Kota Manado
Kota Manado atau Menado adalah ibu kota dari provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota Manado memiliki 11 kecamatan serta 87 kelurahan dan desa. Manado terletak di Teluk Manado, dan dikelilingi oleh daerah pegunungan serta pesisir pantainya merupakan tanah reklamasi yang dijadikan kawasan perbelanjaan, Kota ini memiliki 408.354 penduduk pada Sensus 2010, sehingga menjadikannya kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Kota Makassar. Jumlah penduduk di Manado diperkirakan (berdasarkan Januari 2014) adalah 430.790 jiwa[5] dan bertambah menjadi 475.557 jiwa pada tahun 2020, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020, dengan kepadatan 2.926 jiwa/km2.[2][3]
Kota Manado | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Julukan: Kota 1001 Gereja | ||||||||
Motto: "Si Tou Timou Tumou Tou" (Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain) | ||||||||
Koordinat: 1°29′35″N 124°50′29″E / 1.49306°N 124.84139°E | ||||||||
Negara | Indonesia | |||||||
Provinsi | Sulawesi Utara | |||||||
Tanggal berdiri | 4 Juli 1995 | |||||||
Dasar hukum | UU Nomor 29 Tahun 1959[1] | |||||||
Hari jadi | 14 Juli 1623 | |||||||
Jumlah satuan pemerintahan | ||||||||
Pemerintahan | ||||||||
• Bupati | Andrei Angouw | |||||||
Luas | ||||||||
• Total | 162,53 km2 (62,75 sq mi) | |||||||
Populasi | ||||||||
• Total | 475.557 | |||||||
• Kepadatan | 2.926/km2 (7,580/sq mi) | |||||||
Demografi | ||||||||
• Agama | Kristen 68,27% - Protestan 63,06% - Katolik 5,21% Islam 30,84% Buddha 0,65% Hindu 0,18% Konghucu 0,06%[2] | |||||||
• Bahasa | Manado, Indonesia | |||||||
• IPM | 78,93 (2020) 79,12 (2019) ( Tinggi )[4] | |||||||
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) | |||||||
Kode BPS | ||||||||
Kode area telepon | +62 431 | |||||||
Kode Kemendagri | 71.71 | |||||||
Kode SNI 7657:2023 | MND | |||||||
DAU | Rp 782.516.207.000,- (2020) | |||||||
Flora resmi | Longusei | |||||||
Fauna resmi | Babirusa | |||||||
Situs web | www |
Etimologi
Kata Manado sendiri disebutkan dengan berbagai nama. Penamaan Manado merujuk pada kemiripan nama seperti “manadu”, maupun dalam tulisan atau kata yang berbeda dengan satu lokasi atau tempat yang sama, atau dalam makna yang sama. Nama ''manadu'' sebagai informasi awal Kota Manado sebagai suatu lokasi, ditemukan dalam tulisan Valentijn (1724) yang tertera dalam peta laut yang dibuat Nicolaus Desliens tahun 1541 dan peta laut yang dibuat oleh Laco tahun 1590. Tulisan Valentijn menjelaskan kata “manadu” sebagai suatu lokasi dengan pulau karang di lepas pantai yang berada di depan kota Manado. Sejak tahu 1862, pulau karang yang dimaksud disebut dengan nama Pulau Manado Tua. Istilah “manadu” ini diperoleh dalam lafal dan sebutan orang Eropa terhadap pulau karang berkaitan dengan bahasa Tombulu, yakni dengan kata “mana-undou”. Kata ini berarti orang yang datang dari jauh atau orang dari kejauhan atau di kejauhan.[6]
Sejarah
Asal mula Kota Manado menurut legenda dulu berasal dari “Wanua Wenang” sebutan penduduk asli Minahasa . Wanua Wenang telah ada sekitar abad XIII dan didirikan oleh Ruru Ares yang bergelar Dotulolong Lasut yang saat itu menjabat sebagai Kepala Walak Ares,dikenal sebagai Tokoh pendiri Wanua Wenang yang menetap bersama keturunannya.
Versi lain mengatakan bahwa Kota Manado merupakan pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon.Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-16. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" daratan mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado sendiri merupakan nama pulau disebelah pulau Bunaken, kata ini berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.
Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Dengan besluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Wali kota (Burgemeester). Pada tahun 1951, Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965, Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.
Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623, merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, di mana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan dan tahun 1623 yang diambil dari unsur historis yaitu tahun di mana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989, Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.
Geografi
Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU. Iklim di kota ini adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 24° - 27 °C. Curah hujan rata-rata 3.187 mm/tahun dengan iklim terkering di sekitar bulan Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas penyinaran matahari rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %.
Luas wilayah daratan adalah 15.726 hektare. Manado juga merupakan kota pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Kota ini juga dikelilingi oleh perbukitan dan barisan pegunungan. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah pantai. Interval ketinggian dataran antara 0-40% dengan puncak tertinggi di gunung Tumpa.
Wilayah perairan Kota Manado meliputi pulau Bunaken, pulau Siladen dan pulau Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki topografi yang bergelombang dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan pulau Manado Tua adalah pulau gunung dengan ketinggian ± 750 meter.
