Kabupaten Dairi

kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia

2°53′N 98°15′E / 2.883°N 98.250°E / 2.883; 98.250

Kabupaten Dairi
Transkripsi bahasa daerah
 • Surat Batakᯑᯤᯒᯪ
Dari kiri ke kanan: Gapura Selamat datang Kabupaten Dairi, dan Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang, Dairi
Lambang resmi Kabupaten Dairi
Peta
Peta
Kabupaten Dairi di Sumatra
Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi
Peta
Kabupaten Dairi di Indonesia
Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi (Indonesia)
Koordinat: 2°52′00″N 98°14′00″E / 2.86667°N 98.23333°E / 2.86667; 98.23333
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
Tanggal berdiri23 September 1964
Dasar hukumUU No. 15 Tahun 1964
Hari jadi1 Oktober 1947; 77 tahun lalu (1947-10-01)
Ibu kotaSidikalang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 15
  • Kelurahan: 8
  • Desa: 161
Pemerintahan
 • BupatiEddy Keleng Ate Berutu
 • Wakil BupatiJimmy Andrea Lukita Sihombing [1]
 • Sekretaris DaerahBudianta Pinem[2]
 • Ketua DPRDSabam Sibarani
Luas
 • Total1.927,80 km2 (744,33 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2023)[3]
 • Total322.122
 • Kepadatan170/km2 (430/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 15,66% Islam
  • 0,10% Buddha
  • 0,01% Hindu
  • 0,14% Lainnya[4]
 • BahasaIndonesia (resmi), Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Karo
 • IPMKenaikan 75,18 (2023)
tinggi[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
222XX
Kode BPS
1210 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0627
Pelat kendaraanBB
Kode Kemendagri12.11 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 1.113.056.359.300,-
PADRp 101.426.328.300,-
DAURp 634.555.766.000,- (2020)
Situs webwww.dairikab.go.id


Kabupaten Dairi (Surat Batak: ᯑᯤᯒᯪ) adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota Dairi terletak di kecamatan Sidikalang.[6][7] Tahun 2003, kabupaten ini dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai hasil pemekaran, dengan dasar hukum Undang Undang Nomor 9 Tahun 2003, tanggal 25 Februari 2003. Kabupaten Dairi terkenal karena tumbuhan kopinya yang sangat melimpah.

Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69% dari luas provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat laut. Geografi kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 hingga 1.250 meter di atas permukaan laut, dengan 15 kecamatan. Jumlah penduduk kabupaten Dairi pertengahan tahun 2023 sebanyak 322.122 jiwa.[3] Dairi berbatasan langsung dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Tenggara di provinsi Aceh.

Sejarah

 
Salah satu ruas jalan di Sidikalang

Pada Masa Agresi 1 Berdasarkan surat Residen Tapanuli Nomor 1256 tanggal 12 September 1947, maka ditetapkanlah Hatian Paulus Manurung sebagai Kepala Daerah Tk. II pertama di Kabupaten Dairi yang berkedudukan di Sidikalang, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1947 (catatan: hari bersejarah ini berdasarkan kesepakatan pemerintah dan masyarakat kelak dikukuhkan sebagai hari jadi Kabupaten Dairi, melalui Keputusan DPRD Kab. Dati II Dairi Nomor 4/K-DPRD/1997 tanggal 26 April 1977). Paulus Manurung adalah seorang Ahli Hukum dari Medan, Ketua Pengadilan Tebing Tinggi, Pendidik, merupakan Bupati Pertama Kabupaten Dairi.

Pada Masa Sesudah Tahun 1960

Kabupaten Dairi didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Dairi, selanjutnya wilayahnya ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Wilayah Kecamatan di Kabupaten Dairi, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Penjabat Bupati Kepala Daerah Dairi pertama ditetapkan Rambio Muda Aritonang yang bertugas mempersiapkan pembentukan DPRD Dairi serta pemilihan Bupati definitif.

Pada kesempatan pertama Bupati Kepala Daerah Dairi terpilih dengan suara terbanyak adalah Mayor Raja Nembah Maha pada tanggal 2 Mei 1964. Sejak tahun 1999 sampai dengan 2009 Kabupaten Dairi dipimpin oleh Bupati Dr. Master Parulian Tumangger dan selanjutnya digantikan oleh wakilnya, Kanjeng Raden Adipati (KRA) Johnny Sitohang Adinegoro. Kanjeng Raden Adipati (KRA) Johnny Sitohang Adinegoro dan Irwansyah Pasi, S.H. menjadi Bupati dan Wakil Bupati Dairi periode 2009-2014.

