Stasiun Karangantu

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Karangantu (KRA) (atau dikenal sebagai Stasiun Banten Lama) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 m ini berada di kawasan Banten Lama dan termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Stasiun Karangantu
Kereta Api Indonesia
LM07

Kondisi emplasemen Stasiun Karangantu.
Nama lainStasiun Banten Lama
Lokasi
Koordinat6°2′36″S 106°9′33″E / 6.04333°S 106.15917°E / -6.04333; 106.15917
Ketinggian+4 m
Operator
Letak
km 121+621 lintas AngkeTanah Abang
RangkasbitungMerak[1]
Jumlah peron2 (satu peron sisi tinggi dan satu peron pulau rendah)
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananCommuter Line Merak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • KRA
  • 0111[2]
  • KARANG
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1900
Nama sebelumnyaKarangantoe
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Serang Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Tonjong Baru
menuju Merak
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[7] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Karangantoe).[8] Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.[9]

Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.

Stasiun ini pada awalnya memiliki tiga jalur, namun kini hanya tersisa 2 jalur karena jalur ketiga telah dibongkar.

Dahulu, pada petak antara Stasiun Karangantoe dan Halte Tandjong (Tonjong Baru) terdapat Halte Banten,[8] sedangkan pada petak yang menuju ke Stasiun Serang terdapat Halte Kedoeng Tjinde (Kedungcinde).[8] Halte-halte tersebut kini sudah tidak aktif lagi.

Stasiun ini berada tidak jauh dari pelabuhan nelayan Karangantu. Penduduk yang tinggal di sekitar stasiun ini kebanyakan adalah nelayan yang biasa menjemur ikan hasil tangkapannya di sekitaran kompleks stasiun.[10]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Karangantu hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.

Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset cagar budaya.

Stasiun ini dilengkapi dengan peron tinggi untuk memudahkan aktivitas naik dan turun penumpang, peron tinggi ini dibangun bersamaan dengan proyek revitalisasi rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada tahun 2021.

Stasiun ini merupakan stasiun terdekat dengan kompleks wisata Banten Lama. Ketika musim ziarah, biasanya akan banyak orang yang turun dan naik di stasiun ini untuk melakukan ziarah.

Layanan kereta api

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij. 
  5. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  6. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co. 
  7. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ a b c Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10. 
  9. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  10. ^ "Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Besar Banten Lama". IndonesiaKaya.com. Diakses tanggal 6 Agustus 2017. 

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Merak–Tanah Abang".

6°02′21″S 106°09′43″E / 6.0390833°S 106.1619025°E / -6.0390833; 106.1619025{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman