Budi Santoso Tanuwibowo

Revisi sejak 18 Juli 2020 16.52 oleh Heri Yuli (bicara | kontrib) (ISINYA)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Xs. Ir. Budi Santoso Tanuwibowo, M.M. atau biasa ditulis Budi S. Tanuwibowo, (lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah, 31 Maret 1960, umur 60 tahun) adalah seorang penulis, aktivis, eksekutif/profesional, organisatoris dan pekerja sosial yang banyak berkecimpung dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, keagamaan dan olahraga, diantaranya sebagai : (1) Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat "Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia" (MATAKIN)[1], (2) Wakil Ketua Umum "Perhimpunan Indonesia Tionghoa" (INTI), (3) Ketua Harian Persatuan Xiangqi Indonesia" (PEXI)[2], (4) Ketua Umum "Yayasan Prana Indonesia" (YPI), (5) Salah satu Pendiri dan Pembina "Indonesian Conference on Religion and Peace" (ICRP), (6) Salah satu Pendiri "Persatuan Masyarakat Indonesia Tionghoa Peduli Bencana" (PERMATA), serta (7) Salah satu Pendiri, Ketua Panitia Pembangunan dan Ketua Badan Pengelola Klenteng [[Kong Miao di Komplek Taman Mini Indonesia Indah Jakarta (TMII).


Pria kelahiran Kota Tegal, 31 Maret 1960 ini merupakan anak tunggal dari pasangan Panjang Tanuwibowo (ayah, alm) dan Mulianingsih (ibu, alm). Menikah dengan Sherly Lesmana pada tanggal 17 September 1989 dan dikaruniai anak tunggal, seorang putri bernama Hayuningtyas Cipta.

Pendidikan dan Karier

Penggemar Lumpia dan Lontong Sayur ini bersekolah sampai SMA di Kota Tegal, mulai dari TK Kong Kwan (1965-1966), SD Negeri 31 (1967-1972), SMP Negeri V (1973-1975) dan SMA Negeri 1 Tegal (1976-1979). Lewat program penelusuran bakat (PMDK) Budi meneruskan kuliah di Institut Pertanian Bogor (1979-1983) mengambil Jurusan Teknik pertanian, Fakultas Teknologi pertanian. Selepas program S-1 kemudian ia mendapat beasiswa mengikuti Modul Dasar Manajemen Terpadu Institut Manajemen Prasetiya Mulya (IMPM, 1984). Selepas kuliah singkat di IMPM, ia bekerja di anak perusahaan Kalbe Farma Grup (1984-1994), kemudian sambil kuliah S2 di Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jurusan Bisnis Internasional (1993-1995), Budi berkarir di Kompas Gramedia (1994-2012), Aditya Sarana Graha Grup dan Asuransi Harta Aman Pratama, mulai dari jenjang staf, manajer, staf ahli, direktur, direktur utama, CEO, sampai Komisaris.


Jejak Langkah Organisasi


Sejak remaja pria yang juga dikenal dengan nama Tan Tjin Beng atau Chen Qing Ming ini senang berkumpul dan berorganisasi. Bersama 6 (enam) teman dekatnya sejak SMP, ia mendirikan grup pertemanan non formal SCAVLAT yang diambil dari huruf depan zodiac ke tujuh anggotanya. Meski tidak formal, organisasi non formal antar teman ini tetap langgeng sampai sekarang.


Semasa kuliah Budi dan tiga orang teman kuliahnya juga aktif mengelola buletin kelas yang isinya gado-gado serius-santai yang diberi nama GALON (Gugus Aspirasi Ilmu dan Opini). Pengalaman ini ternyata ada manfaatnya ketika Budi kemudian bekerja setamat lulus kuliah dan sempat mengelola majalah ilmu pengetahuan "Aha AKUTAHU" dan majalah "Kedokteran Keluarga" sebagai Pemimpin Usaha, dan secara paralel juga ikut menyusun dan mengelola penerbitan Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) - 18 jilid - ensiklopedi umum pertama yang 100% isinya disusun oleh lebih dari 400 ilmuwan, cendekiawan dan penulis Indonesia. Dalam penyusunan ENI yang memakan waktu panjang 1988-1993 ini pria penggemar cerita silat Kho Ping Hoo, wayang dan Sam Kok ini terlibat sejak awal, mulai sebagai Kontributor, Business Manager, Pemimpin Rubrik, Pemimpin Usaha Proyek ENI sampai menjadi Direktur Utama. Pada kurun waktu 1990-1992, secara paralel Budi juga menjadi Pemimpin Redaksi Ensiklopedi Anak Nasional (EAN) 10 jilid.


