Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya berada di Cicalengka. Tahun 2020, penduduk Kabupaten Bandung berjumlah 3.583.056 jiwa dengan kepadatan 2.026,62 jiwa/km². Kabupaten Bandung merupakan "induk" dari wilayah Bandung Raya yang kemudian dimekarkan menjadi wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat wilayahnya didominasi oleh wilayah pegunungan yang sejuk, menjadikan tempat wisata alam di Kabupaten Bandung beragam. Kabupaten Bandung juga menjadi tempat dari hulu sungai Citarum.
Kabupaten Bandung | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ |
Motto: Répéh rapih kerta raharja (Sunda) Sederhana, rapi, damai, dan tenteram | |
Koordinat: 7°01′19″S 107°31′41″E / 7.0219354°S 107.52807468°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Hari jadi | 20 April 1641 |
Ibu kota | Cicalengka |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Dadang Supriatna, S.I.P., M.Si. |
• Wakil Bupati | H. Sahrul Gunawan, S.E. |
Luas | |
• Total | 1.768 km2 (683 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 3.583.056 |
• Kepadatan | 2.026,62/km2 (5,248,9/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 97,98% Kristen 1,89% - Protestan 1,40% - Katolik 0,49% Buddha 0,09% Hindu 0,02% Lainnya 0,02%[2] |
• Bahasa | Sunda, Indonesia |
• IPM | 72,39 (2020) 72,41 (2019) ( Sedang )[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 022 |
Pelat kendaraan | D xxxx V**/W*/Y** |
Kode Kemendagri | 32.04 |
DAU | Rp 2.176.386.196.000,00 (2020) |
Semboyan daerah | Bandung Bedas |
Situs web | www |
Geografi
Batas Wilayah
Utara | Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang |
Timur | Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang |
Selatan | Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur |
Barat | Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur |
Topografi
Kabupaten Bandung terletak di Cekungan Bandung dengan ciri khas dataran tinggi luas di bagian tengah yang dikelilingi pegunungan di sebelah barat, selatan, utara dan timurnya. Sungai Citarum yang berhulu di Gunung Wayang mengalir di kawasan ini sebelum masuk ke waduk Saguling. Sebagian besar Kecamatan padat penduduk di Kabupaten ini seperti Majalaya, Soreang, Banjaran, Rancaekek, Dayeuhkolot, Margahayu, Cileunyi, Baleendah, dan Bojongsoang terletak di dataran ini. Kawasan ini juga selalu dihantui banjir yang melanda setiap musim hujan dikarenakan aliran sungai yang ada di seluruh Cekungan Bandung bermuara ke sungai Citarum ditambah drainase yang buruk, pencemaran sungai yang parah serta dangkalnya sungai. Adapun wilayah yang terletak di Pegunungan yaitu Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan dan Kertasari di selatan serta Cimenyan dan Cilengkrang di bagian utara yang jika dilihat dari peta seolah terpisah dari wilayah utama Kabupaten Bandung karena terpotong Kota Bandung. Gunung yang ada di Kabupaten Bandung antara lain: Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), Gunung Papandayan (2.262 m), dan Gunung Manglayang (1.818 m).
Sejarah
Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung. Jabatan bupati kemudian digantikan oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya. Namun Nyili tidak lama memegang jabatan tersebut karena mengikuti Sultan Banten. Jabatan bupati kemudian dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah, seorang Dalem Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681-1704.
Selanjutnya kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R. Ardikusumah diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkat tahun 1704 setelah Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati se-Priangan di Cirebon. R. Ardisuta (1704-1747) terkenal dengan nama Tumenggung Anggadiredja I setelah wafat dia sering disebut Dalem Gordah. sebagai penggantinya diangkat putra tertuanya Demang Hatapradja yang bergelar Anggadiredja II (1707-1747).
Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829) inilah ibu kota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Karapyak (Dayeuhkolot) ke tepi sungai Cikapundung atau alun-alun Kota Bandung sekarang. Pemindahan ibu kota itu atas dasar perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels tanggal 25 Mei 1810, dengan alasan daerah baru tersebut dinilai akan memberikan prospek yang lebih baik terhadap perkembangan wilayah tersebut.
Setelah kepala pemerintahan dipegang oleh Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874), ibu kota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan dia dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar master plan Kabupaten Bandung, yang disebut Negorij Bandoeng. Tahun 1850 dia mendirikan pendopo Kabupaten Bandung dan Masjid Agung. Kemudian dia memprakarsai pembangunan Sekolah Raja (Pendidikan Guru) dan mendirikan sekolah untuk para menak (Opleiding School Voor Indische Ambtenaaren). Atas jasa-jasanya dalam membangun Kabupaten Bandung di segala bidang dia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Bintang Jasa, sehingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Dalem Bintang.
Pada masa pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, rel kereta api mulai dibangun, tepatnya tanggal 17 Mei 1884. Dengan masuknya rel kereta api ini ibu kota Bandung kian ramai. Penghuninya bukan hanya pribumi, bangsa Eropa, dan Cina pun mulai menetap di ibu kota, dampaknya perekonomian Kota Bandung semakin maju. Setelah wafat penggantinya diangkat R.A.A. Martanegara, bupati ini pun terkenal sebagai perencana kota yang cemerlang. Martanegara juga dianggap mampu menggerakkan rakyatnya untuk berpartisipasi aktif dalam menata wilayah kumuh menjadi permukiman yang nyaman. Pada masa pemerintahan R.A.A. Martanegara (1893-1918) atau tepatnya pada tanggal 21 Februari 1906, Kota Bandung sebagai ibu kota Kabupaten Bandung berubah statusnya menjadi Gementee (Kotamadya).
Periode selanjutnya Bupati Bandung dijabat oleh Aria Wiranatakoesoema V (Dalem Haji) yang menjabat selama 2 periode, pertama tahun 1920-1931 sebagai bupati yang ke-12 dan berikutnya tahun 1935-1945 sebagai bupati yang ke-14. Pada periode tahun 1931-1935 R.T. Sumadipradja menjabat sebagai Bupati ke-13. Selanjutnya bupati ke-15 adalah R.T.E. Suriaputra (1945-1947) dan penggantinya adalah R.T.M. Wiranatakusumah VI alias Aom Male (1948-1956), kemudian diganti oleh R. Apandi Wiriadipura sebagai bupati ke-17 yang dijabatnya hanya 1 tahun (1956-1957).
Bupati berikutnya adalah Letkol. R. Memet Ardiwilaga (1960-1967). Kemudian pada masa transisi (Orde Lama ke Orde Baru) dilanjutkan oleh Kolonel Masturi. Pada masa Pimpinan Kolonel R.H. Lily Sumantri tercatat peristiwa penting yaitu rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung yang semula berada di Kotamadya Bandung ke Wilayah Hukum Kabupaten Bandung, yaitu daerah Baleendah. Peletakan batu pertamanya pada tanggal 20 April 1974, yaitu pada saat Hari Jadi Kabupaten Bandung yang ke-333. Rencana pemindahan ibu kota tersebut berlanjut hingga jabatan bupati dipegang oleh Kolonel R. Sani Lupias Abdurachman (1980-1985).
Atas pertimbangan secara fisik geografis, daerah Baleendah tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten karena sering dilanda banjir, maka ketika jabatan bupati dipegang oleh Kolonel H.D. Cherman Affendi (1985-1990), ibu kota Kabupaten Bandung pindah ke lokasi baru yaitu Soreang. Di tepi Jalan Raya Soreang, tepatnya di Desa Pamekaran inilah dibangun Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan menampilkan arsitektur khas gaya Priangan. Pembangunan perkantoran yang belum rampung seluruhnya dilanjutkan oleh bupati berikutnya yaitu Kolonel H.U. Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak tahun 1990 hingga 1992.
Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh DPRD Kabupaten Bandung menjadi Bupati Bandung dengan didampingi oleh Drs. H. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang betul-betul difungsikan menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2003 semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan Obar Sobarna, yang pertama dibangun adalah Stadion Olahraga, yakni Stadion Si Jalak Harupat. Stadion ini merupakan stadion bertaraf internasional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan aspirasi masyarakat yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, Kota Administratif Cimahi berubah status menjadi kota otonom.
Tanggal 5 Desember 2005, Obar Sobarna menjabat Bupati Bandung untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai Wakil Bupati, melalui proses pemilihan langsung. Pada masa pemerintahan yang kedua ini, berdasarkan dinamika masyarakat dan didukung oleh hasil penelitian dan pengkajian dari 5 perguruan tinggi, secara yuridis terbentuklah Kabupaten Bandung Barat bersamaan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat. Ibu kota Kabupaten Bandung Barat terletak di Kecamatan Ngamprah). Bupati Bandung Barat masa jabatan 2008-2013 adalah Abubakar.[5]
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Tumenggung Wiraangunangun (Ki Astamanggala) |
1632 | 1681 | 1 | [ket. 1] | — | ||
2 | Tumenggung
Ardikusumah |
1681 | 1704 | 2 | [ket. 2] | |||
3 | Tumenggung
Anggadireja I |
1704 | 1747 | 3 | ||||
4 | Tumenggung
Anggadireja II |
1747 | 1763 | 4 | ||||
5 | R.
Anggadireja III |
1769 | 1794 | 5 | ||||
6 | R.A | 1794 | 1829 | 6 | [ket. 3] | |||
7 | R.
Wiranatakusumah III |
1829 | 1846 | 7 | ||||
8 | R. | 1846 | 1874 | 8 | ||||
9 | R.A | 1874 | 1893 | 9 | ||||
10 | R.A.A | 1893 | 1918 | 10 | ||||
11 | R.H.A.A | 1920 | 1931 | 11 | ||||
12 | R.T | 1931 | 1935 | 12 | ||||
(11) | R.H.A.A
Wiranatakusumah V |
1935 | 1945 | 13 | ||||
13 | R.T.E | 1945 | 1947 | 14 | ||||
14 | R.T.M | 1947 | 1956 | 15 | ||||
15 | R. | 1956 | 1957 | 16 | ||||
16 | R. | 1957 | 1960 | 17 | ||||
17 | R. | 1960 | 1967 | 18 | ||||
18 | Masturi | 1967 | 1969 | 19 | ||||
19 | R.H | 1969 | 1975 | 20 | ||||
20 | Sani Lupias Abdurachman | 1980 | 1985 | 21 | ||||
21 | Cherman Effendi | 1985 | 1990 | 22 | ||||
22 | H.U. | 1990 | 1995 | 23 | ||||
1995 | 2000 | 24 | ||||||
23 | H. Obar Sobarna S.Ip |
2000 | 2005 | 25 | [6] | Elyadi Agraraharja | ||
2005 | 2010 | 26 | Yadi Srimulyadi | |||||
24 | Dr. H. Dadang Moh Naser, S.H., M.I.Pol | 12 Desember 2010 | 12 Desember 2015 | 27 | [7] | Deden Rukman Rumaji | ||
— | Perry Suparman (Penjabat) |
15 Desember 2015 | 17 Februari 2016 | [8] | — | |||
(24) | Dr. H. Dadang Moh Naser, S.H., M.I.Pol. | 17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | 28 | [9] | Gun Gun Gunawan | ||
— | Ir. H. A. Tisna Umaran M.P. (pelaksana harian) |
17 Februari 2021 | 9 April 2021 | |||||
— | Dr. H. Dedi Taufik Kurohman M.Si. (Penjabat) |
9 April 2021 | 26 April 2021 | [10] | ||||
25 | H. Dadang Supriatna S.I.P., M.Si. |
26 April 2021 | Petahana | 29 | [11] | Sahrul Gunawan | ||
— | Dikky Achmad Sidik S.T, M.T. (Penjabat Sementara) |
24 September 2024 | 23 November 2024 | [ket. 4] |
- Catatan
- ^ Masa pemerintahan Kerajaan Mataram
- ^ Bupati pertama masa pemerintahan Kompeni-VOC
- ^ Ibu kota dipindah dari Karapyak ke Kota Bandung
- ^ Menjadi Penjabat sementara (Pjs.) karena Bupati dan Wakil Bupati cuti untuk kampanye Pilbup hingga 23 November 2024[12]
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bandung dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[13] | 2019–2024[14] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 6 | 12 | |
Gerindra | 7 | 7 | 6 | |
PDI-P | 9 | 7 | 4 | |
Golkar | 12 | 11 | 9 | |
NasDem | 2 | 5 | 6 | |
PKS | 6 | 10 | 7 | |
Hanura | 1 | 0 | 0 | |
PAN | 2 | 4 | 4 | |
Demokrat | 5 | 5 | 7 | |
PPP | 1 | 0 | 0 | |
Jumlah Anggota | 50 | 55 | 55 | |
Jumlah Partai | 10 | 8 | 8 |
Kecamatan
Kabupaten Bandung terdiri dari 31 kecamatan, 10 kelurahan, dan 270 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 3.522.724 jiwa dengan luas wilayah 1.767,96 km² dan sebaran penduduk 1.992 jiwa/km².[15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[17] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.04.16 | Arjasari | 11 | 40379 | Desa | ||
32.04.32 | Baleendah | 5 | 3 | 40375 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.04.13 | Banjaran | 11 | 40377 | Desa | ||
32.04.08 | Bojongsoang | 6 | 40354 | Desa | ||
32.04.44 | Cangkuang | 7 | 40361 | Desa | ||
32.04.25 | Cicalengka | 12 | 40395 | Desa | ||
32.04.27 | Cikancung | 9 | 40396 | Desa | ||
32.04.07 | Cilengkrang | 6 | 40392 | Desa | ||
32.04.05 | Cileunyi | 6 | 40393 | Desa | ||
32.04.17 | Cimaung | 10 | 40374 | Desa | ||
32.04.06 | Cimenyan | 2 | 7 | 40399 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.04.29 | Ciparay | 14 | 40381 | Desa | ||
32.04.39 | Ciwidey | 7 | 40362 | Desa | ||
32.04.12 | Dayeuhkolot | 1 | 5 | 40353 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.04.36 | Ibun | 12 | 40384 | Desa | ||
32.04.11 | Katapang | 7 | 40355 | Desa | ||
32.04.31 | Kertasari | 8 | 40386 | Desa | ||
32.04.46 | Kutawaringin | 11 | 40356 | Desa | ||
32.04.33 | Majalaya | 11 | 40382 | Desa | ||
32.04.10 | Margaasih | 6 | 40351 | Desa | ||
32.04.09 | Margahayu | 1 | 4 | 40352 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.04.26 | Nagreg | 8 | 40397 | Desa | ||
32.04.30 | Pacet | 13 | 40385 | Desa | ||
32.04.14 | Pameungpeuk | 6 | 40376 | Desa | ||
32.04.15 | Pangalengan | 13 | 40378 | Desa | ||
32.04.35 | Paseh | 12 | 40383 | Desa | ||
32.04.38 | Pasirjambu | 10 | 40364 | Desa | ||
32.04.40 | Rancabali | 5 | 40363 | Desa | ||
32.04.28 | Rancaekek | 1 | 13 | 40394 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.04.34 | Solokanjeruk | 7 | 40387 | Desa | ||
32.04.37 | Soreang | 10 | 40311-40319 | Desa | ||
TOTAL | 10 | 270 |
Pariwisata
Potensi Wisata
- Desa Wisata Ciburial di Kecamatan Cimenyan
- Kampung Adat Cikondang, di Kecamatan Pangalengan
- Situs Rumah Hitam, di Kecamatan Pangalengan
- Situs Bumi Alit Kabuyutan, di Kecamatan Arjasari
- Situs Makam Bosscha, di Kecamatan Pangalengan
- Situs Gunung Padang, di Kecamatan Ciwidey, (Sebagian besar termasuk Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Cianjur).
- Situ Patengan, di Kecamatan Rancabali
- Situ Cileunca, di Kecamatan Pangalengan
- Situ Cipanunjang, di Kecamatan Pangalengan
- Situ Cisanti, di Kecamatan Kertasari
- Situ Ciharus, di Kecamatan Paseh
- Kawah Putih, di Kecamatan Rancabali
- Situ Aul, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Cinulang, di Kecamatan Cicalengka, (sebagian termasuk Kabupaten Sumedang).
- Curug Malabar, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Panganten, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Sanghiang, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Siliwangi, di Kecamatan Cimaung
- Bumi Perkemahan Gunung Puntang, di Kecamatan Cimaung
- Bumi Perkemahan Rahong, di Kecamatan Pangalengan
- Ranca Upas, di Kecamatan Rancabali
- eMTe Highland Resort, di Kecamatan Rancabali
- Karang Gantungan, di Paseh, Bandung
- Batu Korsi, di Kecamatan Pangalengan
- Perkebunan Teh Malabar, di Kecamatan Pangalengan
- Perkebunan Teh Rancabali, di Kecamatan Rancabali
- Perkebunan Teh Gambung, di Kecamatan Pasirjambu
- Penangkaran Rusa Kertamanah, di Kecamatan Pangalengan
- Pemandian Air Panas Cibolang, di Kecamatan Pangalengan
- Pemandian Air Panas Walini, di Kecamatan Rancabali
Transportasi
- KA Cikuray
- KA Garut Cibatuan
- KA Lokal Bandung Raya
- High Speed Train Indonesia
- Angkutan Kota wilayah Kabupaten Bandung dan beberapa rute yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Cimahi.
Stasiun
Kabupaten Bandung memiliki 6 stasiun KA Cikuray, KA Garut Cibatuan, KA Lokal Bandung Raya maupun 1 stasiun High Speed Train Indonesia yang masih beroperasi, diantaranya:
- Stasiun Cimekar
- Stasiun Rancaekek
- Stasiun Haurpugur
- Stasiun Cicalengka
- Stasiun Nagreg
- Stasiun Lebakjero
- Stasiun HSR Tegalluar
Selain itu, Kabupaten Bandung juga memiliki 26 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:
- Stasiun Ciendog
- Stasiun Cikurutug
- Stasiun Dayeuhkolot
- Stasiun Ciwidey
- Stasiun Karees
- Stasiun Soreang
- Stasiun Banjaran
- Stasiun Cisondari
- Stasiun Bojongsoang
- Stasiun Kulalet
- Stasiun Pameungpeuk
- Stasiun Cikupa
- Stasiun Cangkuang
- Stasiun Citaliktik
- Stasiun Sadu
- Stasiun Cukanghaur
- Stasiun Majalaya
- Stasiun Cilelea
- Stasiun Manggahang
- Stasiun Jelekong
- Stasiun Ciheulang
- Stasiun Peneureusan
- Stasiun Ciparay
- Stasiun Cibungur
- Stasiun Rancakole
- Stasiun Bojongloa
Olahraga
Klub Olahraga
Klub olahraga yang berbasis di Kabupaten Bandung di antaranya adalah Persikab, yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak bola Indonesia Kabupaten Bandung, yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia pada musim 2009/2010. Untuk pertandingan kandang, Persikab menggunakan Stadion Si Jalak Harupat.
Lihat Pula
Referensi
- ^ "Geografi Kabupaten Bandung di Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung". www.bandungkab.go.id. Diakses tanggal 2021-06-02.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Kabupaten Bandung Dalam Angka 2020". www.bandungkab.bps.go.id. Diakses tanggal 9 Juni 2020.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Abubakar Dilantik Jadi Bupati Bandung Barat". Suara Karya Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-12. Diakses tanggal 2011-03-24.
- ^ Rusdhie, Yukie (17 September 2015). "Siapa Nama Wakil Bupati Bandung?". Soreang Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-04. Diakses tanggal 3 Februari 2019.
- ^ "Dadang M. Naser Terpilih Jadi Bupati Bandung". Tempo.co. 8 November 2010. Diakses tanggal 3 Februari 2019.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Gubernur Lantik Perry Suparman Sebagai Plt. Bupati Bandung". Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 15 Desember 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-22. Diakses tanggal 3 Februari 2019.
- ^ "Dadang M Naser Pimpin Lagi Kabupaten Bandung". Pojok Satu Jabar. 18 Februari 2016. Diakses tanggal 3 Februari 2019.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Maulana, Yudha (9 April 2021). "Ridwan Kamil Lantik Dedi Taufik Jadi Pj Bupati Bandung". detikcom. Diakses tanggal 26 April 2021.
- ^ Saeno (26 April 2021). Pamungkas, Wisnu Wage, ed. "Sah! Dadang Supriatna - Syahrul Gunawan Pimpin Kabupaten Bandung". Bisnis.com. Diakses tanggal 26 April 2021.
- ^ Anindyadevi Aurellia (24 September 2024). "5 Pjs Bupati di Jawa Barat Resmi Dilantik, Ini Daftarnya". Detik.com. Diakses tanggal 26 September 2024.
- ^ [1] Diarsipkan 2019-01-27 di Wayback Machine. Soreang Online - Pelantikan 50 Anggota DPRD Kabupaten Bandung Berlangsung Sederhana
- ^ KPU Tetapkan Parpol Terpilih 55 Kursi DPRD Kabupaten Bandung Inilah Koran
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Bandung
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Bandung