Liverpool F.C.

klub sepak bola di Inggris
Revisi sejak 28 Desember 2019 02.03 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Liverpool Football Club /ˈlɪvərpl/ (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola asal Inggris yang berbasis di Kota Liverpool. Saat ini Liverpool adalah peserta Liga Utama Inggris. Liverpool juga merupakan juara bertahan Liga Champions UEFA musim 2018-2019

Liverpool F.C.
Lambang Liverpool F.C.
Nama lengkapLiverpool Football Club
JulukanThe Reds
Berdiri3 Juni 1892; 132 tahun lalu (1892-06-03)[1]
StadionAnfield
(Kapasitas: 53.394[2])
PemilikAmerika Serikat Fenway Sports Group
KetuaAmerika Serikat Tom Werner
ManajerJerman Jürgen Klopp
LigaLiga Utama Inggris
2018–19ke-2, Liga Utama Inggris
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Liverpool telah memenangkan 6 trofi Liga Champions UEFA (dulu Piala Champions) dan merupakan klub dengan pemegang gelar juara Liga Champions UEFA terbanyak di Inggris dan ketiga di Eropa setelah Real Madrid dan AC Milan[3]. Selain itu Liverpool juga pemegang 3 gelar juara Liga Eropa UEFA[4] dan 4 gelar Piala Super UEFA[5].

Di kompetisi domestik, Liverpool adalah klub dengan 18 gelar juara Liga Inggris, 7 Piala FA, serta 7 kali juara Piala Liga.

Liverpool didirikan pada tahun 1892 dan bergabung dengan Football League pada tahun berikutnya. Klub ini telah bermain di Stadion Anfield sejak pembentukannya yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.

Periode paling sukses dalam sejarah Liverpool adalah pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika Bill Shankly dan Bob Paisley memimpin klub dengan sebelas gelar liga dan tujuh piala Eropa.

Liverpool memiliki sejarah persaingan yang panjang dengan klub tetangganya Everton dan juga dengan Manchester United. Persaingan dengan klub sekota terkenal dengan nama Derby Merseyside. Sedangkan dengan Manchester United di kenal dengan sebutan North West Derby. [6]

Liverpool dikenal memiliki suporter yang sangat fanatik di seluruh dunia. Mereka dijuluki The Kop. Lagu kebangsaan Liverpool adalah "You'll Never Walk Alone".

Dalam sepanjang sejarah Premiere League, Liverpool termasuk salah satu dari enam tim yang belum pernah terdegradasi.[7]

Sejarah

Masa awal dan pembentukan

 
John Houlding, pendiri Liverpool F.C.

Liverpool didirikan pada tanggal 15 Maret 1892[8] sebagai akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Houlding sebagai Presiden Klub yang juga pemilik stadion Anfield. Sebelumnya pada tahun 1891 John Houlding, sebagai penyewa dari Stadion Anfield, membeli tanah tersebut secara langsung dan mengusulkan meningkatkan harga sewa dari £ 100 sampai £ 250 per tahun[9]. Everton, yang telah bermain di Anfield selama tujuh tahun, menolaknya dan terjadi perseteruan.

 
Liverpool tahun 1892-93

Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool sampai sekarang[10].

Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menolak mengakui ada dua tim bernama Everton[11]. Pada bulan Juni 1892, John Houlding akhirnya memilih nama Liverpool F.C. sebagai nama baru, dan Liverpool menjelma menjadi kekuatan serius di kompetisi sepak bola Inggris.

Mengawali debutnya sebagai klub sepak bola profesional Liverpool bermain di Liga Lancashire dan berhasil menjadi juara sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris (sekarang bernama Football League Championship) pada musim 1893-94. Pada musim pertamanya di Divisi II, Liverpool langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I (sekarang bernama Liga Primer Inggris). Liverpool tidak menunggu lama untuk menjadi juara liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (1900-01), Liverpool sukses menjuarai Divisi I dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian[12].

Masa perkembangan

Final Piala FA pertama dilakukan pada tahun 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah itu Liverpool berhasil meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921-22 dan 1922-23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946-47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5[13]. Setelah berada di Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953-54[14].