Sementara itu perairan teluk Manado memiliki kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai sampai 2.000 meter pada garis batas pertemuan pesisir dasar lereng benua. Kedalaman ini menjadi semacam penghalang sehingga sampai saat ini intensitas kerusakan Taman Nasional Bunaken relatif rendah.
Jarak dari Manado ke Tondano adalah 28 km, ke Bitung 45 km dan ke Amurang 58 km.
Data iklim Manado, Sulawesi Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 35 (95) |
37 (99) |
38 (100) |
38 (100) |
39 (102) |
42 (108) |
42 (108) |
45 (113) |
40 (104) |
39 (102) |
38 (100) |
38 (100) |
45 (113) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.4 (86.7) |
30.4 (86.7) |
30.9 (87.6) |
30.9 (87.6) |
30.9 (87.6) |
31 (88) |
31.2 (88.2) |
31.6 (88.9) |
31.8 (89.2) |
31.7 (89.1) |
30.7 (87.3) |
30 (86) |
30.96 (87.74) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.5 (81.5) |
27.5 (81.5) |
27.9 (82.2) |
27.6 (81.7) |
27.9 (82.2) |
27.8 (82) |
27.6 (81.7) |
28 (82) |
27.9 (82.2) |
27.9 (82.2) |
27.6 (81.7) |
27.4 (81.3) |
27.72 (81.85) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 24.4 (75.9) |
24.4 (75.9) |
24.6 (76.3) |
24.5 (76.1) |
24.9 (76.8) |
24.7 (76.5) |
24.3 (75.7) |
24.4 (75.9) |
24.1 (75.4) |
24.2 (75.6) |
24.6 (76.3) |
24.8 (76.6) |
24.49 (76.08) |
Rekor terendah °C (°F) | 18 (64) |
18 (64) |
18 (64) |
18 (64) |
17 (63) |
17 (63) |
17 (63) |
18 (64) |
18 (64) |
17 (63) |
17 (63) |
17 (63) |
17 (63) |
Presipitasi mm (inci) | 364 (14.33) |
296 (11.65) |
242 (9.53) |
208 (8.19) |
196 (7.72) |
193 (7.6) |
140 (5.51) |
94 (3.7) |
102 (4.02) |
165 (6.5) |
246 (9.69) |
298 (11.73) |
2.544 (100,17) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 15 | 13 | 12 | 12 | 12 | 9 | 6 | 7 | 10 | 14 | 16 | 143 |
% kelembapan | 86 | 85 | 84 | 83 | 82 | 80 | 77 | 72 | 74 | 77 | 81 | 84 | 80.4 |
Rata-rata sinar matahari harian | 4 | 5 | 6 | 7 | 6 | 5 | 6 | 7 | 7 | 6 | 6 | 5 | 5.8 |
Sumber #1: Climate-Data.org (ketinggian: 12 mdpl)[7], Weather2Travel (untuk durasi penyinaran matahari)[8], dan BMKG (untuk curah hujan & hari hujan)[9] | |||||||||||||
Sumber #2: Voodoo Skies (untuk suhu rekor)[10], World Climates[11], dan Weatherbase[12] |
Batas Wilayah
Batas wilayah Kota Manado adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Minahasa Utara dan Selat Mantehage |
Timur | Kabupaten Minahasa |
Selatan | Kabupaten Minahasa |
Barat | Teluk Manado |
Pemerintahan
Daftar Wali Kota
Berikut adalah daftar Wali Kota Manado[13] secara definitif sejak tahun 1928 di masa Hindia Belanda hingga saat ini di bawah Pemerintah Republik Indonesia. <onlyinclude>
Burgemeester van Manado | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nomor urut | Wali Kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Ds. Frederik Hendrik van de Wetering |
Non Partai | 1928 | 1933 | 4–5 tahun | 1 (1928) |
Tidak diketahui | [ket. 1] | ||
2 | H. F. Brune (1894–1974) |
Non Partai | 1933 | 1936 | 2–3 tahun | 2 (1933) |
A. B. Andu | |||
3 | Dirk Kapteijn (1894–1945) |
Non Partai | 27 Agustus 1936 | 1940 | 3–4 tahun | 3 (1936) |
W. M. J. van de Poel (1940–1941) |
[14] | ||
4 | H. Dallinga | Non Partai | 1941 | 1942 | 0–1 tahun | 4 (1941) |
||||
マナド市長 | ||||||||||
Nomor urut | Wali Kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Minori Yanai | Non Partai | 1942 | 1943 | 0–1 tahun | 5 | Tidak ada | [ket. 2] | ||
2 | Suzuki | Non Partai | 1943 | 1944 | 0–1 tahun | 6 | Tidak ada | |||
3 | K. Ishida | Non Partai | 1944 | 1945 | 0–1 tahun | 7 | Tidak ada | [ket. 3] | ||
4 | Albertus B. Waworuntu | Non Partai | 1945 | 1945 | 0 tahun | 8 | Tidak ada | [ket. 4] | ||
Wali Kota Manado | ||||||||||
Nomor urut | Wali Kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
1 | Bernard Wilhelm Lapian (1892–1977) |
Non Partai | 1945 | 1947 | 1–2 tahun | 9 | Tidak diketahui | [ket. 5] | ||
2 | Evert Rynhart Samuel Warouw | Non Partai | November 1947 | 30 September 1950 | 2–3 tahun | 10 | Tidak diketahui | [ket. 6] | ||
3 | Augustine Magdalena Waworuntu (1899–1987) |
Non Partai | 30 September 1950 | 29 Maret 1951 | 180 hari | 11 | Tidak diketahui | |||
4 | Hendrik Reingardt Ticoalu (1916–1974) |
Non Partai | 29 Maret 1951 | 1 Maret 1952 | 338 hari | 12 | Tidak diketahui | [ket. 7] | ||
