Lebong Selatan, Lebong

kecamatan di Kabupaten Lebong, Bengkulu

Lebong Selatan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lebong, Bengkulu, Indonesia. Kecamatan ini merupakan satu dari lima kecamatan terawal yang dimiliki Lebong saat dimekarkan dari Rejang Lebong sebagai kabupaten tersendiri.[2] Secara administratif, Kecamatan ini terdiri dari empat kelurahan dan enam desa.[3] Ibu kota kecamatan berada di Kelurahan Tes. Danau Tes yang merupakan danau terluas di Provinsi Bengkulu terletak di Kecamatan Lebong Selatan.[4]

Lebong Selatan
Negara Indonesia
ProvinsiBengkulu
KabupatenLebong
Pemerintahan
 • CamatFendi, SE[1]
Populasi
 • Total15,066 jiwa jiwa
Kode Kemendagri17.07.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1707020 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan10

Kondisi wilayah

Geografi

Kecamatan ini memiliki luas 211,69 km² atau sekitar 12,71% luas keseluruhan Kabupaten Lebong.[5] Lebong Selatan secara umum terletak pada ketinggian 600 m.dpl dan berada nuak yang dialiri oleh sungai Ketahun. Wilayahnya umumnya berupa hamparan, yang dikelilingi oleh Bukit Barisan yang terdiri dari hutan lindung dan hutan produktif di kedua sisinya. Bukit Barisan yang berada di sebelah barat lembah Ketahun terdiri dari beberapa bukit, seperti Bukit Berinti, Belerang, Gedang, dan Hululais, yang merupakan bagian dari zona pertampalan Segmen Musi dan Segmen Ketaun dari Sistem Sesar Sumatra.[6][7]

Tes, Manai Blau, Mubai, Taba Anyar, Tik Jeniak, Taba Anyar adalah wilayah kecamatan yang berada di hamparan dengan topografi yang relatif datar.[8] Ada pun Kutai Donok, Suka Sari, dan Turan Tiging berada pada kawasan lereng, sedangkan Mangkurajo berada pada kawasan gunung atau puncakan.[8] Mangkurajo juga merupakan desa yang paling tinggi di kecamatan Lebong Selatan, dengan ketinggian rata-rata 940 m.dpl.[5]

Batas-batas

Kecamatan ini memiliki batas-batas administratif sebagai berikut.[5]

Bagian timur kecamatan ini pula termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat yang pengelolaannya berada di luar kewenangan pihak pemerintah kecamatan.

Administrasi

Kegiatan administrasi kecamatan dilakukan dari kantor camat yang berada di Kelurahan Tes, sekitar 33 km dari pusat pemerintahan kabupaten di Tubei. Fendi, SE adalah camat Lebong Selatan saat ini, yang dilantik oleh Bupati Lebong, Kopli Ansori, pada Selasa, 22 Juni 2021.[1] Sebelumnya Fendi menjabat sebagai sekretaris kecamatan sekaligus pelaksana tugas (PLT) Lebong Selatan. Kantor camat Lebong Selatan mempekerjakan 16 tenaga ASN dan empat tenaga honorer, berubah dari tahun 2019 yang mempekerjakan 15 tenaga ASN dan 11 tenaga honorer.[9] Kecamatan ini terdiri dari 10 desa/kelurahan, yang lebih jauh dibagi menjadi 18 dusun, 34 RT, dan 12 RW.[3] Berikut adalah pembagian dusun, RT, dan RW di Lebong Selatan menurut desa/kelurahan.

No. Desa Status[10] Dusun RT RW
1 Kutai Donok Desa 3 0 0
2 Manai Blau Desa 3 0 0
3 Mangkurajo Desa 3 0 0
4 Mubai Kelurahan 0 3 8
5 Suka Sari Desa 3 0 0
6 Taba Anyar Kelurahan 0 3 7
7 Tes Kelurahan 0 3 12
8 Tik Jeniak Desa 3 0 0
9 Turan Lalang Kelurahan 0 3 7
10 Turan Tiging Desa 3 0 0

Demografi

Pada tahun 2020 tercatat bahwa Lebong Selatan memiliki populasi sebesar 15.066 jiwa, terdiri dari 7.768 jiwa laki-laki dan 7.298 jiwa perempuan.[11] Tes dan Taba Anyar adalah dua desa dengan populasi terbanyak, masing-masing memiliki penduduk 3.222 dan 2.743 jiwa.[12] Sebaliknya, Turan Tiging dan Manai Blau yang memiliki penduduk masing-masing 705 dan 878 jiwa adalah dua desa dengan populasi terkecil.[12]

Kepadatan penduduk kecamatan ini adalah 71 jiwa per km², terendah ketiga setelah Pinang Belapis, Topos, dan Rimbo Pengadang. Populasi Lebong Selatan mengalami kenaikan antara 2015-2019, dari kurang dari 15.000 jiwa pada 2015, menjadi kurang dari 16.000 jiwa pada 2019. Sebelum akhirnya turun cukup drastis pada tahun 2020. Jumlah penduduk kecamatan ini adalah yang terbesar kedua setelah kecamatan Lebong Utara.[13] Angka seks rasio kecamatan adalah 104, yang diartikan bahwa tiap 100 penduduk perempuan, terdapat 104 penduduk laki-laki.[13]

Sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan pertanian atau pengolahan lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa pertanian merupakan soko guru perekonomian masyarakat daerah ini. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional, pada Agustus 2020, Lebong Selatan memiliki pengangguran sebanyak 2.564 orang, terdiri dari 1.587 laki-laki dan 977 perempuan.[14]

Kesehatan dan sanitasi

Fasilitas kesehatan di Lebong Selatan tidak banyak. Tercatat ada sebuah puskesmas rawat inap di Turan Tiging, sebuah puskesmas non-rawat inap di Suka Sari, apotek di Tes, dan klinik di Mubai.[15] Pada tahun 2019 tercatat ada satu kasus gizi buruk, sedangkan pada tahun 2020, tidak ada kasus gizi buruk yang tercata. Saat ini hampir semua desa sudah mulai meninggalkan praktik BAB di tempat terbuka, beralih pula dari pemakaian jamban umum ke jamban pribadi.[16]

Kecamatan ini diapresiasi oleh bupati Lebong sebagai kecamatan dengan persentase vaksinasi covid-19 tertinggi. Jumlah penerima dosis pertama mencapai 5.749 orang, penerima dosis kedua mencapai 2.582 orang, dan dosis ketiga 38 orang yang semuanya merupakan tenaga kesehatan di instansi kesehatan Lebong Selatan, dari sasaran vaksin sebanyak 10.437 orang.[17]

Pendidikan

Lebong Selatan memiliki 22 fasilitas pendidikan, yang terdiri dari 18 sekolah negeri dan empat sekolah swasta.[18] Dari 18 sekolah negeri yang ada, SD berjumlah 13 sekolah, SMP berjumlah dua sekolah, MTS satu sekolah, serta SMA dan SMK masing-masing satu sekolah. Ada pun sekolah swasta terdiri dari satu SD, dua MI, dan satu MTS.[18] Sebaran sekolah yang ada di Lebong Selatan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Fasilitas Pendidikan Kutai Donok Manai Blau Mangkurajo Mubai Sukasari Taba Anyar Tes Tik Jeniak Turan Lalang Turan Tiging
SD negeri 3 0 2 1 1 1 3 0 1 1
swasta 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
MI negeri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
swasta 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
SMP negeri 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
swasta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MTS negeri 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
swasta 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
SMA negeri 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
swasta 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
MA negeri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
swasta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SMK negeri 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
swasta 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Jumlah 4 0 4 2 1 5 4 1 2 1

Kondisi sosial

Agama

Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk kecamatan Lebong Selatan, layaknya daerah-daerah lain di Tanah Rejang. Islam mempengaruhi adat istiadat Rejang, termasuk soal mahar perkawinan, perceraian, serta larangan keras untuk menikah beda agama.[19] Agama-agama selain Islam tercatat memiliki penganut dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak diketahui secara pasti jumlahnya. Data tahun 2020 menunjukkan bahwa ada 19 buah masjid dan 9 buah musala di wilayah Lebong Selatan.[20]

Suku bangsa

Penduduk asli sekaligus mayoritas di kecamatan ini adalah orang Rejang, yang dalam bahasa daerahnya dikenal sebagai tun Jang. Masyarakat Rejang di Lebong Selatan aslinya terdiri dari dua marga yaitu Bermani dan Jurukalang, yang berdasarkan Keputusan Residen Bengkulu No. 69 bertanggal 18 Februari 1911 disatukan menjadi marga Bermani Jurukalang (Bang Mêgo Bêmanai Jêkalang).[21] Marga Bermani sendiri saat itu berpusat di Tes, sementara marga Jurukalang berpusat di Kutai Donok. Setelah keduanya digabungkan menjadi satu marga, pusat marga dan kedudukan pesirah dipindahkan ke desa Rimbo Pengadang.[22]

