Dading Kalbuadi

Revisi sejak 23 Agustus 2022 04.29 oleh RushingBot (bicara | kontrib) (top: hapus templat bendera per MOS:BENDERA, removed: {{flagicon|Indonesia}}, {{negara|Belanda}})

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dading Kalbuadi (14 April 1931 – 10 Oktober 1999)[1] adalah tokoh militer Indonesia. Jabatan terakhirnya yaitu Irjen Dephan.

Dading Kalbuadi
Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan dan Keamanan (HANKAM)
Masa jabatan
1987–1988
Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia ke-3
Masa jabatan
18 April 1986 – 5 Januari 1987
Kodam Udayana ke-8
Masa jabatan
14 Oktober 1978 – 14 Februari 1983
Sebelum
Pengganti
Brigjen TNI Soetarto
Sebelum
Panglima Komando Daerah Pertahanan dan Keamanan Timtim
Masa jabatan
1976–1978
Grup 2/Sandi Yudha ke-3
Masa jabatan
20 April 1971 – 1 Agustus 1974
Sebelum
Pengganti
Letnan Kolonel Inf. Sutarno
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1931-04-14)14 April 1931
Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal10 Oktober 1999(1999-10-10) (umur 68)
KebangsaanIndonesia
AlmamaterP3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) Tahun (1952)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1952–1988
Pangkat Letnan Jenderal TNI
SatuanInfanteri (RPKAD)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier

Dading dilahirkan di Cilacap (Jawa Tengah), 14 April 1931. Ketika menginjak usia remaja, ia telah bergabung dengan pasukan pelajar IMAM (Indoneia Merdeka atau Mati), yang daerah operasinya meliputi wilayah Banyumas, dan sekitarnya. Dalam pasukan IMAM inilah, ia sudah bersama-sama dengan Chalimi Imam Santosa (C.I. Santoso, yang kelak bersama Dading bergabung di RPKAD (kini Kopassus). Mayor Inf C.I. Santoso namanya lebih dulu dikenal, karena ia banyak membantu Kolonel Inf Sarwo Edhi Wibowo, dalam menumpas anggota PKI di pelosok Jawa. Seusai periode perang kemerdekaan, Dading diterima sebagai siswa di P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat). Di P3AD ini, selain dengan Jenderal TNI Benny Moerdani, ia bertemu dengan sahabat-sahabat se-abituren P3AD, seperti Letnan Jenderal TNI Soeweno (mantan Pangkostrad), Mayor Jenderal TNI MI Sutaryo (mantan Kepala BAIS), Mayor Jenderal TNI Sebastian Soekoso (mantan Gubernur Maluku), Letnan Jenderal TNI Gunawan Wibisono (mantan Kassospol ABRI).[2] Saat memimpin "Operasi Seroja" (1975-1976), Dading membentuk tim-tim kecil untuk operasi penyusupan, dengan nama sandi "Operasi Umi-Tuti".Beberapa anggota tim khusus ini antara lain adalah: Letnan Jenderal TNI Kuntara, Letnan Jenderal TNI Tarub, Letnan Jenderal TNI Yunus Yosfiah, dan Letnan Jenderal TNI Sutiyoso. Anggota-anggota tim khusus ini ketika menyusup ke wilayah Timtim.

Riwayat Kepangkatan

  • Letnan Dua (1954)
  • Letnan Satu (1957)
  • Kapten (1960)
  • Mayor (1964)
  • Letkol (1967)
  • Kolonel (1972)
  • Brigjen TNI (1976)
  • Mayjen TNI (1982)
  • Letjen TNI (1986)

Riwayat Penugasan Operasi

  • DI - TII, Jawa Barat (1955)
  • PRRI/Permesta, Sumatera (1958)
  • Trikora, Irian Barat (1962)
  • Penumpasan G.30.S/PKI, Jawa Tengah, Jawa Timur (1965)
  • Seroja, Timor Timur (1975)

Jabatan Militer

Bintang/Tanda Jasa

Referensi

Pranala luar