5 | Benjamin J. Lapian | Non Partai | 1 Maret 1952 | 1 September 1953 | 1 tahun, 184 hari | 13 | Tidak diketahui | |||
6 | Jurian Tilu Parera | Non Partai | 1 September 1953 | 1 Mei 1955 | 1 tahun, 242 hari | 14 | Tidak diketahui | [ket. 8] | ||
7 | Jakin Intan Permata | Non Partai | 1 Mei 1955 | 23 September 1958 | 3 tahun, 145 hari | 15 | Tidak diketahui | [ket. 9] | ||
8 | Jan Piet Mongula | Non Partai | 23 September 1958 | 1 Maret 1960 | 1 tahun, 160 hari | 16 | Tidak diketahui | |||
9 | Fransiscus Walandouw | Non Partai | 1 Maret 1960 | 15 Juni 1965 | 5 tahun, 106 hari | 17 (1960) |
Tidak diketahui | [ket. 10] | ||
10 | Soepani | Non Partai | 15 Juni 1965 | 20 Oktober 1966 | 1 tahun, 127 hari | 18 (1965) |
Tidak diketahui | |||
11 | Rauf Mo'o | ABRI–Angkatan Darat | 20 Oktober 1966 | 12 Maret 1971 | 4 tahun, 143 hari | 19 (1966) |
Tidak diketahui | |||
12 | Johnny Henri Pussung | ABRI–Angkatan Darat | 19 April 1971 | 21 Januari 1975 | 3 tahun, 277 hari | 20 (1971) |
Tidak diketahui | |||
13 | Adolf Albert Pelealu |
Non Partai | 23 Agustus 1975 | 23 Agustus 1985 | 10 tahun, 0 hari | 21 (1975) |
Tidak diketahui | |||
22 (1980) |
||||||||||
14 | Najoan Habel Eman |
Non Partai | 23 Agustus 1985 | 23 Agustus 1995 | 10 tahun, 0 hari | 23 (1985) |
Tidak diketahui | |||
24 (1990) |
||||||||||
15 | Lucky Harry Korah (lahir 1952) |
Non Partai | 23 Agustus 1995 | 23 Agustus 2000 | 5 tahun, 0 hari | 25 (1995) |
Tidak diketahui | |||
16 | Wempie Frederik | Non Partai | 23 Agustus 2000 | 23 Agustus 2005 | 5 tahun, 0 hari | 26 (2000) |
Teddy Kumaat | |||
17 | Jimmy Rimba Rogi (lahir 1954) |
Golkar | 23 Agustus 2005 | 22 April 2008 | 2 tahun, 243 hari | 27 (2005) |
Abdi Buchari | |||
18 | Vicky Lumentut (lahir 1959) |
Demokrat | 8 Desember 2010 | 8 Desember 2015 | 5 tahun, 0 hari | 28 (2010) |
Harley Mangindaan | |||
NasDem | 9 Mei 2016 | 9 Mei 2021 | 5 tahun, 0 hari | 29 (2015) |
Mor Dominus Bastiaan | |||||
19 | Andrei Angouw (lahir 1971) |
PDI-P | 10 Mei 2021 | Petahana | 3 tahun, 209 hari | 30 (2020) |
Richard Sualang | [15] |
Catatan:
- ^ Burgemeester pertama Manado
- ^ Sebagai Manado Shichō
- ^ Sebagai Kenkanrikan Manado
- ^ Sebagai Wali Kota Manado sebelum masa kemerdekaan
- ^ Wali Kota pada masa kemerdekaan
- ^ Burgemeester Manado pada zaman NICA
- ^ Wali Daerah Bagian Kota Manado
- ^ Wali Daerah Kota Manado
- ^ Wali Kotapraja Manado (1957-1958)
- ^ Wali Kotamadya KDH Tingkat II Manado
Dewan Perwakilan
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2019–2024[16] | 2024–2029 | ||||||||||||
PDI-P | 10 | 16 | |||||||||||
Gerindra | 4 | 6 | |||||||||||
Demokrat | 6 | 5 | |||||||||||
Golkar | 5 | 5 | |||||||||||
PKS | 2 | 2 | |||||||||||
NasDem | 5 | 2 | |||||||||||
Perindo | (baru) 2 | 2 | |||||||||||
PAN | 4 | 1 | |||||||||||
PSI | (baru) 1 | 1 | |||||||||||
Hanura | 1 | ||||||||||||
Jumlah Anggota | 40 | 40 | |||||||||||
Jumlah Partai | 10 | 9 |
Kecamatan
Kota Manado memiliki 11 kecamatan dan 87 kelurahan (dari total 171 kecamatan, 332 kelurahan dan 1.507 desa di seluruh Sulawesi Utara). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 466.176 jiwa dengan luas wilayahnya 157,27 km² dan sebaran penduduk 2.964 jiwa/km².[17][18][19]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Manado, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
71.71.01 | Bunaken | 5 | |
71.71.10 | Bunaken Kepulauan | 4 | |
71.71.09 | Malalayang | 9 | |
71.71.08 | Mapanget | 10 | |
71.71.11 | Paal Dua | 7 | |
71.71.06 | Sario | 7 | |
71.71.03 | Singkil | 9 | |
71.71.05 | Tikala | 5 | |
71.71.02 | Tuminting | 10 | |
71.71.07 | Wanea | 9 | |
71.71.04 | Wenang | 12 | |
TOTAL | 87 |
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) nomor 4 tanggal 27 September 2000 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan di kota Manado dan PERDA nomor 5 tanggal 27 September 2000 tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan, wilayah kota Manado yang semula terdiri atas 5 kecamatan dengan 68 kelurahan/desa dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 87 kelurahan. Berdasarkan PERDA Kota Manado Nomor 2 Tahun 2012 kota Manado dimekarkan kembali menjadi 11 kecamatan dengan 87 kelurahan. Tabel di bawah ini adalah daftar kecamatan beserta luas dan jumlah kelurahannya, yaitu: [2] Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine.