Beberapa saat setelah Liverpool dikalahkan oleh Worcester City, klub di luar Football League pada Piala FA musim 1958-59, Bill Shankly ditunjuk sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari.

Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett[15] mulai membangun kekuatan Liverpool yang membuat iri tim lain. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi kembali ke Divisi I pada musim 1961-62 dan menjadi juara liga pada musim 1963-64.

Masa kejayaan

 
Patung mantan manajer Bill Shankly, di luar Stadion Anfield

Liverpool meraih era terbaiknya saat dibawah manajer Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya berada di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)

Era Bill Shankly

Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai liga pada musim 1965-66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara liga dan Piala UEFA pada musim kompetisi 1972-73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar Piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar Piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun.

Pemain dan Liverpudlian (julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC yang berasal dari kota Liverpool, sedangkan penggemar dari luar kota Liverpool disebut Kopites) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974[16] dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.

Era Bob Paisley

Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, ia memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut[17].

Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.

Era Joe Fagan

Paisley pensiun pada tahun 1983 dan digantikan oleh asistennya Joe Fagan[18]. Sebagai penerus Bob Paisley, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, di musim pertamanya berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga Inggris, juara Piala Liga dan juara Piala Champions. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi[19].

Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di Stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepak bola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel.

 
Peringatan hillsborough, yang diukir dengan nama-nama 96 orang yang tewas dalam Tragedi Hillsborough.

Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish[20] yang ditunjuk sebagai manajer-pemain. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.

Era Kenny Dalglish

Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985-86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.

Kesuksesan Liverpool FC pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forest F.C. tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion[21]. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun[22].

Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepak bola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan[23]. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.

Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 ia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepak bola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris.

Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness[24] sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.

Masa liga primer

Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool FC. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun.

Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai Tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994, Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga Inggris dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya: Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.

Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994-95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga Inggris dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu pass and move. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut Spice Boys.

Selain semakin matangnya pemain seperti: Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.

Pada musim kompetisi 1998-99 Liverpool FC menarik pelatih asal Prancis, Gérard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai joint manager. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti: Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard.

Pada tahun 2001, musim ke-2 Houllier sebagai manajer tunggal, Liverpool memenangi "Treble" yaitu: Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA .[25] Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield dan Piala Super UEFA.

Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Utama Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993-94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions UEFA. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004, Gérard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.

Era Rafael Benitez

Rafael Benitez datang ke Liverpool setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool menjuarai Liga Champions UEFA 2004-05 untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool berhasil mengalahkan A.C. Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama[26]. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimír Šmicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool, Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.

Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskwa dengan skor 3-1.

Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, Manchester United 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United[27] dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match.

Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA.

Setelah memenangi Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhenti pada tanggal 3 Juni 2010[28] dan digantikan oleh manajer Fulham yaitu Roy Hodgson[29].

Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett dan Tom Hicks[30] dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry[31].

Era Roy Hodgson

Pada tanggal 1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010-11 dengan sangat buruk.

Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim[32].

Kembalinya sang raja

Tepat tanggal 8 Januari 2011 Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.

Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suárez dari Ajax Amsterdam dan Andy Carroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti: Martin Kelly, Jay Spearing, dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool.

Setelah mengakhir liga di posisi ke-8 pada musim 2011-12, posisi terburuk di liga selama 18 tahun terakhir,[33] Dalglish diberhentikan sebagai manajer Liverpool.[34] Dalglish digantikan oleh manajer Swansea City yaitu Brendan Rodgers.[35]

Tragedi

Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.

Lambang

 
 
 
 
 
 
Warna kostum Liverpool (1892–1896)[36]

Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955-56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.

Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.

Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.

Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.

Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough.[37] Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.