Tahun 1993 lulusan Institut Pertanian Bogor ini mulai aktif dalam organisasi keagamaan "Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia" (MATAKIN). Awalnya ia dipercaya menjadi Ketua Bidang Pendidikan Pengurus Pusat MATAKIN (1993-1998), kemudian Sekretaris Umum Pengurus Pusat MATAKIN (1998-2002), Ketua Umum Pengurus Pusat MATAKIN selama 2 (dua) periode (2002-2006 dan 2006-2010), salah satu Anggota Presidium MATAKIN (2010-2014) dan Sekretaris Dewan Rohaniwan MATAKIN (2010-2014 dan 2014-2018). Pada Musyawarah Nasional MATAKIN 20-22 Desember 2018, ada 5 (Lima) keputusan : (1) Penggabungan organ Dewan Rohaniwan dan Pengurus Pusat yang sebelumnya merupakan organ terpisah dan berbeda fokus kerjanya menjadi satu kesatuan organ Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat, (2) Menetapkan 9 (sembilan) anggota Dewan Rohaniwan : Xs. Djaengrana Ongawijaya, Ws. Budi S. Tanuwibowo, Ws. Chandra Setiawan, Ws. Wawan Wiratma, Js. Sunarta Hidayat, Js. Sofyan Jimmy Yosadi, Js. Budi Suniarto, Dq. Darman Wijaya dan Dq. Dede Hasan Senjaya[3], (3) Mengangkat Ws. Budi S. Tanuwibowo dan Js. Budi Suniarto sebagai Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pengurus Pusat dan Ketua Harian Dewan Rohaniwan/Pengurus Harian MATAKIN masa bakti 2018-2022, serta (4) Menetapkan Hari Jadi MATAKIN dihitung sejak Kongres/Munas Jogjakarta, 12 April 1923, dan (5) Meningkatkan jenjang rohaniwan beberapa anggota Dewan Rohaniwan, antara lain penetapan Budi sebagai Xueshi.


Di bulan awal setelah KH Abdurrahman Wahid dilantik menjadi Presiden Indonesia ke empat, Budi bersama Ws. Bingky Irawan yang waktu itu sebagai Komisaris Daerah MATAKIN Jawa Timur menghadap Presiden dan memohon beliau berkenan merestui penyelenggaraan "Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek secara Nasional".[4] Gus dur yang sejak lama banyak membantu perjuangan umat Khonghucu mendapatkan kembali hak-hak sipilnya sebagai warga negara langsung menyetujui dan bahkan meminta diselenggarakan 2 (dua) kali. Budi kemudian menjadi Ketua Panitia Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek Nasional I di Jakarta pada tanggal 17 Februari 2000, Bingky menjadi Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Nasional I di Kota Surabaya yang berlangsung seminggu kemudian. Dengan didampingi Ibu Negara Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Presiden KH. Abdurrahman Wahid hadir dan memberi sambutan di Jakarta dan Surabaya. Pada saat itu, presiden KH. Abdurrahman Wahid menetapkan Hari Raya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Fakultatif dan kemudian Presiden Megawati Soekarnoputeri menetapkan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur Libur Nasional pada tahun 2003[5].


Tahun 2001, pria lulusan MMUI ini kembali menjadi Ketua Panitia Hari Raya Tahun Baru Imlek Nasional ke -2, yang kembali dihadiri Presiden KH. Abdurrahman Wahid, para pejabat tinggi negara, para menteri, duta-duta besar negara sahabat, serta tokoh masyarakat dan lintas agama.


