Nepal

negara di Asia Selatan

Nepal, dengan nama resmi disebut sebagai Republik Demokratik Federal Nepal (Nepali: सङ्घीय लोकतान्त्रिक गणतन्त्र नेपाल, Sanghīya Lokatāntrika Ganatantra Nēpāla) adalah sebuah negara federal yang bersistem parlementer dengan berbentuk republik konstitusional dan juga negara terkurung daratan di Asia Selatan. Hal ini terutama terletak di Himalaya, tetapi juga mencakup bagian dari Dataran Indo-Gangga, berbatasan dengan Tibet, R.R.Tiongkok di utara dan India di timur dan selatan.

Republik Demokratik Federal Nepal

सङ्घीय लोकतान्त्रिक गणतन्त्र नेपाल
Sanghīya Lokatāntrika Ganatantra Nēpāla (Nepali)
Semboyanजननी जन्मभूमिष्च स्वर्गादिप गरियिस
Jananī Janmabhūmiṣca Svargādapi Garīyasī
(Sanskerta: "Ibuku dan Ibu Pertiwi lebih besar dari surga")
Lagu kebangsaan
सयौं थुँगा फूलका
Sayaun Thunga Phool Ka
(Indonesia: "Terbuat dari seratus bunga")
Lokasi Nepal
Ibu kota
Kathmandu
27°42′N 85°19′E / 27.700°N 85.317°E / 27.700; 85.317
Bahasa resmi
dan bahasa nasional
Nepali
PemerintahanFederal parlementer republik konstitusional
• Presiden
Ram Chandra Poudel
Ram Sahaya Yadav
Pushpa Kamal Dahal
Legislatifसंघीय संसद नेपाल
Saṅghīya Sansada Nēpāla
Penyatuan
25 September 1768[1]
• Dibentuk republik
28 Mei 2008
• Konstitusi saat ini
20 September 2015
Luas
 - Total
147.516 km2 (93)
 - Perairan (%)
2,8
Populasi
 - Perkiraan 2022
30.666.598[2] (49)
180/km2
PDB (KKB)2021
 - Total
Kenaikan $122,62 miliar[3] (84)
Kenaikan $4.199[3] (144)
PDB (nominal)2021
 - Total
Kenaikan $36,084 miliar (98)
Kenaikan $1.236[3] (158)
Gini (2010)Steady 32,8[4]
sedang · 115
IPM (2019)Steady 0,602[5]
sedang · 142
Mata uangRupee Nepal (रू)
(NPR)
Zona waktuWaktu Standar Nepal
(UTC+5.45)
Lajur kemudikiri
Kode telepon+977
Kode ISO 3166NP
Ranah Internet.np
.नेपाल
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Nepal memiliki geografi yang beragam, termasuk dataran subur, perbukitan berhutan dan delapan dari sepuluh gunung tertinggi di dunia termasuk Gunung Everest ada di Nepal. Nepal adalah negara multi-etnis, multi-bahasa, multi-agama dan multi-budaya dengan bahasa Nepal sebagai bahasa resmi. Kathmandu adalah ibu kota negara dan kota terbesar di negara tersebut.

Etimologi

Kata "Nepal" diyakini oleh para ahli berasal dari kata "Nepa:" yang mengacu pada Kerajaan Newar. Dalam bahasa Sanskerta (Atharvaveda Parisista) dan prasasti periode Gupta, negara ini disebut sebagai Nepala. Newar di Nepal, penduduk Lembah Kathmandu dan perlengkapannya, dilakukan disebut sebagai "Nepa:" sebelum munculnya dinasti Shah.

Legenda setempat mengatakan bahwa seorang Hindu yang bijak bernama "Ne" berdiri sendiri di lembah Kathmandu pada zaman prasejarah dan bahwa kata "Nepal" muncul sebagai tempat yang terlindung ("pala" dalam bahasa Sanskerta) oleh orang bijak "Ne". Etimologi rakyat ini nama Nepal berarti, "negara dipelihara oleh Ne". [10]

Dia dikatakan telah melakukan upacara keagamaan di Teku, pada pertemuan yang Bagmati dan sungai-sungai Bishnumati dan telah memilih seorang gembala sapi yang saleh untuk menjadi yang pertama dari banyak raja dari dinasti Gopala. Dia adalah penguasa dikatakan telah memerintah Nepal selama lebih dari 500 tahun Dia memilih Bhuktaman menjadi raja pertama di garis Gopala (gembala sapi) Dinasti. Dinasti Gopala dikatakan telah memerintah selama 621 tahun. Yakshya Gupta adalah raja terakhir dari dinasti ini.

Namun, menurut Skanda Purana, Resi yang disebut "Ne" atau "Nemuni" dulu tinggal di Himalaya. Dalam Purana Pashupati,. Ia disebut-sebut sebagai seorang santo dan pelindung. Dia dikatakan telah berlatih meditasi di Bagmati dan sungai Kesavati dan telah mengajar di sana.

Sejarah

 
Lumbini, terdaftar sebagai tempat kelahiran Gautama Buddha oleh Konvensi Warisan Dunia UNESCO

Zaman purba

Perangkat neolitik yang ditemukan di Lembah Kathmandu menunjukkan bahwa manusia sudah hidup di daerah Himalaya selama sekitar 11.000 tahun.[6]

Nepal pertama kali disebut di dalam Atharvaveda Pariśiṣṭa sebagai tempat yang mengekspor selimut. Tempat ini juga disebut dalam Atharvashirsha Upanishad.[7] Dalam Pilar Allahabad karya Samudragupta, Nepal disebut sebagai sebuah negara perbatasan. Skanda Purana juga memiliki sebuah bab terpisah, dikenal sebagai "Nepal Mahatmya", yang menceritakan keindahan dan kekuatan Nepal secara detail.[8] Nepal juga disebut dalam teks Hindu, misalnya Narayana Puja.[7]

Legenda dan teks kuno yang menyebut daerah yang kini dikenal sebagai Nepal ada hingga abad ke-30 Sebelum Masehi.[9] Kaum Gopal Bansa kemungkinan besar merupakan salah satu penghuni lembah Kathmandu yang paling awal. Pemimpin Nepal yang paling awal adalah kaum Kirata (Kerajaan Kirata), kaum yang sering disebut dalam teks-teks Hindu. Mereka memimpin Nepal selama berabad-abad.[9] Berbagai sumber menyatakan keberadaan setidaknya 32 raja Kirata.[10]

Pada sekitar tahun 600 SM, terdapat berbagai kerajaan kecil dan konfederasi klan di daerah selatan Nepal. Dari salah satunya, kota Shakya, lahirlah seorang pangeran yang kemudian melepaskan statusnya untuk menjalani hidup asketik, mendirikan Buddhisme, dan kemudian dikenal sebagai Gautama Buddha (secara tradisional, ia diketahui hidup pada 623-543 SM).[11]

Pada 250 SM, daerah-daerah selatan masuk ke dalam pengaruh Kerajaan Maurya dari India Utara. Kemudian, daerah ini menjadi kerajaan bawahan Kerajaan Gupta pada abad ke-4 SM.[11]

Kerajaan Nepal digambarkan secara mendetail di dalam tulisan seorang bhiksu Buddhis Tiongkok, Xuanzang, yang diketahui berasal dari sekitar tahun 645.[12][13] Prasasti batu di Lembah Kathmandu adalah sumber penting sejarah Nepal.

Setelah dinasti monarki Kirat, raja-raja dinasti Lichavi memimpin Nepal. Konteks 'Ksatriya Suryavansi menciptakan rezim baru setelah mengalahkan kaum Kirat' dapat ditemukan di beberapa genealogi dan Purana.[10] Hingga kini, masih belum jelas kapan dinasti Lichhavi mulai berdiri di Nepal. Menurut pendapat Baburam Acharya, sejarawan besar Nepal, dinasti Licchavi mulai memimpin secara merdeka dengan cara mengalahkan negara Kirati yang sudah ada di Nepal sekitar tahun 250.[10]

Dinasti Licchavi kemudian mulai mundur di akhir abad ke-8, dan dilanjutkan dengan era Newar atau Thakuri. Raja-raja Thakuri memimpin negeri ini hingga pertengahan abad ke-12. Raja Raghav Dev konon mendirikan dinasti ini pada bulan Oktober tahun 869 M.[14] Raja Raghav Dev juga memulai Nepal Sambat.[15]

Zaman pertengahan

 
Tara, Nepal sekitar abad ke-13, Museum Seni Walters
 
Kompleks kerajaan Basantapur

Di awal abad ke-12, mulai ada pemimpin Nepal barat jauh yang namanya memiliki akhiran sufiks bahasa Sanskrit, malla (yang berarti "pegulat"). Raja-raja ini mengonsolidasi kekuatan mereka dan memimpin selama 200 tahun, hingga kerajana ini akhirnya terpecah menjadi dua lusin kerajaan kecil. Dinasti Malla lain, yang dimulai dengan raja Jayasthiti muncul di lembah Kathmandu pada akhir abad ke-14. Sejak saat itu, bagian pusat Nepal kembali dipimpin secara terpusat. Pada tahun 1482, daerah Nepal terbagi menjadi tiga kerajaan: Kathmandu, Patan, dan Bhaktapur.