Pemasok kostum dan sponsor

Periode Pemasok Sponsor Utama Sponsor Pakaian (lengan) Catatan
1973–1979  
Umbro
Tidak ada Tidak ada
1979–1982 Berkas:Hitachi logo.svg.png
Hitachi
1982–1985 Crown Paints
1985–1988  
Adidas
1988–1992 Candy
1992–1996  
Carlsberg
1996–2006  
Reebok
2006–2010  
Adidas
2010-2012  
Standard Chartered
2012-2015  
Warrior Sports
2015-2017  
New Balance
Perusahaan induk Warrior
2017-2020 Berkas:Logo western union liverpool.png
Western Union
Sponsor lengan menggantikan lencana Liga Utama

di lengan sebelah kiri[38]

Kontrak pakaian

Pemasok Periode Pengumuman Kontrak Durasi Kontrak Nilai Catatan
Warrior Sports 2012-2015 18 Januari 2012 2012-2015 (3 tahun) £25 juta per tahun[39] Durasi kontrak sebenarnya: 2012-2018 (8 tahun). Namun kontrak diambil alih oleh New Balance di akhir musim 2014-2015.
New Balance 2015-sekarang 5 Februari 2015 2015-2020 (5 tahun) £45 juta per tahun[40]

Skuat

Tim utama

Per 4 September 2019.[41]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK   BRA Alisson
2 DF   ENG Nathaniel Clyne
3 MF   BRA Fabinho
4 DF   NED Virgil van Dijk (kapten ketiga)[42]
5 MF   NED Georginio Wijnaldum (kapten keempat)[42]
6 DF   CRO Dejan Lovren
7 MF   ENG James Milner (wakil kapten)[43]
8 MF   GUI Naby Keïta
9 FW   BRA Roberto Firmino
10 FW   SEN Sadio Mané
11 FW   EGY Mohamed Salah
12 DF   ENG Joe Gomez
13 GK   ESP Adrián
14 MF   ENG Jordan Henderson (kapten)[44]
15 MF   ENG Alex Oxlade-Chamberlain
No. Pos. Negara Pemain
20 MF   ENG Adam Lallana
22 GK   ENG Andy Lonergan
23 MF    SUI Xherdan Shaqiri
24 FW   ENG Rhian Brewster
26 DF   SCO Andrew Robertson
27 FW   BEL Divock Origi
32 DF   CMR Joël Matip
48 MF   ENG Curtis Jones
51 DF   NED Ki-Jana Hoever
62 GK   IRL Caoimhin Kelleher
65 DF   ALG Yasser Larouci
66 DF   ENG Trent Alexander-Arnold
67 MF   ENG Harvey Elliott
72 DF   NED Sepp van den Berg

Pemain tim utama yang dipinjamkan

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
16 MF   SRB Marko Grujić (ke Hertha BSC sampai 30 Juni 2020)[45]
47 DF   ENG Nathaniel Phillips (ke VfB Stuttgart sampai 30 Juni 2020)[46]
53 MF   ENG Ovie Ejaria (ke Reading sampai 30 Juni 2020)[47]
54 MF   ENG Sheyi Ojo (ke Rangers sampi 30 Juni 2020)[48]
58 MF   WAL Ben Woodburn (ke Oxford United sampai 30 Juni 2020)[49]
No. Pos. Negara Pemain
59 MF   WAL Harry Wilson (ke Bournemouth sampai 30 Juni 2020)[50]
73 GK   POL Kamil Grabara (ke Huddersfield Town sampai 30 Juni 2020)[51]
GK   GER Loris Karius (ke Beşiktaş sampai 30 Juni 2020)[52]
MF   BRA Allan (ke Fluminense sampai 31 Desember 2019)[53]
FW   NGA Taiwo Awoniyi (ke Mainz 05 sampai 30 Juni 2020)[54]

