Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar di kalangan pelajar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah.[1] IPM saat ini terdapat di 34 provinsi se-Indonesia.
Singkatan | IPM |
---|---|
Tanggal pendirian | 18 Juli 1961 |
Tipe | Organisasi pelajar |
Kantor pusat | Jl. KH Ahmad Dahlan No. 103, Yogyakarta
Jl. Menteng Raya No. 62, Jakarta Pusat |
Jumlah anggota | 7 juta (klaim) |
Ketua Umum | Nashir Efendi |
Situs web | www |
IPM berasaskan Islam namun sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dasar negara Indonesia. IPM memilki maksud dan tujuan:
Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlaq mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam, sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.[2]
Latar belakang berdirinya IPM tidak terlepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah. Didirikannya IPM diperlukan Muhammadiyah untuk mendukung misi Muhammadiyah di tengah situasi dan kondisi politik Indonesia masa Orde Lama yang sedemikian berat dan sulit.
Rintisan pendirian organisasi pelajar Muhammadiyah sebenarnya telah ada sejak tahun 1919, tetapi pada Konferensi Pemuda Muhammadiyah tahun 1958 di Garut ditetapkan bahwa organisasi Pelajar Muhammadiyah berada dalam pengawasan Pemuda Muhammadiyah.
Sejarah
Kelahiran
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak lepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sekaligus sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader.
Selain itu, situasi dan kondisi politik di Indonesia tahun 60-an yaitu pada masa berjayanya Orde Lama dan PKI, Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat berat untuk menegakkan dan menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM terpanggil untuk mendukung misi Muhammadiyah serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah.
Dengan demikian, kelahiran IPM mempunyai dua nilai strategis. Pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar di kalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang.
Keinginan dan upaya para pelajar untuk membentuk organisasi pelajar Muhammadiyah sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1919. Akan tetapi selalu ada halangan dan rintangan dari berbagai pihak, sehingga baru mendapatkan titik terang ketika Konferensi Pemuda Muhammadiyah (PM) pada tahun 1958 di Garut.
Organisasi pelajar Muhammadiyah akan ditempatkan di bawah pengawasan PM. Keputusan konferensi tersebut diperkuat pada Muktamar PM II yang berlangsung pada tanggal 24–28 Juli 1960 di Yogyakarta, yakni dengan memutuskan untuk membentuk IPM (Keputusan II/No. 4).
Setelah ada kesepakatan antara Pimpinan Pusat (PP) PM dan Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran pada tanggal 15 Juni 1961, ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi IPM. Pendirian IPM tersebut dimatangkan secara nasional pada Konferensi PM di Surakarta tanggal 18–20 Juli 1961.
Sehingga pada tanggal 5 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 M[3][4] ditetapkan sebagai hari kelahiran IPM dengan Ketua Umum Herman Helmi Farid Ma'ruf dan Sekretaris Umum Muh. Wirsyam Hasan. Akhirnya, IPM menjadi salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah dan kaderisasi di kalangan pelajar Muhammadiyah.[5]
Perubahan Menjadi IRM
Pada Konferensi Pimpinan Pusat (Konpiwil) IPM tahun 1992 di Yogyakarta, Menteri Pemuda dan Olahraga Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penyesuaian tubuh organisasi. PP IPM diminta Departemen Dalam Negeri mengisi formulir direktori organisasi disertai catatan agar pada waktu pengembalian formulir tersebut nama IPM telah berubah.
Tim eksistensi PP IPM yang bertugas membahas masalah ini, melakukan pembicaraan secara intensif. Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), dengan pertimbangan:
- Keberadaan pelajar sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhammadiyah;
- Perlunya pengembangan jangkauan IPM;
- Adanya kebijakan Pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata pelajar untuk organisasi berskala nasional.