No. | Kecamatan | Luas wilayah (km²) | Jumlah kelurahan |
1. | Bunaken | 36,19 | |
2. | Bunaken Kepulauan | 16,85 | |
3. | Malalayang | 17,12 | |
4. | Paal Dua | 8,02 | |
5. | Mapanget | 49,75 | |
6. | Sario | 1,75 | |
7. | Singkil | 4,68 | |
8. | Tikala | 7,10 | |
9. | Tuminting | 4,31 | |
10. | Wanea | 7,85 | |
11. | Wenang | 3,64 |
Penduduk
Suku bangsa
Saat ini penduduk kota Manado dominan berasal dari suku Minahasa (38,4%), karena wilayah Manado merupakan berada di tanah/daerah Minahasa. Penduduk asli Manado adalah sub suku Tombulu dilihat dari beberapa nama kelurahan di Manado yang berasal dari bahasa Tombulu, misalnya: Wenang (Pohon Wenang/Mahawenang - bahan pembuat kolintang), Tumumpa (turun), Mahakeret (Berteriak), Tikala Ares (Walak Ares Tombulu, di mana kata 'ares' berarti dihukum), Ranotana (Air Tanah), Winangun (Dibangun), Wawonasa (wawoinasa - di atas yang diasah), Pinaesaan (tempat persatuan), Pakowa (Pohon Pakewa), Teling (Bulu/bambu untuk dibuat peralatan), Titiwungen (yang digali), Tuminting (dari kata Ting-Ting: Lonceng, kata sisipan -um- berarti menunjukkan kata kerja, jadi Tuminting: Membunyikan Lonceng), Pondol (Ujung), Wanea (dari kata Wanua: artinya negeri), dll.; sedangkan daerah Malalayang adalah suku Bantik, suku bangsa lainnya yang ada di Manado saat ini yaitu suku Sangir (21,82%), suku Gorontalo (16,31%), suku Jawa (5,81%), suku Mongondow (1,77%) serta suku-suku lainnya seperti suku Arab, suku Babontehu, suku Talaud, suku Tionghoa, suku Siau dan kaum Borgo. Karena banyaknya komunitas peranakan arab, maka keberadaan Kampung Arab yang berada dalam radius dekat Pasar '45 masih bertahan sampai sekarang dan menjadi salah satu tujuan wisata agama. Selain itu terdapat pula penduduk suku Batak, suku Bugis, suku Minangkabau dan Suku Aceh
Agama
Agama yang dianut adalah Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, Buddha dan agama Konghucu. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020, jumlah persentasi penduduk yang beragama Kristen 68,27% dimana Protestan 63,06% dan Katolik 5,21%. Kemudian sebagian besar lain beragama Islam 30,84%, Budha 0,65%, Hindu 0,18% dan Konghucu 0,06%.[2] Meski begitu heterogennya, namun masyarakat Manado sangat menghargai sikap hidup toleran, rukun, terbuka dan dinamis. Karenanya kota Manado memiliki lingkungan sosial yang relatif kondusif dan dikenal sebagai salah satu kota yang relatif aman di Indonesia. Sewaktu Indonesia sedang rawan-rawannya disebabkan goncangan politik sekitar tahun 1999 dan berbagai kerusuhan melanda kota-kota di Indonesia. Kota Manado dapat dikatakan relatif aman. Hal itu tercermin dari semboyan masyarakat Manado yaitu Torang samua basudara yang artinya "Kita semua bersaudara".
Bahasa
Bahasa digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Manado dan wilayah sekitarnya disebut bahasa Manado (Bahasa Manado). Bahasa Manado menyerupai bahasa Indonesia tetapi dengan logat yang khas. Beberapa kata dalam dialek Manado berasal dari bahasa Belanda, bahasa Portugis dan bahasa asing lainnya. Bahasa ini serumpun dengan bahasa khas timur Indonesia lainya
Budaya dan Gaya Hidup
Musik tradisional dari Kota Manado dan sekitarnya dikenal dengan nama musik Kolintang. Alat musik Kolintang dibuat dari sejumlah kayu yang berbeda-beda panjangnya sehingga menghasilkan nada-nada yang berbeda. Biasanya untuk memainkan sebuah lagu dibutuhkan sejumlah alat musik kolintang untuk menghasilkan kombinasi suara yang bagus.
Secara umum kehidupan di Kota Manado sama dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Pusat kota terdapat di Jalan Sam Ratulangi yang banyak dibangun pusat-pusat pembelanjaan yang terletak di sepanjang jalur utara-selatan yang juga dikenal dengan tempat yang memiliki restoran-restoran terkenal di Manado. Akhir-akhir ini Manado terkenal dengan makin menjamurnya mal-mal dan restoran-restoran yang dibangun di sepanjang pantai yang memanfaatkan pemandangannya yang indah di saat menjelangnya matahari terbenam.
Kawanua
Masyarakat Manado juga disebut dengan istilah "warga Kawanua". Walaupun secara khusus Kawanua diartikan kepada suku Minahasa, tetapi secara umum penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa daerah Minahasa, "Kawanua" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau "wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "Kawanua" diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah permukiman. Sementara dalam bahasa Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa. Seiring perkembangan zaman kata "Kawanua" sendiri sering digunakan bagi para masyarakat Manado yang tinggal di luar Kota Manado atau tinggal jauh dari Kota Manado.
Kesehatan
Pariwisata
Sebagai kota terbesar di wilayah ini, Manado merupakan tempat pariwisata yang penting bagi pengunjung. Ekowisata merupakan atraksi terbesar Manado. Selam Scuba dan snorkelling di pulau Bunaken juga merupakan atraksi populer. Tempat lain yang menarik adalah Danau Tondano, Gunung Lokon, Gunung Klabat dan Gunung Mahawu.
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, kegiatan pariwisata dengan pesat tumbuh menjadi salah satu andalan perekonomian kota. Primadona pariwisata kota Manado bahkan Provinsi Sulawesi Utara adalah Taman Nasional Bunaken yang oleh sementara orang disebut sebagai salah satu taman laut terindah di dunia. Taman Laut Bunaken adalah salah satu dari sejumlah kawasan konservasi alam atau taman nasional di Indonesia. Taman Laut Bunaken terkenal oleh formasi terumbu karangnya yang luas dan indah sehingga sering dijadikan lokasi penyelaman oleh turis-turis mancanegara. Pulau Bunaken adalah salah satu dari 5 pulau yang tersebar beberapa kilometer dari pesisir pantai Kota Manado. Letaknya yang hanya sekitar 8 Km dari daratan kota Manado dan dapat ditempuh dalam sekitar setengah sampai 2 jam, menyebabkan Taman Nasional ini mudah dikunjungi.
Objek wisata lain yang menonjol di kota Manado adalah Kelenteng Ban Hin Kiong di kawasan Pusat Kota yang dibangun pada awal abad ke-19 dan diperbaiki pada tahun 1970. Klenteng ini terletak di Jalan Panjaitan. Klenteng ini terdiri dari bangunan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran naga dan tongkat kayu berapi. Saat yang paling baik untuk mengunjungi klenteng ini yaitu pada saat Tahun Baru Imlek, saat dipertunjukkannya tarian tradisional Tionghoa. Juga pada saat kedatangan parade tradisional Tionghoa, Tai Pei Kong yang berasal dari abad ke-14. Peristiwa tersebut merupakan festival "Taoist" tahunan terbesar yang diadakan di Asia Tenggara, sehingga menarik pelancong dari negara lain. Lokasi wisata lainnya juga adalah Museum Negeri Sulawesi Utara dan Monumen (Tugu Peringatan) Perang Dunia Kedua.
Sebuah monumen yang diresmikan pada akhir tahun 2007 dan menjadi ikon baru kota Manado adalah Monumen Yesus Memberkati. Bangunan ini didirikan di atas bukit di perumahan Citraland Manado dan memiliki ketinggian 50 meter di atas permukaan tanah. Bangunan yang diprakarsai oleh Ir. Ciputra ini merupakan monumen Yesus Kristus yang tertinggi di Asia dan ke dua di dunia setelah Christ the Redeemer.
Selain memiliki objek-objek wisata yang menarik, salah satu keunggulan pariwisata kota Manado adalah letaknya yang strategis ke objek-objek wisata di hinterland, khususnya di Minahasa yang dapat dijangkau dalam waktu 1 s/d 3 jam dari kota Manado. Objek-objek wisata tersebut antara lain, Vulcano Area di Tomohon, Desa Agriwisata Rurukan-Tomohon, Panorama pegunungan dan Danau Tondano, Batu Pinabetengan dan Taman Purbakala Waruga Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Karena potensi wisata yang besar tersebut maka industri pariwisata di kota Manado telah semakin tumbuh dan berkembang yang antara lain ditandai dengan cukup banyaknya hotel dan sarana pendukung lainnya. Sampai tahun akhir tahun 2001, terdapat 67 buah hotel/penginapan, 15 buah biro perjalanan, 223 buah restoran dan rumah makan dari berbagai kelas.
Oleh karenanya meskipun cukup terpengaruh oleh krisis ekonomi dan situasi nasional yang kurang kondusif, tetapi pariwisata di kota Manado tetap berlangsung. Pada tahun 1998 kunjungan wisatawan mancanegara adalah 34.509 orang, menjadi 11.538 orang pada tahun 2000 dan agak meningkat pada tahun 2001 menjadi 12.301 orang. Sedangkan wisatawan Nusantara pada tahun 1998 berjumlah 432.993 orang, kemudian turun menjadi 279.014 orang pada tahun 2000 dan terakhir pada tahun 2001 agak meningkat menjadi 291.037 orang.
Manado Kota Pariwisata Dunia 2010
Untuk meningkatkan potensi pariwisata Manado, Jimmy Rimba Rogi sebagai Wali kota periode 2005 - 2010, mencanangkan Manado sebagai Kota Pariwisata Dunia 2010, pencanangan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan potensi pariwisata di Kota Manado sehingga dapat diperhitungkan sebagai tujuan wisata dunia kelak. Beberapa kebijakannya yang paling dikenal adalah dengan melakukan relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang telah lama berdagang di Taman Kesatuan Bangsa atau dulunya disebut Pasar ‘45 dan mengembalikan fungsi trotoar sebagai tempat pejalan kaki bukan sebagai tempat berjualan PKL. Upaya yang dilakukannya sangat berkontribusi dalam hal diraihnya kembali penghargaan Adipura untuk kota Manado pada tahun 2007.
Sebelumnya Manado sudah menjadi tempat penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, Sail Bunaken dan ribuan orang dari belahan dunia datang berkunjung ke Manado. Ini menunjukan Manado sudah jadi kota dunia.[20]
Pusat Perbelanjaan dan Hiburan
Pusat perbelanjaan di Kota Manado mulanya terkonsentrasi di seputar Taman Kesatuan Bangsa (TKB)atau Pasar‘45. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi kota Manado, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, industri properti dan retail di Manado berkembang cukup pesat. Bermula dari proyek reklamasi pantai yang dilakukan selama 10 tahun lebih, dibangun setelah jalan tepi pantai atau boulevard diresmikan tahun 1993 dan dinamai Jalan Piere Tendean atau yang lebih dikenal dengan Manado Boulevard.
Setelah reklamasi pantai selesai dibangulah proyek raksasa dengan dibukanya pusat-pusat perbelanjaan modern baru yaitu Mega Mall Manado, Manado Town Square 1 2 dan 3, Blue Banter City Walk, IT Center Manado, Bahu Mall, Lion Plaza, Grand Kawanua City Walk, Star Square Manado, Lippo Plaza Manado, Mega Trade Center dan Transmart - Trans Studio Mini . Di sepanjang jalan ini pun terdapat beberapa hotel berbintang, restoran dan cafe yang menjajakan beraneka ragam makanan dan buka hingga larut malam. Pusat cenderamata khas manado dapat ditemukan di Jalan B.W. Lapian. Terdapat beberapa toko suvenir yang menjual makanan, busana, kerajinan tangan khas Manado/Sulawesi Utara.
Bioskop
Cinema XXI: Mega Mall Manado, Manado Town Square 1, Manado Town Square 3
Cinema XXI Premiere: Manado Town Square 3
Cinepolis: Lippo Plaza Manado, Star Square Manado
CJ CGV: Grand Kawanua City Walk Manado
Makanan dan Minuman Khas
Makanan khas dari Kota Manado antara lain, Tinutuan yang terdiri dari berbagai macam sayuran. Tinutuan bukanlah bubur, sebagaimana selama ini orang mengatakannya sebagai bubur Manado. Selain Tinutuan, terdapat Cakalang Fufu yaitu ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang diasapi, ikan roa (exocoetidae atau torani;Parexocoetus brachypterus), Kawok yang makanan berbahan dasar daging tikus hutan/kebun berekor putih (Maxomys hellwandii); Paniki (masakan berbahan daging kelelawar; Pteropus pumilus) dan RW (Rinte Wuuk; terjemahan bebas: bulu halus) yaitu masakan dari daging anjing, babi Putar (1 ekor babi dibakar dengan cara diputar di atas bara api), biasanya dihidangkan di pesta-pesta, Babi Isi Bulu (terbuat dari daging babi yang diramu dengan bumbu-bumbu khas manado dan dibakar di dalam bambu). Terdapat juga minuman khas dari daerah Manado dan sekitarnya yaitu "saguer" yaitu sejenis arak atau tuak yang berasal dari sadapan pohon enau/aren (Arenga pinnata) yang kemudian difermentasi. Saguer ini memiliki kandungan alkohol, Cap tikus (minuman beralkohol tinggi dengan kadar ethyl alkohol 40% lebih yang berasal dari proses destilasi saguer).
Makanan khas kota Manado lainnya yang juga cukup terkenal adalah nasi kuning yang cita rasa dan penyajiannya berbeda dengan nasi kuning di daerah lain karena dibubuhi abon daging ikan cakalang rica dan disajikan dalam bungkusan menggunakan daun aren. Selain itu ada juga masakan kepala ikan kakap bakar. Dabu-dabu adalah sambal khas Manado yang sangat populer, dibuat dari campuran potongan cabe merah, cabe rawit, irisan bawang merah dan tomat segar yang dipotong dadu dan terakhir diberi campuran kecap.
Untuk makanan ringan, Manado juga punya makanan khas sejenis asinan yaitu gohu dan es kacang. Gohu dibuat dari irisan buah pepaya yang direndam dalam larutan asam cuka, gula, garam, jahe dan cabe. Selain itu ada juga kue seperti lalampa (lemper berisi ikan cakalang yang diisi dalam segumpalan beras ketan dan dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar), panada (sejenis roti goreng berisi ikan cakalang dan dibentuk dengan pilinan pada bagian tepinya), cucur, apang, klapertaart manado, kolombeng, panekuk (pancake), dodol manado, kueku (sejenis onbijt koek), pinende, biapong (sejenis bakpao) dengan isi babi, wijen, "unti" (terbuat dari kelapa diparut dan diberi gula merah), pia (sejenis bakpia namun berukuran besar) dan nasi jaha yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan, jahe, bawang merah dan lain-lain, kemudian dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar.
Ekonomi
Sebagian besar penduduk Kota Manado bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru atau pegawai swasta (41,44%), sebagai wiraswasta (20,57%), pedagang (12,85%), petani/peternak/nelayan (9,17%), buruh (8,96%). Sisanya bergerak di sektor jasa dan lain-lain (7%).
Angka Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Kota Manado tahun 2000 adalah Rp. 2,14 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan angka tahun 1994 yang berjumlah Rp. 703,87 miliar. Tingkat pertumbuhan yang dicapai dalam kurun waktu tersebut rata-rata 6,11% per tahun. Pada tahun 1994 sampai 1996 angka pertumbuhan berada di atas 10% kemudian melambat menjadi 2,92% pada tahun 1997 dan 0,32% pada tahun 1998 di mana merupakan angka terendah. Pada tahun 1999, pertumbuhan meningkat lagi menjadi 1,60% dan pada tahun 2000 menjadi 5,62%.
Sejak munculnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997, perekonomian kota Manado sangat terpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka pengangguran yang diperkirakan pada tahun 2000 masih sebesar 20.465 orang atau 13.67% dan meningkatnya jumlah keluarga miskin sebanyak 19.754 Kepala Keluarga (KK) atau 24,60%. Pada tahun 1999, terdapat indikasi adanya pemulihan perekonomian kota yang signifikan. Pendapatan perkapita kota Manado naik dari Rp 1.753.482 pada tahun 1994 menjadi Rp 4.452.672 pada tahun 2000.
Perekonomian kota Manado khususnya terdiri dari sektor perdagangan, perhotelan dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa. Pada tahun 1996 peran ketiga sektor utama ini dalam pembentukan PDRB adalah sejumlah 68,74%. Dalam kurun waktu 5 tahun, peran ketiga sektor ini cenderung semakin dominan yang dilihat dari kontribusinya pada tahun 2000 yang meningkat menjadi 74,68%. Laju inflasi kota Manado selama kurun waktu dua tahun terakhir (2000-2001) sangat berfluktuatif. Pada tahun 2000 sempat mengalami deflasi sebanyak lima kali yaitu masing-masing pada bulan Januari sebesar –0,25%, April –0,08%, Mei -0,13%, Agustus -0,85% dan Desember -0,16%. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada bulan pada bulan Oktober yaitu sebesar 4,05%. Sehingga secara kumulatif inflasi yang terjadi di Manado sebesar 11,41%. Pada tahun 2001 terjadi deflasi sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Februari sebesar –0,56%, Agustus -0,23% dan Desember sebesar –0,26%. Sedangkan inflasi tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 2.83% di mana secara kumulatif inflasi pada tahun 2001 mencapai 13,30%.
Transportasi
Udara
Kota Manado melalui bandar udaranya, Sam Ratulangi terhubung dengan beberapa kota besar lain di Indonesia seperti, Jakarta, Surabaya, Makassar dan Balikpapan. Selain itu bandara ini juga mempunyai penerbangan langsung dari dan ke luar negeri yaitu Changsha, Chengdu, Chongqing, Davao, Guangzhou, Hangzhou, Hong Kong, Kuala Lumpur, Kunming, Makau, Manila, Shanghai, Shenzhen, Singapura, dan Wuhan. Bandara yang mengalami renovasi pada tahun 2001 ini merupakan salah satu dari 11 pintu gerbang utama pariwisata di Indonesia. Dengan panjang landas pacu sepanjang 2650 m dan lebar 45 m, bandara ini sanggup untuk didarati pesawat berbadan lebar sejenis Airbus A330 dan Boeing 777. Terminal penumpangnya memiliki fasilitas penunjang berstandar internasional dan dilengkapi dengan empat buah garbarata.
Laut
Dermaga di Manado umumnya dilayani oleh kapal-kapal berukuran kecil. Hal ini dikarenakan lokasi perairan Manado yang berdekatan dengan lokasi Taman Laut Bunaken yang dilindungi dan juga perairan yang cukup dangkal. Pada umumnya, kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan Manado adalah kapal dengan tujuan Kepulauan Sangir dan Kepulauan Talaud. Speed boat dari dan menuju Bunaken umumnya berlabuh di dermaga ini. Kapal-kapal berukuran besar milik PT. Pelni berlabuh di Kota Bitung, berjarak kurang lebih 40 km sebelah timur Manado.
