Kota Pangkalpinang

ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia
Revisi sejak 15 Agustus 2020 00.46 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (←Suntingan 182.0.139.19 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Gervant of Shiganshina)

Kota Pangkalpinang adalah salah satu kota di Indonesia yang merupakan bagian dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan sekaligus merupakan ibu kota Provinsi. Secara astronomis, Kota Pangkalpinang terletak antara 20,4’ sampai dengan 20,10’ Lintang Selatan dan antara 106,04’ sampai dengan 106,07’ Bujur Timur. Kota ini terletak di bagian timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang terbagi dalam 7 kecamatan dan memiliki 42 kelurahan.[1]

Kota Pangkalpinang
كوتا ڤڠكل ڤينڠ
Daerah tingkat II
Lambang resmi Kota Pangkalpinang كوتا ڤڠكل ڤينڠ
Motto: 
Rajin Pangkal Makmur
Peta
Peta
Kota Pangkalpinang كوتا ڤڠكل ڤينڠ di Sumatra
Kota Pangkalpinang كوتا ڤڠكل ڤينڠ
Kota Pangkalpinang
كوتا ڤڠكل ڤينڠ
Peta
Kota Pangkalpinang كوتا ڤڠكل ڤينڠ di Indonesia
Kota Pangkalpinang كوتا ڤڠكل ڤينڠ
Kota Pangkalpinang
كوتا ڤڠكل ڤينڠ
Kota Pangkalpinang
كوتا ڤڠكل ڤينڠ (Indonesia)
Koordinat: 2°06′S 106°06′E / 2.1°S 106.1°E / -2.1; 106.1
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
Tanggal berdiri17 September 1757; 267 tahun lalu (1757-09-17)
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 6 Tahun 1956
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 7
  • Kelurahan: 42
Pemerintahan
 • BupatiMaulan Aklil
 • Wakil BupatiMuhammad Sopian
Luas
 • Luas daratan105 km2 (41 sq mi)
Populasi
 • Total215.379
 • Kepadatan2.051,22/km2 (531,260/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 82,45%
Kristen 7,12%
- Protestan 3,87%
- Katolik 3,25%
Buddha 5,75%%
Konghucu 4,65%
Hindu 0,03%[1]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1971 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 717
Kode Kemendagri19.71 Edit nilai pada Wikidata
Situs webwww.pangkalpinangkota.go.id

Kota Pangkalpinang memiliki wilayah seluas 118,41 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan data Kemendagri sebanyak 209.383 jiwa (2018) dengan kepadatan 1.999 jiwa/km2. Saat ini dipimpin oleh Wali Kota Muhammad Irwansyah, yang sebelumnya dipimpin oleh Zulkarnain Karim yang menjabat untuk dua periode (2003-2013). Sungai Rangkui membelah kota yang memiliki julukan BERARTI (BERsih, Aman, Rapi, Tertib, Indah) ini. Kota ini berpusat di Jalan Merdeka sebagai titik nol kilometer kota.

Populasi Kota Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh etnis Melayu dan Tionghoa suku Hakka yang datang dari Guangzhou. Ditambah sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon.

Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT. Timah Tbk. juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung.

Demografi

Jumlah Penduduk

Inilah populasi kota Pangkalpinang dari 2010-2019

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
2010 175.819—    
2014 191.994+2.22%
2015 196.202+2.19%
2019 215.379+2.36%

Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Pangkal Pinang tahun 2020, persentase agama penduduk Kota Pangkalpinang adalah Islam 82.45%, Kristen 7.12% (Protestan 3.87% dan Katolik 3.25%), kemudian Budha 5.75%, Konghucu 4.65%, dan Hindu 0.03%.[1][2]

Agama di Kota Pangkal Pinang 2019
Agama Persen
Islam
  
82,45%
Buddha
  
5,75%
Konghucu
  
4,65%
Protestan
  
3,87%
Katolik
  
3,25%
Hindu
  
0,03%

Geografi

Topografi

Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada umumnya bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20–50 m dari permukaan laut dan kemiringan 0-25%. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung di mana bagian pusat kota berada didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit mengelompok di bagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m dpl dan Bukit Menara. Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada di Kelurahan Tua Tunu Indah Berdasarkan luas wilayah Kota Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan tanahnya; luas lahan kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562 Ha, lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan lahan kering yang dimanfaatkan untuk permukiman seluas 4.130 Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah berupa rawa-rawa, hutan negara dan lainnya.