Kerajaan Nepal (1768–2008)

 
Mahkota keupacaraan seorang bangsawan Nepal
 
Perang Sino-Nepal
 
Raja Tribhuvan sedang memberikan audiensi kepada jenderal Inggris, Claude Auchinleck, di istana kerajaan di Kathmandu, 1945
 
Elvis Presley dengan Raja Mahendra dan Ratu Ratna Nepal pada tahun 1960
 
Perdana Menteri Israel, David Ben Gurion, dan Perdana Menteri Nepal, B. P. Koirala

Di pertengahan abad ke-18, Prithvi Narayan Shah, seorang raja Gurkha, mulai mendirikan apa yang kini dikenal sebagai Nepal. Ia memulai misinya dengan mengamankan netralitas kerajaan-kerajaan di pegunungan sekitar. Setelah beberapa pertempuran dan pertarungan yang memakan korban, terutama Pertempuran Kirtipura, ia berhasil menaklukkan Lembah Kathmandu pada tahun 1769. Pater Giuseppe menjadi saksi langsung kemenangan Prithvi Narayan Shah dan menuliskan sebuah kesaksian yang mendetail.[16]

Pemerintahan Gurkha mencapai puncaknya ketika teritori India Utara Kerajaan Kumaon dan Kerajaan Garwhal di timur, hingga Sikkim di barat, masuk ke dalam kendali Nepal. Terjadi sebuah persengketaan dengan Tibet mengenai kendali perlintasan pegunungan dan pedalaman lembah Tingri di Tibet, hingga akhirnya memaksa dinasti Qing di Tiongkok untuk berperang dalam Perang Sino-Nepal. Pada akhirnya, pihak Nepal terpaksa mundur dan membayar reparasi perang kepada Beijing.

Persengketaan antara Kerajaan Nepal dengan Perusahaan Hindia Timur Britania tentang kendali negara-negara di perbatasan Nepal berujung pada Perang Anglo-Nepal (1815-16). Pada awalnya, orang Inggris menganggap rendah orang Nepal dan akhirnya mereka kalah, hingga harus menambahkan jumlah tentara dari yang mereka rencanakan. Perang ini berakhir dengan Perjanjian Sugauli, yang mengembalikan daerah-daerah yang baru diambil Nepal, serta hak untuk merekrut tentara. Tanah kaum Madhesi yang mendukung Perusahaan Hindia Timur Britania dikembalikan sebagai hadiah bagi Nepal.[17]

Faktionalisme di keluarga kerajaan menyebabkan ketidakstabilan. Pada tahun 1846, ditemukan suatu rencana yang mengatakan bahwa ratu yang waktu itu memimpin hendak membuang Jung Bahadur Kunwar, seorang pimpinan militer yang cepat naik kariernya. Hal ini berujung pada Pembunuhan massal Kot. Pertarungan bersenjata antara personel militer dan birokrat yang setia pada ratu berujung pada pembunuhan beberapa ratus pangeran di seluruh negeri. Jung Bahadur Kunwar menang dan menciptakan dinasti Rana. Ia kemudian dikenal sebagai Jung Bahadur Rana.

Raja kemudian dijadikan sebagai figur simbolis, dan peran Perdana Menteri dibuat penting dan turun-temurun. Kaum Rana amat pro-Inggris dan membantu mereka pada Pemberontakan di India 1857 (dan kemudian di kedua Perang Dunia). Beberapa bagian daerah Terai, yang berisi orang non-Nepal, diberikan kepada Nepal oleh Inggris, sebagai simbol persahabatan untuk bantuan militernya menjaga kendali Inggris di India selama pemberontakan. Pada tahun 1923, Britania Raya dan Nepal menandatangani perjanjian persahabatan formal yang mengungguli Perjanjian Sugauli tahun 1816.[17]

Perbudakan legal di Nepal dibatalkan pada tahun 1924.[18] Namun demikian, di Nepal masa kini, ada sekitar 234.600 orang (sekitar 0,82%) yang diperbudak.[19] Perbudakan akibat hutang, bahkan yang termasuk anak penghutang, adalah masalah sosial besar di daerah Terai. Kepemimpinan Rana sarat dengan tirani, kebobrokan moral, ekploitasi ekonomi, serta persekusi agama.[20][21]

Pada akhir tahun 1940an, gerakan serta partai politik prodemokrasi yang baru muncul di Nepal amat kritis terhadap otokrasi Rana. Sementara itu, dengan invasi Tibet oleh Tiongkok pada tahun 1950an, India mulai mencoba menyeimbangkan ancaman militer yang mulai muncul di bagian utaranya dengan mendekati Nepal. India mensponsori Raja Tribhuvan (yang memimpin dari tahun 1911–55) sebagai pemimpin baru Nepal pada tahun 1951, serta sebuah pemerintahan baru, yang terutama terdiri dari Kongres Nepal, dan mengakhiri hegemoni Rana di dalam kerajaan.[17]

Setelah beberapa tahun berseteru mengenai kekuasaan antara raja dan pemerintah, Raja Mahendra (yang memimpin 1955-72) kemudian membatalkan eksperimen demokrasi pada tahun 1959 dan sistem "nonpartai" Panchayat didirikan untuk memimpin Nepal hingga tahun 1989, ketika "Jan Andolan" (Gerakan Rakyat) memaksa Raja Birendra (memimpin 1972–2001) untuk menerima reformasi konstitusional dan menciptakan parlemen multipartai yang mulai beroperasi pada Mei 1991.[22] Pada tahun 1996, Partai Komunis Nepal mulai mengadakan pergerakan bersenjata untuk mengubah sistem parlementer kerajaan dengan republik rakyat sehingga terjadi Perang Sipil Nepal dan lebih dari 12.000 orang meninggal.

Pada 1 Juni 2001, terjadi pembunuhan massal di istana kerajaan. Raja Birendra, Ratu Aishwarya, dan tujuh anggota kerajaan lainnya, mati terbunuh. Pelakunya diperkirakan adalah Pangeran Dipendra, yang diduga bunuh diri tidak lama kemudian. Pembunuhan massal ini konon adalah respons Dipendra terhadap pelarangan orang tuanya untuk menikahi istrinya. Namun demikian, terdapat spekulasi dan keraguan warga Nepal tentang siapa yang bertanggung jawab.

Setelah pembunuhan massal itu terjadi, saudara laki-laki Raja Birendra, Gyanendra, mendapatkan takhta. Pada 1 Februari 2005, Raja Gyanendra membatalkan pemerintahan dan mengambil kekuasaan eksekutif penuh untuk menghabisi gerakan bersenjata Maois.[22] Akan tetapi, inisiatif ini tidak berhasil karena kaum Maois sudah kuat bertahan di sejumlah besar perbatasan negeri, namun mereka belum bisa mengalahkan militer dari kota-kota besar. Pada September 2005, kaum Maois mendeklarasikan gencatan senjata tiga bulan untuk melakukan negosiasi.

Sebagai hasil dari pergerakan demokrasi tahun 2006, Raja Gyanendra setuju untuk memberikan kedaulatan kepada rakyat. Pada tanggal 24 April 2006, Majelis Representasi Rakyat yang dibubarkan kembali didirikan. Dengan otoritas kedaulatan yang baru didapat, Majelis itu kemudian melakukan voting dan menentukan bahwa kekuasaan raja harus dipersempit dan Nepal dinyatakan sebagai negara sekuler, mengakhiri status resmi Nepal sebagai Kerajaan Hindu, pada 18 Mei 2006. Pada 28 Desember 2007, parlemen merilis undang-undang yang mengamendemen Pasal 159 konstitusi, mengganti kata-kata "Hukum mengenai Raja" menjadi "Hukum mengenai Kepala Negara", mendeklarasikan Nepal sebagai sebuah republik federal, dan dengan demikian membatalkan monarki.[23] Undang-undang ini memiliki kekuasaan hukum sejak 28 Mei 2008.[24]

Republik Nepal (2008–masa kini)

Partai Komunis Nepal memenangkan jumlah kursi terbanyak di pemilihan Majelis Konstituen pada 10 April 2008. Mereka mendirikan sebuah pemerintahan koalisi dengan hampir seluruh partai di Majelis Konstituen. Meskipun terjadi aksi kekerasan pada masa prapemilihan, akan tetapi pemilihan itu sendiri bersifat damai dan "dijalankan dengan baik".[25]

 
Dr. Ram Baran Yadav, Presiden Nepal pertama

Majelis yang baru dibangun ini melakukan rapat di Kathmandu pada 28 Mei 2008. Setelah melakukan polling pada 564 anggota Majelis Konstituen, 560 orang menyatakan mendirikan pemerintahan baru.[24] Partai monarkis, Partai Rastriya Prajatantra, yang memiliki empat perwakilan di majelis, menyatakan ketidaksetujuannya. Di titik itu dinyatakan bahwa Nepal telah menjadi negara republik demokratis yang sekuler dan inklusif.[26][27] Pemerintah kemudian menyatakan tanggal 28–30 Mei sebagai hari libur. Raja diberikan waktu 15 hari untuk meninggalkan Istana Narayanhity, agar istana itu dapat dibuka untuk umum sebagai sebuah museum.[28]

Namun demikian, perseteruan politik dan pertarungan kekuasaan yang muncul darinya terus ada di Nepal. Pada bulan Mei 2009, pemerintahan Maois dijatuhkan dan pemerintahan koalisi lain, dengan semua partai politik besar kecuali partai Maois, pun terbentuk.[29] Madhav Kumar Nepal dari Partai Komunis Nepal (Marxis–Leninis) menjadi Perdana Menteri pemerintahan koalisi ini.[30] Pada bulan Februari 2011, pemerintahan Madhav Kumar Nepal pun dibubarkan dan Jhala Nath Khanal dari Partai Komunis Nepal (Marxis–Leninis) dijadikan Perdana Menteri.[31] Pada bulan Agustus 2011, pemerintahan Jhala Nath Khanal dibubarkan dan Baburam Bhattarai dari Partai Komunis Nepal (Maois) dijadikan Perdana Menteri.[32]

Partai politik yang ada gagal menciptakan konstitusi dalam jangka waktu yang ditentukan.[33] Hal ini berujugn pada pembubaran Majelis Konstituen, untuk menciptakan pemilihan-pemilihan baru agar terjadi mandat politik baru. Berlawanan dengan teori pemisahan kekuasaan, Hakim Agung waktu itu, Khil Raj Ragmi, dinyatakan sebagai pimpinan pemerintahan sementara. Di bawah kepemimpinan Regmi, terjadi pemilihan umum majelis konstituen yang damai. Kekuatan-kekuatan utama di Majelis Konstituen yang sebelumnya, yaitu (PKN Maois dan partai-partai Madhesi) pun terpuruk hingga posisi 3 dan lebih rendah.[34][35]

Pada bulan Februari 2014, setelah terjadi konsensus antara dua partai besar di Majelis Konstituen, Sushil Koirala dijadikan perdana menteri Nepal yang baru.[36][37]

Pada 25 April 2015, gempa bumi 7,8 SR terjadi di Nepal.[38] Dua bulan kemudian, pada tanggal 12 Mei, kembali terjadi gempa bumi bermagnitudo 7,3 SR, yang memakan korban meninggal sebanyak 8.500 orang dan korban cedera 21.000 orang.[39]

Pada tanggal 20 September 2015, konstitusi baru, Konstitusi Nepal 2015 (bahasa Nepali: नेपालको संविधान २०७२) disampaikan Presiden Ram Baran Yadav di Majelis Konstituen. Majelis ini kemudian dijadikan parlemen legislatif oleh ketua majelis pada saat itu. Konstitusi Nepal yang baru praktis mengubah Nepal menjadi sebuah republik demokratis federal dengan 7 negara bagian yang belum bernama.

Pada bulan Oktober 2015, Bidhya Devi Bhandari dinominasikan sebagai presiden perempuan pertama.[40]

Geografi

 
Peta topografi Nepal

Nepal nyaris berbentuk segi empat, dengan panjang 650 km dan lebar 200 km, dengan luas wilayah 147.181 km². Itu terletak di antara garis lintang 26° dan 31°LU, dan garis bujur 80° dan 89°BT. Proses geologis yang membentuk Nepal dimulai 75 juta tahun yang lalu ketika lempeng India, yang saat itu merupakan bagian dari benua super selatan Gondwana, mulai bergeser ke arah timur laut yang disebabkan oleh dasar laut yang menyebar ke barat daya, dan kemudian, ke selatan dan tenggara. Bersamaan dengan itu, kerak Samudra Tethys yang luas, di sebelah timur lautnya, mulai tenggelam di bawah lempeng Eurasia. Proses ganda ini, didorong oleh konveksi di mantel Bumi, keduanya menciptakan Samudra Hindia dan menyebabkan kerak benua India akhirnya mendorong Eurasia dan mengangkat Himalaya.[41] Rintangan yang meninggi menghalangi jalur sungai sehingga menciptakan danau besar, yang baru tembus 100.000 tahun yang lalu, menciptakan lembah subur di perbukitan tengah seperti Lembah Kathmandu. Di wilayah barat, sungai-sungai yang terlalu kuat untuk dihalangi memotong beberapa ngarai terdalam di dunia.[42] Tepat di selatan pegunungan Himalaya yang muncul, pergerakan lempeng menciptakan palung besar yang dengan cepat terisi oleh sedimen yang terbawa sungai[43] dan sekarang menjadi Dataran Indo-Gangga.[44] Nepal terletak hampir sepenuhnya dalam zona tabrakan ini, menempati sektor tengah busur Himalaya, hampir sepertiga dari Himalaya sepanjang 2.400 km (1.500 mil),[45] dengan jalur kecil Nepal paling selatan yang membentang ke dataran Indo-Gangga dan dua distrik di barat laut yang membentang hingga dataran tinggi Tibet.[42]

India mengelilingi Nepal di tiga sisi; barat, selatan, dan timur. Sedangkan Tiongkok di sisi utara. Meskipun Nepal tidak berbatasan dengan Bangladesh, namun kedua negara ini dipisahkan oleh tanah selebar 24 km saja. yang dikenal sebagai Leher Ayam. Nepal intinya terbagi tiga daerah fisiografik - Pegunungan, bukit, dan dataran rendah atau Terai. Terai atau dataran rendah di Nepal merupakan bagian dari Dataran Rendah Indo-Gangga yang dialiri sungai-sungai seperti Kosi, Narayani, dan Karnali. Tujuh gunung yang termasuk sepuluh besar gunung tertinggi di dunia berada di Nepal atau di perbatasan dengan Cina seperti Everest, yang merupakan titik tertinggi di Nepal sekaligus gunung tertinggi di dunia; Lhotse; Makalu; Cho Oyu; Kangchenjunga; Dhaulagiri; Annapurna; dan Manaslu.

 
Lansekap Himalaya yang gundul dan dingin

Politik

   
Ram Chandra Poudel
Presiden
Pushpa Kamal Dahal
Perdana Menteri

Nepal adalah sebuah republik parlementer dengan sistem multi-partai.[46] Nepal dulu disebut sebagai 'Republik Demokratik Federal Nepal' sampai Pemerintah Nepal memutuskan untuk menggunakan 'Nepal' saja sebagai nama resmi negara tersebut.[47] Presiden merupakan kepala negara yang menunjuk ketua partai parlemen dari partai politik dengan mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat sebagai Perdana Menteri, yang membentuk Dewan menteri yang menjalankan kekuasaan eksekutif.[48]

Badan Legislatif Nepal, disebut Parlemen Federal, terdiri dari DPR dan Majelis Nasional. DPR terdiri dari 275 anggota yang dipilih melalui sistem pemilu campuran dan memiliki masa jabatan lima tahun. Majelis Nasional, yang terdiri dari 59 anggota yang dipilih oleh kolese tinggi pemilihan provinsi, adalah majelis tetap; sepertiga anggotanya dipilih setiap dua tahun untuk masa jabatan enam tahun.[49]

Nepal memiliki kesatuan peradilan independen tiga tingkat yang terdiri dari Mahkamah Agung, pengadilan tertinggi di negeri itu, dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung; tujuh Pengadilan Tinggi, satu di setiap provinsi, pengadilan tertinggi di tingkat provinsi; dan 77 pengadilan distrik, satu di setiap kabupaten. Dewan kota dapat bersidang dengan badan peradilan lokal untuk menyelesaikan perselisihan dan memberikan putusan yang tidak mengikat dalam kasus yang tidak melibatkan kejahatan yang dapat ditindaklanjuti. Tindakan dan proses badan peradilan lokal dapat dipandu dan dibatalkan oleh pengadilan distrik.[48]

Nepal memiliki tujuh partai politik nasional yang diakui di parlemen federal: Partai Komunis Nepal (Marxis–Leninis Bersatu), Kongres Nepal, Partai Komunis Nepal (Pusat Maois), Partai Rastriya Swatantra, Partai Rastriya Prajatantra, Partai Sosialis Rakyat, dan Partai Janamat.[46][50]

Hubungan luar negeri

 
Negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Nepal.

Nepal memiliki hubungan diplomatik bilateral dengan 167 negara dan Uni Eropa,[51] memiliki kedutaan besar di 30 negara[52] dan enam konsulat,[53] sementara 25 negara memiliki kedutaan besar di Nepal, dan lebih dari 80 lainnya memiliki misi diplomatik non-tetap.[54]

Meskipun Kementerian Luar Negeri (MOFA) adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan hubungan luar negeri Nepal, secara historis, Kantor Perdana Menteri (PMO) yang menjalankan wewenang untuk merumuskan dan melakukan kebijakan yang berkaitan dengan urusan luar negeri Nepal. Sebagai negara yang terkurung daratan yang terjepit di antara dua kekuatan yang lebih besar dan kuat, Nepal berusaha menjaga hubungan baik dengan kedua tetangganya, Republik Rakyat Tiongkok dan India.[55] Hubungan Nepal dengan Tiongkok, India, dan Amerika Serikat tetap menjadi prioritas utama bagi pemerintah Nepal berturut-turut. Namun, hubungan antara Nepal dan India terhambat secara signifikan selama blokade Nepal 2015 oleh pengunjuk rasa anti-Nepal pro-India, di mana Pemerintah Nepal menuduh India menggunakan taktik "Rusia-Ukraina" untuk menyebabkan kerusuhan di sepanjang perbatasan selatan Nepal menggunakan penduduk etnis India dari Nepal. India dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan kerusuhan itu semata-mata karena pengunjuk rasa Madhesi.[56]

