Bandar Udara Internasional Kualanamu
Bandar Udara Internasional Kualanamu (bahasa Inggris: Kualanamu International Airport) (IATA: KNO, ICAO: WIMM), sering salah eja sebagai 'Kuala Namu,'[1][2] dan disingkat secara tidak resmi KNIA,[1] adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang melayani Kota Medan, Sumatra Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur dari pusat kota Medan.[3] Bandara ini adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia (setelah Soekarno–Hatta Jakarta dan yang baru Bandar Udara Internasional Kertajati Majalengka, Jawa Barat).[4] Lokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari MP3EI, untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatra dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.
Bandar Udara Internasional Kualanamu Kualanamu International Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Indonesia | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||
Melayani | Mebidangro Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar Kabupaten Batubara Kota Tebingtinggi Kabupaten Langkat Kabupaten Serdang Bedagai | ||||||||||
Lokasi | Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia | ||||||||||
Dibuka | 16 Ramadan 1434 Hijriah (operasional) 27 Maret 2014 (diresmikan) | ||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||
Maskapai utama | |||||||||||
Dibangun | 2006 | ||||||||||
Ketinggian dpl | 7,01 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 03°38′32″N 98°53′7″E / 3.64222°N 98.88528°E | ||||||||||
Situs web | www | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Sumatra daerah di Indonesia | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2017) | |||||||||||
| |||||||||||
Sejarah
Latar belakang pembangunan
Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992. Dalam kunjungan kerja ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.
Persiapan pembangunan diawali pada 1 Agustus 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga kecelakaan pesawat Mandala Airlines terjadi pada 5 September 2005. Kecelakaan ini menewaskan Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin dan juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara tewas akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan permukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan bandara.
Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan. Pada 1 Juli 2006, baru 1.650 hektaree lahan yang telah tidak bermasalah, sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan. Pada 1 November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.[5]
Perkembangan
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Pada 1 November 2011, bandara ini telah 70% selesai dan direncanakan selesai 100% pada tahun akhir 2012 yang termasuk jalan raya nontol, jalur kereta api & jalan raya tol yang akan dibangun setelahnya.[6]
Pada awal tahun 2013, perkembangannya telah mencapai 95%. Pada 10 Januari 2013, bandara ini melakukan percobaan sistem navigasi dan teknis.
Dibuka
Soft Opening
Bandar Udara Internasional Kualanamu dibuka untuk umum sejak bertepatan pada 16 Ramadan 1434 Hijriah dengan keberangkatan penerbangan komersial pertama sehingga pesawat penerbangan pertama sekaligus keberangkatan domestik pertama bandara ini adalah penerbangan Garuda Indonesia GA181 tujuan Jakarta pada pukul 05:00 WIB.[7]
Grand Opening
Bandar Udara Internasional Kualanamu diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dengan ditandai oleh penandatanganani batu prasasti sebagai tanda resmi dibuka bandar udara internasional ikonik pertama di Kota Medan sejak pada Kamis, 27 Maret 2014.[8]
Fasilitas dan infrastruktur
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Tahap I bandara dapat menampung 8,1 juta-penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat per tahun,[9] sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang per tahun.
Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektaree dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektaree & fasilitas kargo seluas 1,3 hektaree. Bandara Internasional Kualanamu memiliki panjang landas pacu 3,75 km yang cocok untuk didarati pesawat sebesar Boeing 777 & mempunyai 8 garbarata. Walaupun fasilitasnya belum terpasang, bandara ini sanggup didarati oleh pesawat penumpang Airbus A380, Antonov An-225, dan Boeing 747-8. Bandara ini juga adalah bandara keempat di Indonesia yang bisa didarati Airbus A380 selain Bandar Udara Internasional Kertajati, Jakarta, dan Batam.
Maskapai penerbangan
Terminal penumpang
Transportasi darat
Kereta api
Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Araskabu di kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Araskabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 kilometer. Jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu berkisar 30-47 menit (kereta menuju bandara diprioritaskan dalam penggunaan rel tunggal Medan-Kualanamu). Stasiun di bandara sudah selesai dan telah dioperasikan sejak 25 Juli 2013. Harga tiket kereta api Kualanamu-Medan PP adalah Rp80.000.00. Frekuensi perjalanan terus ditingkatkan, dari awalnya 13 kali per arah pada awal pengoperasian, meningkat menjadi 17-18 perjalanan, dan mulai Mei 2014, 20 kali per arah. Pada awalnya kereta api yang dipakai adalah KRDE buatan INKA, lalu pada November 2013 kereta baru dari Korea Selatan yang dilengkapi Wi-Fi mulai digunakan menggantikan KRDE INKA. Layanan kereta api ini dioperasikan oleh PT Railink yang merupakan perusahaan patungan PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia. Kereta api ini merupakan kereta api bandara pertama di Indonesia.[4]
Bus
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan kota Medan, kota Binjai, kota Pematangsiantar, Kabanjahe, dan kota Gunung Sitoli.[10]
Operator | Rute | Lokasi |
---|---|---|
Damri | Terminal Amplas | Medan |
Damri | Plaza Medan Fair | Medan |
Almasar | Jalan Cemara | Medan |
ALS | Jalan Ring Road | Medan |
ALS | Binjai Super Mall | Binjai |
Paradep | Jalan Sutomo | Pematangsiantar |
Almasar | Kabanjahe | Kabanjahe |
Trans Medan | Jalan Pisang Raya | Gunung Sitoli |
Jalan Raya dan Jalan Tol
Bandara Kualanamu terkoneksi dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi menuju ke Medan.
Bandara ini juga menghubungkan dengan Jalan Raya Sultan Serdang untuk ke Medan dan Jalan Bakaran Batu ke Deli Serdang.
Insiden
- Pada 18 Mei 2013, sebuah pesawat Boeing 737-400 Malaysia Airlines yang seharusnya mendarat di Bandar Udara Internasional Polonia, nyaris mendarat di Bandar Udara Internasional Kualanamu. Pesawat ini belum sempat mendarat akan tetapi roda pesawat sudah dikeluarkan. Begitu pilot sadar bahwa bandaranya salah ia langsung menerbangkan pesawat kembali. Pesawat ini mendarat di Bandar Udara Internasional Polonia dengan selamat.
- Pada tanggal 24 April 2015 Pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT 303 dengan kode registrasi PK-LFT tujuan Jakarta gagal terbang diakibatkan mesin pesawat meledak dan berasap. Penumpang lansung dievakuasi melalui pintu darurat. Tiga orang dilaporkan patah tulang akibat melompat dari pintu darurat bagian tengah dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Penumpang diganti pesawat lain dengan nomor penerbangan yang sama pada pukul 16.30.
- Pada 3 Agustus 2017, terjadi kecelakaan senggolan sayap antara pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT 197 dengan kode registrasi PK-LJZ dari Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh dengan pesawat Wings Air ATR 72-500 dengan nomor penerbangan IW 1252 dengan kode registrasi PK-WFF menuju Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Kabupaten Meulaboh, Aceh. Pesawat Lion Air berusaha menghindar ke kanan runway, tetapi karena jarak terlalu dekat dan terbatasnya ruang di runway akhirnya terjadilah tabrakan antar sayap tersebut. Akibatnya,bagian sayap kedua pesawat ini mengalami kerusakan. Aktivitas penerbangan sempat ditutup selama 20 menit.
Referensi
- ^ a b Kompasiana.com (2014-08-25). "Kuala Namu International Airport (KNIA) vs Kuala Lumpur International Airport (KLIA2)". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2020-07-07.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:3
- ^ https://offthegate.com/r/Medan-Kualanamu-Airport-KNO/Medan-North-Sumatra-Indonesia
- ^ a b Serba Pertama di Bandara Kualanamu
- ^ "Pemprovsu akan Terus Awasi Tahapan Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu"[pranala nonaktif permanen], Harian Analisa, 8 November 2006
- ^ "Kuala Namu masih terkendala (Indonesian)". December 6, 2011.
- ^ Kuala Namu International Airport Hits a New Roadblock. Retrieved February 16, 2013.
- ^ "Presiden Berharap Bandara Kuala Namu Terus Berkembang". 29 Maret 2014.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "VP to lay down corner stone of Kuala Namu airport development"[pranala nonaktif permanen], ANTARA, 19 Juni 2006
- ^ Dishub Sumatra Utara tunjuk PT Almasar pelaksana angkutan bandara Kualanamu[pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Bandara Kualanamu