Keputusan pergantian nama ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) PP IPM nomor VI/PP.IPM/1992 yang selanjutnya disahkan oleh PP Muhammadiyah tanggal 22 Jumadil Awwal 1413 H bertepatan dengan 18 November 1992 M tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah. Dengan demikian secara resmi perubahan IPM menjadi IRM sejak tanggal 18 November 1992.[5]
Kebangkitan IPM
Seiring perkembangan organisasi IRM, muncul berbagai reaksi dari dalam tubuh gerakan IRM maupun Persyarikatan Muhammadiyah, bahwa IRM dinilai kurang fokus terhadap pembinaan pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Dalam perkembangan wacana tentang kembali menggunakan identitas "pelajar" menjadi semakin menguat, meskipun ada sebagian yang masih ingin tetap mempertahankan nama "remaja" sebagai basis massa yang lebih luas.
Pembahasan mengenai basis massa dan fokus gerakan sebenarnya sudah mengemuka sejak Muktamar IRM ke-14 di Lampung pada tahun 2004. Di dalam forum-forum organisasi dan perkaderan di tingkat nasional telah muncul perdebatan di masa kepemimpinan Ahmad Imam Mujadid Rais, Ketua Umum PP IRM periode 2004–2006. Apalagi, saat itu wacana gerakan-gerakan sosial baru (new social movements) juga turut mempengaruhi kelompok pendukung perubahan dari IRM ke IPM. Menurut kelompok ini, dengan memfokuskan diri pada basis massa pelajar, maka gerakan IRM (atau IPM) akan lebih memiliki pijakan paradigma gerakan yang jelas dari pada menggunakan identitas remaja yang cenderung bersifat psikologis dari pada sosiologis. Kata "pelajar" dianggap lebih mampu menunjukkan identitas ideologis intelektual dari pada istilah remaja.
Sebagai puncaknya, Muktamar IRM ke-15 tahun 2006 di Medan, Sumatra Utara akhirnya mengamanatkan PP IRM periode 2006–2008 untuk membentuk tim eksistensi yang bertugas untuk mengkaji persoalan identitas nama dan basis gerakan ini. Akhirnya, PP IRM periode 2006–2008 di bawah kepemimpinan Moh. Mudzakkir membentuk Tim Eksistensi. Dari hasil rapat pleno PP IRM menunjuk Ridho Al Hamdi sebagai koordinator Tim Eksistensi. Tim Eksistensi PP IPM selain mendengarkan aspirasi dari pimpinan IRM dari seluruh Indonesia juga meminta saran pendapat dari PP Muhammadiyah dan ortom-ortom di dalamnya. Sebelum Tim Eksistensi menyelesaikan tugasnya, Tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 2007 merekomendasikan IRM untuk berubah kembali menjadi IPM.
Tak lama kemudian, PP Muhammadiyah mengeluarkan SK No. 60/KEP/I.0/B/2007 tertanggal 7 Jumadil Awwal 1428 H bertepatan dengan 24 Mei 2007 M tentang perubahan nomenklatur IRM menjadi IPM. Sehubungan dengan munculnya berbagai reaksi terkait SK tersebut, PP IPM segera mengadakan pleno diperluas dengan mengundang PP Muhammadiyah dan seluruh Pimpinan Wilayah IPM se-Indonesia. Setelah berdialog secara intensif, PP Muhammadiyah mengeluarkan maklumat berkenaan dengan SK PP Muhammadiyah No. 60/KEP/I.0/B/2007 bahwasanya perubahan IRM menjadi IPM membutuhkan proses. Maklumat ini berlaku efektif setelah Muktamar IRM XVI pada tanggal 23–28 Oktober 2008 di Surakarta.[5]
Lambang
IPM memiliki lambang organisasi berupa segi lima berbentuk pena yang berwarna hijau yang berarti keabadian dan keilahian, bergambar matahari berwarna kuning (melambangkan ortom Muhammadiyah dan keagungan) dan buku ditengahnya berwarna putih (melambangkan pengetahuan dan kesucian). Pada bulatan matahari terdapat tulisan Nuun Wal Qalami Wamaa Yasthuruun (demi pena dan apa yang dituliskannya) yang merupakan semboyan IPM. Sementara tulisan IPM sendiri berwarna merah yang berarti IPM berani secara aktif menyampaikan dakwah Islam, sebab IPM merupakan pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan organisasi dengan basis massa yang sangat jelas, yaitu pelajar dan terutama siswa sekolah Muhammadiyah. Dengan demikian, IPM tersebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia dan lebih dari 300 kabupaten/kota. Karenanya, IPM menjadi organisasi pelajar terbesar se-Indonesia. Diperkirakan IPM memiliki basis massa sebanyak 7 juta pelajar[6] meskipun klaim ini perlu dibuktikan lebih jauh lagi.
