Nyi Roro Kidul

Ratu Laut Selatan di Indonesia
Revisi sejak 14 Januari 2023 13.46 oleh Oppezer (bicara | kontrib)


Nyi Roro Kidul (atau Nyai Roro Kidul, bahasa Sunda: Templat:Sunda, Latin: Nyi Rara Kidul, bahasa Jawa: ꦚꦻ​ꦫꦫ​ꦏꦶꦢꦸꦭ꧀, translit. Nyai Rara Kidul, bahasa Bali: ᬜᬶᬭᭀᬭᭀᬓᬶᬤᬸᬮ᭄ ) adalah sosok jin anak dari Ratu penguasa laut merah Ratu Balqis / Ratu Syeba mantan istri Nabi Sulaiman, yang mengasingkan diri & menikah dengan Raja Jin Negeri Saba maka lahirlah Putri Aurora Balqis yang tanpa raga, maka Ratu Syeba memerintahkan pasukan khususnya untuk mengirim / membuang bayi tersebut ke Laut Selatan Pulau Jawa, lalu diasuh oleh Ratu Pantai Selatan sampai ia dewasa. walaupun ia sebagai dewi legendaris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa.

Berkas:Nyi-roro-kidul.jpg

Tokoh ini adalah bukan Ratu melainkan putri dari kalangan jin yang memiliki kesaktian setara dengan Nyi Blorong dan secara umum sering disamakan dengan Kanjeng Ratu Kidul / Ratu Laut Selatan sebagai ibu asuhnya, meskipun menurut beberapa kalangan sebenarnya keduanya berbeda.[1]

Putri Aurora Balqis selalu menjaga istana Ratu Pantai Selatan ketika Ibu Ratu sedang berperang melawan Jin Kafir .

Kedudukan Putri Roro Kidul sebagai Ratu Kidul tanah Jawa menjadi motif populer dalam cerita rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan kecantikan putri-putri Sunda.

Etimologi

Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun. Ia lazim dipanggil dengan nama Ratu Laut Selatan dan Gusti Kanjeng Ratu Kidul.[2] Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk menyebutnya sangat penting demi kesopanan. Terkadang orang juga menyebut namanya sebagai Nyai Loro Kidul. Bahasa Jawa loro merupakan sebuah [homograf] untuk "dua - 2" dan "sakit, menderita". Sementara bahasa Jawa rara (atau roro) memiliki arti "gadis". Seorang ortografer Belanda memperkirakan terjadinya perubahan dari bahasa Jawa kuno roro menjadi bahasa Jawa baru loro, sehingga terjadi perubahan arti dari "gadis cantik" menjadi "orang sakit".[3]

Asal usul

Menurut para guru ahli spritual, tentunya sudah pernah mengalahkan kesaktiannya, Nyi Roro Kidul atau Putri Aurora Balqis lahir saat Ratu Balqis mengasingkan diri & bertapa asbab kesedihan sepeninggalnya Nabi Sulaiman karena kembali negeri tersebut diambang kehancuran & kesesatan, di pertapaannya ia menikah dengan Raja Jin lalu lahirlah Aurora Balqis tanpa raga menjadi jin murni, akhirnya ia menyuruh pasukannya untuk membuang anaknya ke laut Jawa & ditemukan lalu diasuh oleh Ibu Ratu Laut Selatan. Meskipun dalam kepercayaan Kejawen & spritual, Putri Roro Kidul adalah Putri yang terbuang dari negeri saba.

Selendang tersebut dapat digunakan untuk memanggil ombak & angin yang sangat besar di laut pantai selatan.

Setelah dewasa ia sudah diberi kesaktian & kekuasaan dengan senjata tongkat permata & Selendang, tongkatnya lebih kuat daripada tongkat yang dimiliki Nyi Blorong, lalu ia membangun kerajaan dipantai selatan sebelah kanan untuk mendampingi Ratu Laut Selatan yang sangat mencintainya sebagai anak.

Ia selalu menunggu perintah dari Ratu Laut Selatan selaku ibu angkatnya & konon belum pernah menikah.

Ketika Sunan Gunung Jati memperkenalkan Sunan Kalijaga kepada Ratu Pantai Selatan Rara Kadita, & Nyi Roro Kidul Aurora Balqis ikut di Muslimkan oleh kedua Waliyullah.

Putri Banyu Bening Gelang Kencana

Dalam salah satu cerita rakyat Sunda, Banyu Bening (lit. "Air Jernih") menjadi ratu dari kerajaan Joyo Kulon. Ia menderita lepra kemudian berkelana menuju selatan. Ia ditelan ombak yang besar dan menghilang ke dalam samudra.[4]

Legenda dan kepercayaan

Penjaga istana Ratu Laut Selatan

Kiai Iman Sampurno dari Blitar, Jawa Timur (abad ke-19) mengeluarkan ramalan bahwa Nyi Roro Kidul dan Sunan Lawu akan memimpin bala tentara masing-masing akan menyebarkan wabah kepada para manusia berkelakuan buruk.[5]

Persaingan Nyi Blorong & Nyi Roro Kidul

Nyi Roro Kidul / Putri Aurora Balqis adalah anak pertama dari Ratu Balqis & sebagai anak asuh dari Ratu Pantai Selatan sedangkan Nyi Blorong adalah keturunan Iblis Nyi Blorong yang pernah ditaklukan Ratu Pantai Selatan & keduanya pernah tinggal bersama di kerajaan Ratu Pantai Selatan. Lalu pada masa itu karena kedengkian & iri hati Nyi Blorong kepada Nyi Roro Kidul maka Ratu Laut Selatan mengusirnya dari istananya & selalu menyimpan dendam kusumat kepadanya.

