Malahayati
Keumalahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513–1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.[1]
Malahayati | |
---|---|
Berkas:Laksamana Keumala Hayati.jpg | |
Lahir | Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, Kesultanan Aceh | 15 Februari 1870
Meninggal | 24 Oktober 1910 | (umur 40)
Dikenal atas | ● Pejuang Perang Aceh, Pahlawan Nasional Indonesia |
Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.[2]
Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati[3] Saat meninggal dunia, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.[4]
Penghargaan
Selain dinamakan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di Indonesia, nama Malahayati juga banyak diabadikan dalam berbagai hal.
- Pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar dinamakan dengan Pelabuhan Malahayati[5].
- Salah satu kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (fregat) kelas Fatahillah milik TNI Angkatan Laut yang dinamakan KRI Malahayati. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1980, khusus untuk TNI-AL.
- Dalam dunia pendidikan, terdapat Universitas Malahayati yang terdapat di Bandar Lampung.
- Sebuah serial film Laksamana Malahayati yang menceritakan riwayat hidup Malahayati telah dibuat pada tahun 2007.[6]
- Nama Malahayati juga dipakai oleh Ormas Nasional Demokrat sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap Garda Wanita Malahayati.[7]
Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.[8][9]
Referensi
- ^ Laksamana Keumalahayati
- ^ Kronik Perempuan-perempuan Pejuang Aceh di Kalyanamedia
- ^ Laksamana Malahayati dan bangsa kita
- ^ Setyadi, Agus. "Jadi Pahlawan Nasional, Makam Laksamana Malahayati Bersolek". detiknews. Diakses tanggal 2019-11-06.
- ^ Pelabuhan Malahayati
- ^ "Marcella Zalianty Produseri Film Laksamana Malahayati". Serambi Indonesia. Diakses tanggal 2019-11-06.
- ^ Metro TV 19 Juli 2011, pukul 21.30
- ^ Nugroho, Bagus Prihantoro (9 November 2017). "Jokowi Tetapkan Laksamana Malahayati Jadi Pahlawan Nasional". detiknews. Diakses tanggal 9 November 2017.
- ^ "Melihat makam Laksamana Malahayati yang telah dipercantik". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-06.