Pejabat klub

Manajer

Sampai 20 Juli, 2006. Data hanya berdasarkan kompetisi saja

Nama Dari Hingga Rekor
Main Menang Seri Kalah
  W. E. Barclay &   John McKenna Agustus 1892 Juli 1896 101 58 17 26
  Tom Watson Agustus 1896 Mei 1915 740 327 141 272
  David Ashworth Desember 1920 Februari 1923 58 25 24 9
  Matt McQueen Februari 1923 Februari 1928 229 94 61 74
  George Patterson Februari 1928 Mei 1936 370 139 86 145
  George Kay Mei 1936 Februari 1951 359 143 93 123
  Don Welsh Maret 1951 Mei 1956 234 82 60 92
  Phil Taylor Mei 1956 November 1959 153 77 32 44
  Bill Shankly Desember 1959 Juli 1974 753 393 185 175
  Bob Paisley Juli 1974 Mei 1983 490 275 124 91
  Joe Fagan Mei 1983 Mei 1985 122 65 34 23
  Kenny Dalglish Mei 1985 Februari 1991 297 180 76 41
  Ronnie Moran Februari 1991 April 1991 10 4 1 5
  Graeme Souness April 1991 Januari 1994 157 65 47 45
  Roy Evans Januari 1994 Juli 1998 226 116 57 53
  Roy Evans &   Gérard Houllier Juli 1998 November 1998 18 7 6 5
  Gérard Houllier November 1998 Mei 2004 306 157 75 74
  Rafael Benitez Juni 2004 3 Juni 2010 123 70 23 30
  Roy Hodgson 3 Juni 2010 8 Januari 2011 31 13 9 9
  Kenny Dalglish 8 Januari 2011 16 Mei 2012 74 35 17 22
  Brendan Rodgers 31 Mei 2012 4 Oktober 2015 166 83 41 42
  Jürgen Klopp 8 Oktober 2015 sekarang 181 100 46 35

Prestasi

Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris. Selama 29 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 8 tropi juara Piala Liga, selisih 2 dengan Machester City. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali – yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.[63]

Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 6 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour[64], serta berhak memiliki tropi secara permanen.[65] Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005[66] serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada tahun 1977, 1986 dan 2001.[67]

Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad ke-20[68] menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk tingkat dunia, Liverpool berapa di urutan ke-7 sebegai klub terbaik abad ke-21 setelah Barcelona, Manchester United, Arsenal, Real Madrid, Inter Milan, dan Bayern München.[69]

Domestik

Liga

  • Divisi Utama
    • Juara (18): 1900–01, 1905–06, 1921–22, 1922–23, 1946–47, 1963–64, 1965–66, 1972–73, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1979–80, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1985–86, 1987–88, 1989–90
  • Divisi Kedua
    • Juara (4): 1893–94, 1895–96, 1904–05, 1961–62

Piala

Eropa

Dunia

Gelar double dan treble

Untuk kompetisi pendek seperti Charity/Community Shield dan Piala Super UEFA pada umumnya tidak dianggap dalam memberikan kontribusi terhadap Double atau Treble.[70]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b c Terbanyak dibandingkan klub Inggris lainnya
  2. ^ a b c d e f Gelar dibagi bersama
  3. ^ Sebelum musim 1992-93 bernama Piala Champions
  4. ^ Sebelum tahun 2009 bernama Piala UEFA
  5. ^ a b Kemenangan Double dalam hubungannya sebagai Treble, seperti Piala FA dan Piala Liga pada tahun 2001, tidak termasuk dalam bagian Double.

