Biomolekul

senyawa organik sederhana pembentuk organisme hidup
Revisi sejak 8 Desember 2020 22.04 oleh RianHS (bicara | kontrib)

Biomolekul atau molekul biologis adalah istilah yang digunakan secara longgar untuk menyebut molekul di dalam tubuh organisme yang berperan penting dalam satu proses biologis tertentu atau lebih, seperti pembelahan sel, morfogenesis, atau perkembangan.[1] Biomolekul mencakup makromolekul besar (atau polianion) seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat, serta molekul kecil seperti metabolit primer, metabolit sekunder, dan produk alami. Nama yang lebih umum untuk kelompok ini adalah materi biologis. Biomolekul merupakan elemen penting bagi organisme hidup, yang sering kali bersifat endogen,[2] atau diproduksi di dalam organisme itu sendiri.[3] Namun, organisme biasanya membutuhkan biomolekul eksogen, misalnya nutrisi tertentu, untuk bertahan hidup.

Representasi dari struktur 3D mioglobin yang menunjukkan pilinan alfa, diwakili oleh pita. Protein ini merupakan protein pertama yang strukturnya diketahui melalui kristalografi sinar-X oleh Max Perutz dan Sir John Cowdery Kendrew pada tahun 1958, sehingga mereka menerima Hadiah Nobel dalam bidang Kimia.

Biologi dan cabang ilmunya, biokimia dan biologi molekuler, mempelajari biomolekul dan reaksinya. Sebagian besar biomolekul merupakan senyawa organik dan hanya empat unsuroksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen—yang menyusun 96% massa tubuh manusia. Namun, banyak elemen lain, seperti berbagai biometal, ditemukan dalam jumlah kecil.

Keseragaman dari jenis-jenis biomolekul dan lintasan metabolisme merupakan ciri yang tidak berubah di antara keanekaragaman bentuk kehidupan; dengan demikian, biomolekul dan lintasan metabolisme ini disebut sebagai "universal biokimia"[4] atau "teori kesatuan material makhluk hidup", sebuah konsep pemersatu dalam biologi, bersama dengan teori sel dan teori evolusi.[5]

Jenis

Ada berbagai macam biomolekul, yang meliputi molekul kecil: lipid, asam lemak, glikolipid, sterol, monosakarida, vitamin, hormon, neurotransmiter, dan metabolit; serta monomer, oligomer, dan polimer seperti tabel di bawah ini.

Biomonomer Bio-oligo Biopolimer Proses polimerisasi Nama ikatan kovalen di antara monomer
Asam amino Oligopeptida Polipeptida, protein (hemoglobin...) Polikondensasi Ikatan peptida
Monosakarida Oligosakarida Polisakarida (selulosa...) Polikondensasi Ikatan glikosidik
Isoprena Terpena Politerpena: karet alami cis-1,4-poliisoprena dan getah perca trans-1,4-poliisoprena Poliadisi
Nukleotida Oligonukleotida Polinukleotida, asam nukleat (DNA, RNA) Ikatan fosfodiester

Fungsi

Biomolekul mempunyai fungsi tertentu dalam sel, misalnya:

  • protein sebagai enzim, alat transpor, antibodi, hormon dan pembentuk membran;
  • karbohidrat sebagai sumber energi, komponen pembentuk membran dan dinding sel;
  • lipid sebagai sumber energi, hormon, dan pembentuk sel;
  • asam nukleat sebagai faktor genetika, koenzim, pembawa energi, dan pengatur biosintesis protein.

Referensi

  1. ^ Bunge, M. (1979). Treatise on Basic Philosophy, vol. 4. Ontology II: A World of Systems, p. 61-2. link.
  2. ^ Voon, C. H.; Sam, S. T. (2019). "2.1 Biosensors". Nanobiosensors for Biomolecular Targeting (dalam bahasa Inggris). Elsevier. ISBN 978-0-12-813900-4. 
  3. ^ endogeny. (2011) Segen's Medical Dictionary. The Free Dictionary by Farlex. Farlex, Inc. Accessed June 27, 2019.
  4. ^ Green, D. E.; Goldberger, R. (1967). Molecular Insights into the Living Process. New York: Academic Press – via Google Books. 
  5. ^ Gayon, J. (1998). "La philosophie et la biologie". Dalam Mattéi, J. F. Encyclopédie philosophique universelle. vol. IV, Le Discours philosophique. Presses Universitaires de France. hlm. 2152–2171 – via Google Books.