Hubungan internasional Nepal yang paling substantif mungkin dengan lembaga ekonomi internasional, seperti Bank Pembangunan Asia, Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Asosiasi Asia Selatan untuk Kerjasama Regional, sebuah asosiasi pembangunan ekonomi multilateral. Nepal juga memiliki hubungan bilateral yang kuat dengan penyedia bantuan ekonomi dan militer utama, seperti Prancis, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Swiss, Amerika Serikat, dan khususnya Britania Raya, yang menjalin hubungan militer sejak abad ke-19. Hubungan eksternal negara terutama dikelola oleh Kementerian Luar Negeri sementara hubungan dengan India, Tiongkok, dan Amerika Serikat, mitra terpenting Nepal, masih dikelola oleh Kantor Perdana Menteri. Hubungan Nepal dengan Tiongkok mengalami peningkatan besar dalam beberapa tahun terakhir dengan Tiongkok sekarang menjadi 5 besar pemberi bantuan untuk Nepal sementara AS tetap menjadi bantuan asing terbesar.[57] Pada tahun 2021, pemerintah India juga mengumumkan peningkatan bantuan ke Nepal sebesar hampir 13% menjadi $130 juta, untuk mengimbangi jejak Tiongkok yang semakin meningkat di Nepal. Namun data tentang pencairan bantuan yang sebenarnya oleh pemerintah India tidak jelas.[58]

Nepal menekankan kerja sama yang lebih besar di Asia Selatan dan secara aktif mendorong pembentukan SAARC, Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan, yang sekretariat permanennya, diselenggarakan di Kathmandu.[59] Nepal adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Bangladesh, dan kedua negara berupaya meningkatkan kerja sama yang lebih besar, dalam perdagangan dan pengelolaan air; pelabuhan-pelabuhan di Bangladesh, yang lebih dekat, dipandang sebagai alternatif yang layak untuk monopoli India atas perdagangan negara ketiga Nepal.[60] Nepal adalah negara Asia Selatan pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, dan negara-negara tersebut menikmati hubungan yang kuat;[61] namun negara ini juga mengakui hak-hak rakyat Palestina, setelah memilih mendukung pengakuannya di PBB dan menentang pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.[62]

Nepal telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sejak 11 September 2003[63] dan pada 24 Januari 2017 menjadi anggota WTO ke-108 yang meratifikasi Perjanjian Fasilitasi Perdagangan WTO.[64]

Militer

 
Seorang wanita tua yang diselamatkan dibantu oleh personel Angkatan Bersenjata Nepal saat turun dari helikopter Mi-17

Angkatan Bersenjata Nepal adalah pasukan militer Nepal. Utamanya terdiri dari Angkatan Darat Nepal berbasis darat, diorganisir menjadi enam divisi tempur aktif. Angkatan Darat Nepal juga mengoperasikan formasi yang lebih kecil yang bertanggung jawab atas organisasi pertahanan udara, logistik, komunikasi militer, artileri, dan pasukan lintas udara di dalam wilayah Nepal. Selain itu ada juga Angkatan Udara Nepal yang lebih kecil, dirancang untuk mendukung operasi militer dan memberikan dukungan pertempuran jarak dekat. Serta Angkatan Polisi Bersenjata bertindak sebagai pasukan paramiliter yang bertugas menjaga keamanan internal di Nepal. Pada tahun 2019, prajurit aktif berjumlah 96.800 orang.[65]

Pasal 144 Konstitusi Sementara Nepal menyatakan bahwa Presiden Nepal adalah Panglima Tertinggi Angkatan Darat Nepal. Saat ini sebagai Presiden Nepal Ram Chandra Poudel yang mulai menjabat pada 13 Maret 2023,[66] adalah panglima tertinggi Angkatan Darat Nepal.

Nepal adalah salah satu kontributor utama misi penjaga perdamaian PBB, telah menyumbang lebih dari 119.000 personel untuk 42 misi sejak 1958.[67] Orang Nepal pernah melayani sebagai prajurit Gurkha legendaris di tentara India dan Inggris selama 200 tahun terakhir, dengan layanan di kedua perang dunia, perang India-Pakistan serta Afghanistan dan Irak,[68] meskipun Nepal tidak terlibat langsung dalam salah satu konflik tersebut, dan memenangkan penghargaan militer tertinggi, termasuk Victoria Cross dan Param Veer Chakra.[69]

Pengeluaran militer untuk tahun 2018 adalah $398,5 juta,[70] sekitar 1,4% dari PDB.[71] Pasukan infanteri darat yang hampir eksklusif, jumlah Angkatan Darat Nepal kurang dari seratus ribu;[72][73][74] perekrutan bersifat sukarela.[75] Ini memiliki beberapa pesawat, terutama helikopter, utamanya digunakan untuk transportasi, patroli, serta pencarian dan penyelamatan.[76] Angkatan Darat Nepal terutama digunakan untuk keamanan rutin aset-aset penting, patroli anti-perburuan liar di taman nasional, kontra-pemberontakan, dan pencarian dan penyelamatan selama bencana alam;[77] ia juga melakukan proyek-proyek konstruksi besar.[78] Tidak ada kebijakan diskriminatif dalam rekrutmen menjadi tentara, tetapi didominasi oleh laki-laki dari kasta prajurit elit Pahari.[79][80]

India setuju untuk melanjutkan bantuan militer ke Nepal. Bantuan tersebut dalam proses sebelum India memberlakukan embargo pada Februari 2005 menyusul perebutan kekuasaan oleh Raja Gyanendra saat itu. Pada tahun 2009, Tiongkok menjanjikan bantuan militer senilai Rs100 juta ke Nepal.[81]

Pembagian administratif

Provinsi Ibu kota Distrik Area
(km2)
Populasi
Sensus
2011
Populasi
Sensus
2021
Persebaran
(orang/km2)
2021
Indeks
Pembangunan
Manusia
Peta
Provinsi Koshi Biratnagar 14 25.905 4.534.943 4.972.021 192 0,553  
Provinsi Madhesh Janakpur 8 9.661 5.404.145 6.126.288 634 0,485  
Provinsi Bagmati Hetauda 13 20.300 5.529.452 6.084.042 300 0,560  
Provinsi Gandaki Pokhara 11 21.856 2.403.757 2.479.745 113 0,567  
Provinsi Lumbini Deukhuri 12 19.707 4.499.272 5.124.225 260 0,519  
Provinsi Karnali Birendranagar 10 30.213 1.570.418 1.694.889 56 0,469  
Provinsi Sudurpashchim Godawari 9 19.539 2.552.517 2.711.270 139 0,478  
Total 77 147.181 26.494.504 29.192.480 198 0,579

Nepal adalah republik federal yang terdiri dari 7 provinsi. Setiap provinsi terdiri dari 8 hingga 14 distrik. Distrik, pada gilirannya, terdiri dari unit lokal yang dikenal sebagai munisipalitas perkotaan dan pedesaan.[48] Ada total 753 unit lokal yang meliputi 6 munisipalitas metropolitan, 11 munisipalitas sub-metropolitan dan 276 munisipalitas dengan total 293 munisipalitas perkotaan, dan 460 munisipalitas pedesaan.[82]

Ekonomi

 
Representasi proporsional ekspor Nepal, 2019
 
Perkembangan PDB riil per kapita Nepal

Nepal adalah negara berkembang, yang menduduki peringkat ke-165 di dunia dalam PDB nominal per kapita[83] dan ke-162 dalam PDB per kapita di PPP.[84] Produk domestik bruto (PDB) Nepal untuk 2019 adalah $34,186 miliar.[85][86] Dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 6,6% pada 2019,[87] dan diperkirakan 2,89% pada 2021.[88] Nepal telah menjadi anggota WTO sejak 23 April 2004.[89]

Angkatan kerja Nepal yang berjumlah 16,8 juta pekerja adalah yang terbesar ke-37 di dunia.[90] Sektor primer menyumbang 27,59% dari PDB, sektor sekunder 14,6%, dan sektor tersier 57,81%.[91] Pengiriman valuta asing Nepal sebesar US$8,1 miliar pada tahun 2018, terbesar ke-19 di dunia dan merupakan 28,0% dari PDB,[92] disumbangkan kepada ekonominya oleh jutaan pekerja terutama di India, Timur Tengah, dan Asia Timur, hampir mereka semua adalah buruh kasar.[93][94] Produk pertanian utama termasuk sereal (barley, jagung, millet, padi dan gandum), biji minyak, kentang, kacang-kacangan, tebu, goni, tembakau, susu dan daging kerbau.[95][96] Industri utama meliputi pariwisata, permadani, tekstil, rokok, semen, batu bata, serta penggilingan beras kecil, goni, gula, dan biji minyak.[95] Perdagangan internasional Nepal berkembang pesat pada tahun 1951 dengan berdirinya demokrasi; liberalisasi dimulai pada tahun 1985 dan meningkat pesat setelah tahun 1990. Pada tahun fiskal 2016/17, perdagangan luar negeri Nepal berjumlah Rs 1,06 triliun, meningkat dua puluh tiga kali lipat dari Rs 45,6 miliar pada tahun 1990/91. Lebih dari 60% perdagangan Nepal adalah dengan India. Ekspor utama meliputi garmen siap pakai, karpet, kacang-kacangan, kerajinan tangan, kulit, jamu, dan produk kertas, yang merupakan 90% dari total. Impor utama meliputi berbagai barang jadi dan setengah jadi, bahan baku, mesin dan peralatan, pupuk kimia, peralatan listrik dan elektronik, produk minyak bumi, emas, dan pakaian siap pakai.[97] Inflasi mencapai 4,5% pada 2019.[98] Cadangan devisa mencapai US$9,5 miliar pada Juli 2019, setara dengan 7,8 bulan impor.[98]

Selain memiliki geografi yang terkurung daratan dan terjal, sedikit sumber daya alam nyata dan infrastruktur yang buruk, pemerintahan pasca-1950 yang tidak efektif dan perang saudara yang berkepanjangan juga menjadi faktor penghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara.[99][100][101] Penjeratan utang bahkan melibatkan anak-anak debitur telah menjadi masalah sosial yang terus-menerus di perbukitan barat dan Terai, dengan perkiraan 234.600 orang atau 0,82% dari populasi dianggap sebagai budak, oleh Indeks Perbudakan Global pada tahun 2016.[102]

Pada tahun 2022, Nepal membatasi impor barang-barang non-esensial setelah cadangan devisanya turun. Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan pengeluaran pariwisata dan uang yang dikirim pulang oleh orang Nepal yang bekerja di luar negeri, yang pada gilirannya menurunkan cadangan devisa negara.[103]

Demografi

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1911 5.638.749—    
1920 5.573.788−0.13%
1930 5.532.574−0.07%
1941 6.283.649+1.16%
1952/54 8.256.625+2.51%
1961 9.412.996+1.47%
1971 11.555.983+2.07%
1981 15.022.839+2.66%
1991 18.491.097+2.10%
2001 23.151.423+2.27%
2011 26.494.504+1.36%
2021 29.192.480+0.97%
Sumber:Sensus di Nepal

Nepal adalah negara multikultural dan multietnis, rumah bagi 125 kelompok etnis yang berbeda, berbicara dalam 123 bahasa ibu yang berbeda dan mengikuti sejumlah agama asli selain Hindu, Budha, Islam dan Kristen.[104] Menurut sensus 2011, populasi Nepal adalah 26,5 juta, meningkat hampir tiga kali lipat dari sembilan juta pada tahun 1950. Dari tahun 2001 hingga 2011, ukuran keluarga rata-rata menurun dari 5,44 menjadi 4,9. Sensus tersebut juga mencatat sekitar 1,9 juta orang yang tidak hadir, lebih dari satu juta lebih banyak dibandingkan tahun 2001; sebagian besar adalah buruh laki-laki yang bekerja di luar negeri. Hal ini berkorelasi dengan penurunan rasio jenis kelamin menjadi 94,2 dari 99,8 pada tahun 2001.[105] Tingkat pertumbuhan penduduk tahunan adalah 1,35% antara tahun 2001 dan 2011, dibandingkan dengan rata-rata 2,25% antara tahun 1961 dan 2001; juga dikaitkan dengan populasi yang tidak hadir.[106]

Nepal adalah salah satu dari sepuluh urbanisasi paling sedikit, dan sepuluh negara urbanisasi tercepat di dunia. Pada 2014, diperkirakan 18,3% populasi tinggal di daerah perkotaan. Tingkat urbanisasi tinggi di Terai, lembah doon di Terai bagian dalam dan lembah di perbukitan tengah, tetapi rendah di Himalaya yang tinggi. Demikian pula, angkanya lebih tinggi di Nepal tengah dan timur dibandingkan dengan lebih jauh ke barat.[107] Ibukotanya, Kathmandu, dijuluki "Kota Kuil", adalah kota terbesar di negara ini dan merupakan jantung budaya dan ekonomi. Kota-kota besar lainnya di Nepal termasuk Pokhara, Biratnagar, Lalitpur, Bharatpur, Birgunj, Dharan, Hetauda dan Nepalgunj. Kemacetan, polusi, dan kekurangan air minum adalah beberapa masalah utama yang dihadapi kota-kota yang berkembang pesat, terutama Lembah Kathmandu.

Agama

 
Sadhu di Kuil Pashupatinath

Sebagai negara sekuler, sebagaimana dinyatakan oleh Konstitusi Nepal 2012 (Bagian 1, Pasal 4), Nepal menjamin kebebasan beragama.[108][109] Sensus 2011 melaporkan bahwa agama dengan jumlah pengikut terbesar di Nepal adalah Hindu (81,3% dari populasi), diikuti oleh Buddha (9%); sisanya adalah Islam (4,4%), Kirant (3,1%), Kristen (1,4%) dan Prakriti atau pemujaan alam (0,5%).[110] Berdasarkan persentase populasi, Nepal memiliki populasi umat Hindu terbesar di dunia,[111] dan kedua setelah India dalam jumlah pemeluk.[112] Nepal secara resmi adalah Kerajaan Hindu sampai baru-baru ini, dan Siwa dianggap sebagai dewa penjaga negara.[113] Meskipun banyak kebijakan pemerintah sepanjang sejarah telah mengabaikan atau meminggirkan agama minoritas, masyarakat Nepal umumnya menikmati toleransi beragama dan keharmonisan di antara semua agama, dengan hanya sedikit insiden kekerasan bermotivasi agama.[114][115] Konstitusi Nepal tidak memberi siapa pun hak untuk mengubah siapa pun ke agama lain. Nepal juga mengesahkan undang-undang anti-konversi yang lebih ketat pada 2017.[116]

Bahasa

Bahasa kerja resmi di tingkat federal adalah bahasa Nepali, tetapi konstitusi menetapkan setiap provinsi untuk memilih satu atau lebih bahasa kerja resmi tambahan.[117] Komisi Bahasa Nepal pada 6 September 2021 merekomendasikan 14 bahasa resmi untuk berbagai provinsi di Nepal.[118]

Sensus nasional 2011 mencantumkan 123 bahasa yang digunakan sebagai bahasa ibu (bahasa pertama) di Nepal.[119] Sebagian besar milik rumpun bahasa Indo-Arya dan Sino-Tibet. Bahasa ibu Nepal, atau bahasa asal Nepal terkadang disebut sebagai bahasa Nepali.[120][121]

Budaya

 
Pasangan Magar dengan pakaian tradisional.

Nilai-nilai keluarga penting dalam tradisi Nepal, dan keluarga bersama patriarki multi-generasi telah menjadi norma di Nepal, meskipun keluarga inti menjadi umum di daerah perkotaan. Mayoritas orang Nepal, dengan atau tanpa persetujuan mereka, dijodohkan yang diatur oleh orang tua atau tetua keluarga lainnya. Perkawinan dianggap untuk seumur hidup, dan tingkat perceraian sangat rendah, dengan kurang dari satu dari seribu perkawinan berakhir dengan perceraian.[122] Pernikahan anak sering terjadi, terutama di daerah pedesaan; banyak wanita menikah sebelum mencapai usia 18 tahun.[123]

Sastra

 
Bhanubhakta Acharya, penulis Nepal yang menerjemahkan epos Ramayana Hindu kuno dalam bahasa Nepali

Sastra Nepal terkait erat dengan sastra Asia Selatan lainnya hingga penyatuannya menjadi kerajaan modern. Karya sastra, yang ditulis dalam bahasa Sansekerta oleh para pendeta Brahmana yang berpendidikan dan kadang-kadang juga berbasis di Varanasi, mencakup teks-teks religius dan fantasi lain yang melibatkan raja, dewa, dan setan.[124] Teks bahasa Nepal tertua yang masih ada berasal dari abad ke-13. Sastra Newar sudah ada sejak hampir 500 tahun yang lalu.[125] Sejarah modern kesusastraan Nepal dimulai dengan Bhanubhakta Acharya (1814–1868), yang untuk pertama kalinya menggubah karya-karya besar dan berpengaruh dalam bahasa Nepal, bahasa yang dapat diakses oleh massa, yang paling menonjol, Bhanubhakta Ramayana, terjemahan dari epik Hindu kuno.[124] Pada akhir abad ke-19, Motiram Bhatta telah menerbitkan edisi cetak dari karya-karya Acharya, dan melalui usahanya, seorang diri mempopulerkan dan mendorong kesusastraan berbahasa Nepal ke dalam modernitas.[125] Pada pertengahan abad ke-20, sastra Nepal tidak lagi terbatas pada tradisi sastra Hindu. Dipengaruhi oleh tradisi sastra barat, penulis pada periode ini mulai memproduksi karya sastra yang membahas masalah sosial kontemporer,[126] sementara banyak penulis lainnya terus memperkaya tradisi puitis Nepal dengan puisi asli Nepal. Sastra Newar juga muncul sebagai tradisi sastra utama. Setelah munculnya demokrasi pada tahun 1951, sastra Nepal berkembang pesat. Karya sastra dalam banyak bahasa lain mulai diproduksi. Sastra Nepal terus mengalami modernisasi, dan dalam beberapa tahun terakhir, sangat dipengaruhi oleh pengalaman Nepal pascaperang saudara serta tradisi sastra global.[125][127][128][129]

Pakaian

 
Seorang pria Nepal di Daura-Suruwal, memakai mantel dan topi Dhaka, menampilkan bhoto selama festival Bhoto Jatra

Pakaian tradisional yang paling banyak dipakai di Nepal, baik untuk wanita maupun pria, dari zaman kuno hingga munculnya zaman modern, adalah sampiran. Bagi wanita, berbentuk sari, sepotong kain panjang, terkenal sepanjang enam meter, dan lebarnya menutupi tubuh bagian bawah. Sari diikatkan di pinggang dan disimpul di salah satu ujungnya, dililitkan di tubuh bagian bawah, lalu di atas bahu. Dalam bentuknya yang lebih modern, ia digunakan untuk menutupi kepala, dan terkadang wajah, sebagai kerudung, khususnya di Terai. Dikombinasikan dengan rok dalam, atau petticoat, dan diselipkan di pinggang agar lebih aman dikencangkan. Hal ini dikenakan dengan blus, atau cholo, yang berfungsi sebagai garmen tubuh bagian atas utama, ujung sari, melewati bahu, sekarang berfungsi untuk mengaburkan kontur tubuh bagian atas, dan untuk menutupi perut.[130]

