Westernisasi
Pembaratan atau westernisasi, juga pengeropaan atau oksidentalisasi (dari kata Oksiden, yang artinya dunia barat; lihat "oksiden" di kamus), adalah sebuah proses di mana masyarakat berada dalam pengaruh atau mengadopsi budaya Barat dalam berbagai bidang seperti industri, teknologi, hukum, politik, ekonomi, gaya hidup, gaya makan, pakaian, bahasa, alfabet, agama, filsafat, dan nilai-nilai.[1]
Pembaratan juga dapat dikaitkan dengan akulturasi dan enkulturasi.
Definisi Barat
Wilayah
"Barat" awalnya didefinisikan sebagai dunia Barat. Romawi Kuno membedakan antara budaya oriental (Timur, atau Asia) yang sekarang berada di Mesir dan budaya pksidental yang berada di Barat. Seribu tahun kemudian, Skisma Timur-Barat memisahkan Gereja Katolik and Gereja Ortodoks Timur.
Sipilisasi Barat umumnya dikatakan meliputi Amerika Utara (A.S. dan Kanada), Eropa (di setidaknya Uni Eropa, negara-negara EFTA, negara-negara mikro-Eropa), Australia dan Selandia Baru.
Definisi tersebut sering diluaskan, dan dapat meliputi negara-negara tersebut, atau kombinasi dari negara-negara tersebut:
- Negara-negara Eropa di luar UE dan EFTA - Utamanya karena keanggotaan mereka dalam Dewan Eropa, Kebijakan Kawasan Eropa, Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa dan organisasi lainnya, negara-negara tersebut termasuk dalam definisi Barat. Mereka juga menyebarkan budaya Eropa utama dengan negara-negara UE.
- Amerika Latin. Beberapa negara di Amerika Latin dianggap sebagai negara-negara Barat, sebagian besar karena kebanyakan penduduknya adalah keturunan Eropa (pemukim Spanyol dan Portugis dan kemudian imigrasi dari negara-negara Eropa lainnya) dan masyarakat mereka mengoperasikan dalam cara pembaratan yang tinggi. Kebanyakan negara di Amerika Latin menggunakan bahasa Spanyol atau bahasa Portugis sebagai bahasa resmi mereka. Menurut CIA -The World Factbook-, terdapat pula imigran di Amerika Latin dari negara-negara Eropa lainnya selain Spanyol dan Portugal, (Contohnya, dari Jerman, Italia, Belanda, dan lain-lain. Lihat Imigrasi ke Argentina, Imigrasi ke Cile atau Imigrasi ke Brasil.).[2]
- Turki. Meskipun secara geografi hanya 3% wilayah Turki yang berada di Eropa, Turki memiliki sistem ekonomi yang mirip, memiliki sebuah serikat pabean dengan Uni Eropa selain menjadi calon resmi untuk keanggotaannya, dan anggota organisasi-organisasi bergaya Barat seperti OECD, Dewan Eropa, dan NATO. Negara tersebut sering menjadi anggota organisasi untuk acara-acara olahraga dan kebudayaan Eropa seperti UEFA dan Kontes Menyanyi Eurovision.
- Israel.[3][4] Meskipun secara geografi Israel berada di Timur Tengah selatan Lebanon, Israel memiliki berbagai imigran Yahudi dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Kanada, Britania Raya, Prancis dan Jerman. Negara tersebut adalah anggota OECD. Negara tersebut sering menjadi anggota organisasi untuk acara-acara olahraga dan kebudayaan Eropa seperti UEFA dan Kontes Menyanyi Eurovision. Menurut Sammy Smooha, seorang profesor emeritus sosiologi di Universitas Haifa, Israel dideskripsikan sebagai sebuah “hibrida,” sebuah negara “semi-Barat” yang modern dan berkembang. Pada suatu saat, ia berkata, Israel akan menjadi ”lebih dan lebih Barat.” Namun sebagai hasil dari persengketaan Arab-Israel, pembaratan secara penuh akan berproses lambat di Israel.[4]
- Lebanon. Meskipun secara geografi Lebanon terletak di Timur Tengah utara Israel, Lebanon memiliki setidaknya 40% Kristen yang sangat terpengaruhi budaya dan sosial dari negara-negara Barat (utamanya Prancis yang memiliki kaitan sejarah pada awal negara Salin di Wilayah Tripoli yang didirikan oleh Raymond IV dari Toulouse yang menguasai sebagian besar Lebanon pada masa sekarang. Warisan Prancis pada masyarakat Lebanon adalah pengetahuan tentang bahasa Prancis).
- Jepang dan Korea Selatan. Meskipun secara geografi Jepang dan Korea Selatan terletak di Asia Timur, mereka memiliki bentuk pemerintahan demokratis, sistem ekonomi pasar bebas, standar hidup yang tinggi dan kontribusi-kontribusi utama pada ilmu pengetahuan dan teknologi Barat, dan dideskripsikan sebagai "hibrida," negara "semi-Barat" yang modern dan berkembang.
