Kereta api Lodaya
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Kereta api Lodaya merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi premium (reguler) yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani lintas Solo Balapan-Bandung dan sebaliknya. Ia menawarkan perjalanan sebanyak dua kali (pagi dan malam) dalam satu perjalanan pulang pergi.
Berkas:New Papan Nama KA Lodaya khas Daop 6.png | |||||
Informasi umum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api jarak jauh | ||||
Status | Beroperasi | ||||
Daerah operasi | Daerah Operasi VI Yogyakarta (reguler) | ||||
Pendahulu | Fajar Pajajaran Senja Mataram | ||||
Mulai beroperasi | 12 Mei 2000[1] | ||||
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia | ||||
Jumlah penumpang harian | 2.500 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan] | ||||
Lintas pelayanan | |||||
Stasiun awal | Solo Balapan | ||||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. | ||||
Stasiun akhir | Bandung | ||||
Jarak tempuh | 448 km | ||||
Waktu tempuh rerata | 8 jam 55 menit hingga 9 jam 10 menit | ||||
Frekuensi perjalanan | dua kali dalam satu perjalanan pulang pergi | ||||
Jenis rel | Rel berat | ||||
Pelayanan penumpang | |||||
Kelas | Eksekutif dan ekonomi premium (reguler) Eksekutif dan bisnis (tambahan) | ||||
Pengaturan tempat duduk |
| ||||
Fasilitas restorasi | Ada | ||||
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas. | ||||
Fasilitas hiburan | Ada | ||||
Teknis sarana dan prasarana | |||||
Lebar sepur | 1.067 mm | ||||
Elektrifikasi | - | ||||
Kecepatan operasional | 60 s.d. 100 km/jam | ||||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||||
Nomor pada jadwal | 161-164 (reguler) 7009-7012 (tambahan) | ||||
|
Asal-usul nama
Nama "Lodaya" (dari bahasa Sunda: ᮜᮧᮓᮚ) berasal dari seekor macan putih (atau disebut Harimau Lodaya, maung dalam bahasa Sunda) jelmaan Prabu Siliwangi—salah satu raja yang memerintah Kerajaan Sunda Galuh—ketika berhadapan dengan putranya, Raden Kian Santang.
Saat ini kata lodaya digunakan dalam bahasa Sunda modern untuk menyebut harimau, dan kata maung digunakan untuk menyebut "macan" (hewan dalam genus Panthera, kecuali singa) secara umum.
Sejarah
Kereta api Lodaya beroperasi pertama kali pada tanggal 11 Maret 1992 melayani lintas Bandung-Yogyakarta dengan nama "Fajar Padjajaran" dan "Senja Mataram"—perjalanan kereta api Fajar Padjajaran dari Bandung menuju Yogyakarta beroperasi pada pagi hari, sementara perjalanan kereta api Senja Mataram dari arah sebaliknya beroperasi pada malam hari. Pada tanggal 1 September 1992, lintasan pelayanan kereta api tersebut diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan.
Pada tanggal 12 Mei 2000, kereta api Fajar Padjajaran dan Senja Mataram mengalami perubahan nama menjadi "Lodaya" serta layanannya diubah sehingga ia melayani kelas eksekutif dan bisnis. Selain itu, corak pada rangkaian kereta ini dibuat berbeda dengan kereta api lain di Indonesia—corak berwarna biru-putih dengan warna biru di ujung kanan dan kiri kereta serta putih di tengah, serta dilengkapi tulisan "Lodaya". Meskipun demikian, rangkaian kereta api saat itu sering kali bertukar.
Pada tahun 2003, kereta api "Lodaya 2" diluncurkan untuk melayani perjalanan dari Solo pada pagi hari dan dari Bandung pada malam hari.[2] Istilah "Lodaya 1" dan "Lodaya 2" memudar seiring waktu, dan masyarakat lebih mengenal perbedaannya dari waktu keberangkatannya—"Lodaya Pagi" dan "Lodaya Malam".
Kereta api Lodaya beroperasi menggunakan rangkaian kereta berbahan baja nirkarat sejak tahun 2018 dengan layanan kelas eksekutif dan ekonomi premium.
Data teknis
Lintasan pelayanan | Solo Balapan - Bandung pp. |
---|---|
Lokomotif | CC206 |
Susunan rangkaian kereta | Kereta api reguler
1 kereta pembangkit (P 2018 SLO) + 4 kereta kelas eksekutif (K1 2018 SLO) + 1 kereta makan (M1 2018 SLO) + 4 kereta kelas ekonomi premium (K3 2018 SLO)
|
Jumlah tempat duduk | 520 tempat duduk (reguler) |
Jadwal perjalanan
Berikut ini adalah jadwal kereta api Lodaya per 1 Desember 2019 (sesuai Gapeka 2019).
