Pembicaraan Wikipedia:Kelayakan artikel/Tokoh
- Arsip
- Olahragawan (2006) - kebijakan
- Tokoh (2006-2007 - permohonan pendapat dan pemungutan suara) - kebijakan
- Musisi (2010) - belum disetujui
- Artis (2015) - belum disetujui
- Tokoh militer (2022) - kebijakan
Pedoman gaya untuk biografi tokoh militer
- Dipindahkan dari Warung Kopi (Kebijakan), tanggal 15 Februari 2022.
Menindaklanjuti diskusi awal di tempat lain (grup Telegram), saya mengusulkan agar kita membuat pedoman gaya untuk artikel biografi tokoh militer. Beberapa yang bisa jadi pembahasan:
- Nama di paragraf pembuka. Beberapa artikel yang saya lihat mencantumkan titel kepangkatan (terutama tokoh Indonesia). Saya usul ini ditaruh di badan artikel saja. Jadi misalnya, "Maruli Panjaitan adalah letnan jenderal TNI yang menjabat sebagai panglima Kostrad". Kalau sekarang: "Mayor Jenderal Maruli Panjaitan adalah perwira tinggi TNI ...dst". Pangkat tokoh militer bisa berubah-ubah, dan tidak artikelnya tidak selalu cepat diperbarui. Kalau melihat contoh kasus ini, dari paragraf pembuka saja sudah kelihatan artikelnya tidak up to date.
- Sebutan untuk tokoh militer yang sudah pensiun. Apakah masih pakai pangkat terakhir atau tidak (saya lebih suka tidak dicantumkan, tapi buat satu ini tidak terlalu masalah buat saya.
- Lain-lain yang relevan. Gombang (bicara) 25 Januari 2022 12.54 (UTC)
- Menurut saya, karena pangkat itu berubah-ubah, sebaiknya dicantumkan namanya saja sebab akan repetitif karena akan diceritakan kembali di isi artikel tentang jabatan apa saja yang pernah dia emban. Untuk kasus yang telah meninggal atau pensiun, kita bisa melihat contoh Kapitan Pattimura yang sering saya dengar juga, tapi hanya mencantumkan Pattimura saja sebagai nama artikel. Agus Damanik (bicara) 25 Januari 2022 13.51 (UTC)
- Usul saya: untuk keseluruhan paragraf, tidak perlu cantumkan pangkat. Biarlah itu jadi perkara info box/kotak info sahaja Azmi1995 (bicara) 27 Januari 2022 02.55 (UTC)
Tokoh militer
Sehubungan dengan maraknya artikel tokoh militer/polisi yang membanjiri WBI akhir-akhir ini (terutama oleh LTA Ibnu fadil/Agus suharto), saat ini diperkirakan ada 1000-an artikel tokoh-tokoh tersebut ([1]) Rata-rata isinya hanya nama, tanggal lahir, riwayat jabatan. Itu pun dengan referensi yang dipertanyakan [2]; per hari ini, ada lebih dari 200 artikel tokoh yang telah diantrikan untuk dihapus ({{taklayak}}).
Proposal ini diperuntukkan kepada tokoh militer/polisi semua negara, tidak hanya terbatas Indonesia saja.
Saya mengusulkan supaya ditambahkan kriteria khusus mengenai tokoh militer/polisi, yakni
- Pernah menjabat jabatan setingkat perwira tinggi atau di atasnya
- Untuk pemegang jabatan di bawah perwira tinggi, perlu memiliki pencapaian yang signifikan (non-trivial), selain hanya kepangkatan.
- Artikel-artikel non-BLP yang terkait (misalnya korem/kodim, dll.) yang berisi daftar pemegang jabatan dibatasi hanya data yang bisa diverifikasi, dan nama selain perwira tinggi ke atas tidak diberi pranala wiki.
- (tambahan lainnya)
Selain itu, alasan lainnya mengapa artikel BLP semacam ini perlu ditolak adalah karena rotasi yang cukup sering di tubuh militer/polisi menyebabkan informasi cepat usang, dan apabila tidak ada yang merawat/menjaga ribuan artikel tersebut maka akan berpotensi pernyataan usang, bahkan informasi yang tidak faktual dan menyesatkan pembaca.