Dengan sepak terjang IPM, beberapa penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional berhasil didapatkan oleh IPM[7] dan mempertegas posisi IPM sebagai organisasi pelajar terbesar di Indonesia. Penghargaan tersebut antara lain:
- Penghargaan Pemuda Indonesia Sociopreneur (2015)
- Organisasi Kepemudaan Terbaik Nasional (2006, 2011, 2013, 2015, 2016)
- ASEAN Ten Accomplished Youth Organisation (2011, 2014)
Struktur dan permusyawaratan
Struktur
- Pimpinan Pusat, berkedudukan di Yogyakarta dan Jakarta, periode kepemimpinan 2 tahun.
- Pimpinan Wiayah, berkedudukan di provinsi, periode kepemimpinan 2 tahun.
- Pimpinan Daerah, berkedudukan di kabupaten/kota, periode kepemimpinan 2 tahun.
- Pimpinan Cabang, berkedudukan di kecamatan, periode kepemimpinan 2 tahun.
- Pimpinan Ranting, berkedudukan di sekolah, desa, atau kelurahan, periode kepemimpinan 1 tahun.
Permusyawaratan
Permusyawaratan tertinggi diselenggarakan untuk membahas agenda strategis dan memilih tim formatur. Tim formatur kemudian akan menentukan ketua umum di setiap struktur. Sementara itu, permusyawaratan tertinggi kedua biasanya merupakan evaluasi tengah periode dan merancang regulasi untuk permusyawaratan tertinggi.
- Muktamar (permusyawaratan tertinggi di tingkat pusat)
- Tanwir (permusyawaratan tertinggi kedua di tingkat pusat)
- Musyawarah Wilayah (permusyawaratan tertinggi di tingkat wilayah)
- Konferensi Pimpinan Wilayah (permusyawaratan tertinggi kedua di tingkat wilayah)
- Musyawarah Daerah (permusyawaratan tertinggi di tingkat daerah)
- Konferensi Pimpinan Daerah (permusyawaratan tertinggi kedua di tingkat daerah)
- Musyawarah Cabang (permusyawaratan tertinggi di tingkat cabang)
- Konferensi Pimpinan Cabang (permusyawaratan tertinggi kedua di tingkat cabang)
- Musyawarah Ranting (permusyawaratan tertinggi di tingkat ranting)
- Muktamar Luar Biasa (permusyawaratan yang terjadi di Pimpinan Pusat karena hal yang mendesak)
Gerakan, bidang, dan lembaga
Gerakan
- 3T (tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib berorganisasi)
- Gerakan Kritis-Transformatif
- Gerakan Pelajar Kreatif (2010–2014)
- Gerakan Pelajar Berkemajuan (2014–sekarang)
Bidang
Terdapat 3 bidang wajib dan 9 bidang pilihan di dalam struktur organisasi PP IPM. Bidang dibentuk melalui permusyawaratan tertinggi di tiap struktur IPM. Setiap bidang terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota. Bidang-bidang tersebut adalah:
Bidang wajib
- Bidang Perkaderan
- Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI)
- Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Bidang pilihan
- Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik
- Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
- Bidang Ipmawati
- Bidang Pengembangan Kreativitas dan Kewirausahaan (PKK)
- Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional (HKI; hanya untuk PP IPM)
- Bidang Organisasi
- Bidang Lingkungan Hidup
- Bidang Teknologi dan Informasi
- Bidang Kesehatan
Lembaga
Terdapat beberapa lembaga yang saat ini eksis di PP IPM. Lembaga dibentuk oleh pimpinan di tiap struktur. Lembaga-lembaga yang ada di bawah PP IPM antara lain:
- Lembaga Media dan Komunikasi
- Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Insani (LAPSI)