Sekitar pertengahan 1994 suami dari Sherly Lesmana ini aktif terlibat dalam kegiatan seminar dan lokakarta penyembuhan prana, yang kemudian diikuti dengan pendirian Yayasan Prana Indonesia (YPI) pada 24 Oktober 1994 dan Budi dipercaya sebagai Sekretaris YPI, kemudian sebagai Pembina dan Ketua Umum sejak 2018. Sebelumnya pada tahun 1998 dan 2002 Budi menjadi Ketua Panitia The World Pranic Healer Conference II di Jakarta dan IV di Bali.


Tahun 2000, bersama tokoh lintas agama, antara lain : Djohan Effendi, Musdah Mulia, dan beberapa tokoh yang lain Budi ikut mendirikan "Indonesian Conference om Religion and Peace" dan kemudian menjadi Bendahara, Bendahara Umum, dan Pembina.


Merespon Bencana Nasional Tsunami Aceh 2004 yang amat dahsyat, pada Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2556/2005 yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Budi bersama-sama dengan 24 (duapuluh empat) Tokoh Masyarakat Tionghoa mendirikan PERMATA yang misinya membantu para korban bencana.


Pada Musyawarah I Perhimpunan INTI tahun 2005, Budi terpilih menjadi Sekretaris Jenderal INTI masa bakti 2005-2009 mendampingi Ketua Umum Rachman Hakim. Pada Munas INTI II dan III Budi kembali dipercaya menjabat untuk masa bakti 2009-2013 dan 2013-2017. Pada 2009 Budi menjadi Ketua Panitia Dasawarsa INTI yang ditandai pagelaran seni dan budaya di Istora Senayan Jakarta yang dihadiri 10.000 undangan, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono, sejumlah pejabat tinggi dan duta besar negara sahabat. Pada tahun 2017, Budi dipercaya menjadi salah satu Wakil Ketua Umum INTI, masa bakti 2017-2021 dalam jajaran kepengurusan yang dikomandani Ketua Umum Teddy Sugianto.


Tanggal 23 Desember 2010 berdirilah Kelenteng Kong Miao Taman Mini Indonesia Indah yang merupakan tempat ibadah umat agama Khonghucu[6], melengkapi tempat ibadah agama-agama yang banyak dipeluk rakyat Indonesia, mulai dari Masjid (Islam), Gereja (Kristen), Katedral (Katolik), Pura (Hindu) dan Vihara (Buddha). Sebagai salah satu pendiri Kelenteng Kong Miao TMII dan sekaligus Ketua Panitia Pembangunan Budi merasa lega bisa meneruskan perjuangan para seniornya yang lama memimpikan adanya Kelenteng di TMII sebagai simbolisasi keberadaan agama Khonghucu di Indonesia. Peresmian Kong Miao ditandai dengan penanaman dua pohon cemara oleh Presiden RI keenam, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono, sedang prasastinya ditandatangani Hj. Siti Hardijanti Rukmana sebagai Ketua Yayasan Harapan Kita. Sampai saat ini Kelenteng Kong Miao yang dikelola Badan Pengelola Kelenteng Kong Miao menjadi salah satu icon TMII yang penting dan banyak dikunjungi.


Pada awal pendirian Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) yang merupakan fusi beberapa perkumpulan Barongsai 2012, ayah dari Hayuningtyas ini menjadi Ketua Harian di bawah pimpinan Ketua Umum Dahlan Iskan. Sebelumnya Budi menjabat Ketua Harian Persatuan Seni dan Olahraga Barongsai Indonesia (PERSOBARIN), dibawah pimpinan Ketua Umum Kuncoro Wibowo.