Informasi yang berada di halaman BLP harus dapat dipastikan melalu referensi yang valid:
- jabatan dan riwayat jabatan
- tempat dan tanggal lahir
- almamater
Apabila ada di antara informasi-informasi tersebut tidak dapat diverifikasi, maka harus dihapus dari artikel.
Artikel harus memiliki kelengkapan berikut
- nama tidak mengandung singkatan, jabatan (polisi/militer), maupun gelar (akademis/sarjana)
- kotak info pemegang jabatan (dilengkapi referensi)
- kotak suksesi (karena dibatasi hanya perwira tinggi ke atas, maka seharusnya ada kotak suksesi jabatan)
- paragraf pembuka diformat dengan benar, artikel diberi wikifikasi secukupnya, terkhusus untuk nama-nama tokoh dan lokasi (cabang kepolisian/kemiliteran)
- Nama di paragraf pembuka. Beberapa artikel yang saya lihat mencantumkan titel kepangkatan (terutama tokoh Indonesia). Saya usul ini ditaruh di badan artikel saja. Jadi misalnya, "Maruli Panjaitan adalah letnan jenderal TNI yang menjabat sebagai panglima Kostrad". Kalau sekarang: "Mayor Jenderal Maruli Panjaitan adalah perwira tinggi TNI ...dst". Pangkat tokoh militer bisa berubah-ubah, dan tidak artikelnya tidak selalu cepat diperbarui. Kalau melihat contoh kasus ini, dari paragraf pembuka saja sudah kelihatan artikelnya tidak up to date. (Gombang)
- Sebutan untuk tokoh militer yang sudah pensiun. Apakah masih pakai pangkat terakhir atau tidak (saya lebih suka tidak dicantumkan, tapi buat satu ini tidak terlalu masalah buat saya. (Gombang)
- hindari penyakit menyingkat-nyingkat istilah dan nama satuan organisasi. Selalu gunakan nama panjang dan nama lengkap, sebagaimana seharusnya di judul artikel. Pembaca tidak mengetahui semua singkatan yang ada
- kategori yang deskriptif dan detil, dan tidak asal-asalan seperti "TNI-AD", "Tokoh militer", atau sejenisnya (@AnnafCategorizing:)
- templat rintisan yang sesuai, apabila berupa artikel rintisan
Terima kasih. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin 「bicara」 9 Februari 2022 23.40 (WIB)
Diskusi
Proposal telah diajukan melalui WP:ASN (pengumuman ke seluruh pembaca situs) dan WP:WKL. Diskusi akan dimulai dari tanggal 13-27 Februari. Apabila tidak ada penolakan terhadap penambahan ini, maka dianggap sudah cukup untuk ditambahkan ke kebijakan kelayakan tokoh. Apabila diperlukan, setelah tanggal 27 Februari dapat diadakan pemungutan suara. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin 「cakap」 13 Februari 2022 02.08 (WIB)
- Komentar saja, apakah pembicaraan ini juga mencangkup topik biografi polisi? Medelam (bicara) 13 Februari 2022 12.54 (UTC)
- Dalam pandangan saya, keduanya tercakup. Selain mirip, juga untuk menghindari terlalu banyak topik, dan berdasarkan pedoman tokoh lainnya yang sudah ada yang juga mencakup beberapa kelas pekerjaan yang mirip. Nanti apabila dirasa ada perbedaan atau perlu dibedakan, bisa dijelaskan lebih lanjut di poin-poin kelayakannya. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin 「omong」 14 Februari 2022 01.45 (WIB)
- Saran "Perwira tinggi" didefinisikan dengan jelas atau dipranalakan ke:
- Perwira Tinggi (ini judul artikelnya kurang cocok) untuk TNI
- Tanda_kepangkatan_Polri#Perwira_Tinggi untuk Polri.