- Lembaga Pustaka
- Lembaga Fasilitator Pelajar
- Lembaga Bantuan Hukum Pelajar
- Lembaga Pengembangan Komunitas
Kolaborasi dan apresiasi dari pihak eksternal
IPM dikenal menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. Pada tahun 2017, IPM bekerja sama dengan Indonesia Institute for Social Development melakukan riset terkait perokok pemula di kalangan remaja.[8] Pada tahun 2022, IPM bekerja sama dengan start-up Evermos untuk mencetak developer muda.[9][10] Sementara itu, IPM pada Juni 2022 diketahui mendapatkan apresiasi dari Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati karena nilai-nilai demokrasi dalam IPM yang masih terjaga.[11] Pada Juli 2022, saat Milad ke-61, IPM diapresiasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim karena peran IPM dalam literasi masyarakat, kewirausahaan, serta lingkungan hidup.[12]
Daftar ketua umum
Ikatan Pelajar Muhammadiyah dipimpin oleh seorang ketua umum. Berdasarkan data dari PP IPM, berikut daftar ketua umum PP IPM:
Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah[13] | |||
No | Periode | Ketua Umum | |
1 | 1961-1966 | Herman Helmi Farid Ma'ruf | |
2 | 1966-1969 | Moh. Wirsyam Hasan | |
3 | 1969-1972 | Muhsin Sulaiman | |
4 | 1972-1975 | Abdul Shomad Karim | |
5 | 1975-1978 | Gafaruddin | |
6 | 1979-1983 | Asnawi Syarbini (dan M. Busyro Muqoddas) | |
7 | 1983-1986 | Masyhari Makhasi | |
8 | 1986-1990 | Khoiruddin Bashori | |
9 | 1990-1993 | M. Jamaluddin Ahmad | |
10 | 1993-1996 | Athaillah A. Latief | |
11 | 1996-1998 | M. Izzul Muslimin (Ketua Umum) dan Iwan Setiawan (Sekretaris Umum) | |
12 | 1998-2000 | Taufiqur Rahman | |
13 | 2000-2002 | Raja Juli Antoni | |
14 | 2002-2004 | Munawwar Khalil | |
15 | 2004-2006 | Ahmad Imam Mujaddid Rais | |
16 | 2006-2008 | Moh. Mudzakkir | |
17 | 2008-2010 | Deni Wahyudi Kurniawan | |
18 | 2010-2012 | Slamet Nur Ahmad Effendy | |
19 | 2012 | Danik Eka Rahmaningtiyas (menggantikan Slamet Nur Ahmad Effendy) | |
20 | 2012-2014 | Fida Afif | |
21 | 2014-2016 | Muhammad Khoirul Huda | |
22 | 2016-2018 | Velandani Prakoso | |
23 | 2018-2020 | Hafizh Syafaaturrahman (diperpanjang hingga 2021) | |
24 | 2021 | Multazam Ahmad Tawalla | Ketua Umum Muktamar XXII |
25 | 2021-2023 | Nashir Efendi | Ketua Umum Muktamar Luar Biasa |
Alumni
IPM merupakan organisasi yang telah melahirkan berbagai tokoh bangsa dan kemanusiaan. Beberapa alumni IPM antara lain:
- Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah)
- Busyro Muqoddas (Mantan Ketua KPK RI)
- Dahlan Rais (Ketua PP Muhammadiyah)
- Budiman Sudjatmiko (politisi PDI-Perjuangan)
- Raja Juli Antoni (politisi Partai Solidaritas Indonesia)[14]
- Eross Candra (musisi)
- Fahd Pahdepie (penulis)
- Azaki Khoirudin (CEO IBTimes.ID)[15]
- Muhammad Khoirul Huda (Anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah[16])
- Nasrullah (advokat)[17]
- Muhammad Afnan Hadikusumo (Anggota DPD RI, Ketua Umum PP Tapak Suci Putera Muhammadiyah)
- Ridho Al Hamdi (ilmuwan politik, Direktur International Program of Government Affairs and Administration (IGOV) UMY)
- Slamet Nur Achmad Effendy (politisi Partai Amanat Nasional)
- David Efendi (penggerak Ekoliterasi, Ketua Serikat Taman Pustaka Muhammadiyah)
- Fathul Wahid (Rektor Universitas Islam Indonesia)