- Afrika Selatan. Karena pengaruh yang tinggi dari budaya Eropa di tempat-tempat seperti Afrika Selatan
Proses pembaratan
Pengolonian (1492–1960an)
Konsekuensi
Karena pengolonian dan imigrasi Eropa, bahasa-bahasa asli di Amerika, Australia, Selandia Baru, Asia Utara dan sebagian dari Afrika Selatan dan Asia Tengah, sekarang sering menggunakan bahasa-bahasa Eropa dan kreol:
- Inggris (Amerika Serikat dan Kanada kecuali Quebec berbahasa Prancis)
- Inggris - Australia dan Selandia Baru atau bahasa Inggris bersama dengan bahasa kreol berbasis Inggris (Jamaika dan sebagian besar Hindia Barat, Guyana).
- Prancis (Quebec, New Brunswick dan sebagian dari Ontario di Kanada dan Saint Pierre dan Miquelon); bahasa Prancis bersama dengan bahasa kreol berbasis Prancis (Guyana Prancis, Guadeloupe, Haiti, Martinique dan Saint-Barthelemy).
- Spanyol (Amerika Hispanik, meskipun di Paraguay kebanyakan orang adalah dwibahasa dengan Guarani dan terdapat lebih banyak pengguna bahasa Guarani ketimbang pengguna bahasa Spanyol).
- Portugis (Brasil).
- Rusia - (Asia Utara dan sebagian Asia Tengah).
- Belanda bersama dengan bahasa-bahasa kreol (Suriname, Aruba dan Antillen Belanda).
- bahasa Afrika bersama dengan bahasa Inggris (sebagian Afrika Selatan).
Contoh para pemimpin yang melakukan pembaratan
Lihat pula
- Akulturasi
- Afrikanisasi
- Amerikanisasi
- Anglikisasi
- Anti-Amerikanisme
- Anti-globalisi
- Arabisasi
- Mentalitas kolonial
- Kolonialisme
- Kolonisasi
- Kolorisme
- Kreolisasi
- Asimilasi kebudayaan
- Diversitas kebudayaan
- Genosida kebudayaan
- Identitas kebudayaan
- Imperialisme kebudayaan
- Budaya Eropa
- Romanisasi
- Budaya Amerika Serikat
- Datsu-A Ron
- Teori perdamaian demokratis
- Democratisasi
- de-Rusifikasi
- Enkulturasi
- Etnosida
- Eropeanisasi
- Prancisasi
- Jermanisasi
- Gharbzadegi
- Globalisasi/Mundialisasi
- Hellenisasi
- Kompetensi antarkebudayaane
- Islamisasi
- Korenisasi
- Magyarisasi
- McDonaldisasi
- Kuali peleburan
- Modernisasi
- Multiculturalism
- Nipponisasi
- konsep seksualitas laki-laki non-Westernisasi
- Pembagian Utara-Selatan
- Partai Kantung Kertas
- Polonisasi
- Ras
- Rasialisme (kategorisasi rasial)
- Rasisme
- Latinisasi
- Rumanianisasi
- Rusifikasi
- Sinifikasi
- Slowakisasi
- Interpretasi ras sosial
- Sinkretisme
- Turkifikasi
- Ukrainisasi
- Budaya Barat
Rujukan
- ^ Thong, Tezenlo. "‘To Raise the Savage to a Higher Level:’ The Westernization of Nagas and Their Culture," Modern Asian Studies 46, no. 4 (Juli 2012): 893-918
- ^ "CIA - The World Factbook -- Field Listing - Ethnic groups". Diakses tanggal 2008-02-20.
- ^ Richard T. Arndt, David Lee Rubin (1996). The Fulbright difference. Studies on cultural diplomacy and the Fulbright experience. Transaction Publishers. hlm. 53. ISBN 9781560008613. Diakses tanggal 2010-05-26.
- ^ a b Sheldon Kirshner (2013-10-16). "Is Israel Really a Western Nation?". Sheldon Kirshner Journal. Diakses tanggal 2013-11-09.
- Gunewardene, Huon, and Zheng (2001). Exposure to Westernization and Dieting: A Cross-Cultural Study. Int. J. Eat. Disord., 29: pp. 289–293.
- Khondker (2004). Glocalization as Globalization: Evolution of a Sociological Concept. Bangladesh e-Journal of Sociology. Volume 1. Number 2. pp. 12–20.
Bacaan tambahan
- The Idea of the West (2004), ditulis oleh Alastair Bonnett (Palgrave)
- The Decline of the West (1918), ditulis oleh Oswald Spengler.
- The End of History and the Last Man (1992), ditulis oleh Francis Fukuyama.
- The Clash of Civilizations (1996), ditulis oleh Samuel P. Huntington.
- The Triumph of the West (1985) ditulis oleh sejarawan Universitas Oxford J.M. Roberts.
- Ankerl, Guy (2000). Global communication without universal civilization. INU societal research. Vol.1: Coexisting contemporary civilizations : Arabo-Muslim, Bharati, Chinese, and Western. Geneva: INU Press. ISBN 2-88155-004-5.