Referensi

  1. ^ "Liverpool Football Club is formed". Liverpool F.C. Diakses tanggal 15 March 2013. Liverpool F.C. was formed on 15 March 1892. It was at John Houlding's house in Anfield Road that he and his closest friends left from Everton FC, formed a new club. 
  2. ^ "Premier League Handbook 2018–19" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Premier League. Diakses tanggal 30 Juli 2018. 
  3. ^ "Hall of fame UEFA Champions League". 3 Juni 2019. Diakses tanggal 24 July 2019. 
  4. ^ "List of Winners UEFA Cup". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. 31 May 2012. Diakses tanggal 21 September 2012. 
  5. ^ "LFC Honours". Liverpool FC. 15 August 2019. Diakses tanggal 15 August 2019. 
  6. ^ "North West Derby: Semua Berawal dari Kanal Kapal Manchester". bolaskor.com. 16 December 2018. Diakses tanggal 24 July 2019. 
  7. ^ "Enam Tim Yang Belum Pernah Terdegradasi di Liga Inggris". bola.okezone.com. 12 August 2016. Diakses tanggal 23 July 2019. 
  8. ^ "Liverpool Football Club is formed". Liverpool F.C. Diakses tanggal 21 September 2012. 
  9. ^ "The Encylopedia of British Football-Liverpool 1891-1918". Spartacus Educational. Diakses tanggal 21 September 2012. 
  10. ^ "Liverpool Football Club is formed". Liverpool F.C. Diakses tanggal 11 August 2010. 
  11. ^ Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. hlm. 14. ISBN 0-600-50254-6. 
  12. ^ Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. hlm. 16-18. ISBN 0-600-50254-6. 
  13. ^ Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. hlm. 20. ISBN 0-600-50254-6. 
  14. ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 50–51. 
  15. ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 57. 
  16. ^ Kelly (1999). The Boot Room Boys: Inside the Anfield Boot Room. hlm. 86. 
  17. ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 157. 
  18. ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 158. 
  19. ^ Cox, Richard (2002). Encyclopedia of British football. hlm. 90. 
  20. ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 172. 
  21. ^ "On This Day – 15 April 1989: Soccer fans crushed at Hillsborough". BBC. 15 April 1989. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  22. ^ Pithers, Malcolm (22 December 1993). "Hillsborough victim died 'accidentally': Coroner says withdrawal of treatment not to blame". The Independent. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  23. ^ "A hard lesson to learn". BBC. 15 April 1999. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  24. ^ Liversedge (1991). Liverpool:The Official Centenary History. hlm. 104–105. 
  25. ^ "Houllier acclaims Euro triumph". BBC Sport. 16 May 2001. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  26. ^ "AC Milan 3–3 Liverpool (aet)". BBC Sport. 25 May 2005. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  27. ^ "Liverpool 3–3 West Ham (aet)". BBC Sport. 13 May 2006. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  28. ^ "Rafael Benitez leaves Liverpool: club statement". The Daily Telegraph. 3 June 2010. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  29. ^ "Liverpool appoint Hodgson". Liverpool F.C. 1 July 2010. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  30. ^ "US pair agree Liverpool takeover". BBC Sport. 6 February 2007. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  31. ^ Gibson, Owen (15 October 2010). "Liverpool FC finally has a new owner after 'win on penalties'". The Guardian. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  32. ^ "Roy Hodgson exits and Kenny Dalglish takes over". BBC Sport. 8 January 2011. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  33. ^ Bensch, Bob; Panja, Tariq (16 May 2012). "Liverpool Fires Dalglish After Worst League Finish in 18 Years". Bloomberg. 
  34. ^ Mike Ingham (16 May 2012). "Kenny Dalglish sacked as Liverpool manager". BBC. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  35. ^ "Liverpool manager Brendan Rodgers to 'fight for his life'". BBC. 1 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012. 
  36. ^ "Historical LFC Kits". Liverpool F.C. Diakses tanggal 12 August 2010. 
  37. ^ "Hillsborough". Liverpool F.C. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  38. ^ "What's new this season: Sleeve sponsors". www.premierleague.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-30. 
  39. ^ Association, Press (2012-01-19). "Liverpool confirm six-year kit deal with American firm Warrior Sports". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2019-05-30. 
  40. ^ "Liverpool In Talks With New Balance Over Record Kit Deal". Footy Headlines. Diakses tanggal 2019-05-30. 
  41. ^ a b "First team". Liverpool F.C. Diakses tanggal 4 September 2019. 