- Anjar Nugroho (Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
- Hidayatullah (Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
- Ulfah Mawardi (aktivis DPP Baitul Muslimin dan politisi PDI-Perjuangan)
- Diyah Puspitarini (Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah)
- Adi Hidayat (ulama)
- Anis Matta (politisi Partai Gelora)
- Iwan Setiawan (Dirut Gramasurya)
- Irfan Amalee (founder Peace Generation)
- Danik Eka Rahmaningtiyas (politikus Partai Solidaritas Indonesia, konselor kesehatan mental)[18]
- Hilman Latief (Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI)
- Emha Ainun Nadjib (budayawan)
- Hajriyanto Y. Thohari (Duta Besar Indonesia untuk Lebanon)
- Dzulfikar Ahmad Tawalla (Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah)
Referensi
- ^ "Ikatan Pelajar Muhammadiyah - Organisasi Pelajar Indonesia". Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ "Buku Ideologi IPM.pdf". Google Docs. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ Heizar, Eiben (2022-07-18). Arjanto, Dwi, ed. "Cerita di Balik Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah Hari Ini di Tahun 1961". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ "Sejarah Ikatan Pelajar Muhammadiyah". Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ a b c "Sejarah Ikatan Pelajar Muhammadiyah". Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ "Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kerahkan 7 Juta Anggota Cegah Corona". Sindonews.com. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ "https://twitter.com/ppipm". Twitter. Diakses tanggal 2020-07-25. Hapus pranala luar di parameter
|title=
(bantuan) - ^ "Selamatkan Anak Indonesia dari Kepungan Asap Rokok". Republika Online. 2022-07-24. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ BeritaSatu.com (2022-02-24). "Evermos dan IPM Siapkan Beasiswa Pelatihan dan Kesempatan Kerja". beritasatu.com. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ Harususilo, Yohanes Enggar (2022-03-10). Harususilo, Yohanes Enggar, ed. "Dukung Pemulihan Ekonomi, Evermos Gelar Beasiswa hingga Pemberdayaan Perempuan". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ Yakub, Edy M (2022-06-04). "Wagub Bali ajak Pelajar Muhammadiyah sukseskan pembangunan". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ "Mendikbud Ristek Apresiasi Usaha IPM Menguatkan Literasi Masyarakat". Muhammadiyah (dalam bahasa Inggris). 2022-06-03. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ "[LIVE] Malam Puncak Milad ke - 59 Tahun Ikatan Pelajar Muhammadiyah - YouTube". www.youtube.com. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ "Raja Juli, Timses Kampanye Jokowi-Ma'ruf yang jadi Wamen ATR". Asumsi. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ "IBTimes.ID - Kanal Moderasi Islam". IBTimes.ID. 2019-08-05. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ "Susunan Pengurus". Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ "Nasrullah, SH". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2020-08-02.
- ^ "Danik Eka R: Internalized Misogyny, Penyebabnya Watak Insecure". Indonesia Channels. 1970-01-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-28. Diakses tanggal 2021-10-28.