi hak paten dan hak cipta — yang seringkali menyingkap kiat-kiat usaha — kekuasaan gilda-gilda pun akhirnya meredup. Selepas Revolusi Prancis, gilda-gilda bertumbangan di sebagian besar negara Eropa sepanjang abad ke-19, karena sistem gilda ditiadakan dan diganti dengan undang-undang perdagangan bebas. Kala itu, banyak mantan pekerja di bidang kerajinan terpaksa mencari pekerjaan di bidang industri manufaktur yang sedang tumbuh. Industri manufaktur tidak menggunakan teknik-teknik yang dirahasiakan secara ketat, tetapi menggunakan metode-metode terbakukan yang dikendalikan oleh badan-badan usaha.

Pengaruh gilda

 
Tukang sepatu, 1568

Gilda kadang-kadang disebut sebagai cikal bakal serikat buruh modern. Meskipun demikian, gilda juga dapat dilihat sebagai sekelompok pengrajin ahli yang berwiraswasta dengan kepemilikan dan kendali atas bahan baku dan sarana kerja yang mereka perlukan untuk menghasilkan barang-barang buatan mereka. Gilda lebih mirip dengan kartel daripada dengan serikat buruh (Olson 1982). Meskipun demikian, organisasi-organisasi pakar, yang ilegal kala itu,[19] mungkin saja merupakan bentuk organisasi yang telah mempengaruhi pembentukan serikat buruh.

Hak istimewa sebuah gilda untuk membuat barang-barang tertentu atau untuk menyediakan jasa-jasa tertentu sesungguhnya serupa dalam semangat dan sifatnya dengan sistem-sistem paten perdana yang muncul di Inggris pada 1624. Sistem-sistem ini turut berperan dalam mengakhiri dominasi gilda-gilda, manakala metode-metode kiat usaha diungguli oleh firma-firma modern yang menyingkap teknik-teknik mereka secara langsung, dan mengandalkan bantuan negara untuk mengukuhkan hak monopoli mereka yang sah.

Sejumlah tradisi gilda masih tersisa dalam segelintir bidang kriya, teristimewa di kalangan para tukang sepatu dan tukang cukur di Eropa. Sejumlah tradisi ritual gilda-gilda terlestarikan dalam organisasi-organisasi tarekat semisal Freemason yang konon berasal dari gilda tukang batu, dan Oddfellows yang konon berasal dari berbagai gilda kecil. Meskipun demikian, tradisi-tradisi ini tidak memiliki arti yang sangat penting secara ekonomi, tetapi hanya merupakan pengingat akan tanggung jawab sejumlah bidang usaha terhadap masyarakat.

Hukum persaingan usaha pada Zaman Modern boleh dikata diturunkan melalui satu dan lain cara dari statuta-statuta perdana yang digunakan untuk menghapuskan gilda-gilda di Eropa.

Konsekuensi ekonomi

Konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari keberadaan gilda-gilda telah menimbulkan sejumlah perdebatan sengit di kalangan sejarawan ekonomi. Di satu pihak, para ahli berpendapat bahwa karena gilda-gilda saudagar sudah bertahan melewati kurun waktu yang panjang maka sudah tentu gilda-gilda ini adalah lembaga-lembaga yang efisien (sebab lembaga-lembaga yang tidak efisien pasti akan bubar dengan sendirinya). Di lain pihak, ada pula yang mengatakan bahwa gilda-gilda ini bertahan bukan karena menguntungkan seluruh perekonomian melainkan karena menguntungkan para pemiliknya, yang berlindung di balik kekuatan politik. Ogilvie (2011) berpendapat bahwa mereka meregulasi kegiatan usaha bagi keuntungan diri mereka sendiri, di mana ada monopoli, distorsi pasar, harga-harga yang tetap, dan pembatasan masuk menjadi anggota gilda.[20] Menurut Ogilvie (2008), kewajiban magang dalam waktu lama yang diberlakukan gilda-gilda tidaklah penting bagi seseorang untuk menjadi mahir, dan sikap konservatif mereka menurunkan tingkat inovasi serta membuat masyarakat menjadi lebih miskin.

Kaum perempuan dalam gilda

Sebagian besar gilda Abad Pertengahan membatasi keikutsertaan kaum perempuan, dan biasanya cuma para janda serta anak-anak perempuan guru-guru kriya ternama yang diterima menjadi anggota. Sekalipun sudah menjadi anggota gilda, seorang perempuan tidak diberi jabatan dalam gilda. Perlu diketahui bahwa meskipun hal-hal seperti adalah praktik yang lazim di lingkungan gilda, ada pula gilda-gilda dan profesi-profesi yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi kaum perempuan, dan sesungguhnya masyarakat Abad Pertengahan adalah masyarakat yang luwes dan senantiasa berubah-ubah, mengingat Abad Pertengahan mencakup kurun waktu ratusan tahun dan beraneka macam kebudayaan. Ada banyak catatan mengenai keikutsertaan kaum perempuan dalam gilda-gilda di Inggris dan Eropa daratan. Dalam kajiannya mengenai para saudagar sutra perempuan di London pada abad ke-15, Marian K. Dale mencermati bahwa kaum perempuan Abad Pertengahan dapat mewarisi properti, menjadi anggota gilda, mengelola tanah yasan, dan menjalankan usaha keluarga jika sudah menjanda. Livre des métiers de Paris (Buku Daftar Bidang Usaha di Paris) disusun oleh Étienne Boileau, Grand Prévôt de Paris (Pejabat Tinggi Paris) pada masa pemerintahan Raja Louis IX. Menurut buku ini, 5 dari 110 gilda di Paris dimonopoli oleh perempuan, dan hanya segelintir gilda yang secara sistematis tidak menerima perempuan menjadi anggota. Étienne Boileau mencatat bahwa sejumlah profesi juga terbuka bagi kaum perempuan, yakni juru bedah, peniup kaca, dan penempa baju halkah. Gilda-gilda dunia hiburan juga memiliki anggota perempuan dalam jumlah yang cukup signifikan. Jean, Adipati Berry, meninggalkan catatan-catatan pembayaran upah kepada para musikus perempuan dari Le Puy, Lyons, dan Paris.[21]

Kaum perempuan memang bermasalah bilamana menjadi anggota gilda-gilda tabib, bertolak belakang dengan keleluasaan relatif yang mereka nikmati di bidang niaga atau gilda-gilda pengrajin. Status mereka dalam gilda-gilda tabib seringkali dipertanyakan. Gereja Katolik, kepala-kepala monarki, dan pejabat-pejabat pemerintah kala itu mendukung gagasan yang mengatakan bahwa ilmu pengobatan sepatutnya dipraktikkan oleh kaum lelaki saja. Inkuisisi dan aksi perburuan tukang sihir dari masa ke masa diyakini sebagai salah satu penyebab sedikitnya kaum perempuan yang menjadi anggota gilda-gilda di bidang pengobatan.[21]

Gilda di Eropa

Di banyak negara Eropa, gilda-gilda kembali marak bermunculan sebagai organisasi-organisasi lokal bagi para pengrajin, terutama bagi para pengrajin di bidang keterampilan tradisional. Gilda-gilda juga difungsikan sebagai forum-forum bagi pengembangan kompetensi, dan seringkali merupakan cabang-cabang lokal dari suatu organisasi penyedia kerja nasional.

Di Kotapraja London, gilda-gilda kuno masih lestari dalam bentuk kongsi-kongsi berseragam, yang semuanya memiliki peran seremonial dalam berbagai adat istiadat Kotapraja London. Kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London mempertahankan keterkaitan yang kuat dengan bidang-bidang usaha, jinis kriya, atau profesi mereka masing-masing. Beberapa di antaranya masih mempertahankan peran-perannya sebagai penyusun, pengawas, atau penegak peraturan. Anggota-anggota senior dari kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London (bahasa Inggris: liveryman, orang berseragam) memilih para Sheriff dan mempertimbangkan calon-calon yang layak menduduki jabatan Lord Mayor London. Gilda-gilda juga masih lestari di kota-kota lain di Britania Raya, antara lain di Preston, Lancashire, karena Gilda Saudagar Preston masih menerima keturunan Burgess (pejabat kotapraja atau wakil borough dalam Majelis Rakyat Jelata Kerajaan Inggris) menjadi anggota. Kerajaan Britania Raya memiliki lebih dari 300 gilda yang masih lestari dan berkembang, sudah termasuk kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London.

Pada 1878, kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London membentuk Institut Kota dan Gilda-Gilda London yang menjadi cikal bakal dari sekolah teknik (sampai sekarang masih di sebut kolese Kota dan Gilda) di Imperial College London. Tujuan pendirian Institut Kota dan Gilda-Gilda London adalah memajukan pendidikan teknik. Per 2013, Institut Kota dan Gilda-Gilda London beroperasi sebagai badan penguji dan pemberi akreditasi untuk kualifikasi-kualifikasi vokasi, manajerial, dan teknik, mulai dari tingkat pemula dalam keahlian kriya dan niaga sampai ke tingkat pascadoktoral.[22] Sekolah Kesenian Kota dan Gilda-Gilda London, yang merupakan sebuah organisasi tersendiri, juga menjalin hubungan yang rapat dengan kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London, dan dilibatkan dalam pelatihan magister pekerja kriya di jurusan keterampilan ukir batu dan kayu, serta pelatihan para seniman di jurusan seni murni.

Di Jerman sudah tidak ada lagi Zünfte (atau Gilden - istilah yang digunakan berbeda-beda dari kota ke kota) maupun pengkhususan suatu usaha kriya tertentu bagi perusahaan tertentu yang memiliki hak istimewa. Meskipun demikian, dengan menggunakan salah satu dari nama-nama lamanya yang jarang dipakai, yakni Innungen, gilda-gilda masih tetap lestari sebagai klub-klub privat dengan keanggotan terbatas bagi para pelaku usaha dari bidang usaha tertentu atau kegiatan tertentu. Klub-klub ini adalah badan usaha menurut hukum publik, meskipun keanggotaannya bersifat sukarela; presiden klub lazimnya berasal dari jenjang guru kriya dan disebut Obermeister (Guru Kepala). Para pakar membentuk badan-badan perwakilan sendiri yang dipimpin oleh presiden dengan gelar tradisional Altgesell (Pakar Ketua).

Ada pula "Kamar Kriya" (Handwerkskammern), yang tidak begitu mirip dengan gilda-gilda kuno karena kamar-kamar kriya ini mewadahi segala macam kriya yang ada di satu daerah tertentu, bukan untuk mewadahi satu macam kriya saja. Keanggotaan kamar kriya bersifat wajib, dan dibentuk sebagai tata kelola mandiri di bidang kriya.

Gilda di Amerika Utara

Di Amerika Serikat, gilda-gilda terbentuk dalam sejumlah bidang usaha.

Dalam industri perfilman dan pertelevisian, menjadi anggota gilda sudah menjadi prasyarat umum untuk mendapatkan pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam produksi-produksi film berskala besar. Gilda Pemeran Film (bahasa Inggris: Screen Actors Guild), Gilda Sutradara Amerika (bahasa Inggris: Directors Guild of America), Gilda Penulis Naskah Amerika Bagian Timur (bahasa Inggris: Writers Guild of America, East), Gilda Penulis Amerika Bagian Barat (bahasa Inggris: Writers Guild of America West), dan berbagai gilda profesi khusus sanggup menerapkan kontrol yang kuat dalam dunia perfilman Amerika Serikat sebagai hasil dari pemberlakuan sitem hak-hak properti-intelektual secara ketat dan adanya kenyataan sejarah bahwa para makelar kekuasaan juga menjadi anggota gilda (misalnya pendiri DreamWorks, Steven Spielberg, adalah salah seorang anggota Gilda Sutradara Amerika). Gilda-gilda ini berusaha mempertahankan ikatan kontrak antara mereka dengan perusahaan-perusahaan produksi demi menjamin ketersediaan kerja bagi anggota-anggota tertentu dalam setiap produksi film atau acara televisi, dan demi menjamin agar anggota-anggotanya mendapatkan upah minimum menurut standar gilda, berikut jaminan-jaminan ketenagakerjaan lainnya. Gilda-gilda ini menetapkan tolok ukur yang tinggi dalam penerimaan anggota, dan menolak para pemeran film profesional, penulis naskah profesional, dan seterusnya, yang tidak taat pada aturan-aturan persaingan yang ketat dalam industri pembuatan film dan acara televisi di Amerika.

Gilda Surat Kabar adalah serikat pekerja bagi para wartawan dan pekerja persuratkabaran lainnya, dengan lebih dari 30.000 anggota di Amerika Utara.

Perhimpunan-perhimpunan di bidang kedokteran yang sebanding dengan gilda adalah ikatan dokter di tiap-tiap negara bagian, Ikatan Dokter Amerika (bahasa Inggris: American Medical Association), dan Ikatan Dokter Gigi Amerika (bahasa Inggris: American Dental Association). Izin praktik di kebanyakan negara bagian mewajibkan pelatihan khusus, ujian-ujian, dan magang dengan upah rendah selama bertahun-tahun (internsip maupun residen) di bawah kondisi kerja yang berat. Dokter-dokter bertaraf internasional maupun dokter-dokter dari negara bagian lain sekalipun tidak dibenarkan membuka praktik tanpa persetujuan gilda kedokteran setempat (ikatan dokter). Juru rawat dan dokter memiliki gilda-gilda tersendiri. Seorang dokter tidak dapat bekerja sebagai asisten dokter kecuali pernah menjalani pelatihan, ujian, dan magang sebagai asisten dokter.

Gilda di Australia

Di Australia terdapat Gilda Farmasi Australia (perhimpunan tertinggi di bidang industri farmasi) dan Gilda Pekerja Film Komersial (perhimpunan para pekerja film iklan, film pendek, dan film cerita). Di ranah industri pembuat perhiasan di Australia, turut berkecimpung pula anggota-anggota Gilda Pandai Emas dan Perak Australia yang menjalankan usahanya di daerah masing-masing.

Gilda di dunia maya

Kelompok-kelompok yang disebut gilda juga terdapat dalam komunitas-komunitas daring seperti permainan daring multipemain masif.

Gilda-gilda ini biasanya beranggotakan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang sama. Meskipun dapat dibentuk di sekitar kegiatan produksi dalam permainan, gilda-gilda ini tidak mengendalikan produksi. Ukuran gilda-gilda dalam permainan-permainan daring berkisar dari kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan segelitir pemain sampai gilda-gilda raksasa yang beranggotakan pemain-pemain dari seluruh dunia.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Rashdall, Hastings (1895). The Universities of Europe in the Middle Ages: Salerno. Bologna. Paris [Universitas-Universitas Eropa pada Abad Pertengahan: Salerno. Bologna. Paris]. Clarendon Press. hlm. 150. 
  2. ^ Epstein S.A, Wage Labor and Guilds in Medieval Europe, University of North Carolina Press, 1991, hlmn. 10-49
  3. ^ Jovinelly, Joann; Netelkos, Jason (2006). The Crafts And Culture of a Medieval Guild. Rosen. hlm. 8. 
  4. ^ "Guild". Britannica. 
  5. ^ Starr, Mark (1919). A worker looks at history: being outlines of industrial history specially written for Labour College-Plebs classes. Plebs League. 
  6. ^ Sczesny, Anke (2012). "Zuenfte". Bayerische Staatsbibliothek. Diakses tanggal 3 Maret 2018. 
  7. ^ "History and heritage". City of London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2013. Diakses tanggal 25 Juni 2015. 
  8. ^ "Archived copy" [Salinan arsip] (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-07-19. Diakses tanggal 2013-03-12. 
  9. ^ "Freedom of the City" [Kemerdekaan Kota]. City of London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Mei 2013. Diakses tanggal 25 Juni 2015. 
  10. ^ Rouche 1992, hlm. 432
  11. ^ Rouche 1992, hlm. 431ff
  12. ^ Rutenburg, Viktor Ivanovich (1988). Feudal society and its culture [Masyarakat feodal dan budayanya]. Progress. hlm. 30. ISBN 5-01-000528-X. 
  13. ^ "Catholic Encyclopedia: Guilds". Newadvent.org. 1910-06-01. Diakses tanggal 2012-01-10. 
  14. ^ Diccionario geográfico universal, por una sociedad de literatos, S.B.M.F.C.L.D. 1834. hlm. 730–. 
  15. ^ "Alphabetical list". Cityoflondon.gov.uk. 2011-08-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-18. Diakses tanggal 2012-01-10. 
  16. ^ Shaxson, Nicholas (2012). Treasure Islands: Tax Havens and the Men who Stole the World. Vintage. ISBN 978-0-09-954172-1. 
  17. ^ Centre international de synthese (1971). L'Encyclopedie et les encyclopedistes. B. Franklin. hlm. 366. ISBN 0-8337-1157-1. 
  18. ^ Braudel 1992
  19. ^ Bakliwal, V.K. (March 18, 2011). Production and Operation Management. Pinnacle Technology, 2011. ISBN 9788189472733. 
  20. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ogilvie11
  21. ^ a b "GUILDS, WOMEN IN" in "Women in the Middle Ages", Greenwood Press 2004, hlmn. 384-385
  22. ^ "What We Do - vocational qualifications | City & Guilds". www.cityandguilds.com. Diakses tanggal 2016-10-11. 

Sumber

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar