Lokomotif BB201

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia
Revisi sejak 8 Maret 2019 11.58 oleh Taylorbot (bicara | kontrib) (sesudah pemindahan | t=203 su=2 in=3 at=2 -- only 51 edits left of totally 54 possible edits | edr/ovr=00000/00000 | clean up (3) : tab&trailspc&reduceol&killreddot & {{DaftarLokomotifIndonesia}}--(ci=3,1x)-->{{Daftar lokomotif Indonesia}} | "tarLokomotifIndo" -> "ar lokomotif Ind")

Lokomotif BB 201 buatan pabrik General Motors Electro-Motive Division adalah lokomotif diesel elektrik tipe kedua dengan transmisi daya DC-DC yang sudah dioperasikan sejak tahun 1964. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1425 hp dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi[2]. Susunan gandarnya sama seperti lokomotif BB 200.

Lokomotif BB201
BB 201 03 di Stasiun Kroya
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Motors
Electro-Motive Division, Amerika Serikat
ModelEMD G12U6[1]
Tanggal produksi1964
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARA1A-A1A
 • UIC(A1A)(A1A)
Lebar sepur1.067 mm
Diameter rodapenggerak: 1.016 mm
idle: 889 mm
Jari-jari lengkung terkecil58,6 m
Jarak gandar3.200 mm
Panjang13.106 mm
Lebar2.794 mm
Tinggi3.759 mm
Kapasitas bahan bakar2.840 liter
Kapasitas pelumas625 liter
Kapasitas pendingin810 liter
Kapasitas bak pasir300 liter
MesinEMD 12-567C
GeneratorGM D-29, DC-DC
Motor traksi4 unit
Tipe: D-29, DC-DC
Rem lokomotifRem udara tekan, dynamic brake, rem parkir
Performansi
Daya mesin1.425 hp
Karier
LokalPulau Jawa
Mulai dinas1964

Sejarah

Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) membeli 11 unit lokomotif EMD G12 dari pabrik GM-EMD pada tahun 1964. Pada mulanya, lokomotif ini dialokasikan di dipo lokomotif Bukit Duri (kini Dipo KRL) untuk pelayanan kereta api penumpang dan barang. Kereta yang ditarik BB201 melayani rute JakartaYogyakarta pp dan Jakarta–Sukabumi pp. Termasuk pula kereta api Bima yang notabene merupakan kereta termewah saat itu. Selain itu, lokomotif BB201 juga pernah melayani kereta api ketel dari Depo Pertamina Cilincing menuju Sukabumi atau Bandung. Jalur kereta api menuju ke depo Pertamina Cilincing yang melalui Stasiun Pasoso dan Sungailagoa untuk layanan kereta api ketel tersebut ditutup pada tahun 1980 karena telah selesainya jalur pipa Pertamina ke Sukabumi dan Bandung. Namun depo ini masih melayani pengisian BBM ke gerbong tangki high-speed diesel hingga dihentikan tahun 1989.

Hadirnya 38 unit lokomotif CC201 generasi I pada tahun 1976-1977 mengakibatkan lokomotif ini dimutasi ke dipo lokomotif Yogyakarta. BB201 kemudian digunakan untuk menarik kereta api pengangkut semen CilacapLempuyangan, serta kereta api ketel minyak rute Cilacap–Rewulu. Kemudian, 34 unit lokomotif CC201 generasi II yang diimpor tahun 1983-1984 mengakibatkan lokomotif ini dimutasi ke dipo lokomotif Purwokerto, untuk menarik kereta api Purbaya (PurwokertoSurabaya Gubeng, pp) dan feeder Purbaya (Cilacap–Kroya, pp).

Meskipun bentuk lokomotif ini mirip dengan BB200, namun ada sedikit perbedaan. Daya mesin dan kecepatan untuk lokomotif ini lebih besar daripada BB200, yakni 1.425 hp, dan mampu berlari hingga 120 km/jam. Selain itu, BB201 sejak awal produksinya sudah dilengkapi multiple unit box port dan dynamic brake (rem dinamik), sedangkan BB200 belum ada fasilitas tersebut; meskipun beberapa waktu kemudian BB200 dilengkapi dengan dynamic brake. Posisi rem parkir BB201 ada di dalam sisi kiri kabin masinis menghadap ke short hood, sedangkan BB200 di sisi kanan. Selain itu, tidak ada plat nomor di sisi kiri dan kanan lampu depan pada kedua ujungnya. Pada tahun 1984 bersama BB200, lokomotif ini mengalami rehabilitasi untuk memperpanjang masa pakai.

Saat ini, seluruh lokomotif BB 201 sudah punah, tidak ada yang beroperasi lagi. Unit terakhir yang beroperasi, BB 201 10, saat ini masih ada di dipo lokomotif Purwokerto dan hanya digunakan sebagai pelangsir. Kepunahan ini disebabkan langkanya suku cadang, mengingat BB 201 masih menggunakan mesin EMD 567, tidak seperti lokomotif EMD seri berikutnya di Indonesia yang menggunakan mesin EMD 645 dan EMD 710.[3]

Data teknis [2]

  • Dimensi Lokomotif
  1. Lebar sepur: 1.067 mm
  2. Panjang body: 13.106 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 14.006 mm
  4. Lebar body: 2.819 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.759 mm
  6. Jarak gandar: 3.200 mm
  7. Jarak antar pivot: 7.620 mm
  8. Diameter roda penggerak: 1.016 mm
  9. Diameter roda idle: 889 mm
  10. Tinggi alat perangkai: 760 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 74 ton
  2. Berat siap: 78 ton
  3. Berat adhesi: 52 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 12-567C
  2. Jenis: 2 langkah, supercharger
  3. Daya Mesin: 1.425 hp
  4. Daya ke generator/converter: 1.310 hp
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4 unit
  2. Tipe motor: D-29, DC-DC
  3. Gear ratio: -
  4. Tipe generator: GM D-29, DC-DC
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 10.920 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 19 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 58,6 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 2840 liter
  2. Minyak pelumas: 625 liter
  3. Air pendingin: 810 liter
  4. Pasir: 300 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Rem udara tekan, dynamic brake, rem parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Diesel Locomotive Roster
  2. ^ a b Majalah KA Edisi Khusus. (tanpa tahun). Album lokomotif dan KRL, II: 25
  3. ^ Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Lokomotif BB201

Pranala luar