Untuk pria, kain yang serupa tetapi lebih pendek, dhoti, berfungsi sebagai pakaian bagian bawah tubuh. Itu juga diikatkan di pinggang dan dililitkan.[131]

Kuliner

 
Dal-bhat thali dengan nasi rebus, sup lentil, sayuran hijau goreng, kari sayuran, yoghurt, papad, dan salad sayuran

Masakan Nepal terdiri dari berbagai macam masakan daerah dan tradisional. Mengingat keragaman dalam jenis tanah, iklim, budaya, kelompok etnis, dan pekerjaan, masakan ini sangat bervariasi satu sama lain, menggunakan rempah-rempah, jamu, sayuran, dan buah yang tersedia secara lokal.[132] Pertukaran Kolumbus telah membawa kentang, tomat, jagung, kacang tanah, kacang mete, nanas, jambu biji, dan terutama, cabai, ke Asia Selatan. Masing-masing menjadi kebutuhan pokok.[133] Sereal yang ditanam di Nepal, pilihannya, waktu, dan wilayah penanamannya, sangat sesuai dengan waktu monsun Nepal,[134] dan variasi ketinggian. Padi dan gandum sebagian besar ditanam di dataran Terai dan lembah yang beririgasi baik, dan jagung, jewawut, serta soba di perbukitan yang kurang subur dan lebih kering.[132][135]

Olahraga

 
Anak-anak Nepal memainkan varian knucklebones, dengan kerikil

Olah raga tradisional Nepal, seperti dandi biyo dan kabaddi yang hingga saat ini dianggap sebagai olah raga nasional tidak resmi,[136] masih populer di daerah pedesaan.[137] Meskipun upaya, standarisasi dan pengembangan dandi biyo belum tercapai,[138][139] sementara Kabaddi, sebagai olahraga profesional, masih dalam tahap awal di Nepal.[140] Bagh-Chal, permainan papan kuno yang diperkirakan berasal dari Nepal, dapat dimainkan di papan yang digambar dengan kapur, dengan kerikil, dan masih populer sampai sekarang.[141][142] Ludo, ular tangga, dan karambol adalah hiburan yang populer.[143] Catur juga dimainkan.[137]

Sepak bola dan kriket adalah olahraga profesional yang populer.[144] Nepal bersaing dalam sepak bola di kawasan Asia Selatan tetapi belum pernah memenangkan kejuaraan SAFF, turnamen regional tersebut.[145][146] Biasanya berada di peringkat kuarter terbawah dalam Peringkat Dunia FIFA.[147] Nepal telah sukses dalam kriket dan memegang status elite ODI,[148][149] secara konsisten menempati peringkat 20 Besar di peringkat ICC ODI dan T20I.[150][151] Nepal cukup sukses dalam atletik dan seni bela diri, memenangkan banyak medali di Pesta Olahraga Asia Selatan dan beberapa di Pesta Olahraga Asia.[152] Nepal tidak pernah memenangkan medali olimpiade.[153] Olahraga seperti bola basket, bola voli, futsal, gulat, binaraga kompetitif[153][154] dan bulu tangkis juga semakin populer.[137] Bola voli dinyatakan sebagai olahraga nasional Nepal pada tahun 2017.[136] Wanita dalam sepak bola, kriket, atletik, seni bela diri, bulu tangkis, dan renang telah menemukan beberapa keberhasilan.[153][155] Nepal juga menurunkan pemain dan tim nasional dalam beberapa turnamen untuk penyandang disabilitas, terutama di kriket tunanetra putra[156] dan kriket buta putri.[157]

Satu-satunya stadion internasional di negara ini adalah Stadion Dasarath serbaguna tempat tim sepak bola nasional putra dan putri memainkan pertandingan kandang mereka.[158]

Referensi

  1. ^ "Nepal5". Royalark.net. Diakses tanggal 14 February 2014. 
  2. ^ "Explore all countries–Nepal". World Fact Book. Diakses tanggal 24 Oktober 2022. 
  3. ^ a b c "Report for Selected Countries and Subjects". IMF. Diakses tanggal 15 April 2020. 
  4. ^ "Gini Index (World Bank Estimate) – Nepal". World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 June 2014. Diakses tanggal 16 April 2020. 
  5. ^ "Human Development Report 2019" (dalam bahasa Inggris). United Nations Development Programme. 2019. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 May 2020. Diakses tanggal 16 April 2020. 
  6. ^ Krishna P. Bhattarai. Nepal. Infobase publishing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  7. ^ a b P. 17 Looking to the Future: Indo-Nepal Relations in Perspective By Lok Raj Baral
  8. ^ "India-Nepal relations". gktoday.in. 18 November 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 19 December 2014. 
  9. ^ a b Singh, G.P. (1990). Kiratas in Ancient India. New Delhi: Gian Pub. House. OCLC 555770473. 
  10. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-21. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  11. ^ a b "India-Nepal Relations - General Knowledge Today". www.gktoday.in. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  12. ^ Li, Rongxi (translator). 1995. The Great Tang Dynasty Record of the Western Regions, pp. 219–220. Numata Center for Buddhist Translation and Research. Berkeley, California. ISBN 1-886439-02-8
  13. ^ Watters, Thomas. 1904-5. On Yuan Chwang's Travels in India (A.D. 629–645), pp. 83–85. Reprint: Mushiram Manoharlal Publishers, New Delhi. 1973.
  14. ^ "Nepal Monarchy: Thakuri Dynasty". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-30. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  15. ^ "Nepal Monarchy: Thakuri Dynasty". royalnepal.synthasite.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-30. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  16. ^ Giuseppe, Father (1799). "Account of the Kingdom of Nepal". Asiatick Researches. London: Vernor and Hood. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 2 June 2012.  p. 308.
  17. ^ a b c lawrence, harris, george; division, library of congress. federal research; matles, savada, andrea. "Nepal and Bhutan : country studies". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-28. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  18. ^ Tucci, Giuseppe. (1952). Journey to Mustang, 1952. Trans. by Diana Fussell. 1st Italian edition, 1953; 1st English edition, 1977. 2nd edition revised, 2003, p. 22. Bibliotheca Himalayica. ISBN 99933-0-378-X (South Asia); ISBN 974-524-024-9 (Outside of South Asia).
  19. ^ Kevin Bales; et al. "Nepal". The Global Slavery Index 2016. The Minderoo Foundation Pty Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-13. Diakses tanggal 13 March 2018. 
  20. ^ Dietrich, Angela (1996). "Buddhist Monks and Rana Rulers: A History of Persecution". Buddhist Himalaya: A Journal of Nagarjuna Institute of Exact Methods. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-01. Diakses tanggal 17 September 2013. 
  21. ^ Lal, C.K. (16 February 2001). "The Rana resonance". Nepali Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-28. Diakses tanggal 17 September 2013. 
  22. ^ a b "Timeline: Nepal". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-03. Diakses tanggal 29 September 2005. 
  23. ^ "Nepal votes to end monarchy". CNN Asia report. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  24. ^ a b "Nepal votes to abolish monarchy". BBC News. 28 May 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-07. Diakses tanggal 22 May 2011. 
  25. ^ The Carter Center. "Activities by Country: Nepal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-20. Diakses tanggal 17 July 2008. 
  26. ^ "Nepal abolishes its monarchy". Al Jazeera. 28 May 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 May 2008. Diakses tanggal 29 May 2008. 
  27. ^ Timsina, Monika. "They're more violent". Ekantipur. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 July 2015. 
  28. ^ "Nepal King gets 15 days to leave palace". Outlookindia.com. 28 May 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2013. Diakses tanggal 25 October 2012. 
  29. ^ "Prachanda becomes PM, Nepal set for major change". The Sunday Times. 17 August 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-26. Diakses tanggal 25 October 2012. 
  30. ^ "Madhav Kumar Nepal elected new Nepal PM". Rediffnews. 23 May 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 25 October 2012. 
  31. ^ "Nepal: Jhalanath Khanal elected new prime minister". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-24. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  32. ^ "Bhattarai elected new Prime Minister of Nepal". Nepalnews.com. 28 August 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2014. Diakses tanggal 28 February 2014. 
  33. ^ "CA dissolved without promulgating constitution". Jagaran Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  34. ^ "Home Page". Official Page of Constituent Assembly of Nepal. Government of Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2014. 
  35. ^ "Nepal Peace Reports". The Carter Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 14 February 2014. 
  36. ^ "Sushil Koirala wins vote to be Nepal's prime minister". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-28. Diakses tanggal 14 February 2014. 
  37. ^ "Sushil Koirala becomes new prime minister of Nepal". Ekantipur. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-24. Diakses tanggal 14 February 2014. 
  38. ^ Corinne Cathcard; Emily Shapiro (25 April 2015). "Nepal Earthquake: Death Toll Jumps Over 1,800". ABC News. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 26 April 2015. 
  39. ^ "Nepal earthquake death toll reaches 8,635, over 300 missing". The Indian Express. 23 May 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 21 October 2016. 
  40. ^ "Nepal just elected its first female president". Quartz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-02. Diakses tanggal 28 October 2015. 
  41. ^ Ali, J. R.; Aitchison, J. C. (2005). "Greater India". Earth-Science Reviews. 72 (3–4): 170–173. Bibcode:2005ESRv...72..169A. doi:10.1016/j.earscirev.2005.07.005. 
  42. ^ a b Whelpton, John (2005). A History of Nepal. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-80470-7. 
  43. ^ Dikshit, K. R.; Schwartzberg, Joseph E. "India: Land". Encyclopædia Britannica. hlm. 1–29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 May 2015. Diakses tanggal 18 July 2019. 
  44. ^ Prakash, B.; Kumar, S.; Rao, M. S.; Giri, S. C. (2000). "Holocene Tectonic Movements and Stress Field in the Western Gangetic Plains" (PDF). Current Science. 79 (4): 438–449. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 May 2011. Diakses tanggal 18 July 2019. 
  45. ^ van der Beek, Peter; Robert, Xavier; Mugnier, Jean-Louis; Bernet, Matthias; Huyghe, Pascale; Labrin, Erika (2006). "Late Miocene- Recent Exhumation of the Central Himalaya and Recycling in the Foreland Basin Assessed by Apatite Fission-Track Thermochronology of Siwalik Sediments, Nepal" (PDF). Basin Research. 18 (4): 413–434. Bibcode:2006BasR...18..413V. doi:10.1111/j.1365-2117.2006.00305.x. 
  46. ^ a b "Nepal elections explained". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2019. Diakses tanggal 17 August 2019. 
  47. ^ "देशको नामलाई एकरुपता दिन 'संघीय लोकतान्त्रिक गणतन्त्र' नलेख्‍न भनिएको हो : मन्त्री ज्ञवाली". ekantipur.com (dalam bahasa Nepali). Diakses tanggal 2023-02-17. 
  48. ^ a b c "नेपालको संविधान २०७२" [Constitution of Nepal 2015] (PDF). 20 September 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 8 August 2019. Diakses tanggal 16 July 2019 – via Nepal Law Commission. 
  49. ^ "CA approves ceremonial prez, bicameral legislature". The Kathmandu Post. 16 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2017. Diakses tanggal 8 December 2017. Provincial parliaments will be unicameral. "The CA also approved a mixed electoral system for parliamentary election with 60 percent directly elected and 40 percent proportionally elected." 
  50. ^ "प्रतिनिधिसभामा १२ दल, राष्ट्रिय पार्टी ७ मात्रै". ekantipur.com (dalam bahasa Nepali). Diakses tanggal 2023-02-17. 
  51. ^ "Bilateral Relations – Ministry of Foreign Affairs Nepal MOFA" (dalam bahasa Inggris). Government of Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2019. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  52. ^ "Embassy of Nepal – Ministry of Foreign Affairs Nepal MOFA" (dalam bahasa Inggris). Government of Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2019. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  53. ^ "Consulates General of Nepal – Ministry of Foreign Affairs Nepal MOFA" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2019. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  54. ^ "NON-RESIDENTIAL DIPLOMATIC MISSIONS – Ministry of Foreign Affairs Nepal MOFA" (dalam bahasa Inggris). Government of Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2019. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  55. ^ "China is Our 'All Weather Friend', Says Nepal Prime Minister KP Sharma Oli". 
  56. ^ Pokharel, Krishna (2015-11-26). "The Two-Month Blockade of Nepal Explained". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 2022-05-05. 
  57. ^ "China increases aid, FDI significantly to Nepal". Business Standard India. 2015-03-18. Diakses tanggal 2021-10-07. 
  58. ^ "India raises Nepal grant by nearly 13 percent to Rs15.87 billion". kathmandupost.com (dalam bahasa English). Diakses tanggal 2021-06-23. 
  59. ^ Iqbal, Muhammad Jamshed (2006). "SAARC: Origin, Growth, Potential and Achievements" (PDF). Pakistan Journal of History & Culture. XXVII: 127–40. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 November 2013. Diakses tanggal 11 September 2019. 
  60. ^ "Nepal, Bangladesh Can Become Better Trade Partners". The Rising Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2018. Diakses tanggal 12 September 2019. 
  61. ^ "Marking the diplomatic ties between Nepal and Israel". Republica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 September 2019. 
  62. ^ "UNGA vote 'consistent with Nepal's position on Israel, Palestine'". The Kathmandu Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 September 2019. 
  63. ^ WTO, WTO Ministerial Conference approves Nepal's membership, 11 September 2003, accessed 25 January 2017
  64. ^ Nepal ratifies the Trade Facilitation Agreement, 24 January 2017
  65. ^ IISS 2019, pp. 294
  66. ^ [1] Diarsipkan October 12, 2008, di Wayback Machine.
  67. ^ "Nepalese Peacekeepers receive UN Medal" (dalam bahasa Inggris). United Nations. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  68. ^ Gill, Peter. "The Nepalis Fighting America's Wars". The Diplomat (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 September 2018. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  69. ^ "The Big Question: Who are the Gurkhas and what is their contribution". The Independent (dalam bahasa Inggris). 30 April 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 June 2019. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  70. ^ "Military expenditure (current USD) | Data". World Bank. Diakses tanggal 14 September 2019. 
  71. ^ "Military expenditure (% of GDP) | Data". World Bank. Diakses tanggal 14 September 2019. 
  72. ^ Raghavan, V. R. (2013). Nepal as a Federal State: Lessons from Indian Experience (dalam bahasa Inggris). Vij Books India. ISBN 9789382652014. 
  73. ^ "New chief faces daunting task rebuilding Nepal Army's image". The Kathmandu Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 September 2019. 
  74. ^ "Thapa to take charge of Nepali Army as acting CoAS". The Himalayan Times (dalam bahasa Inggris). 9 August 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 September 2018. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  75. ^ "South Asia :: Nepal – The World Factbook – Central Intelligence Agency". Central Intelligence Agency. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  76. ^ "Nepali Army launches new helicopters". The Himalayan Times (dalam bahasa Inggris). 23 June 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2016. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  77. ^ "Army to rescue". Republica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 September 2019. 
  78. ^ "Dolpa HQ connected to national road network". The Himalayan Times (dalam bahasa Inggris). 18 November 2018. Diakses tanggal 4 December 2019. 
  79. ^ Pariyar, Kamal. "Women promoted to major for first time in NA infantry". Republica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 June 2018. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  80. ^ "Bhakti Shah – the fight for gay and transgender rights in Nepal" (dalam bahasa Inggris). Saferworld. Diakses tanggal 15 September 2019. 
  81. ^ "China pledges military assistance worth Rs100 million to Nepal". Phayul.com. 
  82. ^ Australian Government-The Asia Foundation Partnership on Subnational Governance in Nepal. "Diagnostic Study of Local Governance in Federal Nepal 2017" (PDF). The Asia Foundation. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 July 2019. Diakses tanggal 20 July 2019. 
  83. ^ "Report for Selected Countries and Subjects". IMF. Diakses tanggal 15 November 2019. 
  84. ^ "Report for Selected Countries and Subjects". IMF. Diakses tanggal 15 November 2019. 
  85. ^ "GDP (current US$) | Data". World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 March 2019. Diakses tanggal 16 September 2019. 
  86. ^ "Nepal | Data". World Bank. Diakses tanggal 23 July 2021. 
  87. ^ "GDP growth (annual %) | Data". World Bank. Diakses tanggal 16 September 2019. 
  88. ^ "Nepal – Gross domestic product (GDP) growth rate 2026". Statista (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 July 2021. 
  89. ^ "Accessions: Nepal". WTO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 November 2019. Diakses tanggal 15 November 2019. 
  90. ^ "The World Factbook". Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 May 2016. Diakses tanggal 18 November 2019. 
  91. ^ "National Accounts of Nepal 2018/19" (PDF). Central Bureau of Statistics Nepal. 2019. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 May 2019. Diakses tanggal 5 May 2019. 
  92. ^ "Nepal is 19th largest receiver of remittances with $8.1 billion". Kathmandu Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 November 2019. 
  93. ^ "Unskilled workers dominate Nepali labour force abroad". Kathmandu Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 November 2019. 
  94. ^ "More Nepalis going abroad for employment". Kathmandu Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 November 2019. 
  95. ^ a b "South Asia :: Nepal – The World Factbook". Central Intelligence Agency. Diakses tanggal 18 November 2019. 
  96. ^ Chaudhary, Deepak (1 November 2018). "Agricultural Policies and Rural Development in Nepal: An Overview". Research Nepal Journal of Development Studies (dalam bahasa Inggris). 1 (2): 34–46. doi:10.3126/rnjds.v1i2.22425 . ISSN 2631-2131. 
  97. ^ Acharya, Khubi Ram (5 July 2019). "Nepalese Foreign Trade: Growth, Composition, and Direction". NCC Journal (dalam bahasa Inggris). 4 (1): 91–96. doi:10.3126/nccj.v4i1.24741 . ISSN 2505-0788. 
  98. ^ a b "Overview" (dalam bahasa Inggris). World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 June 2019. Diakses tanggal 23 November 2019. 
  99. ^ "Nepal: Economy". MSN Encarta. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 October 2009. Diakses tanggal 23 September 2005. 
  100. ^ "Development Failure: A Critical Review of Three Analyses of Development in Nepal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2014. Diakses tanggal 30 July 2012. 
  101. ^ "A Development Failure: The Development-Conflict Nexus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 July 2012. Diakses tanggal 30 July 2012. 
  102. ^ Kevin Bales; et al. "Nepal". The Global Slavery Index 2016. The Minderoo Foundation Pty Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2018. Diakses tanggal 13 March 2018. 
  103. ^ "Nepal limits imports as foreign currency reserves slide". BBC News. 12 April 2022. Diakses tanggal 12 April 2022. 
  104. ^ 2011 National Census, hlm. 4.
  105. ^ 2011 National Census, hlm. 3.
  106. ^ "Population situation analysis of Nepal" (PDF). UNFPA. 2017. Diakses tanggal 4 December 2019. 
  107. ^ Bakrania, S. (2015). Urbanisation and urban growth in Nepal (GSDRC Helpdesk Research Report 1294) (Laporan). University of Birmingham, Birmingham: UK:GSDRC. 
  108. ^ "The Constitution of Nepal" (PDF). Nepal Gazette. 20 September 2015. Diakses tanggal 7 May 2021. 
  109. ^ "Constitution of Napal (in Nepali)" (PDF). mohp.gov.np/. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-02. Diakses tanggal 7 May 2021. 
  110. ^ 2011 National Census, hlm. 4, 184.
  111. ^ "Hindu Demographics & Denominations (Part One)". Religion 101 (dalam bahasa Inggris). 28 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 August 2019. Diakses tanggal 21 August 2019. 
  112. ^ "The Global Religious Landscape". Pew Research Center. December 2012. Diakses tanggal 5 November 2018. 
  113. ^ Anthologia anthropologica. The native races of Asia and Europe; by James George Frazer, Sir; Robert Angus Downie
  114. ^ KHADKA, UPENDRA LAMICHHANE and BASANT. "Eid highlights Nepal's religious tolerance". My Republica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2 December 2019. 
  115. ^ "NEPAL-2018-INTERNATIONAL-RELIGIOUS-FREEDOM-REPORT" (PDF). US Embassy Nepal. Diakses tanggal 1 December 2019. 
  116. ^ "Nepal: Nepal: Bill criminalises religious conversion". csw.org.uk. Diakses tanggal 5 February 2021. 
  117. ^ "The Constitution of Nepal" (PDF). Nepal Law Commission. Diakses tanggal 28 October 2021. 
  118. ^ "सरकारी कामकाजको भाषाका आधारहरूको निर्धारण तथा भाषासम्बन्धी सिफारिसहरू (पञ्चवर्षीय प्रतिवेदन- साराांश) २०७८" (PDF). Language Commission. Language Commission. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-09-06. Diakses tanggal 28 October 2021. 
  119. ^ Official Summary of Census (2011), Central Bureau of Statistics, Nepal Diarsipkan 2012-12-02 di Wayback Machine.
  120. ^ "नेपालको संविधानको प्रारम्भिक मस्यौदामा वर्ल्ड नेवाः अर्गनाइजेशनको सुझाव" [Organisation of the preliminary draft of Nepal's constitution] (PDF). Halin Newah. March 2016. hlm. 27. Diakses tanggal 9 November 2021. 
  121. ^ "नेपालका सबै भाषाहरु नेपाली भाषा हुन्". Facebook. Diakses tanggal 9 November 2021. 
  122. ^ Acharya, Bala Ram (2005). "Sociological Analysis of Divorce: A Case Study from Pokhara, Nepal". Dhaulagiri Journal of Sociology and Anthropology (dalam bahasa Inggris). 1: 129–145. doi:10.3126/dsaj.v1i0.284 . ISSN 1994-2672. 
  123. ^ "Child Marriage". UNFPA Nepal (dalam bahasa Inggris). 30 December 2015. Diakses tanggal 31 March 2020. 
  124. ^ a b Maitra, Kiran Shankar (1982). "The First Poet of Nepali Literature". Indian Literature. 25 (5): 63–71. ISSN 0019-5804. JSTOR 23331113. 
  125. ^ a b c Hutt, Michael J. (29 July 1991). Himalayan Voices: An Introduction to Modern Nepali Literature (dalam bahasa Inggris). University of California Press. ISBN 978-0-520-07048-6. 
  126. ^ Sharma, V. (1992). "B. P. Koirala: A Major Figure in Modern Nepali Literature". Journal of South Asian Literature. 27 (2): 209–218. ISSN 0091-5637. JSTOR 40874126. 
  127. ^ "Nepali literature". Encyclopædia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 December 2019. 
  128. ^ "Conflict-period Nepali literature holds importance for awareness". The Rising Nepal. Diakses tanggal 11 December 2019. 
  129. ^ Riccardi, Theodore (1993). "Review of Himalayan Voices: An Introduction to Modern Nepali Literature". Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London. 56 (1): 157–158. doi:10.1017/S0041977X00002007. ISSN 0041-977X. JSTOR 620321. 
  130. ^ Tarlo, Emma (1996). Clothing Matters: Dress and Identity in India. Chicago and London: University of Chicago Press. hlm. 26. ISBN 978-0-226-78976-7. 
  131. ^ Tarlo, Emma (1996). Clothing Matters: Dress and Identity in India. Chicago and London: University of Chicago Press. hlm. 26–28. ISBN 978-0-226-78976-7. 
  132. ^ a b "Defining our food culture". Kathmandu Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 December 2019. 
  133. ^ D Balasubramanian (16 October 2008). "Potato: historically important vegetable". The Hindu. Chennai, India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2012. Diakses tanggal 26 June 2012. 
  134. ^ Sen, Colleen Taylor (2014). Feasts and Fasts: A History of Food in India. Reaktion Books. hlm. 164–165. ISBN 978-1-78023-391-8. 
  135. ^ Pathak, Jyoti (2007). Taste of Nepal (dalam bahasa Inggris). Hippocrene Books. ISBN 978-0-7818-1121-7. 
  136. ^ a b "It's official: Volleyball is the national sport of Nepal". Online Khabar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 29 July 2019. 
  137. ^ a b c "More than just child's play". The Himalayan Times (dalam bahasa Inggris). 25 February 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  138. ^ "Nepal's' 'national sport' we never had: Five things you didn't know about dandi-biyo". Online Khabar (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  139. ^ Republica. "Dandi Biyo Championship in Dhading". Republica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  140. ^ "Nepal announces 12-member men's kabaddi squad for Asian Games 2018". Sportskeeda (dalam bahasa Inggris). 6 August 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  141. ^ Jin, L.Y.; Nievergelt, J. (2009). Albert, Michael H; Nowakowski, Richard J, ed. "Tiger and goats is a draw" (PDF). Games of No Chance. MSRI Publications. 56: 163–176. doi:10.1017/CBO9780511807251.008. ISBN 9780511807251. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  142. ^ Iida, Hiroyuki; Agarwal, Sakshi (1 October 2018). "Analyzing Thousand Years Old Game Tigers and Goats is Still Alive". Asia-Pacific Journal of Information Technology and Multimedia. 7 (2). Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019 – via UKM e-Journal System. 
  143. ^ "KUNA : Carrom... Traditional game widely loved in Gulf region – Society – 16/08/2018". Kuwait News Agency. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  144. ^ "Football at the heart of the Himalayas". FIFA. 5 March 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2014. Diakses tanggal 17 February 2013. 
  145. ^ "Saff Championship: Nepal eye historic final". The Kathmandu Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  146. ^ "Nepal crash out of SAFF C'ship after 3–0 defeat to Maldives". The Himalayan Times. 12 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  147. ^ "The FIFA/Coca-Cola World Ranking – Ranking Table". FIFA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  148. ^ "Nepal make cricket history after securing ODI status". The Week (UK). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 June 2018. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  149. ^ "'Biggest day in Nepal cricket history' – Khadka". ESPNcricinfo. 15 March 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 March 2018. Diakses tanggal 16 March 2018. 
  150. ^ "ICC Ranking for ODI teams International Cricket Council". ICC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 March 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  151. ^ "ICC Ranking for T20 teams International Cricket Council". ICC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 March 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  152. ^ "Current priorities of sports: Hosting SAG, winning medals". The Rising Nepal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  153. ^ a b c Shah, Rajan. "Will she quench Nepal's thirst for Olympic medals?". Republica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 29 July 2019. 
  154. ^ "Malik overall winner, Afghanistan bag team c'ship". The Himalayan Times. 21 July 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  155. ^ "Cricket, football dominate nominations". The Himalayan Times. 26 June 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 22 July 2019. 
  156. ^ "Blind cricketers' horrible journey to WC". The Himalayan Times. 22 January 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  157. ^ "Nepal defeat Pakistan, seal women's blind cricket series". The Himalayan Times. 4 February 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2019. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  158. ^ Katwal, Prabin Bikram. "Renovation of Dasharath Stadium takes forever, hurts nation's football". Republica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2019. Diakses tanggal 29 July 2019. 

Bacaan tambahan

  • Barbara Crossette. 1995. So Close to Heaven: The Vanishing Buddhist Kingdoms of the Himalayas. New York: Vintage. (ISBN 0679743634)
  • Bista, Dor Bahadur. The Peoples of Nepal
  • Peter Matthiessen.1993, "The Snow Leopard".(ISBN 0-00-272025-6)
  • Joe Simpson. 1997. "Storms of Silence"
  • Samrat Upadhyay. 2001. "Arresting God in Kathmandu"
  • Joseph R. Pietri.2001. "The King of Nepal"
  • Maurice Herzog 1951. "Annapurna"
  • Dervla Murphy.1967. "The Waiting Land"
  • Jon Kraukauer.1997. "Into Thin Air"
  • Indra Majupuria.1996. "Nepalese Women". (ISBN 974-89675-6-5)
  • Dor Bahadur Bista.1996. "People of Nepal". Kathmandu.
  • Eva Kipp.1995. "Bending Bamboo Changing Winds". (ISBN 81-7303-037-5)
  • Broughton Coburn.1982/1991. "Nepali Ama". (ISBN 0-918373-74-3)
  • Rishikesh Shaha.2001. "Modern Nepal: A Political History". (ISBN 8173044031)
  • International Institute for Strategic Studies (15 February 2019). The Military Balance 2019. London: Routledge. ISBN 9781857439885. 

Pranala luar