Persija Jakarta
Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta, dahulu pernah dikenal juga dengan nama Persija Pusat) adalah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Persija saat ini berlaga di Liga 1. Persija merupakan salah satu klub sepak bola paling sukses di sejarah sepak bola Indonesia dengan torehan 2 kali juara liga domestik dan 9 kali juara turnamen perserikatan hingga sejauh ini.
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Macan Kemayoran (Kemayoran Tigers) | |||
Berdiri | 28 November 1928 | sebagai VIJ Jacatra|||
Stadion | Stadion Internasional Jakarta (Kapasitas: 82.000) | |||
Pemilik | PT. Persija Jaya Jakarta | |||
Presiden/CEO | Ambono Janurianto | |||
Manajer + Pelatih | Thomas Doll | |||
Liga | Liga 1 | |||
2022–23 | Peringkat 2 | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
Kelompok suporter | The Jakmania | |||
| ||||
Musim ini |
Tim utama |
Tim Academy |
Tim wanita |
Tim junior |
Tim Esports |
Tim satelit |
Persija didirikan pada 28 November 1928, tepat sebulan setelah Sumpah Pemuda, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930.
Sejarah
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra).[1] Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Saat masih bernama VIJ, markas Persija berada di Stadion VIJ. Sejumlah nama ikut membesarkan klub ibu kota ini. Diantaranya tercatat dalam sejarah Persija Jakarta nama M.H. Thamrin, yang diakui sebagai pahlawan nasional. Selain itu ada juga nama Habib Ali Kwitang, yang tercatat ikut membesarkan Persija.
Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch-Indische Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada. Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
Stadion
Lahir di Tanah Abang oleh Soeri dan Allie, Persija yang dulu bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) pertama kali menggunakan lapangan di daerah Petojo. Lapangan Petojo di Pulo Piun, Laan Trivelli itu bisa dibilang menjadi lapangan pertama Persija. Nama lama Persija, yakni VIJ sudah 23 tahun menggunakan lapangan tersebut untuk kepentingan kompetisi internal hingga pertandingan berskala nasional.
Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (IKADA) adalah stadion kedua Persija yang dulunya adalah lapangan tim nasional Indonesia. PSMS Medan adalah salah satu klub yang pernah merasakan atmosfer stadion ini kala bertanding dengan Persija pada tahun 1945. Di Stadion IKADA, Persija pernah merasakan gelar juara pada tahun 1954. Para pemain legendaris Persija layaknya, Tan Liong Houw, Tjoa Wim Pie, Kwiee Kiat Sek, Van der Vin, Thio Him Tjiang, Chris Ong, Djamiat Dalhar hingga Soetjipto Soentoro pernah merasakan berlatih dan bertanding di stadion ini.
Tak berselang lama Persija mendapatkan stadionnya sendiri di kawasan Menteng pemberian Presiden RI Soekarno pada tahun 1961. Dahulu stadion itu bernama stadion VIOS, pemilik klub Hindia Belanda bernama VIOS (Voorwaarts Is Ons Streven), Stadion VIOS dibangun pada tahun 1921. Setelah Persija resmi merumput di VIOS Batavia, mereka mengganti namanya menjadi stadion Persija atau Menteng. Saat bermarkas di Menteng, 4 kali Macan Kemayoran sukses meraih gelar juara Perserikatan di 1964, 1973, 1975 dan terakhir di 1979. Sayang, kemesraan Menteng dan Persija berakhir pada 26 Juli 2006. Stadion yang penuh kenangan itu harus roboh setelah Gubernur DKI kala itu, Sutiyoso mengingstruksikan untuk menggusur stadion tersebut dan berubah menjadi Taman Menteng.
Selanjutnya Persija juga pernah bermarkas di Stadion Sanggrahan Pelita Jaya atau dikenal sebagai stadion Lebak Bulus setelah berganti nama. Di sini Persija lebih dikenal dengan barisan Jakmanianya yang mampu menggetarkan nyali lawan saat pertandingan digelar. Salah satunya, terjadi pada tahun 2005, saat itu digelar pertandingan Copa Indonesia yang menemukan duel sarat gengsi antara Persija dan Persib Bandung. Lebak Bulus yang hanya muat menampung 12.500 penonton itu diisi oleh lebih dari sekitar 25.000 Jak Mania. Kesempatan Persija untuk kembali bermain di Lebak Bulus pun harus sirna seiring keputusan mantan Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk menjadikan stadion Lebak Bulus sebagai Depo MRT Lebak Bulus. Pada tahun 2015, stadion Lebak Bulus akhirnya harus rata dengan tanah. Setelah angkat kaki dari Lebak Bulus.
Persija diketahui pindah ke Stadion Utama Gelora Bung Karno. SUGBK sendiri punya kenangan manis bagi Persija di tahun 2001 maupun 2018. Karena di stadion itu Persija memastikan gelar juara. Terutama di 2018 beberapa kali Persija menggunakan SUGBK, mereka sulit dihentikan. Bahkan saat bermain di kompetisi Asia, ribuan Jakmania hadir membuat lawan menjadi ciut. Sebelum menetap di SUGBK, Persija menggunakan stadion yang lebih kecil di sekitar Jakarta sebagai kandang mereka. Untuk Liga 1 2017 dan Liga 1 2018, Persija harus pindah-pindah stadion dan menggunakan Stadion Patriot Chandrabhaga, Stadion Wibawa Mukti, Stadion Pakansari, Stadion PTIK, ketika SUGBK menjalani renovasi untuk Asian Games 2018.
Di tahun 2019, Persija juga sempat menggunakan Stadion Madya, Senayan. Saat itu stadion itu menjadi saksi Persija menang atas Kalteng Putra dengan skor 3-0.
Kini Persija menyambut stadion lainnya yang saat ini sudah hampir jadi. Stadion yang dimaksud adalah Jakarta International Stadium (JIS), di Taman BMW yang stadion ini dibangun pada 2019 dengan dimulainya Kick Off pembangunan JIS oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada 14 Maret 2019 di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stadion ini akan menampung kurang lebih 82.000 penonton, memiliki 3 tingkatan tribun. Selain itu terdapat tribun VIP, dan tribun khusus untuk disabilitas.
Prestasi
Kompetisi Domestik
Piala Nasional
- Piala Presiden Soeharto
- Runner-Up (3): 1972, 1974, 1976
- Piala Fatahillah
- Juara (1): 1978
- Bang Ali Cup
- Juara (1): 1977
- Piala Indonesia
- Piala Presiden
- Juara (1): 2018
- Piala Menpora
- Juara (1): 2021
Turnamen Nasional
- Piala Emas Bang Yos
- Juara (1): 2003
- Trofeo Persija
- Juara (4): 2011, 2012, 2014 (Juara Bersama Sriwijaya FC dan Arema Cronus), 2016
- Piala Siliwangi (Bandung)
- Juara (2): 1976, 1978
- Piala Jusuf (Makassar)
- Juara (1): 1977
- Runner-Up (3): 1976, 1978, 1980
- Piala Surya (Surabaya)
- Juara (1): 1977 (Juara Bersama Persebaya Surabaya)
- Piala Marah Halim (Medan)
- Juara (1): 1977
- Runner-Up (1): 1973
- Piala Gubernur Jatim
- Runner-Up (1): 2020
Internasional
- Quốc Khánh Cup
- Juara (1): 1973
- Brunei Invitation Cup
- Juara (2): 2000, 2001
- Boost Fix Super Cup
- Juara (1): 2018
Rekor musim ke musim
Musim | Liga | Piala Indonesia | Topskor tim | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Komp. | Main | M | S | K | GM | GK | Poin | Pos | Nama | Gol | ||
2008-2009 | ISL | 34 | 15 | 8 | 11 | 61 | 48 | 53 | 7 | Perempat Final | Bambang Pamungkas | 19 |
2009-2010 | ISL | 34 | 14 | 10 | 10 | 41 | 36 | 52 | 5 | Perempat Final | Bambang Pamungkas | 14 |
2010-2011 | ISL | 28 | 15 | 7 | 6 | 52 | 28 | 52 | 3 | Greg Nwokolo | 13 | |
2011-12 | ISL | 34 | 14 | 10 | 10 | 53 | 36 | 52 | 5 | Bambang Pedro |
16 | |
2013 | ISL | 34 | 12 | 6 | 16 | 46 | 45 | 42 | 11 | Emmanuel Kenmogne | 14 | |
2014 | ISL | 20 | 9 | 7 | 4 | 27 | 15 | 34 | 5 (b) | Ramdani Lestaluhu | 8 | |
2015 | QNB League | |||||||||||
2016 | ISC A | 34 | 8 | 11 | 15 | 25 | 42 | 35 | 14 | Emmanuel Kenmogne | 6 | |
2017 | Liga 1 | 34 | 17 | 10 | 7 | 48 | 24 | 61 | 4 | Bruno Lopes | 10 | |
2018 | Liga 1 | 34 | 18 | 8 | 8 | 53 | 36 | 62 | 1 | Runner-Up | Marko Šimić | 18 |
2019 | Liga 1 | 34 | 11 | 11 | 12 | 43 | 42 | 44 | 10 | Marko Šimić | 28 | |
2020 | Liga 1 [a] | 2 | 1 | 1 | 0 | 5 | 4 | 4 | 9 | Dibatalkan | Evan Dimas | 2 |
2021-22 | Liga 1 | 34 | 11 | 12 | 11 | 43 | 40 | 45 | 8 | Marko Šimić | 14 | |
2022-23 | Liga 1 | 34 | 20 | 6 | 8 | 47 | 27 | 66 | 2 | TBA | Michael Krmenčík | 10 |
- Catatan
- ^ Liga dihentikan karena pandemi Covid-19
Rekor kontinental
Musim | Kompetisi | Babak | Klub | Kandang | Tandang | Agregat |
---|---|---|---|---|---|---|
2001-2002 | Kejuaraan Klub Asia | Ronde pertama | Kashima Antlers | 4–1
| ||
2018 | AFC Cup | Grup H | Johor Darul Ta'zim | 4–0 | 3–0 | 1st |
Tampines Rovers | 4–1 | 2–4 | ||||
Sông Lam Nghệ An | 1–0 | 0–0 | ||||
Zona Semi-final | Home United | 1–3 | 3–2 | 3–6 | ||
2019 | Liga Champions AFC | Pendahuluan 1 | Home United | 1–3
| ||
Pendahuluan 2 | Newcastle Jets | 3–1 (p.w.)
| ||||
AFC Cup | Grup G | Becamex Bình Dương | 0–0 | 3–1 | 3rd | |
Shan United | 6–1 | 1–3 | ||||
Ceres Negros | 2–3 | 1–0 |
Pemain
Skuat saat ini
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
- Catatan: Kebijakan klub mencantumkan suporter sebagai nomor pemain #12.
- Catatan: Daftar Pemain diatas diambil dari website Liga Indonesia
Pemain dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Transfer
2023 – 2024
- Pemain direkrut awal musim
- Akbar Arjunsyah dari Gresik United
- Rizky Ridho dari Persebaya Surabaya
- Ryo Matsumura dari BG Pathum United
- Marko Šimić dari FK Radnički 1923
- Maciej Gajos dari Lechia Gdańsk
- Oliver Bias dari FK Příbram
- Pemain dilepas awal musim
Nomor yang dipensiunkan
12 – Pada era Sutiyoso, atau tepatnya saat Macan Kemayoran di manajeri I.G.K. Manila, Salah satu bentuk menghormati loyalitas suporter, Persija mempensiunkan nomor 12 sebagai tanda penghormatan kepada The Jakmania, yang dianggap sebagai pemain ke-12 di lapangan.[2]
20 – Bambang Pamungkas, atau yang akrap disapa Bepe identik dengan Jersey nomor 20. Nomor punggung itu sudah menjadi saksi sejarah perjalanan panjang Bepe, selama 20 tahun berkarier sebagai atlet sepak bola. Setelah memutuskan pensiun, manajemen Persija resmi mengistirahatkan nomor 20.[3]
Tata Kelola
Direksi
Official
Posisi | Nama |
---|---|
Presiden Klub | Mohammad Prapanca |
Wakil Presiden Klub | Ganesha Putra |
Pembina/Penasihat Klub | – |
Sekretaris Tim | Muhammad Araaf Sidik |
Manajer + Pelatih Kepala | Thomas Doll |
Asisten Manajer | Vava Hernandia |
Asisten Pelatih | Pasquale Rocco |
Sopian Hadi | |
Pelatih Fisik | Paul Keenan |
Ilham Ralibi | |
Pelatih Kiper | Ján Klima |
Pelatih Individual Development | Ferdiansyah |
Pelatih Movement | Jeremiah |
Opposition / Player Scouting | Petrick Sinuraya |
Dokter Tim | dr. Ikhsan Eka Putra AIFO K |
Fisioterapis | M. Yanizar Lubis |
Jeremia Halomoan S | |
Sports Nutritionist | Emilia E. Achmadi, M.Sc., Ph.D |
Masseur | Sutisna |
Aditya Ahmad | |
Kitman | Abdul Rahman Saleh |
Candra Darmawan | |
Video Analyst | Uzzy Assidra |
Statiscian | Dani Budi Rayoga |
Player Scouting | Petrick Sinuraya |
Videographer | Yudistira Achmad Nugroho |
Media Officers | M. Nadhil |
Photographer | Khairul Imam |
Lapangan (kapasitas dan dimensi) | Stadion Patriot Chandrabhaga (30.000 / 105x65 meter) |
Lapangan Latihan | Nirwana Park Sawangan |
Sponsor & Partner
2022–2023
Pelatih
Tahun | Nama |
---|---|
1962–1966 | Endang Witarsa |
1972–1975 | Sinyo Aliandoe |
1977–1979 | Marek Janota |
1985 | Yuswardi |
1985–1995 | Sugih Hendarto |
1994–1999 | Risdianto |
1999-2000 | Ivan Venkov Kolev |
2000 | Andi Lala |
2000–2003 | Sofyan Hadi |
2003 | Herry Kiswanto |
2003–2004 | Atanas Giorgiev |
2004–2005 | Carlos Garcia Cambon |
2005–2006 | Arcan Iurie |
2006–2007 | Rahmad Darmawan |
2007–2008 | Serghei Dubrovin |
2008–2009 | Danurwindo |
2009–2010 | Benny Dollo |
2010–2011 | Rahmad Darmawan |
2011–2013 | Iwan Setiawan |
2013–2014 | Benny Dollo |
2015 | Rahmad Darmawan |
2015 | Bambang Nurdiansyah |
2016 | Paulo Camargo |
2016 | Muhammad Zein Al Hadad |
2017–2018 | Stefano Cugurra Teco |
2019 | Ivan Venkov Kolev |
2019 | Julio Bañuelos |
2019 | Edson Tavares |
2020 | Sergio Farias |
2021 | Sudirman |
2021 | Angelo Alessio |
2022 | Sudirman |
2022– | Thomas Doll |
Apparel
Period | Kit Provider |
---|---|
1985–1996 | Adidas |
1998–2000 | Reebok |
2000–2003 | Nike |
2004–2007 | Specs |
2007–2009 | Diadora |
2009–2017 | League |
2017–2019 | Specs |
2020– | Juara |
Pendukung
Persija Fans Club atau sekarang dikenal dengan nama The Jakmania ialah kelompok supporter terbesar & fanatik dari Persija Jakarta. Anggota Jakmania terdiri dari pemuda-pemudi Betawi khususnya dan warga Jakarta umumnya.[4]
Jakmania berdiri sejak era Ligina IV tepatnya pada tanggal 19 Desember 1997. Ide berdirinya The Jakmania pertama kali dicetuskan oleh manajer Persija waktu itu Diza Rasyid Ali.[5] Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang kemudian diangkat sebagai pembina Persija Jakarta.[butuh rujukan]
Lagu Anthem Persija, Satu Jiwa dan Persija Menyatukan Kita Semua ciptaan Jakmania sering dinyanyikan lagu ini sesaat usai laga pertandingan Persija berakhir dan diikuti para pemain Macan Kemayoran yang berkumpul di tengah lapangan dan ikut bernyanyi bersama.
Peringkat Klub
- Per 18 Juni 2023.[6]
Rank | Poin | Perubahan | ||
---|---|---|---|---|
Indonesia | AFC | FIFA | ||
2 | 72 | 780 | 1377 | 129
1360 |
Rivalitas
Persija Jakarta mempunyai rivalitas dengan klub-klub besar lainnya di Indonesia seperti PSM Makassar yang dikenal dengan Rivalitas Jakarta-Makassar, PSMS Medan dan Persebaya Surabaya yang sudah bersaing dengan Persija sejak era Perserikatan. Selain tim-tim tersebut Persija juga mempunyai rivalitas dengan Persib Bandung dalam pertandingan yang bertajuk Derbi Indonesia (juga disebut El Clássico) yang mulai muncul pada tahun 2000an dan juga rivalitas dalam Derbi Jabodetabek dengan Persita Tangerang dan Persikabo 1973.
Referensi
- ^ "Tentang Persija di situs web resmi Persija". persija.id.
- ^ "FAKTA PERSIJA: INI SOSOK PEMAIN TERAKHIR YANG GUNAKAN NOMOR PUNGGUNG 12 DI PERSIJA". persija.id. 30 Agustus 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-05. Diakses tanggal 2022-09-05.
- ^ "FAKTA PERSIJA; INI NOMOR PUNGGUNG PERTAMA BEPE DI PERSIJA". persija.id. 10 Juli 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-05. Diakses tanggal 2022-09-05.
- ^ Adhikresna, Medikantyo Junandika (2021-04-10). "Asal-usul The Jakmania, Suporter Fanatik Persija Jakarta Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-05-28.
- ^ Imanuddin, Muhammad (2018). Aktivitas keagamaan the jakmania dalam membentuk citra positif suporter. Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. hlm. 37.
- ^ "Football / Soccer Club World Ranking". footballdatabase.com.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Persija Jakarta dalam situs web resmi Liga Indonesia Baru
- FootballDatabase: Persija Jakarta
- Persija Jakarta di Facebook
- Persija Jakarta di Instagram
- Persija Jakarta di YouTube
- Persija Jakarta di Twitter
- Hasil Pertandingan Persija Jakarta - Hasil Pertandingan Terkini dari Persija Jakarta