- — RianHS (bicara) 14 Februari 2022 04.59 (UTC)
- Saya rasa sih mengikuti kriteria kelayakan umum saja. Apabila tokoh ybs sudah diliput berita secara detail (bukan cuma disebut), dan dianggap bukan berita jenis siaran pers, boleh saja. Toh banyak artikel tentang tokoh-tokoh militer berpangkat prajurit. Juxlos (bicara) 14 Februari 2022 13.07 (UTC)
- Sepakat dengan bung Juxlos. Belum tentu selain "setingkat perwira tinggi atau di atasnya" tidak layak kan? Malah, bisa jadi aturan tsb bertentangan dengan kriteria kelayakan umum.
- Untuk poin-poin "kelengkapan", sangat bagus. Ini bisa menjadi pedoman gaya untuk tokoh polisi-militer. Dengan tambahan dari saya, penulisan riwayat jabatan harus diatur (misal bukan dalam bentuk daftar). Sebab, banyak artikel polisi-militer (juga birokrat) ditulis seperti resume (contoh: Toni Harmanto).
- Ohya, izin juga memanggil bung @Jeromi Mikhael yang aktif menyunting topik polisi-militer. Rahmatdenas (bicara) 14 Februari 2022 15.12 (UTC)
- Saya rasa sih mengikuti kriteria kelayakan umum saja. Apabila tokoh ybs sudah diliput berita secara detail (bukan cuma disebut), dan dianggap bukan berita jenis siaran pers, boleh saja. Toh banyak artikel tentang tokoh-tokoh militer berpangkat prajurit. Juxlos (bicara) 14 Februari 2022 13.07 (UTC)
- Mungkin bisa ditambahkan kriteria kelayakan untuk tokoh militer yang pangkatnya di bawah perwira tinggi: sudah pernah mendapatkan bintang militer (atau yang setara dengan itu buat tokoh militer luar negeri). Gombang (bicara) 14 Maret 2022 07.47 (UTC)
Contoh-contoh artikel yang bermasalah ada di kontribusi Alruma berikut. Ratusan artikel yang menurut saya sekadar anggota karir, tidak beda dengan PNS. Lagipula sekilas mungkin kalau tidak diteliti dikira layak, padahal informasinya tidak ada yang bisa dipastikan benar (sumber infonya palsu semua) ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin 「komen」 15 Februari 2022 07.13 (WIB)
- Pertanyaan: apakah ini berlaku untuk tentara Indonesia saja atau termasuk tentara luar negeri juga? Saya kurang familiar dengan organisasi militer apalagi militer luar negeri, apakah di luar negeri perwira tinggi punya kategori jabatan yang setara? Jvprawn (bicara) 22 Februari 2022 21.00 (UTC)
- Jawaban singkatnya ya. Selama ketokohan utama mereka karena pangkat kemiliteran mereka, maka hanya jabatan setara perwira tinggi yang diperbolehkan. Secara de facto kelihatannya saat ini tidak ada artikel tokoh militer non-Indonesia yang tidak memenuhi kelayakan di atas. Silakan betulkan kalau saya salah. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin 「obrol」 9 Maret 2022 22.03 (WIB)
Sepakat! Dan, kita juga harus fair. Kalau misalnya @Alruma: bikin artikel perwira militer/polisi indonesia yang jumlahnya di atas seribu orang, yaaaaaaa, kita juga perlu, dong, bikin artikel tentang perwira militer malaysia/singapura/brunei/timor leste/papua nugini/australia/filipina/thailand/india yang jumlahnya di atas seribuan orang
kalau dianggap tidak penting, mending dibabat sekalian sahaja
inilah yang dinamakan sudut pandang netral, bukan sudut pandang pro-indonesia ataupun sudut pandang pro-pihak-pihak lain Azmi1995 (bicara) 26 Maret 2022 09.19 (UTC)
- @Azmi1995: pemahaman Anda tentang apa yang fair dan tidak fair sepertinya agak sesat... dwadieff ✉ 5 April 2022 05.35 (UTC)
- Sesatnya di mana? Azmi1995 (bicara) 5 April 2022 05.51 (UTC)
Hasil
Karena tidak ada penolakan, maka saya memberanikan diri untuk langsung memasukkannya ke kriteria khusus. [3] Terima kasih untuk semua yang sudah menyumbangkan pendapat. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin 「komunikasi」 19 Juni 2022 22.49 (WIB)