KA 161 Lodaya (Solo Balapan – Bandung) |
KA 162 Lodaya (Bandung – Solo Balapan) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Stasiun | Tiba | Berangkat | Stasiun | Tiba | Berangkat |
Solo Balapan | - | 07.20 | Bandung | - | 07.05 |
Klaten | 07.46 | 07.48 | Kiaracondong | 07.15 | 07.17 |
Yogyakarta | 08.13 | 08.18 | Cipeundeuy | 09.02 | 09.12 |
Wates | 08.44 | 08.46 | Tasikmalaya | 10.01 | 10.06 |
Kutoarjo | 09.15 | 09.18 | Ciamis | 10.29 | 10.31 |
Kebumen | 09.42 | 09.44 | Banjar | 10.57 | 11.15 |
Gombong | 10.01 | 10.07 | Sidareja | 11.51 | 11.53 |
Kroya | 10.34 | 10.37 | Maos | 12.35 | 12.37 |
Sidareja | 11.30 | 11.32 | Gombong | 13.17 | 13.27 |
Cipari | 11.40 | 11.46 | Kebumen | 13.44 | 13.46 |
Banjar | 12.14 | 12.22 | Kutoarjo | 14.11 | 14.14 |
Ciamis | 12.48 | 12.55 | Wates | 14.42 | 14.44 |
Tasikmalaya | 13.18 | 13.22 | Yogyakarta | 15.11 | 15.15 |
Cipeundeuy | 14.11 | 14.21 | Klaten | 15.39 | 15.41 |
Kiaracondong | 16.06 | 16.08 | Solo Balapan | 16.07 | - |
Bandung | 16.18 | - |
KA 163 Lodaya (Solo Balapan – Bandung) |
KA 164 Lodaya (Bandung – Solo Balapan) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Stasiun | Tiba | Berangkat | Stasiun | Tiba | Berangkat |
Solo Balapan | - | 19.00 | Bandung | - | 19.10 |
Klaten | 19.26 | 19.28 | Kiaracondong | 19.20 | 19.26 |
Yogyakarta | 19.53 | 19.58 | Cipeundeuy | 21.10 | 21.20 |
Wates | 20.24 | 20.26 | Tasikmalaya | 22.09 | 22.14 |
Kutoarjo | 20.55 | 20.59 | Ciamis | 22.37 | 22.39 |
Kebumen | 21.23 | 21.25 | Banjar | 23.05 | 23.15 |
Gombong | 21.42 | 21.44 | Sidareja | 23.48 | 23.50 |
Kroya | 22.09 | 22.12 | Jeruklegi | 00.17 | 00.23 |
Maos | 22.26 | 22.28 | Maos | 00.40 | 00.42 |
Sidareja | 23.10 | 23.12 | Kroya | 00.56 | 00.59 |
Banjar | 23.58 | 00.05 | Gombong | 01.25 | 01.32 |
Ciamis | 00.33 | 00.35 | Kebumen | 01.50 | 01.52 |
Tasikmalaya | 00.58 | 01.05 | Kutoarjo | 02.18 | 02.22 |
Cipeundeuy | 01.54 | 02.04 | Wates | 02.52 | 02.54 |
Kiaracondong | 03.48 | 03.50 | Yogyakarta | 03.20 | 03.25 |
Bandung | 04.00 | - | Klaten | 03.50 | 03.52 |
Solo Balapan | 04.17 | - |
Insiden
- Pada tanggal 10 Oktober 2013, kereta api Lodaya menabrak batu yang diganjal di tengah rel pada km 440+0/1 di Karanganyar, Kebumen yang mengakibatkan kereta api ini harus berhenti luar biasa (BLB) di stasiun Gombong.[3]
- Pada tanggal 5 Oktober 2015, kereta api Lodaya mengalami anjlok pada pukul 01.45 di km 244+5/6, tepatnya di wilayah Kampung Terung, Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya yang mengakibatkan kereta api Pasundan dan kereta api Turangga jurusan mengalami keterlambatan pemberangkatan dari jadwal biasa.[4]
- Pada tanggal 29 Mei 2019, kereta api Lodaya Lebaran (KA 7019) mengalami anjlok di km 193-192 petak Lebakjero-Nagreg pada pukul 16.30 WIB karena badan rel kereta turun.[5]
Galeri
-
Kereta api Lodaya akan melintas langsung Stasiun Lempuyangan.
-
Kereta api Lodaya saat melintas langsung Stasiun Lempuyangan.
-
KA Lodaya persiapan masuk Stasiun Tasikmalaya
Lihat pula
Referensi
- ^ "12 Mei, KA Senja Mataram dihapus & diganti Lodaya". Solopos. 3 Mei 2000.
- ^ "PT KAI Pangkas Sejumlah Perjalanan KA Ekonomi". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-09-05. Diakses tanggal 2020-01-06.
- ^ Nugroho, Rento Ari (10 Oktober 2013). Prasetyo, Budi, ed. "KA Lodaya Tabrak Batu di Kebumen". Tribunnews.com. Diakses tanggal 29 Desember 2019.
- ^ Rezkisari, Indira (5 Oktober 2015). "KA Lodaya Anjlok di Tasikmalaya". Republika. Diakses tanggal 29 Desember 2019.
- ^ Putra, Wisma (29 Mei 2019). "Kereta Api Lodaya Tambahan Anjlok di Nagreg". detikNews. Diakses tanggal 29 Desember 2019.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia