Lion Air Penerbangan 610

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan
Revisi sejak 23 September 2021 00.42 oleh 36.77.168.28 (bicara) (Tragedi JT-610 ini merupakan tragedi penerbangan terburuk kedua dalam sejarah Indonesia, setelah kecelakaan Garuda di Medan pada tahun 1997 yang menewaskan 234 orang.)

Lion Air Penerbangan 610 adalah sebuah penerbangan penumpang domestik dari Jakarta menuju Pangkal Pinang yang hilang kontak pada 29 Oktober 2018.[2] Pihak SAR menyatakan bahwa pesawat tersebut jatuh di Tanjung Pakis, Karawang.[3] Bangkai pesawat ditemukan di lepas pantai Laut Jawa.[4]

Lion Air Penerbangan 610
PK-LQP, pesawat yang mengalami kecelakaan, pada bulan Oktober 2018
Ringkasan kecelakaan
Tanggal29 Oktober 2018; 6 tahun lalu (2018-10-29)
Ringkasan
  • Jatuh ke laut tidak lama setelah lepas landas
  • Kegagalan desain dari MCAS
LokasiLaut Jawa, lepas pantai utara Tanjung Pakis, Karawang, Indonesia
5°46′15″S 107°07′16″E / 5.77083°S 107.12111°E / -5.77083; 107.12111
Penumpang182
Awak7
Tewas189 (semua)[1]
Selamat0
Jenis pesawatBoeing 737 MAX 8
OperatorLion Air
RegistrasiPK-LQP
AsalBandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
Tangerang, Indonesia
TujuanBandar Udara Depati Amir
Pangkal Pinang, Indonesia

Pada 1 November 2018, Flight Data Recorder (FDR) ditemukan olah Tim SAR, sedangkan Cockpit Voice Recorder (CVR) ditemukan pada tanggal 14 Januari 2019. Pada 25 Oktober 2019 atau 4 hari sebelum tepat setahun persis tragedi JT-610 tersebut, KNKT mengumumkan hasil penyebab kecelakaan tersebut adalah asumsi terkait reaksi pilot yang dibuat pada proses desain dan sertifikasi pesawat Boeing 737-8 (MAX), meskipun sesuai referensi yang ada ternyata tidak tepat. Selain itu, ada delapan faktor lainnya yang dinilai berkontribusi menyebabkan kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP. Salah satunya adalah tidak ada panduan pelatihan ataupun informasi mengenai MCAS di buku panduan pilot, sehingga pilot tidak mengetahui soal sistem baru tersebut.

Pesawat terbang

TIpe pesawat yang mengalami kecelakaan ini adalah Boeing 737 MAX 8 dengan nomor registrasi PK-LQP dan dua mesin CFM International LEAP. Lion Air menerima pesawat terbang ini dari Boeing pada tanggal 13 Agustus 2018, hanya selisih sekitar dua bulan sebelum kecelakaan terjadi.[5] Saat kecelakaan terjadi, pesawat terbang ini memiliki riwayat terbang 800 jam.[6] Peristiwa ini menjadi kecelakaan pertama yang dialami pesawat terbang tipe 737 MAX sejak pertama kali dirilis tahun 2017.[7]

Penerbangan

Pesawat lepas landas dari Jakarta pukul 06:20 WIB (23:20 UTC) dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang pukul 07:20.[8] Pesawat terbang ke arah barat sebelum berbelok ke timur laut, lalu jatuh di lepas pantai sekitar pukul 06:33 di sebelah timur laut Jakarta di perairan berkedalaman 35 meter.[9] Pesawat mencapai ketinggian maksimum 5.000 kaki (1.500 m), kemudian naik turun beberapa kali. Data terakhir yang dipancarkan menunjukkan ketinggian 3,650 kaki (1,113 m) dengan kecepatan 345 knot (639 km/h).[10] Menurut tim SAR Pangkal Pinang, pilot sempat meminta izin untuk terbang kembali ke Jakarta,[11] tetapi tidak pernah tiba.[12] Pesawat jatuh 34 mil laut (63 km) di lepas pantai Kabupaten Karawang, Jawa Barat.[6][13]

Pesawat mengangkut 181 penumpang (178 dewasa dan 3 anak) serta 6 awak kabin dan 2 pilot.[8] Menurut Lion Air, kapten penerbangan adalah warga negara India yang sudah bekerja di maskapai ini selama tujuh tahun dan memiliki pengalaman terbang 6.000 jam, sedangkan kopilotnya adalah warga negara Indonesia dengan pengalaman terbang 5.000 jam.[4] Di antara para 181 penumpang pesawat terdapat dua puluh pegawai Kementerian Keuangan,[10] tujuh anggota DPRD Bangka Belitung,[14] dan tiga hakim pengadilan tinggi dan pengadilan negeri.[15]

Jannatun Chintya Dewi, berhasil diidentifikasi pada 31 Oktober malam oleh DVI Polri. Dan 6 jenazah lainnya juga berhasil diidentifikasi beberapa saat kemudian. Dan saat ini sudah 125 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Dan pencarian korban dihentikan dari tanggal 10 November 2018.

Tanggapan

Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dibantu Angkatan Udara Republik Indonesia.[16] Basarnas mengerahkan sekitar 150 orang menggunakan kapal dan helikopter ke lokasi kejadian.[9] Kapal-kapal nelayan juga menanggapi laporan pesawat jatuh. Awak kapal tunda AS Jaya II melaporkan kepada petugas pelabuhan Tanjung Priok bahwa mereka melihat kecelakaan pesawat pada pukul 06:45 dan menemukan serpihan di air pukul 07:15.[8][17] Serpihan yang diduga berasal dari pesawat ditemukan di dekat instalasi penyulingan lepas pantai yang tidak jauh dari lokasi kejadian.[18]

Juru bicara Basarnas membenarkan bahwa pesawat telah jatuh.[17] Muhammad Syaugi, kepala Basarnas, kemudian melaporkan bahwa ada korban jiwa, tetapi tidak menyebutkan jumlahnya.[9]

Korban

Sebanyak 181 penumpang dan 8 awak pesawat meninggal dunia. Tidak ada satu orang pun yang selamat dalam insiden ini. Beberapa korban tewas antara lain ASN dari Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan. Pebalap sepeda asal Italia Mehdi Torabi juga menjadi korban. Tragedi JT-610 ini merupakan tragedi penerbangan terburuk kedua dalam sejarah Indonesia, setelah kecelakaan Garuda di Medan pada tahun 1997 yang menewaskan 234 orang.

Galeri

Referensi

  1. ^ Hashim, Firdaus (29 October 2018). "Lion Air 737 Max 8 crash confirmed, 189 dead". Flightglobal. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  2. ^ https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/29/085440526/pesawat-lion-air-jt-610-rute-jakarta-pangkal-pinang-hilang-kontak
  3. ^ http://wartakota.tribunnews.com/2018/10/29/breaking-news-pesawat-lior-air-jatuh-di-kepulauan-seribu.
  4. ^ a b Massola, James; Rompies, Karuni; Rosa, Amilia (29 October 2018). "Lion Air flight crashes in Indonesia". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  5. ^ "Lion Air Datangkan Pesawat Baru Boeing 737 MAX 8 ke-10". Tribunnews.com (dalam bahasa Indonesian). 15 August 2018. Diakses tanggal 28 October 2018. 
  6. ^ a b CNN, Euan McKirdy,. "Lion Air flight crashes en route from Jakarta to Pangkal Pinang". CNN. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  7. ^ "Indonesia: Lion Air flight from Jakarta to Sumatra crashes". Al Jazeera. 29 October 2018. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  8. ^ a b c Chan, Francis; Soeriaatmadja, Wahyudi (29 October 2018). "Lion Air plane carrying 188 on board crashes into sea shortly after take-off from Jakarta". The Straits Times. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  9. ^ a b c "Lion Air flight crashes in Indonesia". The Canberra Times. 29 October 2018. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  10. ^ a b "Lion Air crash: officials say 188 onboard lost flight JT610 – latest updates". The Guardian. 29 October 2018. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  11. ^ "Lion Air crash: Boeing 737 plane crashes in sea off Jakarta". BBC news Online. 29 Oktober 2018. Diakses tanggal 29 Oktober 2018. 
  12. ^ "Pesawat Lion Air Hilang Kontak, Sempat Dilaporkan Kembali ke Soekarno-Hatta". Kompas.com. 2018-10-29. Diakses tanggal 2018-10-29. 
  13. ^ "Indonesian plane crashes into the sea with more than 180 on board". The Washington Post. 29 October 2018. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  14. ^ Okezone. "Ketinggalan Pesawat, 2 Anggota DPRD Ini Selamat dari Insiden Jatuhnya Lion Air : Okezone News". Diakses tanggal 29 October 2018. 
  15. ^ Saputra, A. "Tiga Hakim Ada di Pesawat Lion Air yang Jatuh, MA Berduka". detiknews. Diakses tanggal 29 Oktober 2018. 
  16. ^ "Indonesia's Lion Air says it's lost contact with airplane". The Seattle Times. Associated Press. 29 October 2018. Diakses tanggal 29 October 2018. 
  17. ^ a b Lamb, Kate (29 October 2018). "Lion Air passenger plane flying from Jakarta crashes into the sea – latest updates". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 October 2018. 
  18. ^ "Indonesian plane with 189 aboard crashes into sea near Jakarta, wreckage found". Reuters. 29 October 2018. Diakses tanggal 29 October 2018. 

Pranala luar