Sunan Kalijaga, Senopati , Ir. Soekarno, Hamengku Buwono IX

Sesungguhnya Nyi Roro Kidul / Putri Aurora Balqis telah dimuslimkan oleh Sunan Kalijaga & ia dekat hubungannya dengan Senopati, Hamengku Buwono IX, Ir. Soekarno, sebagai teman spritual.

Sunan Kalijaga memiliki hubungan mendalam dengan Nyai Loro Kidul karena aspek yang sama, yaitu air (dalam bahasa Jawa, kali memiliki arti "sungai"). Panembahan Senopati (1584–1601), pendiri ekspansi imperial Mataram, mencari dukungan dewi dari Samudra Selatan (Kanjeng Ratu Kidul dan Nyai Loro Kidul) di Pemancinang, selatan Jawa, untuk menjadi pelindung khusus keluarga bangsawan Mataram. Ketergantungan Senopati pada Sunan Kalijaga dan Nyai Loro Kidul menurut catatan sejarah mencerminkan ambivalen Dinasti Mataram terhadap Islam dan kepercayaan asli Jawa.[6]

Sarang burung walet

Nyai Loro Kidul adalah dewi pelindung pengumpul sarang burung di selatan Jawa. Para pengumpul menuruni tebing menggunakan tali serabut kelapa hingga sekitar ketinggian sembilan meter (30 kaki) di atas permukaan laut. di sana, mereka menunggu arus ombak di atas teras bambu, kemudian terjun dan terbawa arus masuk ke gua. Dalam kegelapan total, mereka mengambil sarang burung dan memasukkan dalam tas mereka. Perjalanan pulang juga sangat berbahaya dan membutuhkan waktu yang tepat, agar tidak terbawa ombak yang ganas.[7]

Sarang burung Jawa merupakan salah satu sarang burung terbaik di dunia. Sup sarang burung yang dipasarkan di China, Thailand, Malaysia, dan Singapura didedikasikan kepada Nyai Loro Kidul, demikian menurut tulisan Sultan Agung. Terdapat tiga jenis panen, yaitu Unduan-Kesongo (April), Unduan-Telor (Agustus, terbanyak), dan Unduan-Kepat (Desember). Rongkob dan Karang Bolong yang terdapat di pantai selatan Jawa Tengah terkenal sebagai tempat mengumpulkan sarang burung walet (disebut Salanganen atau Collocalia fuciphaga). Proses panen terkenal karena juga dilakukan pertunjukan wayang serta tarian ritual yang diiringi musik gamelan. Setelah panen selesai, masyarakat memberikan persembahan yang disebut "Ranjang Nyai Loro Kidul". Persembahan tersebut digantung bersama dengan kain batik dan cermin yang diletakkan di atas bantal berwarna hijau.[8]

Budaya populer

  • Nyi Roro Kidul sering kali menjadi tokoh dalam perfilman Indonesia, seperti: Kutukan Nyai Roro Kidul, Bangunnya Nyi Roro Kidul, Dewi Angin-Angin, Susuk Nyi Roro Kidul, Sinetron Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
  • Kanjeng Ratu Roro Kidul menjadi salah satu karakter dalam komik daring Webtoon Indonesia berjudul 7 Wonders, merupakan perubahan wujud 'Sang Bidadari Nawangwulan' Legenda Jaka Tarub setelah terjatuh dari Kahyangan. Nyi Roro Kidul juga merupakan karakter di Nusantara Droid War.
  • Nyi Roro Kidul mengilhami perancangan salah satu karakter pahlawan dalam permainan daring Mobile Legends bernama Kadita.[9]
  • Permainan Heroes of God memiliki karakter bernama Nyi Raka yang terilhami dari legenda Nyi Roro Kidul.[10]
  • Permainan Atlantica Online memiliki karakter bernama Roro Kidul.[10]
  • Line Let’s Get Rich memiliki karakter bernama Roro yang terinspirasi dari legenda Nyi Roro Kidul.[10]
  • Permainan Seven Knights memiliki karakter bernama Roro.[10]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Herman Utomo dan Silvie Utomo. 2008. Dialog dengan Alam Dewa. Jakarta: Kelompok Spiritual Universal.
  2. ^ [Puisi Misteri Indonesia untuk menghormati Nyi Roro Kidul Kanjeng Ratu Kidul]
  3. ^ Jordaan, Roy E. Tara and Nyai Lara Kidul - Asian Folklore Studies, Volume 56, 1997: pp 303
  4. ^ "Njai Loro Kidoel" oleh Inten Bayan aka Rene Adeboi, Moesson, The Hague 1967
  5. ^ Peter Carey. 2014. Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855), hal. 242-243. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.
  6. ^ Ricklefs, M.C. A history of modern Indonesia since c.1300, The Macmillan Press LTD 1993, pp 7, 41, ISBN 0-333-57690-X
  7. ^ Blair, Lawrence and Lorne. Ring of Fire an Indonesian Odyssey, Park Street Press Hongkong 1991 ISBN 0-89281-430-6
  8. ^ De Cock Wheatley, Ch. In the Realms of a Mystic Queen, Inter-Ocean, 12-13, 1931-'32 - KITLV Leiden Holland pp 205-210
  9. ^ "Mobile Legends Resmi Perkenalkan Hero Asli Indonesia, Kadita". kincir.com. Diakses tanggal 2019-08-13. 
  10. ^ a b c d "5 Karakter Legenda Nyi Roro Kidul dalam Video Game Dunia". Urbandigital. 2018-09-14. Diakses tanggal 2019-08-13. 

Pranala luar