Geografi

Batas wilayah

Utara Kabupaten Karo
Timur Kabupaten Samosir dan Danau Toba
Selatan Kabupaten Pakpak Bharat
Barat Kabupaten Aceh Tenggara dan Kota Subulussalam (Provinsi Aceh)

Pemerintahan

Bupati

 
Kantor Bupati Dairi

Bupati Dairi adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Dairi. Bupati Dairi bertanggungjawab kepada Gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Dairi ialah Eddy Keleng Ate Berutu, dengan wakil bupati Jimmy Andrea Lukita Sihombing.

Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Dairi 2018. Eddy Berutu merupakan bupati Dairi ke-20 setelah kabupaten ini didirikan. Sementara Jimmy Sihombing menjadi wakil bupati Dairi diusia yang masih muda, dilantik ketika ia masih berusia 27 tahun. Mereka dilantik oleh gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, pada 24 April 2019 di Kota Medan.[8]

Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Bupati
  Eddy Keleng Ate Berutu 24 April 2019 petahana 12
(2018)
  Jimmy Andrea Lukita Sihombing

Dewan Perwakilan

 
Kantor DPRD Kabupaten Dairi

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Dairi dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[9] 2019–2024[10] 2024–2029
PKB 0   1   0
Gerindra 4   3   4
PDI-P 4   5   7
Golkar 11   9   9
NasDem 3   4   3
PKS 1   1   1
Hanura 5   4   2
PAN 4   1   0
Demokrat 2   5   6
PSI (baru) 0   2
Perindo (baru) 2   1
PKPI 1   0
Jumlah Anggota 35   35   35
Jumlah Partai 9   10   9

Kecamatan

 
Suasana jalanan di Sidiangkat, Sidikalang.
 
Pembagian kecamatan di Dairi

Wilayah Kabupaten Dairi terbagi menjadi 15 kecamatan.[11] Nama-nama kecamatannya yaitu:[12]

Demografi

Suku bangsa dan Bahasa

 
Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang Dairi, berbentuk Sapo Jojong, rumah adat Pakpak di Sidikalang, Dairi.

Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Dairi adalah suku Batak Pakpak. Dan suku lain umumnya adalah suku Batak Toba, Karo, dan pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Tionghoa, Aceh, Minangkabau dan lainnya. Bahasa yang digunakan selain bahasa nasional bahasa Indonesia adalah bahasa Batak Toba, Pakpak, dan Karo.

Suku Pakpak terbagi menjadi 5 suak berdasarkan wilayah persebarannya. Kelima puak tersebut adalah:[13]

  • Suak Simsim. Mereka adalah orang Pakpak yang menetap dan memiliki hak ulayat di daerah Simsim. Marga-marga yang termasuk ke golongan ini adalah marga Berutu, Sinamo, Padang, Solin, Banurea, Boang Manalu, Cibro, Sitakar, dan lain-lain. Dan kelompok ini menyebar di seluruh wilayah kabupaten Dairi.
  • Suak Keppas. Mereka adalah orang Pakpak yang tinggal dan memakai berdialek Keppas. Marga-marga yang masuk ke golongan ini adalah marga Ujung, Bintang, Bako, Maha, dan lain-lain. Wilayah kecamatan utamanya ada di kecamatan Sidikalang, Silima Pungga-pungga, Tanah Pinem, dan kecamatan Sitinjo.
  • Suak Pegagan. Mereka adalah orang Pakpak yang berasal dan memakai berdialek Pegagan. Marga-marga yang termasuk ke golongan ini adalah marga Lingga, Mataniari, Maibang, Manik, Siketang, dan lain-lain. Mereka banyak bermukim di Kecamatan Sumbul, Pegagan Hilir, dan Kecamatan Tigalingga di Kabupaten Dairi.
  • Suak Kelasen. Mereka adalah orang Pakpak yang bermukim di daerah Kelasen, yaitu di sekitar perbatasan Kabupaten Dairi dan sebagian Kabupaten Humbang Hasundutan, khususnya kecamatan Parlilitan dan Pakkat. Marga-marga yang masuk dalam golongan ini adalah marga Tumangger, Siketang, Tinambunan, Anak Ampun, Kesogihen (Hasugian), Maharaja, Meka, Berasa, dan lain-lain.
  • Suak Boang. Mereka adalah orang Pakpak yang menyebar di sekitar Kabupaten Aceh Singkil, dan sebagian di kabupaten Dairi. Mereka menuturkan bahasa Pakpak dengan dialek Boang. Marga-marga yang termasuk suak Boang adalah marga Sambo, Penarik, dan Saraan.

