Jusuf Kalla

Wakil Presiden Indonesia ke-10 (2004–2009) dan ke-12 (2014–2019)
Revisi sejak 25 Desember 2020 02.22 oleh Bdlayang (bicara | kontrib)

Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir 15 Mei 1942), sering ditulis sebagai Jusuf Kalla atau JK adalah pengusaha dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia (Wapres) ke-10 dan ke-12. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama yang menjabat 2 kali, ia menjadi Wapres dalam 2 masa jabatan yang tidak berturut-turut. Dalam masa jabatannya yang pertama, periode 2004-2009, ia merangkap sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya. JK menjadi calon presiden bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura.

Muhammad Jusuf Kalla
Foto resmi pertama Jusuf Kalla pada masa jabatan kedua sebagai Wapres, 2014.
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12
Masa jabatan
20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019
PresidenJoko Widodo
Sebelum
Pendahulu
Boediono
Pengganti
Ma'ruf Amin
Sebelum
Masa jabatan
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Hamzah Haz
Pengganti
Boediono
Sebelum
Ketua Umum Palang Merah Indonesia ke-12
Mulai menjabat
22 Desember 2009
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia ke-12
Masa jabatan
10 Agustus 2001 – 22 April 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ke-18
Masa jabatan
29 Oktober 1999 – 24 Agustus 2000
PresidenAbdurahman Wahid
Ketua Umum Partai Golkar ke-8
Masa jabatan
9 Oktober 2004 – 9 Oktober 2009
Informasi pribadi
Lahir15 Mei 1942 (umur 82)
Jepang Watampone, Sulawesi Selatan, Masa Pendudukan Jepang
Kebangsaan Indonesia
Partai politikBerkas:GOLKAR logo.png Partai Golongan Karya
Suami/istriMufidah Miad Saad
Anak
ProfesiPengusaha
Tanda tangan
Situs webwww.wapresri.go.id
X: Pak_JK Instagram: jusufkalla Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pada 19 Mei 2014, JK secara resmi dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo dalam deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, di Gedung Joang '45, Jakarta Pusat. Pasangan ini diusung oleh lima partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, dan PKPI.[2][3]

Kehidupan awal

 
Perangko Wakil Presiden Jusuf Kalla, 2004
 
Foto resmi sebagai Wapres, 2004
 
Foto resmi sebagai Wapres (2014) yang dirilis tahun 2016

Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group.[4] Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.

Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960–1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965–1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965–1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967–1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

Pengusaha

Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekadar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.

Karier Politik

 
Jusuf Kalla sebagai menteri di Kabinet Persatuan Nasional.

Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

 
Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya, 2004.

Ia menjabat sebagai ketua umum Golongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.

Melalui Munas Palang Merah Indonesia XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009–2014 dan terpilih untuk kedua kalinya pada Munas XX untuk periode 2014–2019[5]. Selain itu ia juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012–2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.

Kehidupan pribadi

 
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dan istri saat menghadiri G20 Argentina.

Jusuf Kalla menikah pada 27 Agustus 1967 dengan Hj. Mufidah Miad Saad, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sepuluh orang cucu.

Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar.[6]

Pendidikan

Menjelang Pemilu Presiden 2009

 
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, 2007.

Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi Pemilihan Umum.

Pemilihan Presiden 2014 dan Wakil Presiden Periode II

 
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya pada Sidang Umum PBB, pada tahun 2014 di New York, Amerika Serikat.
 
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat menyambut kunjungan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, 2018.

Jusuf Kalla digandeng calon presiden Joko Widodo dalam ajang Pemilihan Presiden 2014. Pasangan ini kemudian dalam pengundian mendapat nomor urut dua dan mempunyai tagline populer, "Salam Dua Jari". Oleh Komisi Pemilihan Umum, tanggal 22 Juli 2014 atau enam hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Jokowi-JK memenangkan pilpres namun ditolak oleh kubu Prabowo-Hatta yang kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Serangkaian sidang di MK ternyata menolak permohonan kubu Prabowo-Hatta dan secara hukum menguatkan legitimasi Jokowi-JK selaku presiden dan wapres terpilih periode 2014-2019. JK dilantik sebagai wapres pada 20 Oktober 2014. Seiring dengan pelantikannya tersebut, ia adalah wakil presiden pertama yang terpilih untuk dua kali masa jabatan melalui pemilihan umum. Masa jabatan pertama dilaluinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009.

Riwayat Karier Politik

Riwayat Organisasi

  • Ketua Umum Palang Merah Indonesia (2009–)
  • Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (2010–2014)
  • Mustasyar (Dewan Penasehat) Nahdlatul Ulama
  • Ketua Centrist Asia Pasific Democrat Internatiotional (2010–2012)[8]
  • Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia (1997–2002)
  • Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (1992–)
  • Wakil Ketua ISEI Pusat (1987–2000)
  • Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan (1985–1997)
  • Ketua Umum ISEI Sulawesi Selatan (1985–1995)

Riwayat Pekerjaan

  • Direktur Utama Grup Usaha PT. Hadji Kalla (1968–2001)
  • Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama (1988–2001)
  • Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama (1988–2001)
  • Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International Organisasi (1995–2001)
  • Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa (1993–2001)
  • Direktur Utama PT. Bumi Karsa (1969–2001)

Penghargaan

  • Doktor Honoris Causa bidang entrepreneur dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung pada 17 Maret 2011[9]
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar
  • Doktor HC bidang perdamaian dari Universitas Syiah Kuala Aceh pada 12 September 2011
  • Doktor HC bidang pemikiran ekonomi dan bisnis dari Universitas Brawijaya Malang pada 8 Oktober 2011
  • Doktor HC bidang kepemimpinan dari Universitas Indonesia pada 9 Februari 2013
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Andalas, Padang Bidang Hukum dan Pemerintahan Daerah pada tanggal 5 September 2016[10]
  • Penghargaan Budi (Budaya Akademik Islami) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang
  • Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011
  • Penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera[11]

Dalam budaya populer

Referensi

  1. ^ "Jusuf Kalla". LHKPN. 
  2. ^ Kompas: Jusuf Kalla Siap Mendampingi Jokowi
  3. ^ Kompas: Cawapres Saya Jusuf Kalla
  4. ^ Tokoh Indonesia: Biografi Jusuf Kalla
  5. ^ JK Terpilih Lagi Jadi Ketum PMI
  6. ^ Harian Surya edisi Minggu, 11 September 2011. Kallanomics Antar JK Raih Gelar Doktor HC.
  7. ^ "Riwayat Hidup Jusuf Kalla" (PDF). Komisi Pemilihan Umum (KPU). 17 Mei 2014. Diakses tanggal 17 Januari 2015. 
  8. ^ "Officer Organizational Structure of Centrist Asia Pasific Democrat Internatiotional". Diakses tanggal January 17, 2015. 
  9. ^ JK Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UPI Bandung Detik.com
  10. ^ "Jusuf Kalla Memperoleh Gelar Doktor Honoris Causa Ke-8". tempo.co. 2016-09-05. Diakses tanggal 2017-05-12. 
  11. ^ "Wakil Presiden Indonesia". Portal Nasional Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Januari 2015. 

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Boediono
Wakil Presiden Indonesia
2014–2019
Diteruskan oleh:
Ma'ruf Amin
Didahului oleh:
Hamzah Haz
Wakil Presiden Indonesia
2004–2009
Diteruskan oleh:
Boediono
Jabatan lowong
Terakhir dijabat oleh
Basri Hasanuddin
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Republik Indonesia

2001–2004
Diteruskan oleh:
Abdul Malik Fadjar
sebagai ad-interim
Didahului oleh:
Rahardi Ramelan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
1999–2000
Diteruskan oleh:
Luhut Binsar Panjaitan
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Akbar Tandjung
Ketua Umum Partai Golkar
2004–2009
Diteruskan oleh:
Aburizal Bakrie
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Rahardi Ramelan
Kepala Bulog
1999–2000
Diteruskan oleh:
Rizal Ramli
Jabatan lain
Didahului oleh:
Mar'ie Muhammad
Ketua Umum Palang Merah Indonesia
2009–sekarang
Petahana