  42. ^ a b Shaw, Chris (26 Oktober 2018). "Klopp explains players' vote for captaincy roles". Liverpool F.C. Diakses tanggal 26 Oktober 2018. 
  43. ^ Shaw, Chris (10 Agustus 2015). "Milner on vice-captain honour and Coutinho class". Liverpool F.C. Diakses tanggal 20 Juli 2018. 
  44. ^ "Henderson appointed Liverpool captain". Liverpool F.C. 10 Juli 2015. Diakses tanggal 18 Juli 2018. 
  45. ^ Carroll, James (1 Juli 2019). "Marko Grujic to remain with Hertha for 2019-20". Liverpool FC. Diakses tanggal 1 Juli 2019. 
  46. ^ Carroll, James (7 Agustus 2019). "Nathaniel Phillips signs new Liverpool contract and joins Stuttgart on loan". Liverpool F.C. Diakses tanggal 7 Agustus 2019. 
  47. ^ Carroll, James (8 Agustus 2019). "Ovie Ejaria agrees move to Reading". Liverpool F.C. Diakses tanggal 8 Agustus 2019. 
  48. ^ Price, Glenn (18 Juni 2019). "Sheyi Ojo makes Rangers loan switch". Liverpool F.C. Diakses tanggal 1 Juli 2019. 
  49. ^ Carroll, James (30 Juli 2019). "Ben Woodburn completes Oxford United loan switch". Liverpool F.C. Diakses tanggal 30 Juli 2019. 
  50. ^ Williams, Sam (6 Agustus 2019). "Harry Wilson joins Bournemouth on loan". Liverpool F.C. Diakses tanggal 6 Agustus 2019. 
  51. ^ Williams, Sam (15 Juli 2019). "Grabara signs new Liverpool contract and joins Huddersfield on loan". Liverpool F.C. Diakses tanggal 15 Juli 2019. 
  52. ^ Shaw, Chris (25 Agustus 2018). "Loris Karius joins Besiktas on two-year loan". Liverpool F.C. Diakses tanggal 25 Agustus 2018. 
  53. ^ Carroll, James (1 Juli 2019). "Allan extends Fluminense loan spell". Liverpool FC. Diakses tanggal 1 Juli 2019. 
  54. ^ "Taiwo Awoniyi joins Mainz on season-long loan deal". Liverpool F.C. 6 Agustus 2019. Diakses tanggal 6 Agustus 2019. 
  55. ^ "Michael Owen becomes LFC international ambassador". 21 April 2016. 
  56. ^ a b "The Liverpool Football Club & Athletic Grounds Limited". Premier League. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  57. ^ "Billy Hogan joins Liverpool FC". Liverpool F.C. 24 May 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 May 2012. 
  58. ^ "LFC appoint Ops Director". BBC. 4 October 2013. 
  59. ^ "LFC appoint Ops Director". Liverpool F.C. 4 July 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2013. 
  60. ^ "LFC appoints director of communications". Liverpool F.C. 18 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2013. 
  61. ^ "LFC appoint new digital media and TV chief". Liverpool F.C. 4 February 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 February 2013. 
  62. ^ Pearce, James (2 July 2015). "Liverpool FC's transfer committee – who did what to bring new signings to Anfield". Liverpool Echo. 
  63. ^ "Honours". Liverpool F.C. Diakses tanggal 24 September 2014. 
  64. ^ "Regulations of the UEFA Champions League 2008/09, Chapter XI, Article 19 – "UEFA Kit Resolutions", paragraph 14, page 29" (PDF). uefa.com. Union of European Football Associations. August 2009. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  65. ^ Keogh, Frank (26 May 2005). "Why it was the greatest cup final". BBC. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  66. ^ José Luis Pierrend (6 March 2012). ""World Soccer" Awards". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  67. ^ "Sports Personality Of The Year: team winners". BBC Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2012. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  68. ^ Hodgson, Guy (17 December 1999). "How consistency and caution made Arsenal England's greatest team of the 20th century". The Independent. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  69. ^ "The World's Club of the 21st Century". International Federation of Football History & Statistics (IFFHS). Diakses tanggal 24 September 2012. 
  70. ^ Rice, Simon (20 May 2010). "Treble treble: The teams that won the treble". The Independent. London. Diakses tanggal 24 September 2012. 

Bibliografi

  • Cox, Richard (2002). Encyclopedia of British football. Routledge. ISBN 0-7146-5249-0. 
  • Crilly, Peter (2007). Tops of the Kops: The Complete Guide to Liverpool's Kits. Trinity Mirror Sport Media. ISBN 978-1-905266-22-7. 
  • Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. ISBN 0-600-50254-6. 
  • Kelly, Stephen F. (1999). The Boot Room Boys: Inside the Anfield Boot Room. HarperCollins. ISBN 0-00-218907-0. 
  • Kelly, Stephen F. (1988). You'll Never Walk Alone. Queen Anne Press. ISBN 0-356-19594-5. 
  • Liversedge, Stan (1991). Liverpool:The Official Centenary History. Hamlyn Publishing Group Ltd. ISBN 0-600-57308-7. 
  • Pead, Brian (1986). Liverpool A Complete Record. Breedon Books. ISBN 0-907969-15-1. 

Pranala luar