Selain Rejang, suku yang memiliki populasi signifikan adalah Jawa yang didatangkan melalui program transmigrasi dan menduduki tanah marga di wilayah Kutai Donok, yang sekarang telah berkembang menjadi desa definitif tersendiri, Mangkurajo. Mangkurajo pula adalah satu-satunya desa di wilayah Lebong Selatan yang penduduknya mayoritas bukan orang Rejang.[20] Suku-suku lain pun ada dalam jumlah yang lebih sedikit

Bahasa

Bahasa daerah asli Lebong Selatan adalah bahasa Rejang yang saat ini penggunaannya terbatas pada tuturan dalam keluarga serta lingkungan pribadi, serta mulai jarang dipakai dalam kegiatan sehari-hari sebagai bahasa komunikasi antarmasyarakat. Bahasa komunikasi sehari-hari adalah salah satu ragam bahasa Melayu, yang oleh orang Lebong Selatan disebut sebagai Mêlayau. Meningkatnya jumlah pendatang di wilayah ini menggeser bahasa Rejang dan memunculkan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan antarsuku bangsa. Ada pun bahasa Jawa, walau tidak tersebar luas, masih dituturkan di Mangkurajo. Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah, buku pelajaran, pengumuman resmi, dan administrasi atau surat menyurat. Plang atau papan nama yang terdapat di jalan dan pedesaan pun ditulis dalam bahasa Indonesia.

Ekonomi

Energi

Pembangkit listrik tertua di Provinsi Bengkulu, PLTA Tes, berada di kecamatan ini. PLTA yang digerakkan oleh sungai Ketahun yang memasuki danau Tes tersebut memiliki kapasitas sebesar 4 x 4 megawatt tersebut digerakkan oleh sungai Ketahun yang memasuki danau Tes. Di daerah ini pula tengah digencarkan pembangunan satu [[pembangkit listrik tenaga panas bumi|PLTP) di kawasan Hulu Lais, kelurahan Mubai oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dengan kapasitas 2 x 55 megawatt.[23] Jaringan transmisi listrik serta gardu induk PLTP Hulu Lais akan dibangun dengan pembiayaan dari Jepang.[24] Apabila proyek PLTP Hulu Lais telah selesai dan berproduksi, Kabupaten Lebong diprediksi akan menjadi salah satu lumbung energi di Bengkulu, yang kapasitas terpasangnya mampu mengaliri 150.000 rumah, atau setara dengan setengah jumlah penduduk Bengkulu.[25]

Referensi

  1. ^ a b "Bupati Kopli Ansori Lantik Fendi SE Sebagai Camat Lebong Selatan". Portal Bengkulu.com. 22 Juni 2021. Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  2. ^ Yuliani 2006, hlm. 120.
  3. ^ a b BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 11.
  4. ^ "Lemah Pengawasan, Danau Tes, Sungai Ketahun Lebong Diduga Tercemar, "Cabut Izin Galian C". Geger Online. 27 Mei 2021. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  5. ^ a b c BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 3.
  6. ^ Ikram, Sutjiatiningsih, Dalip, & Soejanto 1993, hlm. 56.
  7. ^ Sesesega 2015, hlm. xvi.
  8. ^ a b BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 6.
  9. ^ BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 13.
  10. ^ Kementerian Dalam Negeri 2019, hlm. 56-57.
  11. ^ BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 21.
  12. ^ a b BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 27.
  13. ^ a b BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 23.
  14. ^ BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 25.
  15. ^ BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 34, 44.
  16. ^ BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 34.
  17. ^ "Bupati Sebut Presentase Vaksinasi Masyarakat Lebong Selatan Tertinggi Se-Kabupaten Lebong". Berita Bangsa. 12 November 2021. Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  18. ^ a b BPS Kabupaten Lebong, hlm. 36-42.
  19. ^ Yanggo 2006, hlm. 102.
  20. ^ a b BPS Kabupaten Lebong 2021, hlm. 35.
  21. ^ Siddik 1980, hlm. 122.
  22. ^ Siddik 1980, hlm. 20.
  23. ^ Umah, Anisatul (25 Februari 2021). "Gencarkan Panas Bumi, PGE Anggarkan Rp 34,4 T Hingga 2026". CNBC Indonesia. Jakarta. 
  24. ^ E. P., Roki (2 Juli 2021). "Bangun Gardu PLTP Bengkulu, Jepang Investasi Rp. 3,5 Triliun". RRI Bengkulu. Bengkulu. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  25. ^ "Dengan 3 PLTP, Kabupaten Lebong Segera Jadi Penyuplai Energi Terbesar di Bengkulu". Panas Bumi News. 3 November 2017. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 

Daftar pustaka

Buku

Laporan

Skripsi