Geologi

Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-rata di bawah 5 dengan jenis tanah podzolik merah kuning, regosol, gleisol dan organosol yang merupakan pelapukan dari batuan induk. Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa jenis tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi, tetapi masih memungkinkan untuk ditanami palawija. Pada daerah pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa Air Itam cukup potensial menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah ini; formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon, menyusul Slate berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit berumur setelah Trias Jura. Susunan batuan granit bervariasi dari granit sampai dioditik dengan inklusi mineral berwarna gelap yaitu Biotit dan adakalanya Amfibol Hijau.

Hidrologi

Di wilayah Kota Pangkalpinang terdapat beberapa sungai, pada umumnya sungai-sungai kecil yang ada di wilayah ini bermuara ke Sungai Rangkui. Di samping Sungai Rangkui terdapat juga Sungai Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang kemudian mengalir ke Sungai Baturusa dan berakhir di Laut Cina Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota, juga befungsi sebagai prasarana transportasi sungai dari pasar ke Sungai Baturusa dan terus ke laut. Anak Sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air kolong kacang Pedang ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an. Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace. Pada dasarnya wilayah kota Pangkalpinang kalau dilihat morfologinya berbentuk cekung di mana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang surut air laut melalui Sungai Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang. Adapun daerah yang tidak pernah tergenang terletak di sebelah Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah Timur yang berbatasan dengan Sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering tergenang oleh air pasang (rob), daerah yang tergenang tersebut terutama Kecamatan Rangkui, Pangkal Balam dan Taman Sari.

Iklim

Iklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type A dengan variasi hujan antara 56,2-337,9 mm per bulan selama tahun 2003, dengan jumlah hari hujan rata-rata 16 hari setaip bulannya. Bulan yang terkering adalah bulan Agustus. Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut, baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2003, misalnya bervariasi antara 23,3 - 32,4 derajat Celcius, sedangkan kelembabannya berkisar antara 76 - 88 persen. Angin bergerak setiap hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari Barat pada malam hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap bulannya yaitu 3 knot pada bulan Februari dan yang tertinggi terjadi tercatat pada bulan Juli, Agustus dan September, yaitu 5 knot.

Batas wilayah

Batas wilayah Kota Pangkalpinang antara lain;

Utara Pagarawan, Merawang, Bangka
Timur Laut Cina Selatan
Selatan Dul, Pangkalan Baru, Bangka Tengah
Barat Air Duren, Mendo Barat, Bangka

Sejarah

 
Lambang Pangkalpinang lama

Dalam rangka untuk mengontrol kaya tambang timah deposit di Timur Bangka, kolonial Belanda memindahkan ibu kota Belitung Bangka penduduk dari Muntok ke Pangkalpinang pada tahun 1913.

Kota Pangkalpinang berkembang dari status sebagai kota kecil pada tahun 1956, kotapraja, kotamadya, hingga menjadi kotamadya daerah tingkat II Pangkalpinang.[3]

Kota kecil

Lahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil adalah pada tahun 1956 berdasarkan UU Darurat No. 6 Tahun 1956 yang meliputi dua gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan gemeentee Gabek dengan luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai ibu kotanya. Sebagai pejabat Wali Kota yang pertama adalah R. Supardi Suwardjo (alm), Patih di Kantor Residen Bangka Belitung. Pada tanggal 20 November 1956 kedudukanya diganti oleh Achmad Basirun (alm) sebagai penjabat wali kota dan kemudian diganti oleh Rd. Abdulah (alm) pada tanggal 15 Desember 1956.

Kotapraja

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1959 status kota kecil ditingkatkan menjadi Kotapraja pada tanggal 24 Juli 1958. Rd. Abdulah diganti oleh R. Hundani (alm) yang terpilih sebagai Wali Kota hasil pemilu yang pertama tahun 1955 (wali kota ke-44). Kemudian dengan surat keputusan Presiden RI No. 558/M, pada tanggal 1 Oktober 1960 ditunjuk M. Saleh Zainuddin sebagai Wali Kota (Kepala Daerah Kotapraja) Pangkalpinang.

Kotamadya

Berdasarkan UU No. 18 Tahun 1965 status Kotapraja diubah menjadi Kotamdya. dengan keputusan Presiden RI tanggal 21 Februari 1967 No. UP/10/I/M-220, M. Saleh Zainudin diganti oleh Drs. Rustam Effendi (alm) sebagai wali kota dengan 5 (lima) orang anggota Badan Pemerintahan Harian sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahan.

Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkalpinang

Dengan berlakunya UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, status Kotamadya menjadi Kotamadya daerah Tingkat II Pangkalpinang yang dilengkapi dengan 20 orang anggota DPRD, sebagai wali kotanya Kepala Daerah adalah sebagai berikut:

  1. Roesli Romli (1973-1978)
  2. H.M. Arub, SH (1978-1983)
  3. H.M. Arub, SH (1983-1988)
  4. Drs. H. Rosman Djohan (1989-1993)
  5. Drs. H. Sofyan Rebuin (1993-1998)

Pada masa jabatan Bapak H.M. Arub, SH yakni dengan PP No. 12 Tahun 1984 wilayah Kotamadya Pangkalpinang dimekarkan dari 31,7 km2 menjadi 89,4 KM2 dan dengan pemekaran itu meliputi tiga desa dari Kabupaten Bangka, yakni Desa Air Itam, Tua Tunu dan Bacang sehingga dari 4 Kecamatan terdapat 55 Kelurahan dan 3 Desa.

Pemerintahan

Daftar Wali Kota

Berikut adalah Daftar Wali Kota Pangkal Pinang dari masa ke masa.

No Wali Kota Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
R. Supardi Suwardjo 14 November 1956 20 November 1956
Achmad Basirun 20 November 1956 15 Desember 1956
1 Rd. Abdulah 15 Desember 1956 24 Juli 1958 1
2 R. Hundani 24 Juli 1958 1 Oktober 1960 2
3 M. Saleh Zainuddin 1 Oktober 1960 21 Februari 1967 3
4 Rustam Effendi 21 Februari 1967 1973 4
5 Roesli Romli 1973 1978 5
6 Mohammad Arub 1978 1988 6
7
7 Rosman Djohan 1988 1993 8
8 Sofyan Rebuin 1993 2003 9
10
9   Zulkarnain Karim 2003 2013 11 Triatmadja[4]
12 Malikul Amdjad[5]
10   Muhammad Irwansyah 13 November 2013 9 Februari 2018 13 Muhammad Sopian
Asyraf Suryadin (Plt.) 15 Februari 2018 23 Juni 2018 14 [6]
11   Muhammad Sopian 16 Oktober 2018 14 November 2018 15 [7]
12   Maulan Aklil 15 November 2018 15 November 2023 16 Muhammad Sopian [8][9]

Pada tanggal 7 Mei 1999, dikeluarkan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil dan Otonomi Luas pada Kabupaten/Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang menjadi Dareah Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif sejumlah 25 orang yang terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah dipimpin oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota sebagai jabatahn Politis, sedangkan Sekretaris Daerah adalah pimpinan Aministratif/Birokrasi. Dengan Undang-Undang ini berbagai instansi vertika/departemen/LPND sejak 1 Januari 2001 menjadi perangkat daerah otonom, sedangkan 3 desa yang dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua Tunu dan Bacang menjadi Kelurahan.

Yang menjabat sebagai Wali Kota pada masa Pemerintahan ini adalah:

Dewan Perwakilan

Kecamatan

Kota Pangkalpinang terdiri atas 7 kecamatan:

  • Bukit Intan
  • Gerunggang
  • Pangkal Balam
  • Gabek
  • Rangkui
  • Taman Sari
  • Girimaya

Pariwisata

Pangkalpinang memiliki 23+ 4 pada tahun 2011 hotel terdiri dari 5 hotel berbintang dan 18 hotel melati. Jumlah kamar sebanyak 445 buah dan jumlah tempat tidur sebanyak 757 buah. Sedangkan jumlah restoran sebanyak 5 buah.

Tempat Wisata

Beberapa objek wisata yang ada di Pangkalpinang:

  1. Taman Sari
  2. Taman Merdeka
  3. Museum Timah
  4. Masjid Jami'
  5. Gereja Maranatha
  6. Gereja Katedral Pangkalpinang
  7. Vihara Citra Maitreya
  8. Klenteng Konghucu
  9. Pantai Pasir Padi
  10. Pantai Sampur
  11. Pantai telapak kaki dewa
  12. Pantai batu belubang
  13. Lapangan Golf Girimaya
  14. Chinatown
  15. Makam Belanda (Keerkhof)

Hotel

  • Menumbing Heritage Hotel
  • Novotel
  • Santika
  • Aston
  • Bumi Asih
  • Padjadjaran Suites (konstruksi 5 Juli 2014)

Transportasi

Udara

Bandar Udara Depati Amir melayani penerbangan 13 kali sehari dari/ke Jakarta yang dilayani oleh Sriwijaya Air 6x, Lion Air 4x,Garuda Indonesia 2x. Sedangkan penerbangan dari/ke Palembang sebanyak 1 kali setiap hari yang dilayani oleh Sriwijaya air. Serta Rute Batam - Pangkalpinang- Tanjung Pandan dilayani oleh 2 maskapai yaitu Sky Aviation dan Wings Air.

Laut

Pelabuhan Pangkalbalam melayani angkutan barang seperti ekspor/impor dan perdagangan antar pulau dan angkutan penumpang dengan tujuan Jakarta melalui Kapal Ferry/Roro dan tujuan Tanjungpandan melalui Jet Foil/Kapal Cepat setiap hari. Pelabuhan Muntok melayani kapal cepat dengan tujuan Palembang. Sedangkan pelabuhan Belinyu hanya disinggahi oleh kapal-kapal Pelni. Masih ada lagi pelabuhan di bagian selatan pulau Bangka, yaitu Sadai yang melayani kapal fery dari Pelabuhan Cigading, Banten.

Darat

Pangkalpinang memiliki 4 terminal dalam kota yang menghubungkan rute kecamatan di seluruh Pulau Bangka, sedangkan untuk dalam kota dilayani 5 trayek Angkutan Kota dengan waktu operasinya dari pukul 06.00 s/d 18.00 WIB. Informasi jalur angkutan kota Pangkalpinang:

  1. Angkot berwarna kuning untuk rute dari pasar ke Girimaya.
  2. Angkot berwarna merah untuk rute dari pasar ke Pangkalbalam.
  3. Angkot berwarna biru muda untuk rute dari pasar ke Selindung.
  4. Angkot berwarna hijau untuk rute dari pasar ke Jalan Mentok.
  5. Angkot berwarna hitam untuk rute dari pasar ke Sampur.
  6. Angkot berwarna putih untuk rute dari pasar ke Jalan Sungai Selan.

Pendidikan

Pendidikan dasar dan menengah

Pembangunan sarana pendidikan di Kota Pangkalpinang cenderung stagnasi setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah SD sederajat mencapai 86 buah (68 SD/SDLB Negeri, 12 SD/SDLB swasta dan 6 Madrasah Ibtidaiyah). Jumlah SMTP sederajat 24 buah (10 SMP Negeri, 11 SMP Swasta dan 3 MTs) dan jumlah SMTA sebanyak 25 buah (12 SMU, 10 SMK dan 3 Madrasah Aliyah) serta terdapat juga lembaga pendidikan pra sekolah sebanyak 38 buah (31 Taman Kanak-kanak dan 7 Rhoudatul Atfal). Pada tahun 2004 jumlah murid SD sederajat 17.792 orang, murid SMTP 8.800 orang dan murid SMTA 11.114 orang. Pada tahun 2005 jumlah murid SD sederajat meningkat menjadi 18.192 orang (17.145 murid SD/SDLB dan 1.047 murid Madrasah Ibtidaiyah), sedangkan pada murid SMTP sederajat menurun menjadi 8.617 orang murid (7.824 murid SMP dan 793 murid MTs). Penurunan juga terjadi pada jumlah murid SMTA yaitu dari 11.114 orang menjadi 10.354 murid (5.154 murid SMU, 4.439 murid SMK dan 761 murid Madrasah Aliyah). Beberapa sekolah percontohan nasional di Pangkalpinang adalah SD Negeri 3, SD Negeri 10, SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1. Untuk anggaran pendidikan ini, Pemkot Pangkalpinang menganggarkan dalam APBD sebesar 21%.

Pendidikan tinggi

Hal lain yang cukup membanggakan dari dunia pendidikan adalah perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami peningkatan kuantitasnya. Pada tahun 2000 perguruan tinggi yang ada di Kota Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH PERTIBA yang telah berdiri pada tahun 1982, AKPER Pemkot Pangkalpinang, Sekretariat Universitas Terbuka (UT) yang telah hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti berdiri tahun 1999 dan STIE IBEK berdiri tahun 2000. Pada tahun 2001 telah dirintis untuk mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma Luhur. Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut memberikan arti bahwa masyarakat dalam memperoleh kesempatan pendidikan semakin besar dan hal ini menunjukan bahwa upaya untuk mengimbangi laju pertumbuhan peserta didik dari tahun ke tahun cukup mengembirakan. Pada tahun 2006 berdiri Universitas Bangka Belitung yang merupakan cikal bakal universitas negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk mengakomodir tersedianya tenaga kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang memprakarsai pendirian Akademi Kebidanan.

Media

Televisi

Pangkalpinang juga memiliki stasiun televisi lokal, seperti:

Referensi

Pranala luar