Agama

 
GKPPD Tinada, sebuah gereja Protestan berbahasa Pakpak Dairi.

Pada tahun 2021, jumlah penduduk kabupaten Dairi sebanyak 318.616 jiwa. Berdasarkan agama yang dianut, mayoritas penduduk kabupaten Dairi memeluk agama Kekristenan. Adapun persentasi penduduk kabupaten Dairi menurut agama yang dianut adalah Kristen 84,09%, dimana Protestan 72,80% dan Katolik 11,29%. Sebagian lagi memeluk agama Islam 15,66%, kemudian Buddha 0,10%, Hindu 0,01% dan Lainnya 0,14%.[4] Untuk rumah ibadah, terdapat 963 gereja Protestan, 147 gereja Katolik, 143 masjid, 1 vihara dan 1 pura.[4]

Kuliner

Salah satu produk kuliner paling terkenal dari kabupaten Dairi adalah Kopi Sidikalang. Kopi Sidikalang sudah populer bagi pecinta kopi, baik masyarakat Indonesia bahkan dunia.[14] Data dari Badan Pusat Statistik kabupaten Dairi 2021, luas perkebunan kopi di kabupaten Dairi mencapai 13.190 hektar untuk tahun 2020. Penghasilan perkebunan kopi juga merupakan yang tertinggi dibanding perkebunan lainnya seperti karet, kakao, dan kelapa, dan tahun 2020 menghasil 10.188 ton.[4]

Pariwisata

Objek Wisata

 
Miniatur Salib Golgota di Taman Wisata Iman Dairi.

Beberapa wisata yang ada di kabupaten Dairi, diantaranya;[15]

Referensi

  1. ^ "Bupati Dan Wakil Bupati Dairi". dairikab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-28. Diakses tanggal 23 September 2021. 
  2. ^ "Budianta Pinem Jadi Sekda Dairi, Bupati Eddy Berutu Ingatkan Pejabat Pengayom Dan Bertanggungjawab Dalam Kerja". portal.dairikab.go.id. Diakses tanggal 2 Maret 2022. 
  3. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 1 September 2023. 
  4. ^ a b c d "Kabupaten Dairi Dalam Angka 2021" (pdf). Badan Pusat Statistik Indonesia. hlm. 8, 156, 234. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-20. Diakses tanggal 23 September 2021. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sumut.bps.go.id. Diakses tanggal 29 Desember 2023. 
  6. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Désémber 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  7. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  8. ^ Tumanggor, Abdi (24 April 2019). "Sosok Wakil Bupati Dairi yang Baru Dilantik, Usia Masih 27 Tahun dan Lajang, Anak Raja Napogos". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  9. ^ Perolehan Kursi DPRD Dairi Periode 2014-2019
  10. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Dairi 2019-2024
  11. ^ Sagala, S. D. D., dan Lumbangaol. W. R. (2022). Kabupaten Dairi Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Dairi. hlm. 23. 
  12. ^ Sagala, S. D. D., dkk, (2023). Kabupaten Dairi Dalam Angka 2023. BPS Kabupaten Dairi. hlm. 6. ISSN 2354-578X. 
  13. ^ Akhyar, Aqmarul (30 Juli 2020). Juang Naibaho, ed. "TRIBUN-MEDAN-WIKI: Mengenal Suku Pakpak Asal Sumut". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-25. Diakses tanggal 23 September 2021. 
  14. ^ "Kopi Sidikalang dari Dairi, Primadonanya Kopi di Sumatera". visitdairi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-15. Diakses tanggal 23 September 2021. 
  15. ^ "Visit Dairi". visitdairi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-15. Diakses tanggal 23 September 2021. 

Lihat pula

Pranala luar