Darat
Sistem transportasi darat Kota Manado dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut mikrolet, taksi argo dan Bus DAMRI, tetapi bus yang beroprasi di dalam kota sudah tidak ada. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh mikrolet yang menghubungkan beberapa terminal bus dalam maupun luar kota dengan pusat kota Manado. Mikrolet umumnya beroperasi hingga pukul 22.00 wita (hari kerja) atau pukul 00.00 wita (akhir pekan). Menaiki transportasi umumnya mikrolet di manado ada yang unik, umumnya Mikrolet di manado sudah di modifikasi dan dilengkapi dengan sound system, ada juga yang menaruh layar LCD bahkan ada juga yang memodifikasi bagian interior mobil, ini untuk memenuhi tingkat kenyamanan penumpang dan taksi umumnya melayani rute-rute ke luar kota sedangkan Bus DAMRI melayani rute Bandara - Terminal Bus luar kota di Malalayang.Yang paling terbaru manado telah memiliki transportasi online yang membuat kemudahan yang sangat luar biasa bagi penduduk, yang beroperasi 1 x24 jam, yaitu ANTARJO GOJEK, GRAB, MAXIM & INDRIVER
Media
Media Online
Media online yang tersedia antara lain:
- Komunika Sulut
- Kebijakan News
- Berita Manado
- Manado News
- Oke Manado [0]
- Swara Manado [3]
- Jurnal Media Grup
- Manado Today [4]
- Tribun Manado [5]
- Manado Post
- Sulut Link
Media Cetak
Saat ini di Manado terdapat beberapa surat kabar lokal, antara lain: harian pagi Media Sulut, Manado Post, POSKO, Radar Manado, Koran Manado, Harian Komentar, Tribun Manado, Swara Kita dan lain-lain.
Radio
Beberapa tahun belakangan jaringan radio nasional juga membuka cabang di kota manado seperti Delta FM, Smart FM, dan disamping radio-radio lokal yang sudah lama melakukan penyiaran di kota ini, seperti Radio Manado, Memora, Montini, ROM2, RAL dan KDFM. Selain itu terdapat juga radio komunitas yang dikelola oleh berbagai masyarakat di daerah pinggiran Manado.
Televisi
Selain Stasiun Manado, terdapat beberapa TV swasta lokal yang beroperasi di Manado yaitu dan GOTN (Gospel Overseas Television Network). Dua TV lokal lainnya, yaitu sempat mengudara untuk beberapa waktu, akan tetapi karena kesulitan memperoleh pembiayaan melalui iklan, kedua TV Saat ini pelanggan TV kabel sudah mulai berkembang di Manado karena banyak warga Manado yang tertarik terhadap siaran-siaran film dan hiburan luar negeri dan semua TV swasta nasional memiliki menara relay di Manado.
Kota kembar
Lihat pula
Rujukan
- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Februari 2021.
- ^ a b "Kota Manado Dalam Angka 2021" (pdf). www.manadokota.bps.go.id. hlm. 10, 95. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 17 Februari 2021.
- ^ [1]/
- ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 68–69. ISBN 978-602-1289-43-3.
- ^ "Climate: Manado - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Diakses tanggal 19 November 2013.
- ^ "Manado Climate and Weather Averages, Indonesia". Weather2Travel. Diakses tanggal 19 November 2013.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 84 & 148. Diakses tanggal 19 Oktober 2024.
- ^ "Manado, Indonesia". Voodoo Skies. Diakses tanggal 19 November 2013.
- ^ "Climate of Manado Indonesia". World Climates. Diakses tanggal 19 November 2013.
- ^ "Climate of Manado, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 25 Nov 2021.
- ^ "Manado Dalam Angka 2007". Badan Pusat Statistik Kota Manado. Juni 2007. Diakses tanggal 13 September 2022.
- ^ Lutter, A.A. (2021). Burgemeesters in Nederlands-Indië 1916-1942 (dalam bahasa Belanda). Utrecht: Eburon Uitgeverij B.V. hlm. 89-207. ISBN 978-94-6301-335-2.
- ^ "Dilantik Olly, Andrei Angouw-Richard Sualang Sah Jadi Wali Kota-Wakil Wali Kota Manado". iNews.ID. 11 Mei 2021. Diakses tanggal 16 Mei 2021.
- ^ Lumowa, Fernando (14 Agustus 2019). "Daftar 40 Anggota DPRD Kota Manado yang Akan Dilantik Rabu Pagi ini". Tribun News. Diakses tanggal 11 Juni 2020.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik 2017" (PDF). Badan Pusat Statistik. hlm. 866–868. Diakses tanggal 11 Agustus 2018.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Tahun 2010 Manado Kota Pariwisata Dunia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-02-18.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Diarsipkan 2020-08-20 di Wayback Machine.
- (Inggris) Situs web Manado Diarsipkan 2021-02-26 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Situs web Sulawesi Utara Diarsipkan 2010-08-14 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Informasi Terbaru Seputar Manado