Selain organisasi yang telah disebutkan di atas, Budi juga ikut serta dalam beberapa organisasi kemasyarakatan, sosial dan keagamaan yang lain, seperti MADIA (Masyarakat Dialog Antaragama) bersama Djohan Effendi, Amanda Suharnoko, dkk; salah satu pendiri dan pengurus BISMA (Badan Sosial Antaragama) bersama dr. Sulastomo, John Palinggi, dkk; IRC (Inter Religious Council) bersama Din Syamsuddin, Gomar Gultom, dkk, Ketua Kehormatan Senior PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), serta pernah pula memimpin Koperasi Media Asri selama dua periode di salah satu grup perusahaan.


Karya Tulis (Buku)


01. Ensiklopedi Nasional Indonesia, 18 jilid, sebagai salah satu Kontributor, Pemimpin Usaha/Proyek[7]

02. Ensiklopedi Anak Nasional, 10 jilid, sebagai Pemimpin Redaksi

03. Bertambah Bijak Setiap Hari (BBSH) : 8 x 3 = 23!

04. BBSH : 5 Matahari

05. BBSH : Tuhan Sudah Pindah Alamat?

06. Ada Tiada - Tiada Ada

07. Ketika Mentari Terbit di Barat

08. Mekar Layu Sama Cantiknya

09. Dalam Kesejukan Ramadan

10. Bulir-Bulir Kearifan

11. Pesan untuk Sahabat

12. Menanam Kearifan Menuai Kebahagiaan

13. 88 Narasi Kepemimpinan

14. Meditasi Kung

15. Berani tidak Populer

16. Perjalanan Menuju Jati Diri

17. Kearifan Sepotong Kerupuk

18. Indahnya Ramadan Indahnya Persahabatan

19. Mensyukuri Kebinekaan, Mengukuhkan Persatuan, Menegaskan Keindonesiaan

20. Ketika Tuhan Memberi Isyara

21. Renungan BeeSTe


Khusus Buku "8 x 3 = 23!" dan "5 Matahari" selain diberi testimoni oleh para tokoh masyarakat juga diberi pengantar tertulis oleh Presiden SBY. Selain ENI dan EAN, buku-buku lainnya merupakan karya utuh Budi - selain banyak artikel dan tulisan yang ditulis bersama para penulis lain. Di samping rutin menulis puisi setiap hari sejak 2009 dan menulis buku, sesekali pria asal Tegal ini menjadi pembicara seminar berbagai topik bahasan, menggubah lagu, baik yang berirama Mars untuk kepentingan organisasi, juga lagu-lagu bernuansa rohani, kebangsaan, dan cinta. Beberapa lagunya antara lain : Mars MATAKIN, Mars INTI, Mars YPI, Mars Gramedia, Mengayuh di Tengah Badai, Gemilang Kebajikan, Five Sun, Pancasila Jiwaku, Mari Membina Diri, Rintik-Rintik Hujan, dan lagu penyemangat di masa Covid -19 berjudul Ayo Berjuanglah.


Di waktu senggang Budi meluangkan waktu untuk berwisata, termasuk berburu makanan favorit dan batik.

  1. ^ "Ws Budi Santoso Tanuwibowo Terpilih Sebagai Ketum Matakin 2018-2022 Indomedia". indomedia.co. Diakses tanggal 2020-07-18. 
  2. ^ "PB PEXI Selenggarakan Kejuaraan Terbuka Xiangqi INTI Cup 2019". indopos.co.id. 0001-11-30. Diakses tanggal 2020-07-18. 
  3. ^ "Profil Anggota Dewan Rohaniwan Matakin 2018-2022". TribunManado Wiki. Diakses tanggal 2020-07-18. 
  4. ^ "Cerita Ketua Khonghucu Izin Gus Dur untuk Gelar Perayaan Imlek Pertama Kali". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-18. 
  5. ^ "Presiden Tetapkan Imlek Hari Nasional". perpustakaan.bappenas.go.id. Diakses tanggal 2020-07-18. 
  6. ^ "Klenteng Kong Miao :: Taman Mini Indonesia Indah". www.tamanmini.com. Diakses tanggal 2020-07-18. 
  7. ^ "Ensiklopedi Nasional Indonesia". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2020-03-23.